Anda di halaman 1dari 32

TUGAS LAPORAN PENDAHULUAN DAN LAPORAN KASUS

DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN AKTIVITAS


(MOBILITAS FISIK)

DISUSUN OLEH :

SRI MULYANI, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG
FAKULTAS KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN KEBUTUHAN AKTIVITAS
(MOBILITAS FISIK)

KONSEP TEORI
1. Definisi Mobilitas Fisik
Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak dan melakukan
kegiatan secara mudah, bebas dan teratur guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, baik
secara mandiri, dengan bantuan orang lain, maupun hanya dengan bantuan alat (Wulandari, 2018).
Gangguan mobilitas atau imobilitas merupakan keadaan di mana seseorang tidak dapat
bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan (aktivitas), misalnya trauma
tulang belakang, cedera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas, dan sebagainya (Wulandari,
2018).
Menurut Nurarif dan Kusuma (2015), gangguan mobilitas adalah keterbatasan fisik tubuh
atau satu atau lebih ekstremitas secara mandiri dan terarah.

2. Anatomi Fisiologi
1. Tulang (Osteon)
Struktur tulang terdiri atas dua macam yaitu; tulang padat (compact) dan tulang berongga
(spongiosa). Tulang padat biasanya terdapat pada bagian luar semua tulang sedangkan tulang
berongga biasanya terdapat pada bagian dalam tulang, kecuali bagian yang digantikan oleh
sumsum tulang.
Bila tulang diklasifikasikan berdasarkan morfologi (bentuknya), maka dapat dibagi
menjadi lima jenis yaitu ; tulang panjang/tulang pipa (long bone), tulang pendek (short bone),
tulang tipis/pipih (flat bone), tulang tidak teratur (irreguler bone) dan tulang sesamoid. Terdapat
11 tulang rangka penyusun tubuh manusia yang apabila dihitung mencapai 206 tulang.
1. Tulang tengkorak 6 buah
2. Tulang wajah 14 buah
3. Tulang telinga dalam 6 buah
4. Tulang lidah 1 buah
5. Tulang belakang (ruas tulang belakang) 26 buah
6. Tulang iga 24 buah
7. Tulang dada 1 buah
8. Tulang gelang bahu 4 buah
9. Tulang anggota gerak/badan atas 60 buah
10. Tulang gelng panggul 2 buah
11. Tulang anggota gerak/badan bawah 60 buah
2. Sendi (Artikulasio)
Klasifikasi sendi secara fungsional ada tiga, yaitu sendi yang tidak dapat bergerak
(sinartrosis), sendi yang gerakannya minimal (amfiartrosis) dan sendi yang bergerak bebas
(diartrosis). Klasifikasi sendi secara struktural ada dua yaitu; sendi fibrosa (dihubungankan
dengan jaringan fibrosa) seperti sutura, sindesmosis, gomfosis, sendi kartilago (sendi yang
dihubungkan dengan jaringan kartilago) seperti sinkondrosis, simfisis, dan 3) sendi sinovial.
Sedangkan berdasarkan tipe gerakkan yang ditimbulkan, sendi sinovial dapat digolongkan
menjadi; sendi datar, sendi engsel, sendi poros, sendi elipsoid, sendi pelanan, dan sendi peluru
(Purwanto, 2016).
3. Ligamen,
Otot, Fasia, dan Tendon Otot dapat dibedakan berdasarkan lokasi, struktur mikroskopis
dan kontrol persyarafannya. Terdapat tiga jenis otot yaitu : otot skelet, otot jantung dan otot polos.
a. Otot Skelet / Otot Rangka / Otot Lurik, dengan karakter:
1) Terdapat pada rangka dan dinamai sesuai dengan tulang yang berhubungan
2) Bergaris
3) Volunter (bekerja dengan pengendalian secara sadar)
b. Otot Jantung
1) Membentuk dinding jantung
2) Bergaris
c. Otot Polos
1) Terdapat pada dinding struktur interna (visera) antara lain: lambung, kandung kemih,
pembuluh darah dll.
2) Tidak bergaris
3) Involunter (bekerja di luar kesadaran)
Secara makroskopis, otot memiliki bagian-bagian antara lain:
1) Origo, yaitu tempat perlekatan ujung proksimal pada otot rangka,
2) Venter (badan otot), yaitu bagian tengah dari otot (di antara ujung proksimal dan
distal),
3) Insersio, yaitu tempat perlekatan ujung distal otot pada rangka (Purwanto, 2016).
4. Fungsi Pokok Otot
a. Motion Yaitu fungsi untuk menghasilkan gerakan, baik gerakan seluruh tubuh (berjalan,
lari, dll). Maupun gerakan lokal (memegang, mengangguk, dll)
b. Mempertahankan postur Yaitu fungsi otot rangka dalam berkontraksi guna
mempertahankan tubuh dalam posisi tetap saimbang, seperti duduk tegak, berdiri, dll.
c. Menghasilkan kalori Yaitu fungsi untuk mempertahankan suhu tubuh yang normal melalui
panas yang dihasilkan oleh otot rangka saat berkontraksi.
Agar otot dapat berkontraksi, maka diperlukan suatu stimulus. Adapun proses stimulus adalah
sebagai berikut :
a. Stimulus datang dan diterima oleh sel saraf (neuron sensorik) yang selajutnya diubah
menjadi impuls saraf
b. Impuls dilanjutkan oleh neuron motorik menuju otot, melalui myoneura junction (motor
end plate), yaitu pertemuan antara neuron motorik dan otot. Pada tempat ini terdapat
sinapsis, yaitu tempat penyaluran neurotransmitter dari neuron ke otot.
c. Di sinapsis, neurotransmitter meneruskan impuls ke sarkolemma dan akhirnya kontraksi
dimulai (Purwanto, 2016).
5. Fungsi Tendon
Tendon merupakan serabut kolagen yang melekatkan otot ke tulang. Tendon menyalurkan
gaya yang dihasilkan oleh otot yang berkontraksi ke tulang dan dengan demikian menggerakkan
tulang. Sedangkan fungsi ligamen adalah membatasi pergerakan sendi, karena ligamen adalah taut
fibrosa yang kuat antar tulang, biasanya terletak di sendi (Purwanto, 2016).
6. Fungsi Tulang
Tulang yang matur terdiri dari 30% materi organik dan 70% deposit garam. Materi organik
terdiri dari 90% serabut kolagen dan 10% proteoglikan. Deposit garam terpenting adalah kalsium
dan fosfat, dengan sedikit natrium, kalium bikarbonat, dan ion magnesium.
Pembentukan tulang berlangsung secara terus menerus dan dapat berupa pemanjangan dan
penebalan tulang. Kecepatan pembentukan tulang berubah selama hidup. Pembentukan tulang
ditentukan oleh stimulasi hormonal, faktor makanan, dan stres tulang (keberadaan osteoblas).
Aktivitas osteoblas ditentukan oleh diet, stimulasi hormonal, dan olahraga. Vitamin D
mampu menstimulasi kalsifikasi tulang secara langsung dengan bekerja pada osteoblas, dan secara
tidak langsung dengan menstimulasi absorpsi kalsium di usus. Peningkatan absorpsi kalsium
meningkatkan konsentrasi kalsium darah, yang mendorong kalsifikasi tulang, dengan demikian
peranan vitamin D sangat penting. Tulang memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Kerangka penunjang badan (penopang badan)
b. Pengungkit untuk otot (tempat otot bertumpu)
c. Pelindung alat tubuh tertentu
d. Sebagai tempat pembuatan sel-sel darah (sistem hemopoiesis)
e. Sebagai gudang penyimpanan kalsium dan fosfor (Purwanto, 2016).

3. Etiologi
Menurut Tim Pokja DPP PPNI (2017), faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
gangguan mobilitas fisik, adalah sebagai berikut :
1. Penurunan kendali otot
2. Penurunan kekuatan otot
3. Kekakuan sendi
4. Kontraktur
5. Gangguan muskoloskeletal
6. Gangguan neuromuskular
7. Keengganan melakukan pergerakan

4. Manifestasi Klinis
Tanda – tanda yang dapat dikaji pada intoleransi aktifitas saat mobilisasi dan setelah
mobilisasi antara lain :
a. Denyut nadi frekuensinya mengalami peningkatan, irama tidak teratur.
b. Tekanan darah biasanya terjadi penurunan tekan sistol /hipotensi orthtostatic.
c. Terjadi peningkatan frekuensi pernapasn cepat dangkal.
d. Warna kulit dan suhu tubuh terjadi penurunan.
e. sKecepatan dan posisi tubuh akan mengalami kecepatan aktifitas dan ketidakstabilan posisi
tubuh.
f. Status emosi labil.

Respon fisiologis dari perubahan mobilisasi yang mungkin muncul, diantaranya :

1. Muskuloskeletal sepeeti kehilangan daya tahan, penurunan massa otot, atropi dan
abnormalnya sendi (kontraktur) dan gangguan metabolisme kalsium
2. Kardiovaskuler seperti hipotensi ortostatik, peningkatan beban kerja jantung, dan
pembentukan thrombus.
3. Pernafasan seperti atelektasis dan pneumonia hipostatik, dispnea setelah beraktifitas.
4. Metabolisme dan nutrisi antara lain laju metabolic; metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein; ketidakseimbangan cairan dan elektrolit; ketidakseimbangan kalsium; dan gangguan
pencernaan (seperti konstipasi).
5. Eliminasi urin seperti stasis urin meningkatkan risiko infeksi saluran perkemihan dan batu
ginjal.
6. Integument seperti ulkus dekubitus adalah akibat iskhemia dan anoksia jaringan.
7. Neurosensori: sensori deprivation (Wulandari, 2018).

5. Patofisiologi
Mobilisasi sangat dipengaruhi oleh neomuskuler, meliputi sitem otot, skeletal, sendi,
ligamen, tendon, kartilago dan saraf. Otot skeletal mengatur gerakan tulang karena adanya
kemampuan otot berkontraksi dan relaksasi yang bekerja sebagai sistem pengungkit.
Ada dua tipe kontraksi otot :
a. Isotonik :
Peningkatan tekanan otot menyebabkan otot memendek.
b. Isometrik :
Peningkatan tekanan otot menyebabkan kerja otot tetepi tidak ada pemendekan atau
gerakan aktif dari otot.
Misalnya : Menganjurkan klien untuk latihan kuadrisep, gerakan volunter adalah
kombinasi dari kontraksi isotonik dan isometrik. Meskipun kontraksi isometrik
tidak menyebabkan otot memendek namun pemakaian energi meningkat. (Perry-Potter
2006)

PATHWAY

Sistem Muskuloskeletal

Tulang Otot Sendi Gangguan Neuromuskuler

Kerusakan Tendon Kekakuan sendi Kerusakan pusat gerakan


kartilago dari ligamen motorik di lobus frontalis
tulang melemah (hemisper/hemiplagia)
Terbatasnya
gerakan sendi

Hilangnya
kekuatan otot
Tirah
Gangguan mobilitas fisik baring

Resiko cedera

Defisit Resiko kerusakan


perawatan diri integritas kulit
(dekubitus)
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang (Nurarif Huda, 2015):
a. X-ray
Menentukan lokasi/luasnya fracture.
b. Scan tulang
Memperlihatkan fracture lebih jelas, mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak.
c. Anteriogram
Dilakukan untuk memastikaan ada tidaknya kerusakan vascular.
d. Hitung darah lengkap
Hemokonsentrasi mungkin meningkat, menurun pada perdarahan, peningkatan leukosit sebagai
respon terhadap peradangan.
e. Kretinin
Trauma otot meningkatkan beban kretinin untuk klirens ginjal.
f. Profil koagulasi
Perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, tranfusi atau cedera hati.

Pemeriksaan Diagnostik
Dilakukan pemeriksaan sendi-sendi dengan cara menyuruh pasien berjalan menggerkan kaki
kanan dan kiri, jika tidak bisa dapat dibantu oleh perawat, bisa juga dengan MMT 0-5 :
0 : Tidak ada kopntraksi atau dipalpasi tidak ada tonus otot.
1 : Ada kontraksi , tidak ada gerakan melawan.
2 : Ada kontraksi , mampu menggerakan sendi teatapi tidak mampu melawan.
3 : Ada kontraksi otot , mamapu melawan gravitasi, gerakan full ROM.
4 : Ada kontraksi otot, mampu melawan gravitasi dan tahanan minimal, full ROM.
5: Dapat melakukan aktifitas seluruhnya

7. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan


Untuk mengatasi gangguan mobilisasi dapat dilakukan tindakan :
a. Body Mekanik
Penggunaan organ secara efektif dan efisien sesuai fungsinya.
b. Tindakan yang berhubungan dengan mobilisasi, misal :
 Membantu merubah posisi
 Melatih ROM
 Membantu klien duduk di tempat tidur.
c. Mencapai kemandirian penuh dalam aktifitas perawatan diri. (Wilkenson, Judith M 2007 )

Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
b. Riwayat kesehatan (sekarang dan dahulu)
c. Riwayat kesehatan keluarga
3. Pola pengkajian ADL
a. Pola nutrisi
b. Pola aktivitas dan latihan
Biasanya pasien tidak akan mampu melakukan aktivitas dan perawatan diri secara mandiri
karena kelemahan anggota gerak, kekuatan otot berkurang, mengalami gangguan
koordinasi, gangguan keseimbangan mudah lelah.
Aktivitas fisik yang kurang dapat mempengaruhi frekuensi denyut jantung menjadi lebih
tinggi sehingga otot jantung harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Otot jantung
yang bekerja semakin keras dan sering memompa, maka makin besar tekanan yang
dibebankan pada arteri sehingga dapat menyebabkan tekanan darah meningkat (Adha,
2017).
c. Pola tidur dan istirahat
Biasanya pasien lebih banyak tidur dan istirahan karena semua sistem tubuhnya akan
mengalami penurunan kerja dan penurunan kesadaran sehingga lebih banyak diam (Adha,
2017).
d. Pola eliminasi
Kemungkinan terjadi retensi urin dan inkontinensia akibat kurang aktivitas dan
pengontrolan urinasi menurun, dan terjadi konstipasi dan diare akibat impaksi fekal (Adha,
2017).
4. Pemeriksaan Fisik
Pengkajian pada mobilisaasi berfokus pada ROM, gaya berjalan, latihan dan toleransi
aktivitas, serta keseimbangan tubuh. Pemeriksaan fisik pada pasien dengan ganguan mobilisasi
bertujuan untuk menilai adanya fraktur terbuka/tertutup, dislokasi sendi, paralisis/paresis
motorik: hemiplegia/hemiperesis, kelemahan otot wajah, tangan, gangguan sensorik:
kehilangan sensasi pada wajah, lengan, dan ektermitas bawah, disphagia : kesulitan
mengunyah, menelan, paralisis lidah, dan laring, gangguan visual : pandangan ganda, lapang
padang menyempit, kesulitan berkomunikasi: kesulitan menulis, kesulitan membaca, disatria (
kesulitan mengucapkan artikulasi/pelo, cadel), kelemahan, otot wajah, lidah, langitlangit atas,
pharing, dan bibir, kemampuan emosi : perasaan, ekspresi 15 wajah, penerimaan terhadap
kondisi dirinya, memori : pengenalan terhadap lingkungan, orang, tempat, waktu, tingkat
kesadaran, fungsibladder dan fungsi bowel.
5. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yaitu CT Scan mengidentifikasi jika adanya area perdarahan (biasanya
untuk pemakaian darurat) dan MRI (Magnetik Resonance Imaging) mengidentifikasi lokasi
iskemik (Basuki, 2018).

2. Diagnosa Keperawatan
Kategori : Fisiologis
Sub kategori : Aktivitas dan Istirahat
 Gangguan Mobilitas Fisik

3. Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan Intervensi
1. Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan Dukungan mobilisasi
intervensi keperawatan Observasi:
selama…..x…..jam, maka 1) Identifikasi adanya nyeri atau
mobilitas fisik meningkat keluhan fisik lainnya
dengan kriteria hasil: 2) Identifikasi toleransi fisik
 Pergerakan ekstemitas melakukan pergerakan
meningkat 3) Monitor frekuensi jantung

 Kekuatan otot dan tekanan darah sebelum

meningkat memulai mobilisasi

 Rentang gerak (ROM) 4) Monitor kondisi umum


selama melakukan mobilisasi
meningkat
Terapeutik:
 Kelemahan fisik
- Fasilitasi aktivitas mobilisasi
menurun
dengan alat bantu (mis. pagar
tempat tidur)
- Fasilitasi melakukan
mobilisasi dini
- Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
- Anjurkan melakukan
mobilisasi dini
- Ajarkan mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan (mis
duduk di tempat tidur, duduk
di sisi tempat tidur, pindah
dari tempat tidur ke kursi)

Intervensi Pendukung:
Pengaturan Posisi
Observasi:
- Monitor status oksigenasi
Terapeutik
- Motivasi melakukan ROM
aktif atau pasif
- Ubah posisi setiap 2 jam
Intervensi Inovasi:
- Latihan Range Of Motion
(ROM) genggam bola
DAFTAR PUSTAKA

Budi, Hendri dan Agonwardi. (2016). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Latihan Range Of Motion
(ROM) Terhadap Keterampilan Keluarga Melakukan ROM Pasien Stroke. Dikutip dari
ejournal.kopertis10.or.id pada tanggal 22 Januari 2018.
Diba, Farah, Diah Nur Fitriani, onny Tampubolo. (2010). Fundamental Keperawatan Edisi 3. Jakarta:
Salemba Medika.
Geissler, C Alice, Marilynn E Doenges, dan Mary Frances Moorhouse. (2010). Rencana Asuhan
Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta:
EGC.
Irdawati. (2012). Pengaruh Latihan Gerak Terhadap Keseimbangan Pasien Stroke NonHemoragik.
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7 (2), 129-136.
Kusuma, Hardhi dan Amin Huda Nurarif. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan NANDA NIC NOC Jilid 1,2,3. Yogyakarta: MediAction.
Mubarak, W. I., Indrawati, L., Susanto, J. 2015. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta : Salemba
Medika.
Potter & Perry. 2010. Fundamental of Nursing (fundamental Keperawatan). Buku 2. Edisi 7. Indonesia :
Salemba Medika
Potter & Perry. 2010. Fundamental of Nursing (fundamental Keperawatan). Buku 3. Edisi 7. Indonesia :
Salemba Medika.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.
Ulliya, Sarah.2010.Pengaruh Latihan Range of Motion (ROM. Dikutip dari https://ejournal.undip.ac.id
pada tanggal 22 Juli 2018.
ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Sri Mulyani, S.Kep


NIM :
Ruangan : Medikal Laki-laki
Tanggal : 17 Oktober 2022

a. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Tn.J
Umur : 55 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat/Tgl Lahir : Prabumulih/ 31 Desember 1965
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pedagang
TB/BB : 165/67
Golongan Darah :B
Gangguan KD : Kebutuhan Aktivitas
Alamat : Jl. Dian no. 37
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.A
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 52 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (IRT)
Hubungan Dengan Pasien : Istri
Alamat : Jl. Dian no. 37

b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama (Keluhan yang paling dirasakan pada saat pengkajian) :
Pasien mengeluh sulit menggerakkan tangan dan kaki kirinya
Alasan Masuk RS :
 Faktor pencetus : Riwayat hipertensi dan penyakit jantung
 Timbulnya keluhan : () bertahap ( ) mendadak
 Faktor yang memperberat : Usia lanjut
 Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah dan keberhasilanya :
Pasien sudah sering berobat dan control tetapi dalam satu terakhir ini pasien hanya meminum
obat dari warung

2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


a. Penyakit yang pernah dialami : Hipertensi dan jantung
b. Permah dirawat ()ya ( ) tidak :
c. Pernah operasi ( ) ya () tidak :
d. Alergi : Makanan dan obat-obatan : Tidak
e. Faktor Lingkungan : Tidak
f. Kebiasaan hidup tidak sehat : Ya (Seorang perokok aktif)
1. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Penyakit Menular : Tidak Ada
b. Penyakit Menurun : Ada
Genogram

Ket :

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

: Satu Rumah

3. Pengkajian Pola Fungsional


1. Persepsi terhadap kesehatan :
2. Pola Oksigenisasi sebelum sakit
 Sebelum sakit : Tidak menggunakan alat bantu oksigen
 Selama sakit : Menggunakan alat bantu oksigen
3. Kebutuhan cairan dan elektrolit
 Sebelum sakit : 8 gelas/hari
 Selama sakit : ± 4 gelas/hari
4. Pola nutrisi-metabolik
 Sebelum sakit : Makan 3x1
 Selama sakit : Makan diet yang dianjurkan oleh ahli gizi
5. Pola eliminasi BAK dan BAB
 Sebelum sakit : Sebelum Sakit BAB 1 x/hari, BAK 3 s/d 4 x/hari
 Selama sakit : BAB 1x sehari, BAK 4-5x sehari
6. Pola aktivitas dan Latihan
 Sebelum sakit : Pasien biasa berjualan
 Selama sakit : Tidak berjualan selama dirawat di rumah sakit
7. Pola istirahat dan tidur
 Sebelum sakit : ±8 jam
 Selama sakit : Tidur cukup

8. Pola konsep diri


 Citra tubuh : Pasien mengatakan kalau selama dia sakit berat
badannya turun
 Harga diri : Pasien mengatakan sakitnya kambuh ketika dia
terlalu bekerja keras
9. Pola seksual-reproduksi
 Sebelum sakit :-
 Selama sakit :-
10. Pola nilai dan kepercayaan
 Sebelum sakit : Pasien menyatakan shalat lima waktu sehari semalam, mengatakan
dirinya seorang muslim dan berkepecayaan kepada ALLAH SWT
 Selama sakit : Pasien sekarang melakukan shalat sebisanya di tempat tidur serta
berdoa agar cepat sembuh.
11. Kebutuhan rasa aman dan nyaman :
12. Kebutuhan personal hygine : Pasien mengalami kesukaran terhadap perawatan diri
sendiri seperti mandi, gosok gigi, keramas dan memotong kuku.

4. Observasi dan Pemeriksaan Fisik


Tingkat Ketergantungan : ( )ringan ( )Sebagian ( )Total
Tanda-tanda Vital, TB dan BB :
S : 36,80C N : 80x/menit TD : 90/60mmhg RR : 20x/menit
Lainnya :
TB : 165 cm BB : 67kg

Kekuatan Otot : 5 4
5 4

SistemTubuh :
Pernafasan
Hidung : (  ) asimetris ( ) deviasi sputum ( ) epistaksis
Trakhea :( ) deviasi trachea ( ) disfagia
Suara Tambahan :
( ) wheezing ( ) ronchi( ) rales ( ) crackles ( ) stridor
Bentuk dada : Simetris
(  ) simetris ( ) tidaksimteris ( ) lainnya, sebutkan…..

1) Cardiovaskuler
( ) nyeri dada ( ) pusing (  ) sakit kepala ( ) palpitasi ( ) clubbing finger
Suara jantung :
(  ) normal ( S1/S2 tunggal )
( ) kelainan: S3 ( ), S4 ( ), Mur-mur ( ), Gallop ( )
Edema :
( ) palpebra ( )anasarka (  ) extremitas atas ( ) extremitas bawah ( ) ascites
( ) tidak ada
( ) lainnya (sebutkan ) : …………………………………………..

2) Persyarafan
(  ) composmentis ( ) apatis ( ) somnolent ( ) sopor ( ) koma ( ) gelisah
Glasgow Coma Scale ( GCS ) :
E : 4 V : 5 M : 6 Nilai total : 15
Kepala wajah
( ) t.a.k ( ) t.a.k
(  ) mesosepal ( ) asimetris
( ) asimetris ( ) bell palsy
( ) hematoma ( ) kel. Congenital
Mata :
Sklera : (  ) putih ( ) icterus ( ) merah ( ) perdarahan
Konjungtiva : ( ) pucat (  ) merah muda
Pupil : (  ) isokor ( ) anisokor ( ) miosis ( ) midriasis
Leher( sebutkan) : kesulitan menelan ( ), suara parau ( ), pembesaran tyroid ( ),
PVJ ( )

Refleks Tendon Normal:


Bisep( + ), Trisep ( + ), Brakhialis ( + ), Patella ( + ), Achiles ( + )
Refleks Tidak Normal:
Kaku kuduk(  ), Babinski’s ( ), Bruzinski’s I ( ), Bruzinski’s II ( ), Kernig Sign ( )
Persepsi sensori :
Pendengaran :
- Kiri : (  ) baik, ( ) tidakbaik
- Kanan : (  ) baik, ( ) tidakbaik
Penciuman : (  ) baik, ( ) tidakbaik
Pengecapan : Manis : (  ) baik ( ) tidak,
Asin : (  ) baik ( ) tidak
Pahit : (  ) baik ( ) tidak
Penglihatan : (  ) baik ( ) tidak
- Kiri : (  ) baik ( ) tidak
- kanan : (  ) baik ( ) tidak
Alat Bantu : Tongkat
Perabaan : Baik
Panas : (  ) baik ( ) tidak
Dingin : (  ) baik ( ) tidak
Tekan : (  ) baik ( ) tidak
3) Perkemihan-Eliminasi Urin
Produksi urine : ± …600… ml. Frekuensi : ……3-4…….. x/hari
Warna : kuning pekat, Bau : -
(  ) oliguri ( ) poliuri ( ) dysuri ( ) hematuri ( ) nocturi ( ) nyeri ( ) dipasang kateter
( ) menetes ( ) panas ( ) sering ( ) inkotinen ( ) retensi ( ) cictotomi (  ) tidak ada
masalah
Lainnya( sebutkan)…………
4) Pencernaan- Eliminasi Alvi
Mulut dan tenggorokan : mukosa lembab (  ) merah muda ( ),
Kesulitan menelan( )
Abdomen : distensi (  ), nyeri tekan ( ), H/L tidakteraba
Rectum :
BAB : 1 x/hari, konsistensi : Padat
( ) diare ( ) konstipasi ( ) fesesberdarah ( ) tidak terasa ( ) kesulitan
( ) melena ( ) colostomi ( ) wasir ( ) pencahar ( ) lavament
(  ) tidak ada masalah
Lainnya( sebutkan ) …………………………………

5) Muskuloskeletal
Kemampuan pergerakan sendi ( ) bebas (  ) terbatas
- Parese : ( )ya (  ) tidak
- Paralise : (  ) ya ( ) tidak
- Hemiparese : (  ) ya ( ) tidak
- Lainnya( Sebutkan )……..
Extremitas :
- Atas :
(  ) tidak ada kelainan ( ) peradangan ( ) patah tulang ( ) perlukaan
Lokasinya ………………..
- Bawah :
(  ) tidak ada kelainan ( ) peradangan ( ) patah tulang ( ) perlukaan
Lokasinya ………………..
Tulang belakang : kifosis ( ), lordosis ( ), skoliosis ( ), nyeri ( )

6) Integumen
- Warna kulit : kuning langsat
( ) ikterik ( ) cyanotik ( ) pucat ( ) kemerahan ( ) pigmentasi
- Akral :
(  ) hangat ( ) panas ( ) dingin kering ( ) dingin basah
- Turgor : elastis ……2…. detik normal 2-3 detik

7) Endokrin
Terapi hormon : Tidak Ada
Karakteristik sex sekunder : (  ) normal ( ) tidak
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan fisik :
( ) Perubahan ukuran kepala, tangan atau kaki pada waktu dewasa.
( ) Kekeringan kulit atau rambut
( ) Exopthalmus
( ) Goiter
( ) Hipoglikemia
( ) Tidak toleran terhadap panas
( ) Tidak toleran terhadap dingin
( ) Polidipsi
( ) Poliphagi
( ) Poliuria
( ) Postural hipotensi
( ) Kelemahan
( ) lainnya ( sebutkan )

8) Reproduksi
- Kelamin :
Bentuk (  ) normal ( ) tidak normal (jelaskan) …………………………
Kebersihan (  ) bersih ( ) kotor (jelaskan) …………………………

PSIKOSOSIAL
Sosial/Interaksi :
Dukungan keluarga :
(  ) aktif ( ) kurang ( ) tidakada
Dukungan Kelompok/teman/masyarakat :
(  ) aktif ( ) kurang ( ) tidakada
Reaksi saat interaksi :
( ) tidak kooperatif ( ) bermusuhan ( ) mudah tersinggung ( ) defensif
( )curiga (  ) kontak mata ( ) lainnya (sebutkan)……………………………….
Konflik yang terjadi terhadap :
( ) peran ( ) nilai ( ) lainnya (sebutkan)………………………..
Spiritual :
Konsep tentang penguasa kehidupan :
( ) Tuhan (  ) Allah ( ) Dewa ( ) lainnya (sebutkan) ………………………….
Sumber kekuatan/harapan saat sakit :
( )Tuhan ( ) Allah ( ) Dewa ( ) lainnya (sebutkan) ………………………….
Ritual Agama yang bermakna/berarti/diharapkan saat ini
( )Sholat ( ) baca kitab suci( ) lainnya (sebutkan) …………………………………….
Sarana/peralatan/orang yang diperlukan untuk melaksanakan ritual agama yang diharapkan
saat ini :
( ) lewati bawah ( ) Rohaniawan ( ) Lainnya (sebutkan) ………………………………
Upaya Kesehatan yang bertentangan dengan keyakinan agama :
( ) makanan ( ) Tindakan ( ) obat-obatan ( ) lainnya (sebutkan) ……………..
Keyakinan/kepercayaan bahwa Tuhan akan menolong dalam menghadapi situasi sakit saat ini :
(  ) Ya ( ) Tidak
Keyakinan/kepercayaan bahwa penyakit dapat disembuhkan :
(  ) Ya ( ) Tidak
Persepsi terhadap penyebab penyakit :
( ) Hukuman (  ) Cobaan/peringatan ( ) lainnya (sebutkan) …………………
Kebutuhan Pembelajaran :
Pengetahuan tentang penyebab penyakit :
(  ) Ya ( ) Tidak ( ) keliru
Alasan :
Pengetahuan tentang proses perjalanan penyakit/proses penularan :
( ) Ya (  ) Tidak ( ) keliru
( ) lainnya (sebutkan)
Pengetahuan tentang upaya penyembuhan penyakit :
(  ) pengobatan ( ) Pembedahan Perawatan ( ) nutrisi
( ) lainnya (sebutkan)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium :
 Leukosit : 12,73 2)
 HGB : 18,6 3)
 HCT : 54,4 4)
 PLT : 292.000 5)
 Lain-lain dalam batas normal
 GDS : 118
 Faal ginjal : BUN 32,2
 Serum creatinin 1,23
 Elektrolit : Na 149, K 3,5
Pemeriksaan diagnostik
CT Scan
 Tampak lesi hipodense batas sebagaian tegas di corona radiata kiri, lesi hipodense multiple
lacunar di capsula eksterna kanan, anterior limb capsila interna kiri, corona radiata kiri

Terapi :
 Amlodipin 2,50 mg 2x1
 Mersitropin 500 mg 2x1
 Minyak Ikan 1x1 kapsul
 INF NaCL 0,09% 18tpm
ANALISA DATA
Data Analisis Masalah
DS: Aterosklerosis Gangguan
Pasien mengatakan sulit Mobilitas Fisik
menggerakkan tangan dan Thrombus/emboli
kaki kirinya
Penyumbatan pembuluh
darah otak
DO:
 Pasien nampak lemah
Suplai O2 ke otakmenurun
 Kekuatan otot:
5 4 Hipoksia
5 4
 TTV : Stroke Non Hemoragik
0
S : 36,8 C
N : 80x/menit Iskemik pada arteri
TD : 90/60mmhg serebral anterior
RR : 20x/menit

Gangguan premotor area

Gangguan neuromaskular

Prioritas Masalah Keperawatan


Masalah keperawatan yang muncul pada pasien sesuai dengan prioritas:
1. Gangguan mobilitas fisik
Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
Keperawatan Hasil
1. Gangguan mobilitas Setelah dilakukan Intervensi utama:
fisik berhubungan intervensi keperawatan Dukungan Mobilisasi
dengan gangguan selama 2 x 24 jam
Observasi
neuromuskular maka mobilitas fisik
1) Identifikasi adanya nyeri atau
meningkat dengan
keluhan fisik lainnya
kriteria hasil:
2) Identifikasi toleransi fisik
1) Pergerakan
melakukan pergerakan
ekstemitas
3) Monitor frekuensi jantung dan
meningkat
tekanan darah sebelum
2) Kekuatan otot
memulai mobilisasi
meningkat
4) Monitor kondisi umum selama
3) Rentang gerak
melakukan mobilisasi
(ROM) meningkat
Terapeutik
4) Kelemahan fisik
- Fasilitasi aktivitas mobilisasi
menurun
dengan alat bantu (mis. pagar
tempat tidur)
- Fasilitasi melakukan mobilisasi
dini
- Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
Edukasi
a) Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
b) Anjurkan melakukan
mobilisasi dini
c) Ajarkan mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan (mis.
duduk di tempat tidur, duduk di
sisi tempat tidur, pindah dari
tempat tidur ke kursi)

Intervensi Pendukung:
Pengaturan Posisi
Observasi
1) Monitor status oksigenasi
Terapeutik
1) Motivasi melakukan ROM aktif
atau pasif
2) Ubah posisi setiap 2 jam

Intervensi Inovasi:
 Latihan (ROM) genggam bola Range Of Mo
Implementasi Keperawatan
Diagnosa Tanggal/ Implementasi Respon Paraf
Keperawatan jam
1 2 3 4 5
Gangguan 21/10/ - Mengidentifikasi DS:
mobilitas fisik 2022 adanya nyeri atau Pasien mengeluh sulit
berhubungan 11.30 wib keluhan menggerakkan tangan dan
dengan gangguan fisik lainnya kaki kirinya
neuromuskular - Memonitor DO:
frekuensi jantung - Pasien tampak
dan tekanan darah sulit menggerakkan
sebelum memulai ekstremitasnya
mobilisasi - Tekanan darah: 90/60
mmHg
- Frekuensi nadi: 80 x/menit
11.35 wib - Menjelaskan DS: Pasien mengatakan
tujuan bersedia untuk melakukan
danprosedur mobilisasi dan mengerti
mobilisasi tujuan serta prosedur dari
- Menganjurkan mobilisasi
melakukan DO: Pasien tampak
mobilisasi dini kooperatif dan sudah
mengerti apa yang
dijelaskan oleh perawat
12.00 wib - Memfasilitasi DS: Pasien mengatakan
aktivitas bersedia untuk mengubah
mobilisasi dengan posisi
alat bantu
pagar
tempat tidur
- Mengubah posisi DO:
pasien ke posisi Pasien dalam posisi
terlentang terlentang, kondisi fisik
- Monitor kondisi pasien tampak lemah
umum selama
melakukan
mobilisasi
12.05 wib - Memonitor status DS:-
oksigenasi DO: Pasien terpasang O2 2
lpm, SPO2: 98%
12.10 wib - Memotivasi DS:
danmengajarkan Pasien mengatakan tangan
pasien melakukan dan kaki kirinya masih sulit
ROM aktif untuk digerakkan dan
(abduksi, adduksi, gemetar saat
fleksi, ekstensi menggenggam
dan oposisi) bola
- Memfasilitasi DO:
pasien melakukan Pasien tampak gemetar saat
pergerakan dengan menggenggam bola,
latihan kekuatan otot 4 pada
ROM genggam ekstremitas kiri.
bola
14.00 wib - Memonitor D: -
frekuensi jantung DO:
dan tekanan darah - Tekanan darah: 90/70
sebelum memulai mmHg
mobilisasi - Frekuensi nadi: 85 x/menit
14.10 wib - Mengajarkan DS: Pasien mengatakan
mobilisasi bersedia untuk duduk di
tempat tidur
sederhana duduk di DO:
Pasien tampak dalam
tempat tidur
posisi duduk
14.20 wib - Melibatkan DS:
keluarga untuk Keluarga pasienmengatakan akan
membantu pasien membantu pasien dalammelakukan
dalam mobilisasi danmelatih pergerakan
meningkatkan sendi DO:
pergerakan Keluarga tampak
kooperatif
16.10 wib - Mengubah posisi DS:
Pasien mengatakan kesulitan saat
pasien ke posisi
merubah posisi
miring kiri DO:
- Monitor kondisi Pasien kooperatif, pasien dalam
umum posisi miring kiri,
selama melakukan kondisi fisik tampak lemah
mobilisasi

18.00 wib - Mengubah posisi DS:


pasien ke posisi Pasien mengatakan kesulitan saat
terlentang merubah posisi
- Memonitor DO:
kondisi umum Pasien kooperatif, pasien dalam posisi
selama melakukan terlentang, kondisi fisik
mobilisasi tampak lemah
18.10 wib - Memotivasi dan DS:
mengajarkan Pasien mengatakan tangan dan kaki
pasien melakukan kirinya masih sulit untuk digerakkan
ROM aktif dan masih gemetar saat
(abduksi, adduksi, menggenggam bola
fleksi, ekstensi dan
oposisi)
- Memfasilitasi DO:
pasien melakukan tangan pasien masih tampak gemetar
pergerakan dengan saat menggenggam bola, kekuatan
latihan ROM otot 4 pada
genggam bola ekstremitas kiri.
Gangguan 22/10/ - Mengidentifikasi DS:
mobilitas 2022 toleransi Pasien mengatakan masihsedikit sulit
fisik 08.00 wib fisik melakukan menggerakkantangan dan kaki
berhubungan pergerakan kirinya
dengan gangguan - Memonitor
DO:
neuromuskular frekuensi jantung
- Pasien tampak sulit
dan tekanan darah
menggerakkan ekstremitas bagian
sebelum memulai
kiri
mobilisasi
- Tekanan darah: 100/70 mmHg
- Frekuensi nadi: 82 x/menit

08.10 wib - Memfasilitasi DS:


aktivitas Pasien mengatakan bersedia untuk
mobilisasi dengan mengubahp osisi menjadi terlentang
alat bantu DO:
pagartempat tidur Pasien tampak kooperatif, pasien
- Mengubah posisi dalam posisi terlentang, keadaan
pasien ke posisi umum pasien cukup
terlentang
- Memonitor
kondisi umum
selama melakukan
mobilisasi
08.15 wib - Memonitor status DS: -
oksigenasi DO:
Pasien terpasang O2 2lpm,
SPO2: 99%
10.00 wib - Mengajarkan DS:
mobilisasi Pasien mengatakan bersedia untuk
sederhana duduk duduk disisitempat tidur
disisi tempat tidur DO:
Pasien tampak dalam posisi duduk
disisi tempat tidur
11.50 wib - Memonitor DS:-
frekuensi jantung DO:
dan tekanan darah - Tekanan darah: 100/70 mmHg
sebelum memulai - Frekuensi nadi: 86 x/menit
mobilisasi
12.00 wib - Memfasilitasi DS:
aktivitas Pasien mengatakan bersedia untuk
mobilisasi dengan mengubah posisi menjadi terlentang
alat bantu DO:
pagartempat tidur Pasien tampakkooperatif, pasien
- Mengubah posisi dalam posisi terlentang, kondisi
pasien ke posisi fisik tampak lemah
terlentang
- Memonitor
kondisi umum
selama melakukan
mobilisasi
12.10 wib - Memotivasi dan DS:
mengajarkan Pasien mengatakan tangan dan kaki
pasien melakukan kirinya masih sedikit sulit untuk
ROM aktif digerakkan
(abduksi, adduksi, dan gemetar saat menggenggam
fleksi, ekstensi dan bola mulai berkurang
oposisi) DO:
- Memfasilitasi pasien Kekuatan otot 4 pada ekstremitas
melakukanpergerakan kiri.
denganlatihan ROM
genggam bola

14.00 wib - Memonitor frekuensi DS:-


jantungdan DO:
tekanan darahsebelum - Tekanan darah: 100/80 mmHg
memulaimobilisasi - Frekuensi nadi: 88 x/menit

14.10 wib - Mengajarkan DS:


mobilisasi sederhana Pasien mengatakan bersedia untuk
duduk di tempat tidur duduk di tempat tidur
DO:
Pasien tampak dalam posisi duduk

16.10 wib - Mengubah posisi DS:


pasien ke posisi miring Pasien mengatakan bersedia untuk
kiri merubah posisi menjadi miring kiri
- Monitor kondisi DO:
umum selama Pasien kooperatif, pasien
melakukan mobilisasi dalam posisi miring kiri, kondisi
fisik tampak lemah
18.00 wib - Mengubah posisipasien DS:
ke posisi Pasien mengatakan bersedia untuk
terlentang merubah posisi menjadi terlentang
- Memonitor kondisi DO:
umumselama Pasien kooperatif, pasien dalam
melakukan posisi terlentang, kondisi fisik
mobilisasi tampak lemah
18.10 wib - Memotivasi dan DS:
mengajarkan pasien Pasien mengatakan tangan dan kaki
melakukan ROM kirinya masih sedikit sulit untuk
aktif(abduksi, adduksi, digerakkan dan gemetar saat
fleksi, ekstensi dan menggenggam bola mulai
oposisi) berkurang
- Memfasilitasi pasien DO:
melakukan pergerakan kekuatan otot 4 pada
denganlatihan ROM ekstremitas kiri.
genggam bola
Evaluasi
No. Tgl/Jam Evaluasi
1. 23/10/2022 S: Pasien mengatakan sudah mampu untuk menggerakkan tangan dan
kaki kirinya secara perlahan dan masih gemetar saat menggenggam
bola
O:
- Pasien tampak mampu menggerakkan ekstremitas kiri secara
perlahan
- Pasien tampak mampu menggenggam bola dengan erat dan
gemetar sudah berkurang
- TTV TD : 100/70 mmHg N : 88 x/mnt S : 36,5oC RR : 20 x/mnt GCS :
4-5-6
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
- Tingkatkan kondisi pasien
- Edukasi melakukan ROM aktif dan ajarkan mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan

Anda mungkin juga menyukai