Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sebagai seorang guru tentu saja menginginkan siswanya
mendapatkan hasil belajar yang maksimal dari kegiatan belajar mengajar di
sekolah. Adapun hasil belajar seperti kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik merupakan tujuan pengajaran yang harus dicapai oleh siswa.
Hasil belajar tercermin dari kognitif menyangkut kecerdasan atau
intelektualitasnya, seperti pengetahuan yang dikuasai maupun cara berpikir,
afektif menyangkut aspek perasaan dan emosi, dan psikomotorik mencakup
kemampuan yang menyangkut ketrampilan fisik dalam mengerjakan atau
menyelesaikan sesuatu.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) pada jenjang pendidikan dasar dimaksudkan untuk
mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis,
kreatif dan mandiri.
Mata pelajaran sains atau IPA di tingkat Sekolah Dasar merupakan
mata pelajaran yang mencakup materi cukup luas. Guru harus mampu
menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Selain dengan
penggunaan metode dan strategi yang tepat, guru juga harus mampu
memahami karakteristik siswa dan memberikan rangsangan kepada siswa
agar bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran IPA di Sekolah
Dasar.
Mata pelajaran sains atau lebih dikenal dengan IPA,kebanyakan
siswa menyukai pelajaran tersebut, menurut mereka IPA merupakan mata
pelajaran yang menarik dan tidak membosankan.karena mata pelajaran IPA
membahas tentang lingkungan alam atau kejadian-kejadian di alam. Meski
mereka menyukai mata pelajaran ini, hasil belajar atau nilai pada mata
1
pelajaran ini masih rendah, karena siswa hanya mempelajari teorinya saja,
mereka tidak ditugaskan membuktikan suatu fakta yang terdapat pada mata
pelajaran, jadi mereka dapat dengan mudah melupakan suatu hal yang telah
dipelajarinya, karena sebagian besar guru hanya menggunakan metode yang
monoton. Meskipun guru sudah menggunakan metode yang bervariasi seperti
ceramah, kerja kelompok, diskusi dan lain – lain, tapi hasilnya masih juga
belum ada peningkatan yang signifikan.
Dari hasil tes awal yang dilakukan pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam kelas III SDN 091503 Kec.Tanah Jawa dengan materi
gerak benda diperoleh hasil belajar yang kurang memuaskan. Rata-rata hasil
belajar siswa masih dibawah standar yang ditetapkan yaitu, yaitu dari 26
siswa kelas III hanya sekitar 27% (7 siswa) yang mendapatkan nilai di atas
KKM, sedangkan sisanya sekitar 73% (19 siswa) mendapatkan nilai dibawah
KKM.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa
kelas III SDN 091503 Kec. Tanah Jawa belum mengalami ketuntasan belajar.
Pembelajaran di kelas belum memanfaatkan secara maksimal berbagai faktor
yang dapat meningkatkan hasil belajar.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti mengkaji melalui
Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Perbaikan Pembelajaran IPA Materi
Gerak Benda Menggunakan Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas III SD
Negeri 091503 Kec. Tanah Jawa Tahun Ajaran 2022/ 2023”.

1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka didapatkan
identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu minat belajar dan aktifitas
siswa dalam pembelajaran IPA masih sangat kurang ditambah dengan guru
hanya mengajar secara monoton, tidak menarik, tidak menggunakan media
pembelajaran, siswa kurang aktif, pembelajaran hanya menggunakan metode
ceramah sehingga hasil belajar sangat rendah.

2
2. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, saya sebagai peneliti berusaha
mencari factor penyebab masalah dengan melakukan refleksi maka
didapatkan kekurangan yang menyebabkan rendahnya penguasaan siswa
terhadap materi pembelajaran “Gerak Benda “ di Kelas III SDN 091503
Kec.Tanah Jawa, antara lain :
1) Guru menjelaskan terlalu cepat dan siswa lain terganggu karena
Sebagian siswa ribut.
2) Guru menggunakan metode belajar yang bersifat konvensional.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecah Masalah.


Berdasarkan analisis masalah di atas, maka alternatif permasalahan
masalah yaitu dengan menggunakan Metode Eksperimen dengan tujuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi pembelajaran IPA “gerak
benda”.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN 091503
Kec.Tanah Jawa pada mata pelajaran IPA tentang Gerak Benda melalui
penggunaan metode eksperimen?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Mendeskripsikan penerapan penggunaan metode eksperimen dalam
meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN 091503 Kec. Tanah Jawa tentang
Gerak benda.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Bagi siswa
a. Meningkatkan hasil belajar siswa
b. Meningkatkan kualitas dalam penerapan kurikulum dan pengembangan
kompetensi siswa di sekolah
3
c. Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, ketertarikan, kenyamanan,
kesenangan dalam diri siswa untuk mengikuti proses pembelajaran di
kelas.
d. Memberikan bekal kecakapan berfikir ilmiah melalui keterlibatan siswa
dalam kegiatan penelitian perbaikan pemelajaran yang dilakukan oleh
guru.
2. Bagi Guru
a. Guru memiliki kemampuan memperbaiki proses pembelajaran melalui
suatu kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi dikelasnya.
b. Guru dapat berkembang dan meningkatkan kinerjanya secara
profesional dan mampu memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.
c. Guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif dalam
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri.
d. Guru akan merasa lebih percaya diri.
3. Bagi Sekolah
a. Memberikan sumbangan pemikiran sebagai alternatif untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
b. Sekolah memiliki bermacam-macam variasi model pembelajaran.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
IPA adalah pengetahuan yang mempelajari, menjelaskan, serta
menginvestigasi fenomena alam dengan segala aspeknya yang bersifat empiris.
“Pembelajaran IPA adalah interaksi antara komponen-komponen pembelajaran
dalam bentuk proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang berbentuk
kompetensi yang telah ditetapkan”. (Wisudawati dan Sulistyowati, 2014,p.26).
“IPA sebagai suatu proses merupakan rangkaian kegiatan ilmiah atau
hasil-hasil observasi terhadap fenomena alam untuk menghasilkan pengetahuan
ilmiah”, (Wedyawati dan Lisa, 2019, p.2).
“Ilmu Pengetahuan Alam atau biasa disebut Sains, berasal dari Bahasa
Inggris, yaitu Science yang berarti pengetahuan. Sedangkan menurut Bahasa latin,
sains berasal dari kata Scientia yang berarti “saya tahu”, (Sari, Setiawan, dkk,
2022, p.49).
Berdasarkan pengertian-pengertian IPA/sains di atas dapat
disimpulkan bahwa IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
peristiwa yang terjadi di alam beserta isinya. Materi-materi dalam IPA
mempelajari fenomena-fenomena alam dan memerlukan penalaran lebih oleh
peserta didik. Karakteristik materi pembelajaran IPA yang cenderung abstrak akan
menuntut guru untuk berinovasi dalam menyampaikan model pembelajaran yang
tepat untuk menyampaikannya.
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik
untuk mempelajari diri sendiri dana lam sekitar, serta prospek pengembangan
lebih lanjut dalam menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami agar memahami
alam sekitar secara ilmiah.

5
B. Metode Pembelajaran Eksperimen
“Metode Eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dimana peserta
didik melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu
yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode percobaan ini,
peserta didik diberi kesempatan untuk mengalami sendiri, mengikuti suatu proses,
mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan
sendiri mengenai suatu objek, keadaan atau proses sesuatu ”, (Amin dan
Sumendap:2022, p.191).
“ Metode pembelajaran Eksperimen adalah metode pembelajaran yang
dalam penerapannya menitik beratkan kepada kinerja siswa, sebagian besar
dilakukan dalam kelompok kecil, namun tidak menutup kemungkinan juga
dilakukan oleh individu”, ( Budi, 2022, p.70).
Dari pegertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen
adalah metode pembelajaran yang dalam penerapannya berpusat pada siswa,
sedangkan guru hanya sebagai fasilitator saja, dimana siswa melakukan
percobaannya sendiri akan suatu topik yang diberikan guru.
Dengan metode eksperimen peserta didik berkesempatan
mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang sedang terlibat dalam
proses serta dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan.
Kelebihan metode eksperimen sebagai berikut :
a. Membuat siswa percaya atas kesimpulan yang sesuai dengan hasil
eksperimennya. Mereka dapat membuat kesimpulan sendiri, namun
maknanya sama dengan yang sebenarnya.
b. Membina siswa untuk membuat terobosan baru dengan penemuan dari
eksperimennya dan menjadi manfaat bagi sesama. Karena metode
pembelajaran ini menyenangkan, tak menutup kemungkinan siswa
melakukan percobaan atau eksperimennya sendiri di rumah, tanpa harus
diberi tugas terlebih dahulu.
c. Hasil dari percobaan siswa dapat dimanfaatkan untuk sekolah dan
masyarakat.
d. Melatih ketelitian dan keuletan siswa ketika melakukan eksperimen.
6
Kelemahan metode eksperimen sebagai berikut :
1. Metode ini lebih sesuai dengan pelajaran berdasar ilmu sains dan
teknologi.
2. Memerlukan fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah
diperoleh dan terkadang harganya cukup mahal. Meski begitu, Anda bisa
mensiasatinya dengan mencari bahan yang mudah didapatkan dan murah.
3. Menguji kesabaran guru dan siswa.
4. Eksperimen tidak selalu menghasilkan hasil yang diharapkan. Bisa jadi
ada faktor-faktor tertentu di luar jangkauan kemampuan yang tidak sesuai.
Meski begitu, hal ini bisa disiasati dengan melakukan eksperimen lagi
hingga berhasil.
Sedangkah langkah-langkah penerapan metode eksperimen adalah
sebagai berikut :
1. Mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan ketika bereksperimen. Seperti
bahan, alat, dan strateginya.
2. Menetapkan metode eksperimen serta tujuan yang ingin dicapai. Anda
bisa menganalisis kira-kira apa tujuan melakukan eksperimen ini untuk
dan hal apa yang didapatkan oleh siswa setelah melakukan eksperimen.
3. Mempersiapkan kebutuhan peralatan dan sarana yang dibutuhkan dalam
melakukan eksperimen di sekolah. Dalam hal ini, Anda bisa meminta
siswa untuk berpartisipasi membawa bahan dan alat untuk eksperimen
lalu dikumpulkan di sekolah.
4. Guru mengadakan uji eksperimen sebelum memberi tugas kepada siswa.

C. Hasil Belajar
Susanto (2013) menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan-
perubahan yang terjadi pada diri siswa,baik yang menyangkut aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik sebagai hasil kegiatan belajar. Dan Susanto akhirnya
menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak
setelah melalui proses belajar.
Namun demikian, hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan
7
manusia berubah dalam setiap tingkah lakunya. Hasil belajar dibagi dalam 3
(tiga) ranah yakni :
a. Ranah kognitif: kemampuan berpikir, kompetensi memperoleh
pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan
penalaran.
b. Ranah psikomotor: kompetensi melakukan pekerjaan dengan melibatkan
anggota badan; kompetensi yang berkaitan dengan gerak fisik.
c. Ranah afektif: berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat
penerimaan atau penolakan terhadap suatu obyek.
Berdasarkan definisi diatas maka hasil belajar merupakan perubahan
kemampuan pada manusia sebagai hasil dari proses belajar sehingga
bertambah pengetahuannya baik yang bersifat kognitif, afektif, dan
psikomotor setelah siswa melakukan pengalaman belajar.

8
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian serta Pihak yang Membantu


1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri
091503 Pem. Tanah Jawa. Sebanyak 26 orang siswa yang terdiri dari 10
orang siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki.
2. Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian tindakan kelas mata pelajaran IPA
pada materi Gerak Benda di SD Negeri 091503 Pem. Tanah Jawa Kec.
Tanah Jawa, Kab. Simalungun.
3. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui penelitian
tindakan kelas yaitu mulai tanggal 1 sampai dengan 31 mei 2023.
Penelitian dilaksanakan dalam dua tahapan yaitu siklus I dan siklus II.
Dengan pembagian waktu sebagai berikut:
a. Pra siklus : 4 Mei 2023
b. Siklus I : 10 Mei 2023
c. Siklus II : 24 Mei 2023
4. Pihak Yang Membantu
Selama proses penelitian, peneliti banyak dibantu oleh:
a. Ibu Lely Saufi, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri 091503 Pem.
Tanah Jawa.
b. Ibu Elvi Mailani, S.Pd,M.Pd, Selaku Supervisor 1
c. Ibu Ernawaty Sinaga, S.Pd, selaku teman sejawat/ Supervisor 2

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam bentuk penelitian tindakan
kelas. Pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran ini melalui langkah siklus
sebanyak dua siklus, dan masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu
9
Perncanaan (planning), Pelaksanaan (acting), Pengamatan (observing) dan
Refleksi (reflecting).

Gambar 3.1. Siklus PTK (Suharsini, Arikunto, 2006)

1) Perencanaan
a. Menyusun jadwal mengajar
b. Membuat perangkat pembelajaran
c. Menyusun skenario pembelajaran sesuai dengan materi yang akan
disampaikan
d. Mempersiapkan media pembelajaran yang akan dipergunakan dalam
kegiatan pembelajaran
e. Mempersiapkan lembar observasi dan catatan lapangan
2) Pelaksanaan
Tahap ini merupakan pelaksanaan dari tahap perencanaan, yang meliputi :
a. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan menyampaikan tujuan
pembelajaran yang dicapai.
b. Guru memotivasi siswa
c. Guru menyampaikan materi yang telah ditentukan
d. Guru mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung dan
guru memberikan bimbingan pada siswa.

10
e. Siswa diminta mengamati benda konkret yang ada di depan kelas lalu
salah satu siswa mempresentasikan hasil pengamatannya dan
memberikan kesempatan pada siswa lain untuk menanggapinya.
f. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
g. Guru memberikan tes tertulis secara individu di akhir siklus.
h. Siswa yang mendapat nilai kurang dari 60 dan rata-rata nilai yang
kurang dari ketentuan mnimal, maka dilakukan perbaikan dan yang
sudah tuntas diberikan tambahan sebagai pengayaan.
3) Pengamatan/Pengumpulan Data
Peneliti bekerja sama dengan guru (teman sejawat) yaitu seorang
guru dari SD Negeri 091503 Kec. Tanah Jawa, yang bertugas mengamati
selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan ini
dituangkan dalam catatan lapangan yang telah dipersiapkan.
a. Lembar Pengamatan 1 adalah data skunder (data yang berasal dari
selain subjek) yang digunakan untuk menilai kinerja guru dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran.

Tabel 3.1 Lembar Pengamatan 1 pada Siklus 1

Skor
No Aspek yang Dinilai
1 2 3 4

1 Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran

Pemilihan materi ajar (sesuai dengan tujuan dan


2
karakteristik siswa)

3 Pengorganisasian materi (sistematis, logis)

4 Pemilihan sumber/media pembelajaran

Kejelasan skenario pembelajaran (kegiatan awal,


5
inti, penutup)

11
Kesesuaian teknik strategi dengan tujuan
6
pembelajaran
Kelengkapan instrumen (soal, kunci, pedoman
7
penskoran)

Jumlah Skor

Persentase Kinerja Guru

Keterangan : 1= tidak baik; 2 = kurang baik; 3 = baik; 4 = sangat baik;


b. Lembar pengamatan 2 adalah data skunder (data yang berasal dari
selain subjek) yang digunakan untuk menilai kinerja guru dalam
pelaksanaan pembelajaran.

Tabel 3.2 Lembar Pengamatan 2 pada Siklus 1 dan 2


Skor
No Aspek yang Dinilai
1 2 3 4

I PRA PEMBELAJARAN

Menjelaskan tujuan pembelajaran dan memberikan


1
motivasi
Dengan metode tanya jawab guru membahas
2 pengetahuan prasyarat tentang Sifat-sifat Benda
Cair

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

Guru mrnyajikan ide baru dan perluasan konsep


1
IPA terlebih dahulu
Siswa diberitahu tujuan pembelajaran yang
2
memiliki antisipasi tentang sasaran pelajaran

3 Penggunaan media pembelajaran

4 Guru memberikan penguatan

III PENUTUP PEMBELAJARAN

12
1 Menyimpulkan hasil pembelajaran

2 Guru memberikan PR

Jumlah Skor

Persentase

c. Lembar Pengamatan 3 adalah data primer yang digunakan untuk


menilai motivasi belajar siswa pada setiap siklus. Dengan motivasi
yang tinggi diharapkan prestasi merekapun juga tinggi.

Tabel 3.3 Lembar Pengamatan 3 pada siklus 1 dan 2


Skor
No Aspek yang Dinilai
1 2 3 4
1 Memperhatikan penjelasan guru
2 Bertanya kepada guru
3 Mencatat/menyalin/menulis hasil
4 Mengerjakan LKS
5 Menjawab/menanggapi pertanyaan
7 Mengerjakan soal-soal latihan
Jumlah Skor
Persentase

4)   Refleksi
Refleksi ini merupakan kegiatan dalam menganalisis, memahami
dan membuat kesimpulam berdasarkan hasil pengamatan dan catatan
lapangan. Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tes dan observasi,
serta menentukan perkembangan kemajuan dan kelemahan yang terjadi,
sebagai dasar perbaikan pada siklus berikutnya.
Pada siklus I, pelaksanaannya berdasarkan refleksi dari pra siklus
dan pelaksanaannya terdiri dari empat tahap pelaksanaan : perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Dalam proses kegiatan pembelajaran

13
siklus I ini telah banyak ditemukan kelemahan-kelemahan dan di sini
diadalan perbaikan.
Pada siklus II, pelaksanaannya berdasarkan refleksi dari siklus I dan
pelaksanaannya pun sama, yaitu terdiri dari empat tahap pelaksanaan :
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Dalam proses kegiatan
pembelajaran siklus II ini telah banyak dilakukan penyempurnaan-
penyempurnaan dari kelemahan-kelemahan pada siklus I, sehingga
diharapkan hasil pembelajaran bisa meningkat.
Setelah dilakukan uji kompetensi pada siklus 2 ini ternyata hasilnya
sudah mencapai target yang diinginkan Dengan demikian penelitian
diberhentikan pada siklus 2 ini karena sudah memenuhi target KKM.

C. Teknik Analisis Data


1. Teknik Pengumpulan data
Data yang terkumpul dalam penelitian ini diperoleh melalui dua
cara pengumpulan data yaitu dengan teknik tes dan non tes. Teknik tes atau
testing adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan alat ukur tes.
Penggunaan teknik tes dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pencapaian
ketuntasan belajar siswa pada akhir pembelajaran.
Sedangkan teknik non tes digunakan untuk mendapatkan data
pelengkap melalui studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan dan
menganalisa catatan tentang diri siswa, baik catatan prestasi maupun catatan
tingkah laku siswa di sekolah. Teknik non tes yang lain yang digunakan
adalah observasi. Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan secara sistematis dan sengaja melalui pengamatan terhadap gejala
atau perilaku yang diselidiki. Pengamatan dilakukan baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap kegiatan yang sedang dilakukan. Obeservasi
dilakukan peneliti selaku penyaji pembelajaran dan oleh observer. Peneliti
mengamati aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran sedangkan
obeserver melakukan obeservasi terhadap pelaksanaan proses pembelajaran.

14
2. Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dengan tes menggunakan alat tes


berbentuk butir soal. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada akhir
pembelajaran peneliti menggunakan jenis tes tertulis berbentuk isian
singkat. Teknik pelaksanaan tes ini adalah dengan membagikan lembar soal
tes untuk dikerjakan oleh siswa secara individual.
Alat pengumpul data yang melalui teknik non tes menggunakan
dokumentasi yaitu meneliti dan menganalisa terhadap catatan nilai siswa
pada semester sebelumnya dan meneliti catatan tingkah laku siswa.
Sedangkan pengumpulan data melalui observasi menggunakan pedoman dan
lembar observasi. Pedoman dan lembar observasi ini ada dua yaitu pedoman
dan lembar observasi untuk peneliti dan untuk observer. Untuk peneliti
digunakan untuk mengetahui aktifitas siswa selama mengikuti pembelajaran
sedangkan untuk observer digunakan untuk mengamati proses pembelajaran.
3. Analisis Data
Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu
penelitian karena dengan menganalisis data akan dapat diketahui tingkat
keberhasilan maupun kegagalan suatu tindakan. Hasil analisis dapat
memberikan arti yang berguna bagi pemecahan masalah dalam penelitian.
Kegiatan analisis data melibatkan pertimbangan dan keputusan
subyektif, sedangkan teknik statistic terdiri dari rumus atau logaritma yang
baku. Dengan demikian, hasil suatu analisis data sampai batas waktu tertentu,
tergantung kepada kemampuan dan pengalaman orang yang melakukannya.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisa deskriftif


komparatif yaitu dengan membandingkan nilai tes siswa pada kondisi awal,
nilai tes siklus I dan nilai tes setelah siklus II. Analisis hasil tes tersebut
dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dan sebagai
pertimbangan untuk melakukan tindakan selanjutnya. Data hasil dokumentasi
15
dan observasi dianalisis dengan deskripsi kuantitatif dengan mendeskripsikan
proses pembelajaran tiap-tiap siklus.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Setelah semua pelaksanaan perbaikan selesai dikerjakan, kegiatan
selanjutnya adalah peneliti mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan
dalam setiap siklus. Berikut ini peneliti akan menampilkan kronologis
pelaksanaan perbaikan beserta hasil yang dicapai oleh siswa.
1. Pra Siklus
Sebelum penelitian dilakukan, peneliti mengadakan kegiatan pra siklus yang
berlangsung pada tanggal 4 Mei 2023. Peneliti menyusun rencana
pembelajaran dengan metode eksperimen dan menggunakan alat bantu
pembelajaran yaitu buku paket IPA Kelas III. Setelah kegiatan pembelajaran
selesai dilaksanakan, maka peneliti melaksanakan kegiatan evaluasi. Dari
hasil evaluasi tersebut maka terlihat bahwa kegiatan pembelajaran pada pra
siklus tersebut tidak berhasil. Dari 26 siswa yang terdapat di kelas III sekitar
19 siswa atau sekitar 73% memperoleh nilai dibawah KKM. Sedangkan nilai
KKM yang ditetapkan adalah 62. Dari data tersebut maka peneliti
melanjutkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen
pada Siklus I. Berikut ini nilai hasi belajar siswa pada waktu Pra Siklus :
2. Siklus I
a. Planning (Perencanaan)
Kegiatan pada siklus I di awali dengan merencanakan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan peneliti dengan dibantu Supervisor 2. Fokus
pembelajaran adalah pada materi gerak benda. Adapun metode yang akan
digunakan adalah metode eksperimen. Kegiatan pembelajaran akan
dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 2023 selama 2 jam pelajaran.
b. Action (Tindakan)

16
Kegiatan pembelajaran di Siklus I diawali guru mengkondisikan
siswa untuk siap belajar, kemudian melakukan absensi dan memberikan
apersepsi, dengan memberikan pertanyaan pancingan contohnya : Apakah
benda mati itu bergerak? Bisakah air mengalir dari bawah ke atas?, dll.
Selanjutnya pada kegiatan inti siswa menyimak penjelasan guru tentang
benda-benda, lalu siswa bertanya jawab dengan guru. Selanjutnya siswa
kembali menyimak penjelasan guru tentang gerak benda, kemudian
menuliskan hal-hal penting yang tidak ada di buku. Beberapa siswa
melakukan kegiatan eksperimen tentang gerak benda dengan bimbingan guru.
Siswa menuliskan kesimpulan dari kegiatan eksperimen tersebut, lalu siswa
menanyakan hal-hal yang belum diketahuinya. Selanjutnya siswa
mengerjakan soal evaluasi siklus 1. Kegiatan pembelajaran di akhiri dengan
guru memberikan motivasi kepada siswa untuk rajin belajar dan membantu
kedua orang tua lalu guru memberikan PR.
c. Observation (Pengamatan)
Kegiatan pengamatan dilakukan oleh supervisor 2 pada saat
kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir. Supervisor mengisi lembar
obvservasi yang telah disiapkan oleh peneliti. Selain mengamati kegiatan
pembelajaran yang dilakukan peneliti, supervisor 2 juga mengamati tingkah
laku siswa sekaligus mendokumentasikan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan.
d. Reflection (refleksi).
Kegiatan refleksi dilakukan oleh peneliti dan supervisor 2 setelah
semua kegiatan pembelajaran diselesaikan. Dari hasil diskusi antara peneliti
dengan supervisor 2 maka dapat disimpulkan bahwa pada akhir pembelajaran
terlihat siswa mengalami peningkatan dalam belajar. Siswa kelihatan lebih
antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu ada beberapa
siswa yang mau menjawab pertanyaan guru pada saat kegiatan tanya jawab.
Hasil belajar siswa juga banyak mengalami peningkatan, dari hasil evaluasi
terdapat 16 siswa memperoleh nilai di atas KKM yang telah ditentukan yaitu
68. Selebihnya masih memperoleh nilai di bawah KKM.
17
Dari lembar observasi didapatkan kesimpulan bahwa kegiatan pembelajaran
terlihat mengalami peningkatan dibandingkan pada saat pra siklus. Hasil
lembar aktifitas siswa memperoleh skor 60 sedangkan lembar aktifitas guru
memperoleh skor 80. Hasil ini masih jauh di bawah standar yang telah
ditentukan. Selain itu masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki
terutama dalam hal keaktifan siswa dan motivasi siswa dalam belajar. Selain
itu guru juga kurang menguasai materi yang diajarkan sehingga kegiatan
pembelajaran terlihat monoton. Akhirnya dari hasil diskusi dengan supervisor
2 diperoleh kesimpulan bahwa kegiatan pembelajaran di siklus I masih
banyak kekurangan. Sehingga kegiatan pembelajaran dilanjutkan pada siklus
II. Hal yang paling perlu diperhatikan adalah keterlibatan siswa dalam kegitan
pembelajaran. Karena pada siklus ini ternyata kegiatan pembelajaran banyak
didominasi oleh guru.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat peningkatan
hasil belajar siswa seperti terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.1. Rekap Nilai Pra Siklus, Siklus 1 Dan Siklus 2
SIKLUS TUNTAS/
No NAMA SISWA
PRA 1 2 TIDAK

1 ABDUL 60 85 85 TUNTAS

2 ANDI 40 60 70 TUNTAS
3 ARBI 70 90 90 TUNTAS
4 ASRI 60 65 80 TUNTAS
5 BAGUS 50 50 70 TUNTAS
6 BINTANG 55 70 70 TUNTAS
7 CAHAYA 80 90 100 TUNTAS
8 DECA 60 60 70 TUNTAS
9 DWISA 80 80 90 TUNTAS
10 EKA 70 90 100 TUNTAS
11 FAIZ 70 90 90 TUNTAS

18
12 HARUN 60 70 80 TUNTAS
13 KEISYA 60 70 80 TUNTAS
14 NABILAH 60 70 70 TUNTAS
15 NAZWA 60 60 70 TUNTAS
16 NILAM 80 90 100 TUNTAS
17 NIZFU 50 50 80 TUNTAS
18 NURAINI 60 80 80 TUNTAS
19 PRAKA 60 50 70 TUNTAS
20 PUSPITA 60 75 70 TUNTAS
21 QAFKA 80 80 80 TUNTAS
22 RAHMAN 60 60 80 TUNTAS
23 RAIHAN 50 60 70 TUNTAS
24 SAMUEL 50 60 80 TUNTAS
25 SHANTY 40 70 70 TUNTAS
26 SONIE 60 70 70 TUNTAS
JUMLAH 1.58 1.84 2.080
5 5
RATA-RATA 61 71 80
NILAI TERTINGGI 80 90 100
NILAI TERENDAH 40 50 70
KKM 68 68 68

Berdasarkan data hasil evaluasi yang dilakukan peneliti di setiap akhir


siklus, maka diperoleh nilai rata-rata penguasaan siswa terhadap mata
pelajaran IPA mengalami peningkatan dalam setiap siklusnya. Pada pra
siklus nilai rata-rata siswa adalah 61. Setelah dilakukan perbaikan pada
siklus pertama diperoleh nilai rata-rata 71. Dengan prosentase jumlah siswa
yang memperoleh nilai di atas KKM adalah 72%. Rata-rata nilai ini
termasuk kategori kurang. Untuk lembar pengamatan aktivitas siswa
didapatkan skor 60 sedangkan guru 80,55. Pada siklus kedua rata–rata nilai
yang diperoleh siswa adalah 80, Dengan prosentasi jumlah siswa yang
memperoleh nilai di atas KKM adalah 100%. Nilai rata-rata ini termasuk
kategori sangat baik. Sedangkan untuk lembar observasi/pengamatan
19
aktivitas siswa didapatkan skor sebesar 93,33 dan untuk guru 91,66. Dengan
demikian kegiatan pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan
dibandingkan dengan siklus I. Keberhasilan pembelajaran pada siklus II
disebabkan karena guru telah merubah strateginya dalam mengajar.
Penggunaan pendekatan pembelajaran yang tepat pada siklus kedua terbukti
sangat efektif. Ini dapat dilihat dengan keberhasilan siswa dalam
mengerjakan soal-soal yang diberikan sehingga pada siklus kedua ini nilai
rata–rata siswa adalah 80 dan berkategori sangat baik. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan hasil
pembelajaran IPA pada materi gerak benda pada siswa kelas III SD Negeri
091503 Pem. Tanah Jawa, Kab. Simalungun.

20
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan
Berdasarkan hasil perbaikan yang telah dilaksanakan, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa :
1. Pemahaman siswa tentang materi gerak benda dapat ditingkatkan melalui
metode eksperimen.
2. Metode eksperimen dapat memotivasi belajar siswa dengan baik serta
meningkatkan keaktifan, kreatifitas dan minat belajar siswa.
3. Penggunaan metode dan media pembelajaran yang tepat dapat
memotivasi.
4. Keaktifan siswa dipengaruhi oleh interaksi yang baik antar guru dengan
siswa, siswa dengan siswa sehingga proses pembelajaran menjadi
menyenangkan.

B. Saran dan Tindak Lanjut


Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka peneliti menyampaikan
beberapa yang perlu disampaikan oleh seorang guru dalam mengelola proses
pembelajaran sebagai berikut :
1. Bagi Sekolah:
a. Membuat kebijakan serta dukungan dalam pengembangan proses
belajar mengajar di sekolah.
b. Menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang proses belajar
yang aktif di sekolah.
2. Bagi Siswa:
a. Meningkatkan keaktifan pada proses pembelajaran
b. Meningkatkan pemahaman pada pelajaran bagi siswa sendiri.
3. Bagi Guru:
21
a. Dapat mengetahui kelemahan dan kekurangan siswa dalam
pembelajaran.
b. Dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi
pelajaran.
c. Hendaknya menerapkan metode yang tepat dalam
pembelajaran IPA.
d. Melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran
dan penggunaan alat peraga yang maksimal yang sesuai dengan
materi pembelajaran agar siswa lebih aktif dan kreatif.
Sehubungan dengan kesimpulan diatas maka peneliti menyarankan
untuk dapat memanfaatkan dan pengembangan PTK sehingga guru-guru
yang memiliki masalah dalam pembelajaran dapat menemukan solusi
pemecahan masalah dengan tepat.
Demikian laporan ini dibuat sebagai tindak lanjut dari kegiatan
observasi pada pembelajaran IPA. Besar harapan peneliti dengan adanya
laporan ini dapat menambah wawasan khususnya bagi peneliti dan
umumnya bagi kita semua.

22

Anda mungkin juga menyukai