Anda di halaman 1dari 30

PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN

ALOKASI TENAGA KEPERAWATAN


DI RUMAH SAKIT
Pengertian perencanaan
• Adalah usaha untuk menghadapi masa
depan yang tidak pasti, melibatkan
pemilihan dan pengembangan untuk
masa depan.
Prinsip Perencanaan

Prinsip-prinsip perencanaan menurut Siagian


(1995) adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui ci-ciri atau sifat rencana


yang baik
• Mempermudah & memahami
tercapainya tujuan organisasi.
• Mendalami tehnik-tehnik perencanaan.
• Rincian yang teliti dilaksanakan.
• Luwes, Bersifat praktis.
• Merupakan prakiraan/peramalan atas
keadaan yang mungkin terjadi.
2. Memandang proses
perencanaan sebagai suatu
rangkaian yang harus dijawab
dengan memuaskan yaitu
dengan :
 What , Where, When, Who, Why

How

3. Memandang proses perencanaa


sebagai suatu masalah yang
harus diselesaikan dengan
menggunakan tehnik-tehnik
ilmiah.
Alasan membuat perencanaan
 Tujuan dan sasaran tercapai.
 Memberi arti bekerja/pekerjaan.
 Efektif, mengurangi perubahan.
 Kebutuhan akan suatu perubahan.
 Pengontrolan efektif, pengembangan visi.
 Menciptakan alternatif strategi sesuai
perubahan.
 Memimpin pemilihan srategi (kompetisi yang
terus menerus).
Pendekatan perencanaan
 Reaktif (berdasarkan masalah yang
ada).
 Proaktif (Dibuat sebelum masalah
timbul, antisipasi perubahan kebutuhan,
meningkatkan organisasi).

Langkah proses perencanaan


 Merumuskan apa yang akan dicapai
(tujuan dan sasaran).
 Mengkaji situasi saat ini (analisa
SWOT).
Perencanaan tenaga perawatan

Langkah-langkah perencanaan tenaga


keperawatan Gillies :
• Menidentifikasi bentuk dan beban
pelayanan keperawatan.
• Mentukan kategori perawatan yang
diperlukan.
• Mentukan jumlah masing-masing
kategori perawat.
• Menerima dan menyaring untuk
mengisi posisi yang ada.
• Melaksanakan seleksi.
• Menentukan tenaga perawat
untuk setiap unit dan setiap
shift.
• Memberikan tangggung jawab.
Beban kerja

• Beban kerja : seluruh kegiatan/aktivitas


yang dilakukan oleh seorang perawat
selama bertugas di suatu unit
pelayanan keperawatan

Marquis & Huston, 2000)


Pengukuran beban kerja

1. Work sampling
• Apa yang dilakukan oleh perawat
2. Time and motion study
• Jenis kegiatan
• Waktu yang dibutuhkan
• Kualitas kerja
3. Daily log
• Informan mencatat kegiatan dari masuk –
pulang kerja
Hal-hal yang mempengaruhi beban kerja :

 Jumlah klien yang dirawat/hari/bulan/tahun di


suatu unit
 Kondisi atau tingkat ketergantungan klien
 Rata-rata hari perawatan klien
 Jenis tindakan keperawatan yang dibutuhkan
oleh klien
 Frekuensi masing-masing tindakan keperawatan
yang dibutuhkan klien
 Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk
memberikan tindakan langsung dan tidak
langsung
Pendayagunaan Tenaga
Untuk meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan, maka dperlukan beberapa
tehnik yaitu:
1. Motivasi dan kepuasan kerja.
2. Pertukaran dinas dan rotasi
Manfaat dari pengaturan dinas adalah
sebagai berikut:
Perawat dapat menyusun pola hidup.
Kepala ruang akan lebih mudah untuk
mengevaluasi.
Macam–macam pengaturan jadwal
dinas antara lain:
7 jam setiap shift dengan 6 hari kerja
(± 40 jam perminggu).
8 jam setiap shift dengan 5 hari kerja
(± 40 jam perminggu).
10 jam setiap shift dengan 4 hari kerja
(± 40 jam perminggu).
Hal yang harus diperhatikan dalam
menyusun penjadwalan adalah sebagai
berikut :
 Ada penanggung jawab untuk tiap shift.
 Penjadwalan harus meliputi perawatan 24 jam
setiap hari dan 7 hari / minggu.
 Libur dan pemindahan direncanakan sesuai
dengan kebijakan rumah sakit.
 Penjadwalan dinas direncanakan minimal 1
minggu dan perubahan hanya bila diperlukan.
 Kebutuhan tenaga harus fleksibel.
Prinsip-prinsip penjadwalan yang efektif
 Penjadwalan siklus harus seimbang
 Penjadwalan silkus mencakup hari kerja yang
enak dan tidak enak sehingga jam kerja adil.
 Semua karyawan ditugaskan sesuai dengan pola
siklus.
 Bila jadwal sudah dibuat dan ada penyimpangan
dilakukan melalui surat permohonan.
 Metode dikenal sebelum diterapkan dan jumlah
tenaga serta komposisi cukup di setiap unit.
 Pola ini dapat meningkatkan pelayanan sehingga
berkesinambungan serta mengembangkan kerja
tim.
Penghitungan Tenaga
1. Menurut Gillies (1989) untuk
menentukan kebutuhan perawat secara
kuantitatif berdasarkan pada :
– Jumlah jam perawatan klien yang efektif
yang dirawat selama 24 jam.
– Jumlah hari kerja efektif perawat dalam satu
tahun
– Penggunaan tempat tidur rata-rata (akan
lebih obyektif bila menggunakan rata\rata
penggunaan tempat tidur pertahun).
– Analisa kegiatan untuk memenuhi kegiatan
klien.
a. Jumlah tenaga yang diperlukan
Jml jam pwatan yg di rata-rata jml hari/tahun
butuhkan klien/hari x jml klien X

Jmlh hari/tahun – hari tdk kerja/thn x jml jam kerja per


0rangan/hari

ATAU
Jml Jam perawatan yang diperlukan pertahun

Jml jam kerja efektif dalam satu tahun


b. Pertimbangan cuti hamil
 Penghitungan jumlah tenaga yang
diperlukan juga harus
mempertimbangkan adanya tenaga yang
cuti hamil. Diasumsikan tenaga yang cuti
adalah x % dari tenaga yang dinas tiap
hari, sehingga jumlah jam kerja yang
hilang karena cuti hamil adalah x % x
jumlah cuti hamil x jumlah jam kerja
perhari, maka diperlukan tambahan
tenaga sebagai berikut :
Jumlah jam kerja hilang karena cuti hamil
Jumlah jam kerja efektif dalam satu tahun.

c. Cara perhitungan jumlah tenaga perawat yang


bertugas tiap hari
Rata-rata jumlah rata-rata jam perawatan tiap
klien tiap hari x klien per 24 jam

Jumlah jam kerja per hari


d. Cara perhitungan jumlah tenaga perawat yang
bebas tugas tiap hari

Jumlah hari tidak jumlah tenaga yang


kerja / tahun X dibutuhkan per 24 jam

Jumlah hari kerja efektif perorangan pertahun


Contoh perhitungan kebutuhan tenaga :
 Ruang Anggrek merupakan ruangan penyakit
dalam di Rumah Sakit Damai Sejahtera,
memiliki :
 Rata-rata pasien tiap hari : 30 orang
 Jam perawatan perorang per hari : 3,5 jam
 Jam kerja perorangan perhari : 7 jam
 Tenaga perawat pelaksana : 16 orang
 Perawat wanita usia subur : 10 orang

Berapa jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan


berdasarkan rumus Gillies ?
a. Jumlah hari tidak kerja adalah :
(Hari minggu dalam 1 tahun = 52 hari) +
(Cuti tahunan = 12 hari) + (Hari besar dalam
satu tahun = 10 hari) + ( Cuti sakit dan ijin =
12 hari).
Jadi jumlah keseluruhan hari tidak kerja = 52
+ 12 + 10 + 12 = 86 hari.

b. Jumlah hari kerja efektif pertahun :


365 hari – 86 hari = 279 hari.
c. Jumlah tenaga yang diperlukan :
3,5 x 30 x 365 = 38325 = 19,62 20
279 x 7 1953

d. Jumlah yang bertugas tiap hari :


30 x 3,5 = 15 orang
7
e. Asumsi jumlah tenaga cuti hamil adalah :
10 x 100% = 67%,
15

67% x 15 x ( 12 x 6 ) x 7 = 2,59 3 orang


279 x 7

f. Jumlah tenaga yang bebas tugas tiap hari :


86 x 15 = 4,62 dibulatkan menjadi 5 orang.
279
Untuk pembagian tiap shift dapat menggunakan
Rumus sebagai berikut :

 Shift pagi : 47% x jumlah kebutuhan perawat


yang bertugas tiap hari.
47% x 15 = 7 orang
 Shift sore : 35% x jumlah kebutuhan perawat
yang bertugas tiap hari.
35% x 15 = 5,25 5 orang
 Shift malam : 17% x jumlah kebutuhan perawat
yang bertugas tiap hari.
17% x 15 = 2,55 3 orang
Jika hasil perhitungan perawat tiap shif dibelakang
koma ≥ 5 dibulatkan keatas
2. Menentukan kebutuhan tenaga
perawat berdasarkan tingkat
ketergantungan klien (Dauglas,
1975)
Dauglass menghitung kebutuhan
tenaga perawat berdasarkan pada
tingkat ketergantungan klien adalah
sebagai berikut :
Penghitungan kebutuhan tenaga
perawat berdasarkan klasifikasi
klien
Penghitungan kebutuhan tenaga perawat
berdasarkan klasifikasi klien Menurut OREM

JMl Klasifikasi klien


klien
Minimal Parsial Total

pagi sore mlm pagi sore mlm pagi sore mlm

1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20

2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40

3 0,51 0,42 0,21 0,81 O,45 0,30 1,08 0,90 0,60

Dst
Kategori / tingkat kertergantungan asuhan
keperawatan menurut Depkes 2002

Asuhan keperawatan minimal


 Kebersihan diri, mandi ganti pakaian dilakukan
sendiri.
 Makan dan minum dilakukan sendiri.
 Ambulasi dengan pengawasan.
 Abservasi tanda-tanda vital dilakukan disetiap
shift.
 Pengobatan minimal, status psikologis stabil.
Asuhan keperawatan sedang
 Kebersihan diri dibantu, makan dan minum
dibantu.
 Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam.
 Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali.
Asuhan keperawatan agak berat
– Sebagian besar aktifitas dibantu.
– Observasi tanda-tanda vital setiap 2-4
jam sekali.
– Terpasang folley chateter, intake dan
out put dicatat.
– Terpasang infuse.
– Pengobatan lebih dari sekali.
– Persiapan pengobatan memerlukan
prosedur.
Asuhan keperawatan maksimal (total).
– Segala aktifitas diberikan oleh perawat.
– Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital
setiap 2 jam.
– Makan memerlukan NGT, terapi intra
vena.
– Penggunaan suction.
– Gelisah / disorientasi

Anda mungkin juga menyukai