Anda di halaman 1dari 10

Nama : ORYN FAZILLAH

NIM : 21129451

Sesi : 0170

Jurusan : PGSD

Mata kuliah : Psikologi Pendidikan

PERANAN KREATIVITAS DALAM BELAJAR

A. Pengertian kreativitas
Kreatif adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru berupa gagasan
maupun karya nyata yang belum pernah ada, dalam bentuk baru maupun kombinasi dengan hal-
hal tersedia, seperti dikutip dari Pengelolaan Pembelajaran Teoretis dan Praktis oleh Saifuddin,
M.Ag.
Menurut Para Ahli :
1. James J. Gallagher (1985)
“Creativity is a mental process by which an individual creates new ideas or products, or
recombines existing ideas and product, in fashion that is novel to him or her.”
Pengertian kreativitas adalah suatu proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan
atau produk baru, atau mengombinasikan antara keduanya yang pada akhirnya akan melekat
pada dirinya.

2. Widayatun
Pengertian kreativitas adalah kemampuan memecahkan masalah yang memberikan
individu mampu menciptakan ide-ide asli atau adaptif fungsi kegunaannya secara penuh untuk
berkembang.

3. Chaplin (1989)
Pengertian kreativitas adalah kemampuan menghasilkan bentuk baru menggunakan
metode-metode baru.
4. Clarkl Monstakis (dalam Munandar, 1995)
Pengertian kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan
identitas individu dalam bentuk terpadu antara hubungan diri sendiri, alam, dan orang lain.

5. James R. Evans
Pengertian kreativitas adalah keterampialn menentukan pertalian baru dengan melihat
subjek perspektif baru dan membentuk kombinasi-kombinasi baru dari dua atau lebih konsep
dalam pikiran.

6. Semiawan (1997)
Pengertian kreativitas adalah kemampuan untuk memberikan gagasan baru dan
menerapkannya dalam pemecahan masalah.

7. Santrock
Pengertian kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk memikirkan sesuatu dengan
cara baru dan tidak biasa serta mendapatkan solusi-solusi yang unik.

8. Supriadi (1994)
Pengertian kreativitas adalah kemampuan seseorang melahirkan sesuatu yang baru, baik
berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada.

9. Csikzentmihalyi (dalam Munandar, 1995)


Pengertian kreativitas adalah sebagai produk berkaitan dengan penemuan sesuatu,
memproduksi sesuatu yang baru, daripada akumulasi keterampilan atau berlatih pengetahuan dan
mempelajari buku.

10. Munandar
Pengertian kreativitas adalah kemampuan mengombinasikan. memecah masalah, dan
cerminan dari kemampuan operasional anak kreatif.
B. Ciri-ciri individu yang kreatif
1. Energetik tapi focus
Seorang kreatif umumnya gak malas-malasan jika sudah ketemu dengan pekerjaan yang
menarik bagi mereka. Mereka bisa berjam-jam melakukan hal yang menurut mereka menarik
dan sepanjang waktu tersebut mereka tetap fokus dan antusias.

2. Pintar tapi naïf


Seseorang dengan kecerdasan tinggi belum tentu punya sifat kreatif. Namun, jika ia
memiliki sifat naif, seorang kreatif yang cerdas mampu menghasilkan sesuatu yang tak
terpikirkan orang lain sebelumnya.

3. Playful tapi disiplin


Kedua sifat ini memang bertolak belakang, tapi kenyataannya orang kreatif percaya bahwa
kreativitas tinggi membutuhkan kombinasi kerja keras dan melakukan hal-hal yang
menyenangkan. Istilahnya work hard, play hard!

4. Realistis tapi imajinatif


Ternyata, orang yang imajinatif belum tentu kreatif. Mungkin mereka bisa terbenam dalam
imajinasi, tapi apa artinya jika imajinasi itu gak bisa diubah jadi kenyataan? Sifat realistis perlu
sebagai penyeimbang.

5. Paduan ekstrovert dan introvert


Loh, kok bisa? Yup, orang kreatif bisa punya sisi ekstrovert, misalnya berinteraksi dengan
orang lain untuk memunculkan inspirasi. Lalu, mereka bisa berdiam diri sebagai orang introvert,
untuk mengeksplorasi inspirasi dan mengubahnya jadi sesuatu yang kreatif.

6. Bangga tapi rendah hati


Bangga dengan pencapaian boleh-boleh saja, tapi orang kreatif gak membenamkan diri
kepada kebanggaan berlebihan. Mereka punya respect pada orang lain yang pernah berhasil di
bidang yang sama.
7. Maskulin tapi feminine
Wanita kreatif umumnya punya sifat maskulin, yaitu kecenderungan untuk lebih dominan
dari wanita lain. Sementara, pria kreatif umumnya punya sifat feminin, yaitu kurang agresif
dibanding pria lain dan cenderung lebih sensitif.

8. Konservatif tapi memberontak


Untuk memunculkan ide yang kreatif, kita harus berpikir out of the box. Namun, meski
orang kreatif bisa agak-agak rebel, ia juga mestinya bisa bersikap konservatif dengan
menghargai dan menerima masa lalu sambil mencari solusi baru.

9. Cinta hasil kerja boleh, asal tetap objektif


Dengan semangat tinggi, wajar jika orang kreatif menikmati pekerjaan mereka dan hasil
yang mereka capai. Namun, mereka juga harus bersikap objektif dengan kritis terhadap hasil
kerja mereka, untuk mencapai hasil lebih baik di masa depan.

10. Sensitif sambil berpikir positif


Daripada orang lain, seseorang dengan kreativitas tinggi cenderung sensitif dan lebih
terbuka. Ini bisa jadi masalah, sebab ide-ide baru kerap mendapat kritik dari orang lain. Meski
punya sifat sensitif, seorang kreatif harus cukup kuat menghadapi kritik, dengan selalu berpikir
positif.

C. Tahapan proses kreatif


1. Persiapan : Tahap pertama ini adalah tentang mengumpulkan informasi. Ini adalah tahap
dimana Anda melakukan riset dan berempati dengan pengguna untuk memahami masalah dan
kebutuhan pengguna Anda. Beberapa orang berpikir bahwa ide kreatif hanya muncul dari ruang
hampa, tetapi ide kreatif selalu merupakan solusi pada suatu masalah atau kebutuhan. Pada tahap
ini, Anda juga menggunakan berbagai metode untuk membuat ide untuk membantu Anda
memahami, menyerang, dan membangun desain dan ide kreatif Anda dari sudut yang berbeda.
Anda memprovokasi pemikiran Anda untuk lebih memahami masalah desain Anda, ide Anda
dan ruang desain Anda.
2. Inkubasi : Pada tahap ini, Anda mengambil langkah mundur dari masalah itu dan biarkan
pikiran Anda mengembara untuk merenungkan dan menyelesaikan masalah itu. Anda
memelihara proses pemikiran bawah sadar Anda, sebagai contoh, dengan tetap terbuka untuk ide
yang datang kepada Anda ketika Anda sedang mencuci piring atau pergi jalan - jalan. Anda
membuka pikiran Anda kepada semua ide - bahkan ide gila sekalipun.
3. Iluminasi : Ini adalah tahap ketiga. Tahap ini pada dasarnya menggambarkan momen
“eureka!” atau “aha” klasik dari sebuah wawasan. Tetapi, faktanya bahwa iluminasi mempunyai
satu tahapan tersendiri menunjukkan bahwa itu pada dasarnya tidak hanya sebuah momen
wawasan dan membantu Anda mengerti bahwa itu adalah sesuatu yang Anda bisa - dan harus -
kerjakan untuk Anda capai. Tahap ketiga adalah apa yang kebanyakan orang pikir sebagai
karakteristik klasik dari seseorang yang kreatif, tetapi kreativitas adalah proses dimana bahkan
orang yang terlihat tidak mempunyai imajinasi dapat belajar untuk mengelolanya dan
mengembangkannya.
4.Verifikasi / Implementasi : Pada tahap empat, Anda membangun solusi. Anda
mengevaluasi, analisa dan membangun gagasan Anda. Lalu Anda poles itu untuk memastikan
gagasan itu berguna dan baru. Pada tahap ini, Anda biasanya akan memilih prototipe dan
mencoba gagasan Anda untuk mengetahui apakah hal itu memenuhi kebutuhan pengguna seperti
yang Anda perlukan pada tahap persiapan.

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kreativitas


1. Faktor Internal
merupakan faktor yang berasal dari dalam diri anak yang dapat mempengaruhi
kreativitasnya yaitu:
Pertama, Faktor biologis yaitu perkembangan kreativitas anak dipengaruhi oleh gen yang
diwarisi oleh kedua orang tuanya. Selain menghasilkan kesamaan fisik, genetik juga dapat
menghasilkan ciri-ciri psikologis seperti bakat dan kecerdasan. Bakat dan kecerdasan diyakini
dapat mempengaruhi kreativitas anak. Biasanya anak yang berbakat dan memiliki kecerdasan
tinggi akan menujukkan kreativitas yang baik dibandingkan anak yang tidak berbakat dan
memiliki kecerdasan rendah.
kedua, Faktor fisiologis. Kesehatan memiliki pengaruh terhadap perkembangan kreativitas
anak. Sehat dan aktifnya indera pada anakanak akan berpengaruh pada perilaku dan suasana
hatinya. Hal ini menunjukkan bahwa anak yang sehat akan menunjukkan kreativitas yang lebih
baik dan sebaliknya jika anak mengalami kesehatan yang buruk dan kondisi tidak sehat
disebabkan karena penyakit atau kecelakaan dapat menghambatnya perkembangan
kreativitasnya.

2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari lingkungan anak yang dapat
mempengaruhi perkembangan kreativitasnya yaitu:
Pertama, Lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama dan
utama yang mempunyai peran penting dalam mendidik anak. Pola asuh yang diterapkan orang
tua sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Pola asuh otoriter orang tua yang
mengekang kebebasan anak untuk mengembangkan dirinya secara utuh seperti melarang anak
bermain, serba membatasi, dan memaksa anak untuk menuruti perintah orang tua justru akan
menjadikan anak kurang memiliki inisiatif dan tidak percaya diri sehingga dapat menghambat
kreativitasnya. Sebaliknya, jika seorang anak dibiasakan dengan pola asuh yang demokratis
dengan suasana keluarga yang terbuka, saling menghargai, mendengarkan pendapat, dan
memberikan kesempatan yang luas kepada anak untuk melakukan kegiatan sesuai dengan
minatnya maka anak akan tumbuh menjadi sosok yang kreatif, terbuka, penuh inisiatif dan
percaya diri.
kedua, Lingkungan sekolah. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan terpenting setelah di
keluarga. Di sinilah pertama kalinya anak mengenal dunia luar dengan ruang lingkup yang lebih
besar dari rumahnya. Lingkungan sekolah ini tentunya lebih beragam dan kompleks. Segala
sesuatu yang ada di lingkungan sekolah dapat mempengaruhi kreativitas anak, seperti guru
dengan segala potensinya, banyaknya teman sebaya, sistem pembelajaran, serta sarana dan
prasarana yang ada di sekolah.
Di sekolah anak banyak memperoleh kesempatan untuk belajar, bermain, dan berinteraksi
dengan lingkungannya, sehingga proses inilah yang dapat mempengaruhi tumbuh dan
berkembangnya kreativitas anak. Proses pendidikan di sekolah tentunya tidak terlepas dari
peranan guru, jadi stimulasi yang diberikan guru juga dapat mempengaruhi perkembangan
kreativitas anak. Contohnya, apabila guru menyajikan kegiatan yang menarik dan menyenangkan
serta memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan kegiatan sesuai dengan keinginannya,
maka pada saat itu anak memiliki peluang untuk mengekspresikan ide-idenya sehingga dapat
memupuk potensi kreatif mereka.
Selain itu, perilaku yang ditampilkan teman sebaya dapat mempengaruhi kreativitas anak,
apabila teman sebaya menunjukkan sikap memusuhi akan menghambat kreativitasnya. Dan
sebaliknya, apabila teman sebaya menunjukkan sikap bersahabat maka anak akan memperoleh
rasa aman dan memulai segala aktivitas dengan perasaan menyenangkan sehingga dapat memicu
tumbuhnya kreativitas anak.
Selanjutnya, pembelajaran di sekolah juga memiliki andil dalam menentukan pengembangan
kreativitas anak. Dunia anak adalah dunia bermain. Belajar melalui bermain memberikan wadah
dan kesempatan yang luas pada anak untuk bereksplorasi memenuhi rasa keingintahuannya, anak
dapat bereksperimen dengan ide-idenya baik menggunakan alat permainan ataupun
menggunakan media yang lain untuk menciptakan suatu karya sesuai dengan keinginannya.
Perkembangan kreativitas juga dapat dilihat pada saat anak bermain dengan memanfaatkan
atau menggunakan berbagai bahan dan alat permainan. Dengan demikian, tersedianya berbagai
sarana bermain juga turut mempengaruhi perkembangan kreativitas anak, terutama sarana
bermain yang dapat diubah, dimodifikasi, maupun dibentuk oleh sehingga dapat mengasah
pikirannya dalam berkreativitas.
ketiga, Lingkungan masyarakat. Faktor budaya, kebiasaan, agama, dan keadaan demografi
yang ada pada suatu masyarakat diakui atau tidak memiliki pengaruh dalam perkembangan
kreativitas anak. Misalnya anak yang tinggal di kota perkembangan kreativitasnya akan berbeda
dengan anak yang tinggal di desa.
Berdasarkan faktor-faktor di atas, ternyata lingkungan merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi perkembangan kreativitas pada anak. Anak akan mampu mengembangkan
kreativitasnya dengan dukungan atau dorongan dari lingkungannya. Dalam hal ini lingkungan
yang dimaksud adalah lingkungan sekolah. Melalui stimulasi yang diberikan guru serta
penyediaan sarana dan prasarana, memberikan kesempatan pada anak untuk aktif
mengembangkan dirinya secara utuh menjadi sosok yang kreatif.

E. Upaya pendidik dalam mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses


pembelajaran
1. Berikan tugas kerajinan tangan
Tidak bisa dipungkiri memang, memberikan siswa tugas kerajinan tangan merupakan salah
satu cara paling ampuh yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kreativitas siswa. Menariknya
kerajinan tangan bisa diaplikasikan untuk semua mata pelajaran, bahkan untuk mata pelajaran
Matematika atau Sejarah sekalipun.
Caranya juga sederhana banget kok, misalnya saja untuk pelajaran Matematika, guru bisa
meminta siswa membuat kerajinan tangan dengan menuliskan rumus di buku gambar atau kertas
berwarna. Setelah itu minta siswa untuk menghias rumus tersebut dengan semenarik mungkin.
Agar hasilnya lebih maksimal, minta siswa melakukan tugas kerajinan tangan ini sendiri tanpa
kerja sama dengan teman.

2. Berikan apresiasi dan saran atas tugas kerajinan tangan yang dilakukan siswa
Setelah siswa berhasil melakukan kerajinan tangan, alangkah baiknya guru memberikan
apresiasi dan saran atas tugas yang telah diselesaikan. Meskipun pada dasarnya kerajinan tangan
adalah seni dan dalam seni tidak ada yang benar atau salah, tidak ada salahnya jika guru
memberikan saran yang bisa semakin memicu kreativitas siswa. Misalnya saja jika siswa masih
kurang berani menggunakan banyak warna, sarankan siswa untuk sesekali menggunakan lebih
banyak warna dalam tugas yang dikerjakan. Selain itu, minta siswa untuk menjelaskan alasan
pemilihan warna atau medium yang digunakan untuk mengerjakan suatu tugas.
Jangan lupa juga untuk memberikan apresiasi kecil yang bisa bermakna untuk siswa.
Misalnya saja mengucapkan terima kasih dan selamat karena mengerjakan tugas, atau berikan
siswa hadiah kecil seperti stiker atau cokelat. Karena hal sederhana inilah yang kadang justru
bisa semakin memicu pikiran kreatif siswa.

3. Gunakan media pembelajaran video


Media pembelajaran dengan video juga merupakan salah satu cara untuk memicu
kreativitas siswa yang tidak boleh terlewatkan. Karena selain memudahkan siswa untuk
memahami materi pelajaran, melakukan proses mengajar dengan menggunakan video juga akan
sangat memicu kreativitas siswa. Menariknya lagi, media pembelajaran dengan menggunakan
video sangat cocok digunakan untuk semua mata pelajaran, khususnya Sejarah dan Geografi.

4. Biasakan siswa untuk memberikan pendapat


Selain bermanfaat untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa, membiasakan siswa untuk
bertanya atau memberikan pendapat juga sangat bermanfaat untuk meningkatkan kreativitas
siswa. Karena saat diminta untuk memberikan pendapat, maka siswa secara tidak langsung akan
berpikir kreatif tentang bagaimana cara menyampaikan pendapat dengan baik.
Bila perlu, sesekali guru juga bisa meminta siswa untuk menjelaskan materi pelajaran yang
sebelumnya telah diajarkan. Agar siswa semakin terpacu untuk memberikan pendapat, guru juga
bisa memberikan apresiasi kecil untuk siswa yang telah berani mengutarakan pendapatnya.
Misalnya dengan memberikan stiker bintang atau cokelat.

5. Berikan tugas kerja kelompok secara rutin


Tugas kelompok mungkin merupakan salah satu kegiatan yang paling digemari siswa.
Karena saat kerja kelompok siswa bisa dengan bebas ngobrol sambil belajar dengan teman.
Menariknya lagi belajar kelompok juga bermanfaat untuk meningkatkan kreativitas siswa.
Karena saat kerja kelompok setiap anggota tim biasanya diberikan kesempatan untuk
mengemukakan ide atau gagasan untuk mengerjakan tugas. Hal inilah yang bisa bermanfaat
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Karena saat mendengarkan pendapat dari
siswa lain, pikiran siswa secara tidak langsung akan terpicu untuk mengeluarkan ide-ide baru.
Agar kerja kelompok terasa lebih maksimal, batasi jumlah siswa dalam satu kelompok
maksimal 4 atau 5 orang saja ya. Karena jika terlalu banyak hasil kerja kelompok siswa menjadi
tidak maksimal.

6. Buat mind mapping


Mind mapping adalah metode belajar yang dilakukan dengan cara memetakan informasi
dalam bentuk grafis atau gambar. Saat membuat mind mapping siswa bisa dengan bebas
membuat gambar apapun dan menggunakan warna apapun yang disukai untuk memahami suatu
materi pelajaran. Namun, pastikan siswa benar-benar paham dengan mind mapping yang dibuat
ya.
Menariknya lagi, mind mapping bisa diterapkan untuk hampir semua mata pelajaran. Beri
tahu siswa juga bahwa mind mapping yang di buat tidak harus dimengerti oleh semua orang.
Karena mind mapping memang ditujukan untuk diri sendiri, bukan orang lain. Untuk semakin
memicu kreativitas siswa, sesekali tidak ada salahnya juga jika sesekali guru meminta siswa
mempresentasikan mind mapping yang sudah dikerjakan.

Anda mungkin juga menyukai