Anda di halaman 1dari 21

LAYANAN-LAYANAN BK I

MAKALAH

LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN DAN LAYANAN

PENGUASAAN KONTEN

OLEH:

KELOMPOK II

JURUSAN PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang atas limpahan Rahmat dan
nikmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas mata
kuliah “Layanan-Layanan BK I”. Kami juga berterima kasih kepada semua pihak
yang telah berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat selelsai
tepat pada waktunya.
Karena kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu kami membuka peluang bagi para pembaca untuk memberikan masukan
berupa kritik dan saran yang membangun, demi kemajuan pengetahuan kami
semua.
Terakhir, kami berharap semoga para pembaca dapat menangkap isi dari
makalah ini, dan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan para pembaca.

Kendari,....... Mei, 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………............…………………..................……….
Daftar Isi…………………………………………………………………..............
BAB I PENDAHULUAN………………………………………….......................
A. Latar Belakang…………………………………………………............
B. Rumusan Masalah……………………………………………...............

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………................
A. Layanan Penempatan dan Penyaluran……............................................
1. Deskripsi Umum.......................................................................................
2. Tujuan.....................................................................................................
3. Komponen...............................................................................................
4. Asas.........................................................................................................
5. Pendekatan dan Teknik............................................................................
6. Operasionalisasi layanan.........................................................................
B. Layanan Penguasaan Konten..................................................................
1. Deskripsi Umum....................................................................................
2. Tujuan.....................................................................................................
3. Komponen..............................................................................................
4. Asas.........................................................................................................
5. Pendekatan dan Teknik...........................................................................
6. Operasionalisasi layanan .........................................................................

BAB III PENUTUP…………………………………………………….................


A. Kesimpulan ………………………………………………........................
B. Saran…………………………………………………………....................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam menjalani kehidupan dan perkembangannya, setiap saat individu

berada dalam kondisi diri tertentu dan menghadapi serta berinteraksi dengan

kondisi lingkungannya. Potensi dan keadaan aktual yang ada pada diri sendiri,

sedangkan kondisi lingkungan mengandung berbagai kemungkinan yang dapat

memberikan dampak positif ataupun dampak negatif, tergantung pada

penyikapan, penanganan dan pemanfaatannya.

Dalam perkembangan dan kehidupannya setiap individu perlu menguasai

berbagai kemampuan ataupun kompetensi. Potensi diri individu baik yang

mengacu kepada panca daya maupun keemampuan intelektual, bakat dan minat,

serta kecenderungan pribadi, perlu dikembangkan secara optimal. Banyak atau

bahkan sebagian besar dari kemampuan atau kompetensi itu harus dipelajari dan

mendapatkan perhatian sepenuhnya. Untuk itu, individu perlu belajar dan juga

memerlukan lingkungan yang positif agar dapat mengembangkan potensinya

dengan baik. Dengan adanya kebutuhan ini, maka diperlukan layanan penempatan

dan penyaluran untuk menyesuaikan kebutuhan individu dengan lingkungannya

serta layanan penguasaan konten akan membantu individu menguasai kompetensi

tertentu melalui kegiatan belajar.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan layanan penempatan dan penyaluran?

2. Apa yang dimaksud dengan layanan penguasaan konten?


BAB II
PEMBAHASAN

A. LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN


1. DESKRIPSI UMUM
Layanan penempatan dan penyaluran (PP) membantu individu atatu klien
untuk dapat terhindar (fungsi pencegahan) dan mengalami mismatch (kondisi
yang kurang serasi dan menimbulkan masalah). Individu dengan potensi dan
kondisi diri tertentu ditempatkan pada lingkungan yang lebih serasi agar potensi
yang ada dapat berkembang secara optimal. Di samping itu layanan ini berusaha
mengurangi sampai seminimal mungkin dampak lingkungan dan bahkan
mengupayakan dukungan yang lebih besar dan optimal terhadap pengembangan
potensi individu di satu sisi, dan sisi lain, memberikan kesempatan dan ruang
sebesar-besarnya bagi pengembangan potensi yang dimaksud (fungsi
pengembangan). Di tempat yang cocok, diharapkan potensi individu tersalurkan
dan berkembang secara optimal.
Selain fungsi pencegahan dan pengembangan, layanan penempatan dan
penyaluran juga dapat digunakan untuk menangani dampak mismatch yang terjadi
sebagaimana dikemukakan terdahulu. Dengn layanan PP mereka yang dirugikan
atau mismatch tertentu dapat dikembalikan ke arah pengembangan yang lebih
cepat.

2. TUJUAN LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN


a. Tujuan Umum
Tujuan umum layanan penempatan dan penyaluran adalah diperolehnya
tempat yang sesuai bagi individu untuk pengembangan potenso dirinya. Tempat
yang dimaksudkan itu adalah kondisi lingkungan, baik lingkungan fisik maupun
lingkungan sosio-emosional, dan lebih luas lagi seperti lingkungan akademik,
lingkungan sosial, lingkungan budaya, yang secara langsung berpengaruh
terhadap kehidupan dan perkembangan individu.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus layanan penempatan dan penyaluran dapat dikaitkandengan
fungsi-fungsi konseling yang diemban oleh layanan ini.
1) Fungsi pemahaman, terkait dengan dipahaminya potensi dan kondisi
diri individu, serta kondisi lingkungan yang ada sekarang dan kondisi
lingkungan yang dikehendaki.
2) Fungsi peencegahan, terkait dengan dampak positif layanan yang dapat
mencegah semakin parahnya masalah, hambatan dan kerugian yang
dapat dialami individu atau klien apabila ia dibiarkan dalam kondisi
lingkungan yang sekarang ada. Jika layanan penempatan dan
penyaluran tidak dilaksanakan, artinya individu atau klien dibiarkan
berada dalam keadaan mismatch antara potensi dan/atau kondisi
dirinya dengan kondisi lingkungannya, akibatnya ia akan semakin
menderita. Mismatch akan berlarut dan masalah klien akan
berkelanjutan atau mungkin semkin parah.
3) Fungsi pengentasan, secara langsung terkait dengan fungsi
pencegahan.pertama-tama layanan penempatan dan penyaluran hendak
mengatasi masalah individu atau klien melalui upaya menempatkannya
pada kondisi lingkungan yag lebih sesuai dengan kebutuhan klien.
Apabila upaya ini berhasil, fungsi pencegahan akan terangkatkan.
4) Fungsi pengembangan dan pemeliharaan, secara langsung menjadi
buah dari penyaluran dalam layanan penempatan dan penyaluran.
Dengan kondisi lingkungan baru yang lebih sesuai, potensi individu
atau klien menjadi terkembangkan dan terpelihara dari hal-hal yang
menghambat dan merugikan.
5) Fungsi advokasi, mempunyai kaitan yang tidak langsung dengan
fungsi-fungsi lainnya dalam layanan penempatan dan penyaluran
dengan fungsi pengentasan dan pencegahan, secara tidak langsung
layanan penempatan dan penyaluran menghindarkan individu atau
klien dari keteraniayaan diri dari hak-haknya. Lebih jauh, apabila
layanan penempatan dan penyaluran berhasil; memandirikan klien,
klien itu sendiri akan mampu mempertahankan diri dan membela hak-
haknya.

3. KOMPONEN LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN


a. Konselor
Konselor sebagai pelaksana layanan PP, adalah ahli pelayanan konseling
yang sangat peduli terhadap optimalisasi perkembangan individu demi
kebahagiaan kehidupannya. Konselor memperhatikan dengan cermat kondisi
lingkungan dalam kaitannya dengan perkembangan dan kehidupan individu.
Layanan PP merupakan wahana bagi konselor untuk mengupayakan lingkungan
yang lebih kondusif bagi pengembangan dan kehidupan individu.
b. Subjek Layanan dan Masalahnya
Subjek layanan PP adalah siapa saja yang memerlukan kondisi lingkungan
yang lebih sesuai dengan kebutuhan kehidupan dan perkembangannya, baik du
sekolah, si rumah, dalam organisasi, dan lain sebagainya. Untuk ini kondisi yang
mengandung dua sisi yaitu diri sendiri dan sisi lingkungan, perlu mendapat
perhatian.

4. ASAS
Penyelenggaraan layanan PP relative sangat terbuka dan sering kali
mengikutsertakan pihak-pihak di luar konselor dan diri subjek layanan. Dalam hal
ini, asas kesukarelaan dan keterbukaan subjek layann ( klien) sangat penting.
Posisi klien untuk mengambil keputusan sendiri harus mendapatkan penguatan.
Setelah itu asas kekinian dan asa kegiatan merupakan jaminan bagi kelancaran
dan suksesnya layanan PP.
Asas kerahasiaan diterapkan untuk hal-hal yang tidak bolrh dan tidak
layak diketahui pihak lain. Asas kerahasiaan harus dijamin oleh konselor.

5. PENDEKATAN DAN TEKNIK


a. Format
Format kolaboratif dilakukan konselor dengan cara menghubungi pihak
terkait dalam rangka membuka kesempatan dan dukungan ataupun fasilitas bagi
pengembangan lingkungan dengan kondisi yang menguntungkan subjek layanan.
Konselor memilih dengan cermat arah kondisi lingkungan yang dikemukakan
klienn dan pihak-pihak mana yang perlu dihubungi, serta menentukan dukungan
atau fasilitas apa yang diharapkan dari pihak-pihak yang dimaksud.
Format individu dan/atau kelompok dapat juga digunakan sepanjang
permasalahan klien berada dalam keterkaitan pribadi atau dalam kelompok
tertentu.
b. Strategi BMB3
Penempatan sasaran layanan (klien) dalam kondisi yang sesuai
memerlukan pertimbangan yang syarat cermat, dari pihak klien dan konselor serta
pihak lain yang terkait. dalam hal itu strategi BMB3 perlu ditampilkan dalam
setiap tahap layanan. Materi dan arah penempatan/penyaluran yang tepat
memrlukan mekanisme BMB3 secara konsisten.
c. Materi layanan
Dalam layanan PP ada lima hal pokok yang mendapat perhatian utama
konselor:
1) Mengkaji potensi dan kondisi diri subjek layanan atau klien
2) Mengkaji kondisi lingkungan, dimulai dari lingkungan yang paling
dekat, mengacu kepada arah penempatan/penyaluran subjek layanan
3) Mengkaji kesesuaian antara potensi dan kondisi diri subjek dengan
kondisi yang tersedia atau yang ada, serta mengidentifikasi
permasalahan yang secara dinamis berkembang pada diri subjek
4) Mengkaji kondisi dan prospek lingkungan yang ada atau baru atau
yang mungkin diempati subjek
5) Menempatkan subjek ke lingkungan baru.
Setelah konselor mengkaji perlunya subjek ditempatkan/dislurkan atau
hal-hal yang menjadi masalah subjek layanan atau klien, tidaklah konselor serta
merta “memindahkan” klien itu ke lingkungan baru. Pertama-tama konselor justru
mengkaji kemungkinan “mengubah” diri klien dan mengubah/memperbaiki
lingkungan di sekitarnya. Apabila antara klien dan lingkungan yang ia tempati
sekarang saling dapat “disesuaikan”, maka layanan PP dengan memindahkan
klien ke lingkungan lain agaknya tidak perlu dilakukan.
Di samping arah layanan PP untuk mengentaskan masalah klien seperti
digambarkan di atas, layanan PP di sekolah misalnya digunakan dalam rangka
penjurusan siswa. Dalam hal ini meteri layanan PP tidak mengacu pada
permasalahan klien, melainkan kepada arah mana potensi siswa paling tepat
disalurkan.
d. Teknik dan Bentuk Penempatan/Penyaluran
1) Studi Awal
Untuk mengkaji potensi dan kondisi diri subjek berkenaan dengan layanan
yang dimaksud perlu dlakukan:
a) Studi dokumentasi terhadap hasil-hasil aplikasi insttrumentasi dan
himpunan data
b) Studi dokumentasi terhadap hasil-hasil aplikasi dapat dipilih oleh
subjek layanan untuk mengerahkan diri
c) Observasi terhadap:
 Aktualisasi potensi, bakat dan kemajuan subjek sasaran
 Kondisi jasmaniah, kemampuan berkomunikasi, dan
tingkah laku keseharian subjek
 Suasana hubungan sosio-emosional subjek dengan individu
lain di sekitarnya
 Kondisi fisik lingkungan
d) Studi terhadap aturan, baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang
diberlakukan, yang terkait dengan penempatan/penyaluran subjek
layanan.
e) Studi kondisi linkungan yang prospektif lebih kondusif bagi subjek
f) Wawancara dengan pihak-pihak terkait terhadap kemungkinan
penempatan/penyaluran sasaran layanan.
2) Bentuk penempatan
Bentuk-bentuk penempatan subjek dalam rangka layanan PP sangat
tergantung pada arah pengembangan diri dan/atau masalah klien dan hasil
pengkajian yang telah dilakukan konselor. Beberapa bentuk di antaranya adalah:
a) Penempatan duduk siswa di dalam kelas
b) Penempatan siswa dalam kelompok belajar
c) Penempatan/penyaluran siswa ke jurusan/program stusi lanjutan
d) Penempatan siswa dalam kelompok kegiatan bakat dan minat
khusus atau ekstrakurikuler
e) Pemindahan subjek ke lembaga pendidikan yang lebih sesuai, dll.

3) Rencana Bersama
Rencana penempatan subjek ke lingkungan yang baru harus
sepengetahuan dan mendapat persetujuan dari subjek layanan. Akan lebih baik
apabila perencanaannya dilakukan bersama antara konselor dan subjek. Rencana
bersama itu dilakukan baik untuk layanan terhadap seorang subjek ataua klien
tertentu maupun terhadap sejumlah subjek.
Rencana bersama yang telah disusun itu dilaksanakan dengan partisipasi
penuh subjek yang bersangkutan. Di sinilah asas kegiatan, yang didasarkan atas
keukarelaan dan keterbukaan, sangat dipentingkan.
e. Waktu dan Tempat
Layanan PP diselenggarakan melalui serangkaian cara tertentu, tidak
dibentuk satuan-satuan paket pertemuan, atau kegiatan yang disajikan atau
dilaksanakan dalam sesi-sesi tertentu, melainkan dalam bentuk rangkaian upaya
yang bersifat terbuka dan luwes. Untuk itu waktu dan tempat yang digunakan
disesuaikan dengan apa yang dibutuhkan dalam layanan, khususnya berkenaan
dengan arah bentuk-bentuk penempatan yang ditempuh.
f. Keterkaitan
1. Keterkaitan Jenis Layanan Lainnya
Layanan informasi, orientasi, penguasaan konten dan mediasi dapat
ditindak lanjuti dengan layanan PP. sementara itu layanan PP dapat diintegrasikan
ke dalam berbagai layanan. Dengan demikian, dalam kaitannya dengan layanan
PP. Berbagai layanan konseling sebenarnya saling terkait, baik dengan pola
terintegrasikan, maupun pola menguatkan, ataupun pola menindak lanjuti.
2. Keterkaitan kegiatan pendukung
a) Aplikasi Instrumentasi dan Himpunan Data
Data hasil aplikasi instrumentasi dan/atau data yang di dalam
himpunan data digunakan untuk:
1) Menempatkan subjek sasaran layanan
2) Memperkaya bahan kajian terhadap potensi dan kondisi diri
subjek beserta lingkungannya.
3) Menetapkan arah penempatan/pennyaluran sasaran layanan.

b) Konferensi Kasus
Permasalahan yang dialami oleh seorang atau lebih subjek sasaran layanan
dapat dibawa ke dalam konferensi kasus dengan menghadirkan pihak-pihak
terkait. dalam konferensi kasus itu digali bebrapa data yang relevan dan digalang
partisipasi konstruktif para peserta dlam penanganan permasalahan subjek
layanan.
c) Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah diperlukan untuk mendapatkan data yang lebih lengkap
tentang subjek layanan, khusus data yang terkait dengan keluarga. Di samping itu
dukungan atas pengentasan permasalahan subjek melalui layananPP juga
diupayakan. Kunjungan rumah ini lebih diperlukan bagi subjek layanan yang
dilayani secara perorangan, sedangkan untuk subjek-subjek non-perorangan
keluarga mereka dapat dihadirkan dalam konferensi kasus.

d) Tampilan Kepustakaan
Untuk penempatan/penyaluran yang lebih tepat, klien perlu diarahkan
untuk membaca berbagai sumber bacaan terkait dengan arah
penempatan/penyaluran.

e) Alih Tangan Kasus


Alih tangan kasus dimungkinkan atas dasar hasil penilaian dampak
layanan. Semacam alih tangan dapat dilakukan dalam rangka kajian (awal)
terhadap potensi dan kondisi diri serta kondisi lingkungan.

6. OPERASIONALISASI LAYANAN PP
Layanan PP perlu diselenggarakan secara terencana dan tertib mengikutI
prosedur dan langkah-langkah sistematik-strategis. Langkah pengkajian kondisi
merupakan dasar bagi arah penempatan yang dimaksud.
a. Perencanaan
Perencanaan layanan PP dimulai dengan identifikasi kondisi yang
menunjukkan kebutuhan untuk penempatan/penyaluran dan/atau adanya
permasalahan pada diri subjek tertentu, dalam hal ini subjek sasaran layanan
ditetapkan. Materi perencanaan layanan dikemas dalam SATLAN.
b. Pengorganisasian Unsur dan Sarana Layanan
Tahap ini diisi dengan menyiapkan prosedur dan langkah-langkah, serta
perangkat dan fasilitas layanan. Penyiapan kelengkapan administrasi merupakan
suatu keniscayaan.
c. Pelaksanaan
Tahap ini diisi dengan berbagai kegiatan dalam rangka melakukan
pengkajian terhadap berbagai kondisi yang terkait dengan permasalahan subjek
layanan, sesuai dengan prodesur dan langkah-langkah yang telah ditetapkan, yang
semuanya itu terarah pada kegiatan melaksanakan penempatan/penyaluran.
d. Penilaian
Layanan PP diselenggarakan secara bertahap, artinya tidak selesai dalam
satu kali pelaksanaan; atau tidak mengenal sesi-sesi pelaksanaan yang berdiri
sendiri-sendiri. Dengan demikian penilaian segera yang biasanya dilaksanakan
pada setiap sesi layanan konseling, tidak dilaksanakan.
B. LAYANAN PENGUASAAN KONTEN
1. DESKRIPSI UMUM

Dalam perkembangan dan kehidupannya setiap individu perlu menguasai


berbagai kemampuan ataupun kompetensi. Dengan kemampuan atau kompetensi
itulah individu hidup dan berkembang. Banyak atau bahkan sebagian besar dari
kemampuan atau kompetensi itu harus dipelajari. Untuk itu individu harus belajar,
dan belajar. Kegiatan belajar ini tidak mengenal batas materi, waktu dan tempat
artinya dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja untuk materi apa saja.
Layanan Penguasaan Konten (PKO) merupakan layanan bantuan kepada
individu sendiri – sendiri ataupun dalam kelompok) untuk menguasai kemampuan
atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar. Kemampuan atau kompetensi
yang dipelajari itu merupakan satu unit konten yang di dalamnya terkandung fakta
atau data, konsep, proses, hukum dan aturan, nilai, persepsi, afeksi, sikap dan
tindakan yang terkait di dalamnya.

2. TUJUAN
a. Tujuan Umum

Tujuan umum layanan PKO ialah dikuasainnya suatu konten tertentu.


Penguasaan konten ini perlu bagi individu atau klien untuk menambah wawasan
dan pemahaman, mengarakan penilaian dan sikap, menguasai cara – cara atau
kebiasaan tertentu, untuk memenuhi kebutuhannya dan mengatasi masalah –
masalahnya.

b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus layanan PKO dapat dilihat pertama dari kepentingan
individu atau klien mempelajarinya dan kedua dari isi konten itu sendiri. Tujuan
khusus PKO terkait dengan fungsi – fungsi konseling.
1) Fungsi pemahaman, menyangkut konten-konten yang isinya merupakan
berbagai hal yang perlu dipahami.
2) Fungsi pencegahan, dapat menjadi muatan layanan PKO apabila
kontennya memang terarah kepada terhindarkannya individu atau klien
dari mengalami masalah tertentu.
3) Penguasaan pengentasan, akan menjadi arah layanan apabila penguasaan
konten memang untuk mengatasi masalah yang sedang dialami klien.
4) Penguasaan konten dapat secara langsung maupun tidak langsung
mengembangkan disatu sisi, dan disisi lain memelihara potensi individu
atau klien.
5) Penguasaan konten yang tepat dan terarah memungkinkan individu
membela diri sendiri terhadap ancaman ataupun pelanggaran atas hak-
haknya.

3. KOMPONEN

Komponen layanan PKO adalah konselor, individu atau klien, dan konten
yang menjadi isi layanan.
a. Konselor
Konselor adalah tenaga ahli pelayanan konseling, penyelenggara layanan
PKO dengan menggunakan berbagai modus dan media layanannya.
b. Individu

Konselor menyelanggarakan layanan PKO terhadap seorang atau sejumlah


individu yang memerlukan penguasaan atas konten yang menjadi isi layanan.
Individu adalah subjek yang menerima layanan, sedangkan konselor adalah
pelaksana layanan.

c. Konten

Konten merupakan isi layanan PKO, yaitu satu unit materi yang menjadi
pokok bahasan atau materi latihan yang dikembangkan oleh konselor dan diikuti
dan dijalani oleh individu peserta layanan.
4. ASAS
Layanan PKO pada umumnya bersifat terbuka. Asas yang paling
diutamakan adalah asas kegiatan, dalam arti peserta layanan diharapkan benar-
benar aktif mengikuti dan menjalani semua kegiatan yang ada di dalam proses
layanan. Asas kegiatan ini dilandasi oleh asas kesukarelaan dan keterbukaan dari
peserta layanan. Dengan ketiga asas tersebut proses layanan akan berjalan lancar
dengan keterlibatan penuh peserta layanan.

5. PENDEKATAN, STRATEGI DAN TEKNIK


a. Format

Dalam hal ini konselor menegakkan dua nilai proses pembelajaran yaitu:

1) High-touch, yaitu sentuhan-sentuhan tingkat tinggi yang mengenai aspek-


aspek kepribadian dan kemanusiaan peserta layanan (terutama aspek-
aspek afektif, semangat, sikap, nilai dan moral), melalui implementasi
oleh konselor pilar pembelajaran yang disebut berwibawa, meliputi asas-
asas:
 Pengakuan dan penerimaan
 Kasih sayang dan kelembutan
 Pengarahan dan keteladanan
 Pemberian penguatan
 Tindakan tegas yang mendidik
2) High-tech, yaitu teknologi tingkat tinggi untuk menjamin kualitas
penguasaan konten, melalui implementasi oleh konselor:
 Materi pembelajaran (dalam hal ini konten)
 Metode pembelajaran
 Alat bantu pembelajaran
 Lingkungan pembelajaran
 Penilaian hasil pembelajaran
b. Metode dan Tehnik
1) Penguasaan Konten

Pertama-tama konselor menguasai konten dengan berbagai aspeknya akan


menjadi isi layanan. Makin kuat penguasaan konten ini akan semakin
meningkatkan kewibawaan konselor dimata peserta layanan. Untuk memperkuat
penguasaan konten, pemenfaatan berbagai sumber oleh konselor sangat
diharapkan. Suatu konten tidak hanya dapat dibangun berdasarkan sumber-sumber
yang canggih, materi konten dapat dibangun dengan memanfaatkan kondisi dan
berbagai hal yang ada di lingkungan sekitar. Dalam kaitan ini, hal yang paling
penting adalah daya improvisasi konselor dalam membangun konten yang
dinamis dan kaya.

2) Tehnik

Setelah konten dikuasai, Konselor membawa konten tersebut ke arena


layanan PKO. Brebagai tehnik dapat digunakan yaitu:

a) Penyajian; konselor menyajikan materi pokok konten, setelah para


peserta disiapkan sebagaimana mestinya.
b) Tanya jawab dan diskusi; konselor mendorong partisipasi aktif dan
langsung para peserta melalui dinamika BMB3, kegiatan ini dapat
berupa:
 Diskusi kelompok
 Penguasaan dan latihan terbatas survey lapangan
 Percobaan
 Latihan tindakan
 Refleksi BMB3

c. Media Pembelajaran

Untuk memperkuat proses pembelajaran dalam rangka penguasaan konten,


konselor dapat menggunakan berbagai perangkat keras dan perangkat lunak media
pembelajaran, meliputi alat peraga (alat peraga langsung, contoh, replica dan
miniature), media tulis dan grafis, perlatan dan program elektronik (radio dan
rekaman, OHP, computer, LCD, dan lain-lain). Penguasaan media ini akan
meningkatkan aplikasi high-tech dalam layanan PKO.

d. Waktu dan Tempat

Tempat penyelenggaraan PKO disesuaikan pula dengan aspek-aspek


konten serta kondisi peserta. Penyelenggaraan layanan dengan format klasikal
dapat diselenggarakan didalam ruangan kelas di sekolah, sedangakan format
kelompok di dalam ruang kelas atau di luar kelas. Format layanan individual
sepenuhnya tergantung pada pertimbangan konselor dan persetujuan klien.
Layanan PKO dengan konten khusus dapat diselenggarakan di dalam dan
terintegrasikan dalam layanan bimbingan kelompok, konseling kelompok, atau
konseling perorangan.

e. Keterkaitan
1. Keterkaitan Jenis Layanan Lain.

Bentuk keterkaitan yang dimaksud itu dapat berupa integrasi, dan pula tidak
lanjut. Dalam menangani seseorang atau sejumlah klien konselor perlu
mencermati kebutuhan klien dalam penanganan masalahnya, sehingga keterkaitan
berbagai layanan itu menjadi jelas dan termanfaatkan dengan optimal.

2. Keterkaitan Kegiatan Pendukung


a) Aplikasi Instrumenasi

Hasil aplikasi instrumentasi juga dapat dijadikan pertimbangan untuk


menempatkan seseorang atau lebih sebagai peserta layanan PKO dengan konten
tertentu. Hal ini sangat relevan bagi konselor yang memiliki hak panggil atau
individu yang dapat dijadikan klien.
b) Himpunan Data

Sama dengan hasil aplikasi instrumentasi, data yang tercantum di dalam


himpunan data dapat dijadikan konten yang dibawa ke dalam layanan PKO.
Dengan demikian juga, data dalam himpunan data dapat menggerakkan konselor
untuk menetapkan seseorang untuk mengikuti/menjalani layanan PKO tertentu.
Dalam hal ini asas kerahasiaan sangat ditekankan.

c) Konferensi Kasus, Kunjungan Rumah, dan Alih Tangan Kasus

Ketiga kegiatan pendukung tersebut di atas, pada umumnya ditempuh


apabila peserta PKO memerlukan tindak lanjut tertentu. Dari hasil penilaian
(laiseg atau laijapen) dapat diidentifikasi peserta mana yang memerlukan tindak
lanjut tertentu, konferensi kasus, kunjungan rumah, atau alih tangan kasus yang
mengarah kepada pendalaman penguasaan konten dengan permasalahan yang
dialami oleh peserta yang bersangkutan.

6. OPERASIONALISASI LAYANAN
a. Perencanaan

Setelah konselor menetapkan subjek atau peserta layanan KPO, konselor


menetapkan konten yang akan dipelajari secara rinci dan kaya, serta menetapkan
proses dan langkah-langkah layanan. Semuanya itu dikemas dalam bentuk
SATLAN.
b. Mengorganisasikan unsur-unsur dan sasaran layanan

Pada tahap ini konselor menyiapkan fasilitas layanan termasuk media


dengan perangkat keras dan lemahnya. Disamping itu disiapkan juga kelengkapan
administrasi .
c. Pelaksanaan

Konselor melaksanakan kegiatan layanan melalui dimanfaatkannya


seoptimal mungkin/diorganisasikan, melalui proses pembelajaran penguasaan
konten. (jika diperlukan dapat didahului oleh diagnosis belajar subjek peserta
layanan). Dalam proses pembelajaran diimplementasikan pilar high-touch dan
high-tech.

d. Penilaian
Secara umum penilaian terhadap hasil layanan PKO di orientasikan
kepada diperolehnya kelima dimensi belajar (tahu, bisa, mau, biasa, dan ikhlas)
terkait dengan konten tertentu terkait dengan masalah yang dihadapi. Secara
khusus penilaian hasil layanan PKO ditekankan kepada penguasaan peserta atau
klien atas aspek-aspek konten yang dipelajari. Penilaian hasil layanan
diselenggarakan dalam tiga tahap:
1) Penilaian segera (laiseg), penilaian yang diadakan segera
menjelang diakhirinya kegiatan layanan.
2) Penilaian jangka pendek (laijapen), penilaian yang diadakan
beberapa waktu (satu minggu sampai satu bulan) setelah kegiatan
layanan.
3) Penilaian jangka panjang (laijapag), penilaian yang diadakan
setelah satu bulan atau lebih pasca layanan.

e. Tindak Lanjut dan Laporan

Setelah menetapkan jenis dan arah tindak lanjut, konselor


mengomunikasiakan rencana tindak lanjut itu kepada peserta layanan dan pihak-
pihak terkait, dan kemudian melaksanakan rencana tindak lanjut tersebut,
menyusun tindak lanjut itu konselor menyusun laporan pelaksanaan layanan PKO
secara lengkap dalam bentuk LAPELPROG dan menyampaikan laporan kepada
pihak terkait serta mendokumentasikan laporan layanan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Layanan penempatan dan penyaluran (PP) membantu individu atatu klien
untuk dapat terhindar (fungsi pencegahan) dan mengalami mismatch (kondisi
yang kurang serasi dan menimbulkan masalah). Individu dengan potensi dan
kondisi diri tertentu ditempatkan pada lingkungan yang lebih serasi agar potensi
yang ada dapat berkembang secara optimal. Penyelenggaraan layanan PP relative
sangat terbuka dan sering kali mengikutsertakan pihak-pihak di luar konselor dan
diri subjek layanan.
Layanan Penguasaan Konten (PKO) merupakan layanan bantuan kepada
individu sendiri – sendiri ataupun dalam kelompok) untuk menguasai kemampuan
atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar. Kemampuan atau kompetensi
yang dipelajari itu merupakan satu unit konten yang di dalamnya terkandung fakta
atau data, konsep, proses, hukum dan aturan, nilai, persepsi, afeksi, sikap dan
tindakan yang terkait di dalamnya.

B. SARAN
Dengan bertambahnya pemahaman kita mengenai layanan-layanan BK
semoga dapat membantu dalam menjalankan program BK dengan baik. Untuk
itu kita perlu untuk memanfaatkan ilmu dan pemahaman yang kita miliki
sesuai dengan kebutuhan klien yang akan diberikan layanan.

Anda mungkin juga menyukai