Kelompok 2 (GLAUKOMA)
Kelompok 2 (GLAUKOMA)
Kelompok
Kelompok 2
Dwinta Widya Navita (2201140663)
Nike Kristanti (2201140681)
Zahrocha Fathmanda R. (220114092)
Anis Purnamasari (220114055)
Problem
Glaukoma merupakan sekelompok penyakit kerusakan saraf
optic Mata merupakan salah satu panca indera yang sangat
penting bagi manusia. Namun tidak semua orang dapat
merasakan manfaat dari salah satu panca indera tersebut.
Saat ini masih banyak terjadi ganguan berat yang dapat
menyebabkan kebutaan. Ada beberapa penyakit mata yang
menyebabkan kebutaan, salah satunya glaucoma.
Baca Selanjutnya
Definisi glaucoma
Glaukoma adalah kelainan yang terjadi pada mata yang
ditandai dengan meningkatnya tekanan bola mata atau
tekanan intra ocular (TIO), atrofi papil saraf optik, dan
menciutnya lapang pandang. Galukoma dapat
menunjukan kesan hijau kebiruan pada pupil mata
penderita. Kelainan mata ini disebabkan oleh
bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar
dan berkurangnya pengeluaran cairan mata di dareah
sudut bilik mata atau di celah pupil (Ilyas & Yulianti,
2019).
Cairan pada bola mata berfungsi memberikan nutrisi pada
organ dalam bola mata, namun pada penderita glaukoma
siklus cairan mengalami ketidakseimbangan. Cairan bola mata
yang diproduksi seharusnya dikeluarkan, namun pada
penderita glaukoma terdapat masalah dalam saluran
pengeluaran dan menyebabkan peningkatan TIO pada pail
saraf mata dan menyempitkan lapang pandang yang dapat
menjadi kebutaan (Ilyas & Yulianti, 2019; Pusdatin Kemenkes
RI, 2019).
etiologi
Klasifikasi Glaukoma
c. .Glaukoma kongenital
Glaukoma Kongenital adalah perkembangan abnormal dari sudut
filtrasi dapat terjadi sekunder terhadap kelainan mata 17 sistemik
jarang (0,05 %) manifestasi klinik biasanya adanya pembesaran mata
(bulfamos), lakrimasi.
Klasifikasi Glaukoma
d.Glaukoma absolut
Merupakan stadium akhir glaukoma ( sempit/ terbuka) dimana sudah
terjadi kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan
gangguan fungsi lanjut .Pada glaukoma absolut kornea terlihat keruh,
bilik mata dangkal, papil atrofi dengan eksvasiglaukomatosa, mata
keras seperti batu dan dengan rasa sakit.sering mata dengan buta ini
mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah
Patofisiologi
Penyebab utama glaukoma adalah meningkatnya tekanan bola mata di
atas 20mmHg, penyebab lainnya adalah dan diabetes mellitus.
Kortikosteroid jangka panjang, miopia, trauma mata. Tekanan bola mata di
atas normal yang terus menerus akan merusak saraf penglihatan yang
menyebabkan obstruksi jaringan trabekuler sehingga ketidakseimbangan
dapat terjadi akibat produksi berlebih badan siliar atau oleh peningkatan
hambatan abnormal terhadap aliran keluar Aqueos humor melalui kamera
okuli anterior (COA). Peningkatan TIO > 23 mmHg memerlukan evaluasi
yang seksama. Peningkatan TIO mengurangi aliran darah ke saraf optik dan
retina sehingga menimbulkan masalah keperawatan yaitu nyeri akut.
Iskemia menyebakan struktur ini kehilangan fungsinya secara bertahap.
Patofisiologi
Kerusakan jaringan biasanya dimulai dari perifer dan bergerak menuju fovea
sentralis sehingga munculnya masalah keperawatan ansietas pada pasien.
Kerusakan visus dan kerusakan saraf optik serta retina adalah irreversible dan
hal ini bersifat permanen. Tanpa penanganan, glaukoma dapat menyebabkan
kebutaan. Hilangnya pengelihatan ditandai dengan adanya titik buta pada
lapang pandang. Peningkatan tekanan vitreus dapat menyebabkan pergerakan
iris ke depan menyebabkan peningkatan TIO pada pasien glaukoma sehingga
dilakukan operasi yang menyebabkan munculnya masalah keperawatan kurang
pengetahuan pada pasien dalam operasi (L. B. Cantor et al., 2020; Ilyas &
Yulianti, 2019; Poeter & Perry, 2010).
Usia > 40 th
DM
Kortikosteroid jangka panjang
pathway
Miopia
Trauma mata
Perubahan penglihatan
Perifer
Kebutaan
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik menurut Ilyas (2002) terdiri dari 4 yaitu :
Pemeriksaan Tajam Penglihatan Pemeriksaan tajam penglihatan bukan
merupakan pemeriksaan khusus untuk glaukoma.
a. Tonometri
b. Gonioskopi
c.Oftalmoskopi
d.Pemeriksaan Lapang
ASUHAN
Pengkajian/
KEPERAWATAN Evaluasi
Keperawatan
Pemeriksaan
Diagnostik
Implementasi
Diagnosa Intervensi keperawatan
Keperawatan keperawatan
A. Diagnosa Keperawatan Dan Intervensi
a.Nyeri b/d peningkatan tekanan intra okuler (TIO) yang ditandai dengan mual dan
muntah.
b.Gangguan persepsi sensori : penglihatan b.d gangguan penerimaan;gangguan status
organ ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresif.
c.Ansitas b. d faktor fisilogis, perubahan status kesehatan, adanya nyeri,
kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan ditandai dengan ketakutan, ragu-
ragu, menyatakan masalah tentang perubahan kejadian hidup.
Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan
b.d kurang terpajan/tak mengenal sumber, kurang mengingat, salah interpretasi,
ditandai dengan ;pertanyaan, pernyataan salah persepsi, tak akurat mengikuti
instruksi, terjadi komplikasi yang dapat dicegah
erima Kasih
T