Anda di halaman 1dari 2

KONEKSI ANTAR MATERI

Mata Kuliah: Filosofi Pendidikan Indonesia

Nama : Nissa Audina


NIM : 2003220168
Prodi : Pendidikan Biologi

Kesimpulan:
Menurut KHD (Ki Hadjar Dewantara), pengajaran itu adalah bagian dari pendidikan.
Pengajaran memberikan ilmu untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan,
Pendidikan merupakan proses secara menyeluruh dan terdapat pengajaran di dalamnya untuk
memberikan tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki agar anak mampu mencapai
keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya sebagai manusia dan anggota masyarakat.
Dalam hal ini, peran pendidik ibarat seorang petani, anak-anak itu adalah benih yang ditanam.
Apabila ditempatkan di tanah yang subur dengan sinar matahari dan pengairan yang baik, maka
benih itu akan tumbuh dengan baik begitupula sebaliknya. Peran guru dalam proses
pembelajaran adalah menuntun, anak diberikan kebebasan namun pendidik sebagai "pamong"
memberikan tuntunan dan arahan.
KHD menjelaskan bahwa kodrat alam dan zaman berkaitan dengan proses pendidikan.
KHD mengatakan "Didiklah anak sesuai dengan tuntutan alam dan zamannya sendiri". Kodrat
alam yang dimaksud merupakan sifat dan bentuk lingkungan tempat siswa berada. Sedangkan,
kodrat zaman artinya isi dan irama, muatan atau konten yang diadopsi dan dipengaruhi oleh
faktor luar tetapi tetap disaring, dengan mengutamakan kearifan lokal, sosial budaya Indonesia,
dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan.
Kadangkala sebagai guru, kita hanya fokus mengajarkan penguasaan materi, tetapi lalai
mengajarkan peilaku-perilaku baik. Sedangkan, murid memerlukan tuntunan yang dapat
menumbuhkan budi pekertinya. Budi pekerti (watak) menurut KHD merupakan kemampuan
kodrat manusia atau individu yang berkaitan dengan bagian biologis dan berperan menentukan
karakter seseorang. Sehingga kita tahu, terdapat dua bagian dalam budi pekerti yaitu, 1) bagian
biologis (rasa) perasaan takut, cemas, tidak percaya diri, senang, sedih dan sebagainya dan 2)
bagian inteligible yaitu kemampuan kognitif atau berfikir menyerap pengetahuan. Menurut
KHD, budi pekerti dapat dibentuk dari keluarga yang merupakan laboratorium awal dan utama
untuk melatih budi pekerti anak. Di sekolah, guru/ pendidik juga membantu anak menemukan
budi pekertinya dengan proses pembelajaran yang sesuai.
Peran guru dalam menuntun yang saya fahami dari pemikiran KHD adalah mendidik anak
dengan memberikan arahan dan dorongan pada peserta didik agar dapat tumbuh dan berkembang
sesuai kodrat dan potensinya. Sebagai seorang guru, tidak hanya melihat hasil yang dikerjakan
peserta didik, tetapi juga perlu menilai proses dengan cara menuntun peserta didik dalam proses
belajarnya. Guru tidak bisa hanya melihat hasil yang dikerjakan oleh siswa, tetapi juga perlu
menilai prosesnya. Oleh karena itu, KHD mengenalkan sistem among: Ing ngarso sung tulodho
(di depan menjadi teladan), seorang guru memahami secara utuh mengenai apa yang dapat ia
lakukan untuk membantu muridnya. menjadi sosok teladan dalam budi pekerti dan tingkah laku.
Ing madya mangun karso (di tengah membangun kehendak), guru mampu membangun semangat
dan berperan sebagai narasumber serta penuntun bagi siswa. Tut wuri handayani (di belakang
memberi dorongan), guru memberikan saran dan rekomendasi dari hasil pengamatannya agar
murid mampu mengekspresikan daya, cipta, rasa, karsa, dan karyanya.

Pendidikan dan Nilai Sosial Budaya:

Pemahaman tentang peserta didik dan pembelajaran di kelas berubah setelah saya
mempelajari topik ini. Peserta didik yang saya fahami merupakan individu yang sedang mencari
jati dirinya melalui proses pembelajaran untuk mengasah atau memperkuat potensi dirinya menjadi
manusia dewasa yang mandiri. Pembelajaran di kelas merupakan usaha pendidik/ guru sebagai
orang dewasa yang membantu peserta didik dengan cara transfer ilmu pengetahuan dan
keterampilan untuk menguatkan potensi pada diri peserta didik. Namun, setelah saya mengenal
pemikiran-pemikiran yang dikemukakan KHD proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru
tidak sesederhana itu. Banyak sekali yang perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran terutama,
guru perlu memahami hakikat peserta didik dan perannya sebagai pendidik. KHD mengibaratkan
peran pendidik sebagai seorang petani, peserta didik adalah benih yang ditanam. Apabila
ditempatkan di tanah yang subur dengan sinar matahari dan pengairan yang baik, maka benih itu
akan tumbuh dengan baik begitupula sebaliknya.

Pendidikan di Indonesia erat kaitannya dengan nilai-nilai sosial dan budaya. Sebagai
bangsa dengan kekayaan budayanya yang beranekaragam, kemajuan pembangunan, ilmu
pengetahuan, dan teknologi mengalami pergeseran. Oleh karena itu, ranah Pendidikan yang
membentuk karakter manusia Indonesia berperan penting dalam menanamkan nilai sosial
budaya melalui proses pembelajaran. Proses pembelajaran dengan nilai sosial dan budaya di
dalamnya akan membentuk peserta didik yang berprilaku berdasarkan ilmu pengetahuan dan
memiliki peranan dalam masyarakat sesuai nilai sosial budayanya.

Sebagai seorang pendidik, saya memiliki peran dalam mengimplementasikan dasar-dasar


Pendidikan, filosofi, dan nilai-nilai KHD. Memaknai peran pendidik yang harus merawat benih-
benih agar dapat tumbuh dengan baik, saya berupaya menjadi pendidik yang menuntun segala
kekuatan kodrat anak-anak dengan proses pembelajaran yang memperhatikan kodrat alam dan
zaman serta di dalamnya terdapat nilai sosial budaya yang mencerminkan bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai