Anda di halaman 1dari 5

PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau

dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan di masyarakat.

Rumah Tangga ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 13 indikator PHBS di rumah tangga,
antara lain :

1. Persalinan ditolong Nakes


Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan/dokter) di fasilitas kesehatan.
Dimaksudkan agar keselamatan ibu dan bayi lebih terjamin, dan menggunakan peralatan
yang aman, bersih dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan
lainnya.
Peran Keluarga untuk mendukung persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan :
a) Ingatkan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan dan meminta persalinan ditolong
oleh tenaga kesehatan.
b) Bila ada salah satu tanda persalinan, segera ke bidan/dokter. Usahakan kencing sesering
mungkin dan banyak berjalan bila masih memungkinkan.
c) Bila ada tanda bahaya persalinan, ibu harus segera dibawa ke RS.
d) Setelah bersalin, ibu diingatkan untuk memeriksakan kesehatannya dan bayi ke tenaga
kesehatan (bidan, dokter) sedikitnya tiga kali selama masa nifas (40 hari setelah bersalin)
supaya ibu dan bayi yang baru dilahirkan tetap sehat.
e) Menyiapkan biaya persalinan atau tabungan ibu bersalin.
2. Memberi ASI Ekslusif
Adalah bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan hanya diberi ASI saja, tidak diberi makanan atau
minuman tambahan apapun. ASI merupakan makanan alamiah berupa cairan dengan
kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan
berkembang dengan baik.
Cara menjaga mutu dan produksi ASI, perlu diperhatikan :
a) Ibu mengkomsumsi makanan bergizi seimbang, perbanyak makan sayur dan buah.
Makan lebih banyak dari biasanya.
b) Banyak minum air putih minimal 8 gelas sehari.
c) Cukup istirahat dengan tidur siang/berbaring selama 1-2 jam dan menjaga ketenangan
pikiran.
d) Memijat payudara secara teratur dan sering menyusui. Jika jarang menyusui, produksi
ASI akan menurun.

Manfaat memberikan ASI


Bagi Ibu
 Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dengan bayi
 Mengurangi pendarahan setelah persalinan
 Mempercepat pemulihan kesehatan ibu
 Menunda kehamilan berikutnya
 Mengurangi resiko terkena kanker payudara
 Lebih praktis karena ASI lebih mudah diberikan pada setiap saat bayi membutuhkan

Bagi Bayi
 Bayi lebih sehat, lincah, tidak cengeng
 Bayi tidak sering sakit

Bagi Keluarga
 Tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian susu formula dan perlengkapannya.
 Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formula, misalnya merebus air
dan pencucian peralatan.
 Tidak perlu biaya dan waktu untuk merawat dan mengobati bayi yang sering sakit
karena pemberian susu formula
 Mengurangi biaya dan waktu untuk pemeliharaan kesehatan ibu

Peran Keluarga untuk mendukung keberhasilan pemberian ASI Ekslusif, antara lain :

 Dukungan keluarga seperti orangtua, ibu mertua, kakak wanita dan suami sangat
diperlukan agar upaya pemberian ASI Ekslusif selama 6 bulan bisa berhasil. Beri
pengertian bahwa ASI dan menyusui paling baik untuk bayi.
 Ingatkan ibu untuk cukup makan makanan bergizi, minum dan istirahat.
 Ingatkan ibu untuk menyimpan ASI di rumah, disaat bekerja.
 Ciptakan suasana rumah yang tenang dan damai, agar ibu tidak stres yang dapat
mengganggu produksi ASI.

3. Menimbang balita setiap bulan


Dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan balita setiap bulan, mulai
umur 1 tahun sampai 5 tahun di Posyandu.
Manfaat penimbangan balita setiap bulan di Posyandu :
• Untuk mengetahui apakah balita tumbuh sehat.
• Untuk mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan balita.
• Merujuk balita ke Puskesmas, bila balita sakit (demam/batuk/pilek/Diare), berat badan
dua bulan berturut-turut tidak naik, balita yang berat badannya BGM (Bawah Garis
Merah) dan dicurigai Gizi buruk.
• Ibu balita mendapat penyuluhan gizi untuk memantau pertumbuhan balita.

Peran keluarga untuk mendukung keberhasilan penimbangan balita :

• Saling mengingatkan tentang jadwal penimbangan balita di Posyandu.


• Berbagi tugas antara istri, suami atau anggota keluarga lain untuk membawa balita ke
Posyandu.
• Memantau hasil penimbangan setiap bulan dan jika perlu minta nasehat kader atau
petugas kesehatan untuk perbaikan pertumbuhan balita.

4. Menggunakan Air Bersih


Air dipergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan
lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian dan sebagainya. Oleh karena itu, air yang
digunakan harus bersih, agar tidak terkena penyakit atau terhindar dari sakit. Air bersih
dapat diperoleh dari mata air, air sumur atau air sumur pompa, air ledeng/perusahaan air
minum, air hujan, dan air kemasan.
Meski terlihat bersih, air belum tentu bebas kuman penyakit. Kuman penyakit dalam air mati
pada suhu 100 derajat C (saat mendidih).
Cara menjaga kebersihan sumber air bersih :
• Jarak letak sumber air dengan jamban dan tempat pembuangan sampah, paling sedikit 10
meter.
• Sumber mata air harus dilindungi dari bahan pencemar.
• Sumur gali, sumur pompa, kran umum dan mata air harus dijaga bangunannya agar tidak
rusak, seperti lantai sumur sebaiknya tidak kedap air dan tidak boleh retak, bibir sumur
harus diplester dan sumur sebaiknya diberi penutup.
• Harus dijaga kebersihannya seperti tidak ada genangan air di sekitar sumber air, dan
dilengkapi dengan saluran pembuangan air, tidak ada bercak-bercak kotoran, tidak
berlumut, pada lantai/dinding sumur. Ember/gayung pengambil air harus tetap bersih
dan tidak diletakkan di lantai (ember/gayung digantung di tiang sumur).

Peran keluarga untuk menggunakan air bersih :


• Menyediakan sumber air bersih di rumah antara lain dengan membuat sumur, sumur
pompa, menyediakan bak penampungan air sementara, penampungan air hujan bagi
daerah sulit air, membuat saluran/pipa/ bambu dari sumber mata air.
• Apabila sumber air tidak memenuhi persyaratan air bersih secara fisik, keluarga tersebut
diharapkan melapor ke Puskesmas untuk mendapatkan tindak lanjut.
• Manfaatkan setiap kesempatan di rumah untuk mengingatkan tentang pentingnya
menggunakan air bersih.

5. Cuci Tangan Pakai Sabun


Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit. Bila
digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke
dalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit. Sabun dapat membersihkan kotoran dan
membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.
Kapan saja harus mencuci tangan ?
• Setelah buang air besar.
• Sebelum makan dan menyuapi anak.
• Sebelum menyusui bayi.
• Setiap kali tangan kita kotor (setelah : memegang uang, memegang binatang, berkebun,
dll)
• Setelah menceboki bayi atau anak.
• Sebelum memegang makanan.

Apa manfaat mencuci tangan ?


• Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan.
• Mencegah penularan penyakit seperti Diare, Disentri, Kolera, Typhus, kecacingan,
penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), Flu Burung, Flu H1N1 atau Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS).
• Tangan menjadi bersih dan penampilan lebih menarik.
Ada 6 langkah Cuci Tangan Pakai Sabun dengan air mengalir :
1) Basahi tangan, gosok sabun pada telapak tangan kemudian usap dan gosok kedua
telapak tangan kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut dengan
arah memutar.
2) Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian.
3) Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih.
4) Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci.
5) Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian.
6) Letakan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan. Bilas dengan air bersih
dan keringkan.

Peran keluarga dalam membina perilaku cuci tangan di rumah tangga, antara lain :
• Menyediakan air bersih yang mengalir dan sabun kepada anggota keluarga untuk
mencuci tangan, misalnya wastafel, air pancuran dari gentong/ember, gayung).
• Memanfaatkan setiap kesempatan di rumah untuk menanamkan kebiasaan cuci tangan
dan mengingatkan tentang pentingnya cuci tangan.
• Mengadakan kegiatan cuci tangan bersama ketika akan makan atau setelah bekerja
membersihkan rumah untuk mengingatkan dan menanamkan kebiasaan cuci tangan.

6. Pengelolaan Air Minum dan Makan di Rumah Tangga

7. Menggunakan jamban sehat (Stop BABS)


Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang
terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa
(cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk
membersihkannya.
Syarat Jamban Sehat :
• Tidak mencemari tanah disekitarnya.
• Mudah dibersihkan dan aman digunakan.
• Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
• Penerangan dan ventilasi cukup.
• Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
• Tersedia air , sabun dan alat pembersih

Peran keluarga agar memiliki dan menggunakan jamban sehat :


• Menyiapkan jamban di rumah, jamban keluarga dan atau jamban umum.
• Berpartisipasi untuk membuat jamban melalui arisan jamban, jamban bergulir atau
yang mampu membuat jamban sendiri dan jamban umum. Untuk jamban umum
disarankan membentuk kelompok pemelihara jamban.
• Manfaatkan setiap kesempatan di rumah untuk mengingatkan tentang pentingnya
menggunakan jamban sehat.
• Membagi tugas kepada anggota rumah tangga secara bergilir untuk membersihkan
jamban.
• Setiap keluarga yang mempunyai bayi dan balita harus membuang kotoran anaknya ke
dalam jamban.

8. Pengelolaan limbah cair di rumah tangga

9. Membuang sampah di tempat sampah

10. Memberantas jentik nyamuk

11. Makan sayur dan buah setiap hari


12. Aktifitas Fisik setiap hari
13. Tidak Merokok di dalam rumah

Apa Manfaat Rumah Tangga ber- PHBS ?

a. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit


b. Anak tumbuh sehat dan cerdas
c. Anggota keluarga giat bekerja
d. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan
dan modal usaha untuk peningkatkan pendapatan keluarga.

Anda mungkin juga menyukai