Bab 2 Ebn
Bab 2 Ebn
TINJAUAN PUSTAKA
Dari uraian di atas dapat diketahui hahwa pemberian atau pemasangan terapi
intravena harus sesuai indikasi pada keadaan-keadaan tertentu dan berfungsi untuk
pemberian obat intravena. Secara garis besar, Sugiarto (2018) menyimpulkan bahwa indikasi
pemasangan terapi intravena, yaitu:
1) Pemberian cairan intravena (intravenous fluids).
2) Pemberian nutrisi parenteral (langsung masuk ke dalam darah) dalam jumlah
terbatas.
3) Pemberian kantong darah dan produk darah.
4) Pemberian obat yang terus-menerus (continiu).
5) Upaya profilaksis (tindakan pencegahan sebelum prosedur (misalnya pada operasi
besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk persiapan jika
terjadi syok, juga untuk memudahkan pemberian obat).
6) Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya resiko dehidrasi
(kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum pembuluh darah kolaps
(tidak teraba). sehingga tidak dapat dipasang jalur infus.
komplikasi tanpa membuka kasa penutup yaitu dengan cara meraba daerah
vena tersebut, Bila ada demarn yang tidak bisa dijelaskan dan ada nyeri tekan
kemungkinan komplikasi.
4) Bila kanula harus dipertahankan untuk waktu lama, maka setiap 48-72 jam
kematian. Adapun gangguan yang dapat terjadi pada saat terapi intravena seperti
Selain penyakit, ada beherapa hal yang perlu diperhatikan pada pemasangan infus
2) Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan
3) Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran
Ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi dalam pemasangan terapi IV menurut
pembuluh darah arteri vena, atau kapiler, terjadi akibat penekanan yang
kurang tepat saat memasukkan jarum, atau “tusukan” berulang pada daerah
yang sama.
pernbuluh darah), terjadi akibat ujung jarum infus melewati pembuluh darah.
akibat infus yang dipasang tidak dipantau secara ketat dan benar.
4. Emboli udara, yakni masuknya udara ke dalam sirkulasi darah. terjadi akibat
masuknya udara yang ada dalarn cairan infus ke dalam pembuluh darah.
5. Ekstravasasi, yakni masuknya cairan infus ke dalam jaringan ekstrasel.