Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Komunitas


2.1.1      Pengertian Proses Keperawatan Masyarakat
Proses keperawatan adalah tindakan untuk menetapkan, merencanakan dan
melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk mencapai
dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin. Tindakan keperawatan tersebut di
laksanakan secara berurutan, terus- menerus, saling berkaitan dan dinamis.
Selanjutnya menetapkan langkah proses keperwatan sebagai proses pengumpulan
data, pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan (olf, Weitzel dan Fuerst, 1979). Jadi,
proses keperawatan komunitas adalah metode asuhan keperawatan yang bersifat
ilmiah, sistematis, dinamis,continue, dan berkesinambungan dalam rangka
memecahkan masalah kesehatan dari klien, keluarga, kelompok atau masyarakat yang
langkah- langkahnya di mulai dari Pengkajian  : pengumpulan data analisis data, dan
penetuan masalah. diagnosis keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan,
pelaksanaan dan evaluasi tindakan keperawatan dan kelompok khusus yang
memerlukan pelayananasuhan keperawatan (Wahit, 2005).

2.1.2 Langkah- langkah Proses Keperawatan


1. Pengkajian
Pengkiajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji secara lengkap dan sistematis terhadap
masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang di hadapi
oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut
permasalahan pada fisiologis, psikologis, social ekonomi, maupun spiritual dapat di
tentukan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat lima kegiatan yaitu: pengumpulan
data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan
masyrakat dan prioritas masalah.

1)      Pengumpulan Data
Dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah kesehatan pada
masyarakat sehingga dapat di tentukan tindakan yang harus di ambil utnuk mengatasi
masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, social, ekonomi dan
spiritual serta factor lingkungan yang mempengaruhinya.
Pengkajian yang di lakukan dalam pengumpulan data meliputi:
a)      Data Inti
(1)   Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di
komunitas dan studi komunikasi sejarah komunitas tersebut. Uraikan

9
10

termasuk data umum mengenai lokasi daerah binaan (yang di jadikan praktek
keperawatan komunitas), luas wilayah, iklim, type komunitas (masyarakat
rural/urban), keadaan demografi, struktur politik, distribusi kekuatan
komunitas dan pola perubahan komunitas.
(2)   Data Demografi
Kajilah data komunitas berdasarkan: usia, jenis kelamian, status perkawinan,
rasa tau suku, bahasa tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan, agama dan
komposis keluarga
(3)   Visual statistic
Jabarkan atau uraikan data tentang: angka kematian kasar atau CDR,
penyebeb kematian, angka pertambahan anggota, angka kelahiran.
(4)   Status Kesehatan Komunitas
Dapat di lihat dari biostatistik dan vital statistic antara lain: dari angka
mortalitas, mordibitas, IMR, MMR, akupan imunisasi. Selanjutnya status
kesehatan komunitas di kelompokan berdasarkan kelompok umur: bayi,
balita, usia sekolah, remaja dan lansia. Pada kelompok khusus di masyarakat:
ibu hamil pekerja industry kelompok penyakit kronis, penyakit menular
adapun data selanjutnya di jabarkan sebagai berikut: keluhan yang dirasakan
saat ini, tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu), kejadian
penyakit dalam satu tahun terakhir, riwayat penyakat keluarga, pola
pemenuhan kebutuhan sehari- hari, status psikososial, status pertumbuhan dan
perkembangan, pola pemanfaatan fasilitas kesehatan, pola pencegahan
terhadap penyakit dan perawatan kesehatan, pola perilaku tidak sehat.

b)      Data Lingkungan Fisik


Terdiri dari pemukiman, luas bangunan, bentuk bangunan, jenis banguanan,
atap rumah, dinding, lantai, ventilasi, pencahayaan, pencahayaan, kebersihan,
pengaturan ruangan, sanitasi, fasilitas, batas wilayah, kondisi geografis.

c)      Pelayanan kesehatan dan social.


Terdiri dari pelayanan kesehatan (lokasi sarana kesehatan, sumber daya yang
dimiliki serta fasilitas social).

d)     Ekonomi
Jenis pekerjaan, jumlah pekerja di bawah umur, ibu rumah tangga, dan usia
lanjut.
a) Keamanan dan transportasi
b)  Politik dan pemerintahan
c) System komunikasi
d) Pendidikan dan rekreasi

2)      Cara pengumpulan data


a)      Wawancara atau anamnesa
11

Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk Tanya


jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat tentang
hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Wawancara harus di
lakukan dengan ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan
mudah di pahami oleh pasien oleh keluarga pasien.
b)      Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan komunitas di lakukan meliputi aspek
psikologis, fisiologis perilaku dan sikap dalam rangka menegakan diagnosis
keperawatan pengamatan dilakukan menggunakan panca indera.
c)      Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik di lakukan dalam upaya membantu menegakan diagnosis
keperawatan dengan cara Inspeksi yakni melakukan pengamatan pada bagian
tubuh pasien atua anggota keluarga yang sakit. Palpasi dilakukan dnegan cara
meraba pada bagian tubuh yang mengalami gangguan. Auskultasi dilakukan
dengan cara mendengarkan bunyi bagian tubuh tertentu dan biasanya perawat
komunitas menggunakan stetoskop sebagai alat bantu untuk mendengarkan
denyut jantung, bising usus, dan suara paru. Perkusi dilakukan dengan cara
mengetukan jari telunjuk atau alat hammer pada bagian tubuh yang diperiksa.

3)      Pengolahan Data
Setelah data di peroleh kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan
cara klasfikasi data atau kategorisasi data, perhitungan persentase cakupan dengan
menggunakan telly, tabulasi data, interpretasi data.

4)      Analisa Data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengaitkan data dan menghubungkan
data dengan kemampuan kognitif yang di milki sehingga dapat di ketahui tentang
kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat yang bertujuan untuk
menetapkan kebutuhan komunity, menetapkan kekuatan, mengidentifikasi pola
respon komunity, mengidentifikasi kecendrungan penggunaan pelayanan kesehatan.

5)      Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan
perlu mempertimbangkan berbagai factor sebagai criteria, diantaranya adalah :
perhatian masyarakat, prevalensi kejadian, berat ringanya masalah, kemungkinan
masalah untuk diatasi, tersedianya sumber daya masyarakat dan aspek politis.

2.      Diagnosis Keperawatan
Diagnose keperawatan adalah respons individu pada masalah kesehatan baik
actual maupun potensial. Masalah actual adalah masalah yang di peroleh pada saat
pengkajian sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul
kemudian.American Nurses  Of Association (ANA)
Diagnosis keperawatan mengandung komponen utama yaitu :
12

1) Problem (Masalah): problem merupakan kesenjangan atau penyimpangan dan


keadaan normal yang seharusnya terjadi

2)      Etiologi (Penyebab): menunjukan penyebab masalah kesehatan atau


keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan yang
meliputi:
a)   perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyrakat
b)   lingkungan fisik, biologis, psikologis dan social
c)   interaksi perilaku dan lingkungan

3)   Sign/Simptom: informasi yang perlu untuk merumuskan diagnose  dan


serangkaian petunjuk timbulnya masalah
Contoh Diagnosis Keperawatan
1)      Resiko terjadinya diare di RW 02 Ds. Somowinangun Lamongan
sehubungan dengan:
a)   Sumber air tidak memenuhi syarat
b)   Kebersiahan perorangna kurang
c)   Lingkungan yang buruk di manifestasikan oleh : banyaknya
sampah yang berserakan, penggunaan sungai sebagai tempat mencuci,
mandi dan pembuangan kotoran (Buang Air Besar)
2)      Resiko timbulnya penyakit: Diare, DHF, Typhoid, ISPA dan lain-lain
sehubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memelihara
lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan di tandai dengan:
a)      Letak kandang di dekat rumah 1,41 %
b)      System pembuangan air limbah sembarangan 5,71 %
c)      Jarak pembuangan sampah dengan rumah 30,29%
d)     Tidak mempunyai tempat pembuangan sampah sementara 29,14%
e)      Membuang sampah di sembaraang tempat 18,86 %
f)       Tempat penampungan sampah terbuka 58,29
g)      Penampungan air dalam kondisi terbuka 58,29 %
h)      Kondisi iar berwarna 1,14 %
i)        Jarak dari sumber air ke septiktenk kurang dari 10 meter
3)      Resiko terjadinya penyakit dapat di cegah dengan imunisasi (PD 3I) di
desa Somowinangun RW 02 sehubungan dengan
a)      Cakupan imunisasi rendah
b)      Kader kurang
c)      Banyaknya drop out imunisasi

3.       Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawaatan adalah penyusuna rencana tindakan keperawatan
yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis
keperawatan yang telah di tentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien.
(Pusdiklat DJJ keperawatan)
13

Perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat di susun berdasarkan


diagnose keperawatanyang di susun harus mencakup: perumusna tujuan, rencana
tindakan keperawatan yang akan di laksanakan dan criteria hasil untuk menilai
pencapaian tujuan.

1)      Perumusan tujuan
Dalam merumuskan tujuan harus memenuhi criteria sebagai berikut: berfokus
pada masyarakat, jelas dan singkat, dapat diukur dan dapat di observasi, realistic,ada
target waktu dan melibatkan peran serta masyarakat.

2)      Rencana tindakan yang akan di lakukan


Langkah- langkah dalam perencanaan keperawatan komunitas kesehatan
masyarakat yaitu:
a)      Identifikasi alternative tindakan keperawatan
b)      Tetapkan teknik dan prosedur yang akan di gunakan
c)      Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan melalui
kegiatan musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini
d)     Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
e)      Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang
sangat dirasakan masyarakat.
f)       Mengarah pada tujuan yang akan dicapai.
g)      Tindakan harus bersifat realistic.
h)      Di susun secara berurutan

3)      Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan


Penentuan criteria dalam perencanaa keperawatan komunitas adalah sebagai
berikut: menggunakan kata kerja yang cepat, dapat di modifikasi dan bersifat spesifik
Contoh Kasus:
siswa smk muhammadiyah prabumulih melaksanakan praktek keperawatan
komunitas di rw 02 kelurahan sukajadi kecamatan prabumulih timur dalam
upayah membuat jamban umum melalui swadaya masyarakat secara gotong
royong dalam waktu 1,5 bulan
Dari contoh di atas maka rencana tindakan yang dibuat adalah:
a)   Siswa melakukan pendekatan terhadap tokoh-tokoh masyarakat baik
formal maupun informal untuk menggalang dukungan.
b)      Siswa memberikan penyuluhan kesehatan masyarakat dengan topik
‘pentingnya jamban bagi kesehatan masyarakat’sebanyak 4x sesuai dengan
schedule kegiatan(setiap hari senin Di balai Desa).
c)      Siswa melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam
penyuluhan untuk kesehatan bersama yang ada Di RW 02 kelurahan sukajadi
kecamatan prabumulih timur
d)     Siswa menetapkan waktu dan pelaksanaan penyuluhan yang disetujui oleh
ketu RW 02.
14

4. Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang
telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan,siswa smk muhammadiyah
prabumulih harus bekerja sama dengan ketua RW 02 dan ketua RT 01, 02, 03 serta
masyarakat setempat.Prinsip umum yang digunakan dalam pelaksanaan atau
implementasi pada keperawatan komunitas adalah :

1)      Inovatif : Perawat kesehatan masyrarakat harus mempunyai wawasan luas dan


mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ).

2)      Integrated : siswa smk muhammadiyah prabumulih kesehatan harus mampu


bekerja sama dengan ketua RW 02 Dan Ketua RT 01, 02, 03 , tim kesehatan lain,
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan dasar asas kemitraan.

3)      Rasional    : Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan


keperawatan harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya
rencana program yang telah disusun.

4)      Mampu  dan Mandiri : Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai


kemampuan dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan
sertakompeten.

5)      Ugem        : Siswa smk muhammadiyah prabumulih harus yakin dan percaya atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang
akan diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi fokus
adalah : program kesehatan komunitas dengan strategi : komunity organisasi
dan partnership in community (model for nursing partnerships)

5.       Evaluasi atau Penilaian


Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan
pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat
dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku
kehidupan sehari- harridan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan
tujuan yang telah di tetapkan atau di rumuskan sebelumnya. Kegiatan yang di lakukan
dalam penilaian menurut Nasrul Effendy, 1998 :
1)      Membandingkan hasil tindakan yang di laksanakan dengan tujuan yang telah di
tetapkan.

2)      Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai


dengan pelaksanaan.
15

3)      Hasil penilaian keperawatan di gunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya


apabila masalah belum teratasi.

2.2.     Konsep Dasar Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)


1.      Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
            Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan
yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-
kegiatan kesehatan di masyarakat.
            Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan
seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan
aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakatnya.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman
belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok, dan
masyarakat, dengan membuka jalan komunikasi, memberikan informasi dan
melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui
pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (social support) dan pemberdayaan
masyarakat (empowerman) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat
mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan masing-masing, agar
dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga, memelihara dan
meningkatkan kesehatan (www.dinkes-sulsel.go.id, 2010).
            Banyak perilaku yang dapat dilakukan untuk menjadi sehat, antara lain makan
beraneka ragam makanan, mengkonsumsi Garam Beryodium, memberi bayi dan
balita Kapsul Vitamin A, kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada
tempatnya, membersihkan lingkungan. Tatanan adalah tempat dimana sekumpulan
orang hidup, bekerja, bermain, berinteraksi dan lain-lain. Terdapat 5 tatanan PHBS
yaitu rumah tangga, sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan dan tempat-tempat
umum (www.dinkes-sulsel.go.id, 2010).

PHBS yang dapat dipraktikkan meliputi perilaku sebagai berikut:


a.    Melaporkan segera kepada kader/ petugas kesehatan jika mengetahui dirinya,
keluarganya, temannya atau tetangganya menderita penyakit menular
b.    Pemanfaatan pekarangan untuk Taman Obat Keluarga (TOGA) dan Warung
Hidup di halaman masing-masing rumah atau secara bersama-sama (kolektif)
c.    Pergi berobat atau membawa orang lain berobat ke Poskesdes/ Pustu/
Puskesmas bila terserang penyakit
d.   Memeriksakan kehamilan secara teratur kepada petugas kesehatan
e.    Memakan makanan yang bergizi dan dengan menu seimbang (terutama bagi
perempuan termasuk pada saat hamil dan menyusui)
f.     Mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari
16

g.    Menggunakan garam beryodium setiap kali memasak


h.    Tersedianya oralit dan zinc untuk balita
i.      Menyerahkan pertolongan persalinan kepada tenaga kesehatan
j.      Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah semasa hamil dan nifas bagi ibu
k.    Mengkonsumsi Kapsul vitamin A bagi ibu nifas. Memberi ASI eksklusif
kepada bayinya (0-6 bulan)
l.      Memberi Makanan Pendamping ASI dan Kapsul Vitamin A untuk balita
m.  Menimbang berat badan bayi dan balita secara teratur serta menggunakan
Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk memantau pertumbuhannya
n.    Membawa bayi/ anak, ibu, dan wanita usia subur untuk imunisasi
o.    Tidak merokok, minum minuman keras, madat, dan menyalahgunakan napza
serta bahan berbahaya lainnya.
p.    Menyediakan rumah dan atau kendaraannya untuk pertolongan dalam keadaan
darurat (misalnya untuk rumah tunggu ibu bersalin, ambulan, dll)
q.    Menghimpun dana masyarakat desa untuk kepentingan kesehatan, termasuk
bantuan bagi pengobatan dan persalinan
r.     Menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari. Mencuci tangan dengan
air bersihdan sabun.
s.     Menggunakan jamban sehat
t.     Mengupayakan tersedianya sarana sanitasi dasar lain dan menggunakannya
u.    Memberantas jentik-jentik nyamuk
v.    Mencegah terjadinya pencemaran lingkungan, baik di rumah, desa/ kelurahan
maupun di lingkungan pemukiman
w.  Melakukan aktivitas fisik setiap hari. Menjadi peserta (akseptor) aktif keluarga
berencana
x.    Memanfaatkan UKBM (Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat), Poskesdes,
Putu, Puskesmas atau sarana kesehatan lain
y.    Melaporkan kematian
z.    Mempraktikkan PHBS lain yang dianjurkan. Saling mengingatkan untuk
mempraktikkan PHBS.

2.      Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


Adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu
kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina
suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan
demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama
dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup
sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

3.      Tatanan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


a.       PHBS di Rumah Tangga
17

PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah


tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat
serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga
dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Ber-PHBS.
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga
agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat
(www.promosikesehatan.com).
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga
agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga
dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat.
Keberhasilan PHBS di rumah tangga diukur dari 10 indikator sebagai berikut:
1)  Semua(KK Dan anggota keluarga) Tidak merokok di dalam rumah.
2)Persalinan ibu terakhir ditolong oleh tenaga kesehatan
(bidan, dokter dan tenaga para medis lainnya).
3)      Bagi ibu hamil apakah ibu hamil memeriksakan kehamilannya kepada tenaga
kesehatan(dokter,bidan,perawat)
4)   Apakah saat ini memakai alat kontraksi?.
5)   Apakah bayi umur 0-6 bulan hanya mendapatkan ASI saja?
6)   Imunisasi bayi lengkap sesuai program.
7) Penimbangan bayi/balita dalam 6 bulan terakhir
8) Semua anggota keluarga mengkomsumsi garam berydium dan makan beraneka
ragam?
9) semua anggota keluarga(kecuali bayi)makan buah dan sayur setiap hari
10) keluarga memiliki/mengikuti asuransi kesehatan.
11) semua anggota keluarga(uaia > 5tahun)
12) semua anggota keluarga(usia > 5 tahun)
13) semua anggota keluarga (usia > 10 tahun) bisa melakukan aktifitas fisik
(pergerakan tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga
6)      Menggunakan jamban sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran
manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa
atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan
kotoran dan air untuk membersihkannnya.
7)      Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang estela dilakukan pemeriksaan jentik
secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk.
8)      Makan buah dan sayur setiap hari
Setiap anggota rumah tangga mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi
sayuran atau sebaliknya setiap hari. Makan sayur dan buah setiap hari sangat
penting, karena mengandung vitamin dan mineral yang mengatur pertumbuhan dan
pemeliharaan tubuh.
18

9)      Melakukan aktivitas fisik sehari-hari


Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan
pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental,
dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.
10)  Tidak merokok di dalam rumah
Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah.Rokok ibarat pabrik
bahan kimia. Dalam satu batang rokor yang dihisap akan dikeluarkan sekitar 4.000
bahan kimia berbahaya, diantaranya yang paling berbahaya adalah nikotin, tar, dan
Carbon Monoksida (CO).

Manfaat Rumah Tangga Ber-PHBS


Bagi Rumah Tangga:
1.    Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit
2.    Anak tumbuh sehat dan cerdas
3.    Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi
keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga
Bagi Masyarakat:
1.    Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat
2.    Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan
3.    Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
4.    Masyarakat mampu mengembangkan UKBM seperti Posyandu, tabungan ibu
bersalin, arisan jamban, ambulan desa dan lain-lain

b.      PHBS di Sekolah
PHBS di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta
didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan
kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat
(www.promosikesehatan.com).
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS sekolah
yaitu (www.promosikesehatan.com):
1)      Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun.
2)      Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah.
3)      Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
4)      Olahraga yang teratur dan terukur.
5)      Memberantas jentik nyamuk.
6)      Tidak merokok di sekolah.
7)      Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan.
8)      Membuang sampah pada tempatnya.

c.       PHBS di Tempat Kerja


19

PHBS di tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan para pekerja agar
tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan
aktif dalam mewujudkan tempat kerja sehat (www.promosikesehatan.com).
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS tempat
kerja yaitu (www.promosikesehatan.com):
1)        Tidak merokok di tempat kerja.
2)        Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja.
3)        Melakukan olahraga secara teratur/aktifitas fisik.
4)        Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah
buang air besar dan buang air kecil.
5)        Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja.
6)        Menggunakan air bersih.
7)        Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar.
8)        Membuang sampah pada tempatnya.
9)        Mempergunakan alat pelindung diri (APD) sesuai jenis pekerjaan.

d.      PHBS di Institusi Kesehatan


PHBS di institusi kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien,
masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk
mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta berperan aktif dalam
mewujudkan institusi kesehatan sehat dan mencegah penularan penyakit di institusi
kesehatan (www.promosikesehatan.com).
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS institusi
kesehatan yaitu (www.promosikesehatan.com):
1)      Menggunakan air bersih.
2)      Menggunakan Jamban.
3)      Membuang sampah pada tempatnya.
4)      Tidak merokok di institusi kesehatan.
5)      Tidak meludah sembarangan.
6)      Memberantas jentik nyamuk.

e.       PHBS di Tempat-Tempat Umum


PHBS di tempat - tempat umum adalah upaya untuk memberdayakan
masyarakat pengunjung dan pengelola tempat - tempat umum agar tahu, mau dan
mampu untuk mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat -
tempat umum sehat (www.promosikesehatan.com).
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS tempat
umum yaitu (www.promosikesehatan.com):
1)      Menggunakan air bersih.
2)      Menggunakan jamban.
3)      Membuang sampah pada tempatnya.
4)      Tidak merokok di tempat umum.
5)      Tidak meludah sembarangan.
20

6)      Memberantas jentik nyamuk.

Anda mungkin juga menyukai