BAB I23 PKP Sarima Sirait (Done)
BAB I23 PKP Sarima Sirait (Done)
PENDAHULUAN
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka didapatkan
identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu minat belajar dan aktifitas
siswa dalam pembelajaran IPA masih sangat kurang ditambah dengan guru
hanya mengajar secara monoton, tidak menarik, tidak menggunakan media
pembelajaran, siswa kurang aktif, pembelajaran hanya menggunakan metode
ceramah sehingga hasil belajar sangat rendah.
2
2. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, saya sebagai peneliti berusaha
mencari factor penyebab masalah dengan melakukan refleksi maka
didapatkan kekurangan yang menyebabkan rendahnya penguasaan siswa
terhadap materi pembelajaran “Gerak Benda “ di Kelas III SDN 091503
Kec.Tanah Jawa, antara lain :
1) Guru menjelaskan terlalu cepat dan siswa lain terganggu karena
Sebagian siswa ribut.
2) Guru menggunakan metode belajar yang bersifat konvensional.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN 091503
Kec.Tanah Jawa pada mata pelajaran IPA tentang Gerak Benda melalui
penggunaan metode eksperimen?
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
IPA adalah pengetahuan yang mempelajari, menjelaskan, serta
menginvestigasi fenomena alam dengan segala aspeknya yang bersifat empiris.
“Pembelajaran IPA adalah interaksi antara komponen-komponen pembelajaran
dalam bentuk proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang berbentuk
kompetensi yang telah ditetapkan”. (Wisudawati dan Sulistyowati, 2014,p.26).
“IPA sebagai suatu proses merupakan rangkaian kegiatan ilmiah atau
hasil-hasil observasi terhadap fenomena alam untuk menghasilkan pengetahuan
ilmiah”, (Wedyawati dan Lisa, 2019, p.2).
“Ilmu Pengetahuan Alam atau biasa disebut Sains, berasal dari Bahasa
Inggris, yaitu Science yang berarti pengetahuan. Sedangkan menurut Bahasa latin,
sains berasal dari kata Scientia yang berarti “saya tahu”, (Sari, Setiawan, dkk,
2022, p.49).
Berdasarkan pengertian-pengertian IPA/sains di atas dapat
disimpulkan bahwa IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
peristiwa yang terjadi di alam beserta isinya. Materi-materi dalam IPA
mempelajari fenomena-fenomena alam dan memerlukan penalaran lebih oleh
peserta didik. Karakteristik materi pembelajaran IPA yang cenderung abstrak akan
menuntut guru untuk berinovasi dalam menyampaikan model pembelajaran yang
tepat untuk menyampaikannya.
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik
untuk mempelajari diri sendiri dana lam sekitar, serta prospek pengembangan
lebih lanjut dalam menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami agar memahami
alam sekitar secara ilmiah.
5
B. Metode Pembelajaran Eksperimen
“Metode Eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dimana peserta
didik melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu
yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode percobaan ini,
peserta didik diberi kesempatan untuk mengalami sendiri, mengikuti suatu proses,
mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan
sendiri mengenai suatu objek, keadaan atau proses sesuatu ”, (Amin dan
Sumendap:2022, p.191).
“ Metode pembelajaran Eksperimen adalah metode pembelajaran yang
dalam penerapannya menitik beratkan kepada kinerja siswa, sebagian besar
dilakukan dalam kelompok kecil, namun tidak menutup kemungkinan juga
dilakukan oleh individu”, ( Budi, 2022, p.70).
Dari pegertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen
adalah metode pembelajaran yang dalam penerapannya berpusat pada siswa,
sedangkan guru hanya sebagai fasilitator saja, dimana siswa melakukan
percobaannya sendiri akan suatu topik yang diberikan guru.
Dengan metode eksperimen peserta didik berkesempatan
mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang sedang terlibat dalam
proses serta dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan.
Kelebihan metode eksperimen sebagai berikut :
a. Membuat siswa percaya atas kesimpulan yang sesuai dengan hasil
eksperimennya. Mereka dapat membuat kesimpulan sendiri, namun
maknanya sama dengan yang sebenarnya.
b. Membina siswa untuk membuat terobosan baru dengan penemuan dari
eksperimennya dan menjadi manfaat bagi sesama. Karena metode
pembelajaran ini menyenangkan, tak menutup kemungkinan siswa
melakukan percobaan atau eksperimennya sendiri di rumah, tanpa harus
diberi tugas terlebih dahulu.
c. Hasil dari percobaan siswa dapat dimanfaatkan untuk sekolah dan
masyarakat.
d. Melatih ketelitian dan keuletan siswa ketika melakukan eksperimen.
6
Kelemahan metode eksperimen sebagai berikut :
1. Metode ini lebih sesuai dengan pelajaran berdasar ilmu sains dan
teknologi.
2. Memerlukan fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah
diperoleh dan terkadang harganya cukup mahal. Meski begitu, Anda bisa
mensiasatinya dengan mencari bahan yang mudah didapatkan dan murah.
3. Menguji kesabaran guru dan siswa.
4. Eksperimen tidak selalu menghasilkan hasil yang diharapkan. Bisa jadi
ada faktor-faktor tertentu di luar jangkauan kemampuan yang tidak sesuai.
Meski begitu, hal ini bisa disiasati dengan melakukan eksperimen lagi
hingga berhasil.
Sedangkah langkah-langkah penerapan metode eksperimen adalah
sebagai berikut :
1. Mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan ketika bereksperimen. Seperti
bahan, alat, dan strateginya.
2. Menetapkan metode eksperimen serta tujuan yang ingin dicapai. Anda
bisa menganalisis kira-kira apa tujuan melakukan eksperimen ini untuk
dan hal apa yang didapatkan oleh siswa setelah melakukan eksperimen.
3. Mempersiapkan kebutuhan peralatan dan sarana yang dibutuhkan dalam
melakukan eksperimen di sekolah. Dalam hal ini, Anda bisa meminta
siswa untuk berpartisipasi membawa bahan dan alat untuk eksperimen
lalu dikumpulkan di sekolah.
4. Guru mengadakan uji eksperimen sebelum memberi tugas kepada siswa.
C. Hasil Belajar
Susanto (2013) menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan-
perubahan yang terjadi pada diri siswa,baik yang menyangkut aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik sebagai hasil kegiatan belajar. Dan Susanto akhirnya
menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak
setelah melalui proses belajar.
Namun demikian, hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan
7
manusia berubah dalam setiap tingkah lakunya. Hasil belajar dibagi dalam 3
(tiga) ranah yakni :
a. Ranah kognitif: kemampuan berpikir, kompetensi memperoleh
pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan
penalaran.
b. Ranah psikomotor: kompetensi melakukan pekerjaan dengan melibatkan
anggota badan; kompetensi yang berkaitan dengan gerak fisik.
c. Ranah afektif: berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat
penerimaan atau penolakan terhadap suatu obyek.
Berdasarkan definisi diatas maka hasil belajar merupakan perubahan
kemampuan pada manusia sebagai hasil dari proses belajar sehingga
bertambah pengetahuannya baik yang bersifat kognitif, afektif, dan
psikomotor setelah siswa melakukan pengalaman belajar.
8
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
1) Perencanaan
a. Menyusun jadwal mengajar
b. Membuat perangkat pembelajaran
c. Menyusun skenario pembelajaran sesuai dengan materi yang akan
disampaikan
d. Mempersiapkan media pembelajaran yang akan dipergunakan dalam
kegiatan pembelajaran
e. Mempersiapkan lembar observasi dan catatan lapangan
2) Pelaksanaan
Tahap ini merupakan pelaksanaan dari tahap perencanaan, yang meliputi :
a. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan menyampaikan tujuan
pembelajaran yang dicapai.
b. Guru memotivasi siswa
c. Guru menyampaikan materi yang telah ditentukan
d. Guru mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung dan
guru memberikan bimbingan pada siswa.
10
e. Siswa diminta mengamati benda konkret yang ada di depan kelas lalu
salah satu siswa mempresentasikan hasil pengamatannya dan
memberikan kesempatan pada siswa lain untuk menanggapinya.
f. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
g. Guru memberikan tes tertulis secara individu di akhir siklus.
h. Siswa yang mendapat nilai kurang dari 60 dan rata-rata nilai yang
kurang dari ketentuan mnimal, maka dilakukan perbaikan dan yang
sudah tuntas diberikan tambahan sebagai pengayaan.
3) Pengamatan/Pengumpulan Data
Peneliti bekerja sama dengan guru (teman sejawat) yaitu seorang
guru dari SD Negeri 091503 Kec. Tanah Jawa, yang bertugas mengamati
selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan ini
dituangkan dalam catatan lapangan yang telah dipersiapkan.
a. Lembar Pengamatan 1 adalah data skunder (data yang berasal dari
selain subjek) yang digunakan untuk menilai kinerja guru dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran.
Skor
No Aspek yang Dinilai
1 2 3 4
11
Kesesuaian teknik strategi dengan tujuan
6
pembelajaran
Kelengkapan instrumen (soal, kunci, pedoman
7
penskoran)
Jumlah Skor
I PRA PEMBELAJARAN
12
1 Menyimpulkan hasil pembelajaran
2 Guru memberikan PR
Jumlah Skor
Persentase
4) Refleksi
Refleksi ini merupakan kegiatan dalam menganalisis, memahami
dan membuat kesimpulam berdasarkan hasil pengamatan dan catatan
lapangan. Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tes dan observasi,
serta menentukan perkembangan kemajuan dan kelemahan yang terjadi,
sebagai dasar perbaikan pada siklus berikutnya.
Pada siklus I, pelaksanaannya berdasarkan refleksi dari pra siklus
dan pelaksanaannya terdiri dari empat tahap pelaksanaan : perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Dalam proses kegiatan pembelajaran
13
siklus I ini telah banyak ditemukan kelemahan-kelemahan dan di sini
diadalan perbaikan.
Pada siklus II, pelaksanaannya berdasarkan refleksi dari siklus I dan
pelaksanaannya pun sama, yaitu terdiri dari empat tahap pelaksanaan :
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Dalam proses kegiatan
pembelajaran siklus II ini telah banyak dilakukan penyempurnaan-
penyempurnaan dari kelemahan-kelemahan pada siklus I, sehingga
diharapkan hasil pembelajaran bisa meningkat.
Setelah dilakukan uji kompetensi pada siklus 2 ini ternyata hasilnya
sudah mencapai target yang diinginkan Dengan demikian penelitian
diberhentikan pada siklus 2 ini karena sudah memenuhi target KKM.
14
2. Alat Pengumpulan Data
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
16
Kegiatan pembelajaran di Siklus I diawali guru mengkondisikan
siswa untuk siap belajar, kemudian melakukan absensi dan memberikan
apersepsi, dengan memberikan pertanyaan pancingan contohnya : Apakah
benda mati itu bergerak? Bisakah air mengalir dari bawah ke atas?, dll.
Selanjutnya pada kegiatan inti siswa menyimak penjelasan guru tentang
benda-benda, lalu siswa bertanya jawab dengan guru. Selanjutnya siswa
kembali menyimak penjelasan guru tentang gerak benda, kemudian
menuliskan hal-hal penting yang tidak ada di buku. Beberapa siswa
melakukan kegiatan eksperimen tentang gerak benda dengan bimbingan guru.
Siswa menuliskan kesimpulan dari kegiatan eksperimen tersebut, lalu siswa
menanyakan hal-hal yang belum diketahuinya. Selanjutnya siswa
mengerjakan soal evaluasi siklus 1. Kegiatan pembelajaran di akhiri dengan
guru memberikan motivasi kepada siswa untuk rajin belajar dan membantu
kedua orang tua lalu guru memberikan PR.
c. Observation (Pengamatan)
Kegiatan pengamatan dilakukan oleh supervisor 2 pada saat
kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir. Supervisor mengisi lembar
obvservasi yang telah disiapkan oleh peneliti. Selain mengamati kegiatan
pembelajaran yang dilakukan peneliti, supervisor 2 juga mengamati tingkah
laku siswa sekaligus mendokumentasikan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan.
d. Reflection (refleksi).
Kegiatan refleksi dilakukan oleh peneliti dan supervisor 2 setelah
semua kegiatan pembelajaran diselesaikan. Dari hasil diskusi antara peneliti
dengan supervisor 2 maka dapat disimpulkan bahwa pada akhir pembelajaran
terlihat siswa mengalami peningkatan dalam belajar. Siswa kelihatan lebih
antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu ada beberapa
siswa yang mau menjawab pertanyaan guru pada saat kegiatan tanya jawab.
Hasil belajar siswa juga banyak mengalami peningkatan, dari hasil evaluasi
terdapat 16 siswa memperoleh nilai di atas KKM yang telah ditentukan yaitu
68. Selebihnya masih memperoleh nilai di bawah KKM.
17
Dari lembar observasi didapatkan kesimpulan bahwa kegiatan pembelajaran
terlihat mengalami peningkatan dibandingkan pada saat pra siklus. Hasil
lembar aktifitas siswa memperoleh skor 60 sedangkan lembar aktifitas guru
memperoleh skor 80. Hasil ini masih jauh di bawah standar yang telah
ditentukan. Selain itu masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki
terutama dalam hal keaktifan siswa dan motivasi siswa dalam belajar. Selain
itu guru juga kurang menguasai materi yang diajarkan sehingga kegiatan
pembelajaran terlihat monoton. Akhirnya dari hasil diskusi dengan supervisor
2 diperoleh kesimpulan bahwa kegiatan pembelajaran di siklus I masih
banyak kekurangan. Sehingga kegiatan pembelajaran dilanjutkan pada siklus
II. Hal yang paling perlu diperhatikan adalah keterlibatan siswa dalam kegitan
pembelajaran. Karena pada siklus ini ternyata kegiatan pembelajaran banyak
didominasi oleh guru.
1 ABDUL 60 85 85 TUNTAS
2 ANDI 40 60 70 TUNTAS
3 ARBI 70 90 90 TUNTAS
4 ASRI 60 65 80 TUNTAS
5 BAGUS 50 50 70 TUNTAS
6 BINTANG 55 70 70 TUNTAS
7 CAHAYA 80 90 100 TUNTAS
8 DECA 60 60 70 TUNTAS
9 DWISA 80 80 90 TUNTAS
10 EKA 70 90 100 TUNTAS
11 FAIZ 70 90 90 TUNTAS
18
12 HARUN 60 70 80 TUNTAS
13 KEISYA 60 70 80 TUNTAS
14 NABILAH 60 70 70 TUNTAS
15 NAZWA 60 60 70 TUNTAS
16 NILAM 80 90 100 TUNTAS
17 NIZFU 50 50 80 TUNTAS
18 NURAINI 60 80 80 TUNTAS
19 PRAKA 60 50 70 TUNTAS
20 PUSPITA 60 75 70 TUNTAS
21 QAFKA 80 80 80 TUNTAS
22 RAHMAN 60 60 80 TUNTAS
23 RAIHAN 50 60 70 TUNTAS
24 SAMUEL 50 60 80 TUNTAS
25 SHANTY 40 70 70 TUNTAS
26 SONIE 60 70 70 TUNTAS
JUMLAH 1.58 1.84 2.080
5 5
RATA-RATA 61 71 80
NILAI TERTINGGI 80 90 100
NILAI TERENDAH 40 50 70
KKM 68 68 68
20
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan
Berdasarkan hasil perbaikan yang telah dilaksanakan, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa :
1. Pemahaman siswa tentang materi gerak benda dapat ditingkatkan melalui
metode eksperimen.
2. Metode eksperimen dapat memotivasi belajar siswa dengan baik serta
meningkatkan keaktifan, kreatifitas dan minat belajar siswa.
3. Penggunaan metode dan media pembelajaran yang tepat dapat
memotivasi.
4. Keaktifan siswa dipengaruhi oleh interaksi yang baik antar guru dengan
siswa, siswa dengan siswa sehingga proses pembelajaran menjadi
menyenangkan.
22