Anda di halaman 1dari 7

PANCASILA 18

“Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila”

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PANCASILA


Dosen Pengampu : Neti Rahmayani, M.Pd

OLEH :
PAUL PRAHASTANTO ( 045301327)
JURUSAN D3 PERPAJAKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Teknologi pada saat ini sudah menjadi salah satu unsur yang tidak dapat dilepaskkan dari
kehidupan manusia. Teknologi menjadi sahabat bahkan menjadi makanan sehari-hari selain
dari makanan pokok. Setiap hari kita dihadapkan dengan teknolgi yang semakin maju
Perkembangan teknologi memberikan banyak efek baik bagi efek positif maupun efek
negatif. Pada umumnya perkembangan teknologi mempengaruhi gaya hidup dan juga
kebiasaan masyarakat pada umumnnya. Perkembangan tersebut juga mempengaruhi perilaku
manusia. Dengan globalisasi yang semakin pesat berkembang memberikan dampak yang
kurang baik kepada karakter anak muda pada saat ini. Beragam keluhan dan juga
permsalahan kini muncul di berbagai media informasi baik melalui media cetak dan juga
media sosial dan juga media-media lainnya. Perkembangan teknologi yang tidak dibarengi
dengan kesiapan karakter dari individu masing-masing. Penyalahgunaan teknologi
meningkatkan tingkat kejahatan yang didalamnya dipengaruhi oleh anak muda maupun
generasi muda Pada saat ini pemerintah sedang menekankan agar adanya revolusi mental
yang termasuk di dalamnya karakter generasi muda bangsa yang sudah mulai goyah oleh
perkembangan teknologi dan globalisasi. Banyak sekali kita menemui karakter yang tidak
sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa kita yakni nilai-nilai luhur Pancasila/ Pancasila sebagai
dasar negara yang menyatukan dan menjadi nilai pedoman mengenai bagaimana hidup
berbangsa dan bernegara seringkali pada belakangan ini mulai diabaikan. Oleh sebab itu
perlu adanya sebuah Pendidikan yang memfokuskan pengembangan karakter dan juga nilai-
nilai moral yang memiliki nilai dasar yakni Pancasila.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dari latar belakang yang sudah dipaparkan maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai
berikut
1. Bagaimana menerapkan Pendidikan karakter berbasis Pancasila di Negara Indonesia
1.3 TUJUAN
Dari rumusan masalah yang dipaparkan maka dapat disimpulkan tujuan artikel ini yakni
1. Untuk mengetahui cara seperti apa yang dapat dilakukan untuk menerapkan
Pendidikan karakter berbasis Pancasila
BAB II

KAJIAN PUSTAKA
Pancasila menjadi salah satu dasar negara yang memiliki urgensitas sangat tinggi menghadapi
permasalahan bangsa yang ada pada saat ini. Perkembangan teknologi membawa kita kearah
manusia yang individualis dan juga individu yang mudah dipengaruhi oleh berita-berita
bohong atau hoax. Perkembangan teknologi tidak selalu mengarah ke positif.
Penyalahgunaan teknologi sering sekali memberikan efek kepada perilaku maupun karakter
generasi muda yang menyebabkan disintegrasi bangsa. Berdasarkan laporan hasil survei
Badan Pusat Statistik di 181 Kabupaten/Kota, 34 Provinsi dengan melibatkan 12.056
responden sebanyak 89,4 % menyatakan penyebab permasalahan dan konflik sosial yang
terjadi tersebut dikarenakan kurangnya pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila
(Dailami, 2014:3). Perkembangan teknologi juga acap kali memberikan efek negatif melalui
tontonan yang disuguhkan kepada generasi muda semenjak kecil. Dewasa ini, fenomena
materialisme, pragmatisme, dan hedonisme makin menggejala dalam kehidupan
bermasyarakat. Paham-paham tersebut mengikis moralitas dan akhlak masyarakat, khususnya
generasi muda. Fenomena dekadensi moral tersebut terekspresikan dan tersosialisasikan
lewat tayangan berbagai media massa. Perhatikan tontonan-tontonan yang disuguhkan dalam
media siaran dewasa ini. Begitu banyak tontonan yang bukan hanya mengajarkan kekerasan,
melainkan juga perilaku tidak bermoral seperti pengkhianatan dan perilaku pergaulan bebas.
Bahkan, perilaku kekerasan juga acapkali disuguhkan dalam sinetron-sinetron yang notabene
menjadi tontonan keluarga. Sungguh ironis, tayangan yang memperlihatkan perilaku kurang
terpuji justru menjadi tontonan yang paling disenangi. Hasilnya sudah dapat ditebak, perilaku
menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat. Perkembangan teknologi juga
memberikan dampak negatif ke berbagai jenis kejahatan di Indonesia seperti halnya Narkoba.
Dilihat dari segi letak geografis, Indonesia merupakan negara yang strategis. Namun, letak
strategis tersebut tidak hanya memiliki dampak positif, tetapi juga memiliki dampak negatif.
Sebagai contoh, dampak negatif dari letak geografis, dilihat dari kacamata bandar narkoba,
Indonesia strategis dalam hal pemasaran obat-obatan terlarang. Tidak sedikit bandar narkoba
warga negara asing yang tertangkap membawa zat terlarang ke negeri ini. Namun sayangnya,
sanksi yang diberikan terkesan kurang tegas sehingga tidak menimbulkan efek jera.
Akibatnya, banyak generasi muda yang masa depannya suram karena kecanduan narkoba.
Dengan memperhatikan masalah tersebut, maka pendidikan Pancasila sangat penting untuk
diajarkan pada berbagai jenjang pendidikan, khususnya di perguruan tinggi. Urgensi
pendidikan Pancasila di perguruan tinggi, yaitu agar mahasiswa tidak tercerabut dari akar
budayanya sendiri dan agar mahasiswa memiliki pedoman atau kaidah penuntun dalam
berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari dengan berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
Selain itu, urgensi pendidikan Pancasila, yaitu dapat memperkokoh jiwa kebangsaan
mahasiswa sehingga menjadi dorongan pokok (leitmotive) dan bintang penunjuk jalan
(leitstar) (Abdulgani, 1979: 14). Urgensi pendidikan Pancasila bagi mahasiswa sebagai calon
pemegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa untuk berbagai bidang dan tingkatan, yaitu
agar tidak terpengaruh oleh paham-paham asing yang negatif. Dengan demikian, urgensi
pendidikan Pancasila untuk membangun karakter menurut Branson (1998), yaitu sebagai
pembentuk civic disposition yang dapat menjadi landasan untuk pengembangan civic
knowledge dan civic skills msyarakat

BAB III

Pembahasan
Pada saat ini seringkali kita dihadapkan pada pertanyaan apa urgensitas kita mempelajari
dan menerapkan pancasila dalam kehidupan kita sehari-hari?. Tentu pertanyaan tersebut
dating dari banyaknya anak muda maupun generasi muda pada saat ini yang memiliki
masalah karakter yang hampir kita temui diberbagai daerah di tanah air. Pendidikan Pancasila
terkhusus bagi generasi muda yang sedang berada di bangku perkuliahan seringkali
beranggapan bahwa pendndikan Pancasila kurang penting dikarenakan tidak memiliki kaitan
dengan program studi yang sedang diambil oleh mahasiswa tersebut. Namun apabila ditelisik
lebih jauh maka dapat dilihat bahwa Pendidikan Pancasila pada saat ini memiliki berbagai
relevansi di kehidupan bersosial dan kehidupan berbangsa dan bernegara. pendidikan
Pancasila sangat diperlukan untuk membentuk karakter manusia yang profesional dan
bermoral. Hal tersebut dikarenakan perubahan dan infiltrasi budaya asing yang bertubi-tubi
mendatangi masyarakat Indonesia bukan hanya terjadi dalam masalah pengetahuan dan
teknologi, melainkan juga berbagai aliran (mainstream) dalam berbagai kehidupan bangsa.
Oleh karena itu, pendidikan Pancasila diselenggarakan agar masyarakat tidak tercerabut dari
akar budaya yang menjadi identitas suatu bangsa dan sekaligus menjadi pembeda antara satu
bangsa dan bangsa lainnya. Selain itu nilai-nilai moral yang kini sudah sangat berkurang atau
sering dikenal dengan dekadensi moral yang terus melanda bangsa Indonesia yang ditandai
dengan mulai mengendurnya ketaatan masyarakat terhadap norma- 23 norma sosial yang
hidup dimasyarakat, menunjukkan pentingnya penanaman nilai-nilai ideologi melalui
pendidikan Pancasila. Dalam kehidupan politik, para elit politik (eksekutif dan legislatif)
mulai meninggalkan dan mengabaikan budaya politik yang santun, kurang menghormati
fatsoen politik dan kering dari jiwa kenegarawanan. Bahkan, banyak politikus yang terjerat
masalah korupsi yang sangat merugikan keuangan negara. Selain itu, penyalahgunaan
narkoba yang melibatkan generasi dari berbagai lapisan menggerus nilai-nilai moral anak
bangsa. Hal tersebut menunjukkan bahwa pendndikan Pancasila sangat dibutuhkan untuk
membangun karakter generasi muda bangsa Indonesia. Seperti yang diketahui bahwa
Pancasila sebagai ideologi sangat memiliki kemampuan yang sangat tinggi untuk membentuk
karakter generasi muda. Penddikan karakter tentu tidak hanya didapat di bangku sekolah
dasar hingga SMA saja namun di segala jenjang pendiidkan generasi muda bangsa kita.
Selain melalui Pendidikan Pancasila untuk generasi muda penting juga menerapkan atau
memberikan landasan bahwa Pancasila sebagai dasar dalam pengembangan teknologi dan
ilmu pengetahuan di tengah-tengah bangsa Indonesia yakni dengan pemahaman bahwa
pertama yakni setiap ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang dikembangkan di
Indonesia haruslah tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
setiap iptek yang dikembangkan di Indonesia harus menyertakan nilai 198 nilai Pancasila
sebagai faktor internal pengembangan iptek itu sendiri. Ketiga, bahwa nilai-nilai Pancasila
berperan sebagai rambu normatif bagi pengembangan iptek di Indonesia, artinya mampu
mengendalikan iptek agar tidak keluar dari cara berpikir dan cara bertindak bangsa Indonesia.
Keempat, bahwa setiap pengembangan iptek harus berakar dari budaya dan ideologi bangsa
Keempat pengertian Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu sebagaimana dikemukakan
di atas mengandung konsekuensi yang berbedabeda. Pengertian pertama bahwa iptek tidak
bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mengandung asumsi bahwa
iptek itu sendiri berkembang secara otonom, kemudian dalam perjalanannya dilakukan
adaptasi dengan nilai-nilai Pancasila. Pengertian kedua bahwa setiap iptek yang
dikembangkan di Indonesia harus menyertakan nilai-nilai Pancasila sebagai faktor internal
mengandaikan bahwa sejak awal pengembangan iptek sudah harus melibatkan nilai-nilai
Pancasila. Namun, keterlibatan nilai-nilai Pancasila ada dalam posisi tarik ulur, artinya
ilmuwan dapat mempertimbangkan sebatas yang mereka anggap layak untuk dilibatkan.
Pengertian ketiga bahwa nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu normatif bagi
pengembangan iptek mengasumsikan bahwa ada aturan main yang harus disepakati oleh para
ilmuwan sebelum ilmu itu dikembangkan. Namun, tidak ada jaminan bahwa aturan main itu
akan terus ditaati dalam perjalanan pengembangan iptek itu sendiri. Sebab ketika iptek terus
berkembang, aturan main seharusnya terus mengawal dan membayangi agar tidak terjadi
kesenjangan antara pengembangan iptek dan aturan main. Pengertian keempat yang
menempatkan bahwa setiap pengembangan iptek harus berakar dari budaya dan ideologi
bangsa Indonesia sendiri sebagai proses indegenisasi ilmu mengandaikan bahwa Pancasila
bukan hanya sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, tetapi sudah menjadi paradigma ilmu
yang berkembang di Indonesia. Untuk itu, diperlukan penjabaran yang lebih rinci dan
pembicaraan di kalangan intelektual Indonesia, sejauh mana nilainilai Pancasila selalu
menjadi bahan pertimbangan bagi keputusan-keputusan ilmiah yang diambil.Indonesia
sendiri atau yang lebih dikenal dengan istilah indegenisasi ilmu (mempribumian ilmu). Oleh
sebab itu Pancasila sebagai landasan etika pengembangan iptek dapat dirinci sebagai berikut.
(1) Pengembangan iptek terlebih yang menyangkut manusia haruslah selalu menghormati
martabat manusia, misalnya dalam rekayasa genetik; (2) iptek haruslah meningkatkan
kualitas hidup manusia, baik sekarang maupun di masa depan; (3) pengembangan iptek
hendaknya membantu pemekaran komunitas manusia, baik lokal, nasional maupun global (4)
iptek harus terbuka untuk masyarakat; lebih-lebih yang memiliki dampak langsung kepada
kondisi hidup masyarakat; (5) iptek hendaknya membantu penciptaan masyarakat yang
semakin lebih adil. Oleh sebab itu sangat penting bagi kita generasi muda untuk senantiasa
memberikan segala hal yang kita punya maupun kemampuan kita agar tetap memiliki
landasan yakni Pancasila.
BAB IV

KESIMPULAN
Pancasila selalu menjadi pedoman bangsa dan negara Indonesia dalam segala persoalan yang
ada di tengah-tengah bangsa Indonesia. Perkembangan teknologi tidak selalu memberikan
dampak negatif Ketika dapat digunakan dengan bijak dan juga sesuai dengan kalangan umur
dalam memperoleh informasi di dalam media dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
juga teknologi. Pada umumnya Pendidikan karakter perlu ditanamkan sejak dini melalui
lingkungan keluarga. Keluarga menjadi tonggak awal dari kepribadian seorang anak, dalam
perkembangan usia, anak sering sekali menirukan apa yang dilakukan oleh orangtuanya.
Sehingga tentu perlu memberikan contoh karakter yang baik yang berbasis Pancasila kepada
anak. Selain itu juga, Pendidikan karakter tentu harus didapat di masa Pendidikan dari TK
hingga masa perkuliahan. Hal tersebut berguna sebagai sarana dan media bahwa karakter
seorang anak harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yang ada di tengah-tengah bangsa
Indonesia. Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, artinya kelima sila Pancasila
merupakan pegangan dan pedoman dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Beberapa terminologi yang dikemukakan para pakar untuk menggambarkan peran Pancasila
sebagai rujukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, antara lain Pancasila
sebagai intellectual bastion (Sofian Effendi); Pancasila sebagai common denominator values
(Muladi); Pancasila sebagai paradigma ilmu. Pentingnya Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu bagi mahasiswa adalah untuk memperlihatkan peran Pancasila sebagai
rambu-rambu normatif bagi pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Selain itu,
pengembangan ilmu dan teknologi di Indonesia harus berakar pada budaya bangsa Indonesia
itu sendiri dan melibatkan partisipasi masyarakat luas. Pentingnya Pancasila sebagai dasar
nilai pengembangan ilmu, meliputi hal-hal sebagai berikut:
A. Perkembangan ilmu dan teknologi di Indonesia dewasa ini tidak berakar pada nilai-
nilai budaya bangsa Indonesia sendiri sehingga ilmu pengetahuan yang dikembangkan
di Indonesia sepenuhnya berorientasi pada Barat (western oriented).
B. Perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia lebih berorientasi pada kebutuhan
pasar sehingga prodi-prodi yang “laku keras” di perguruan tinggi Indonesia adalah
prodi-prodi yang terserap oleh pasar (dunia industri).
C. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia belum melibatkan
masyarakat luas sehingga hanya menyejahterakan kelompok elite yang
mengembangkan ilmu (scientist oriented).
Daftar Pustaka

Dr. Muhammad Idrus, M. (2022). PENDIDIKAN PANCASILA UNTUK PERGURUAN


TINGGI. Jalan Banjaran, Desa Banjaran RT 20 RW 10 Kecamatan Bojongsari:
EUREKA MEDIA AKSARA.
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA DI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN
KESEHATAN RI. (2020). Jakarta: Kementerian.
Paristiyanti Nurwardani, H. Y. (2016). BUKU AJAR MATA KULIAH WAJIB UMUM
PENDIDIKAN PANCASILA. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan
Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai