Kelompok 3 Bhs - Indonesia Revisi
Kelompok 3 Bhs - Indonesia Revisi
BAHASA INDONESIA
“EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD)”
Dosen :
Yuentie Sova Puspidalia, S.Pd., M.Pd.
Kelompok 3 :
1. Anis Rahmadhani (211220003)
2. Maya Khailidah (211220018)
3. Ramadhani Tri Novianti (211220023)
4. Rif’atul Khomsah (211220026)
5. Siti Nurjanah (211220037)
A. PENDAHULUAN
Makalah tentang ejaan yang disempurnakan biasanya membahas tentang
perubahan-perubahan yang terjadi pada sistem ejaan bahasa Indonesia.
Perubahan ini dimulai pada tahun 1972 ketika pemerintah Indonesia
mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 111 Tahun 1972 tentang Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
Sebelumnya, sistem ejaan bahasa Indonesia yang digunakan adalah ejaan
lama yang masih mengandung banyak kekurangan dan tidak konsisten.
Beberapa huruf ditulis ganda, seperti "kk" dan "ngg". Padahal sebenarnya tidak
diperlukan. Selain itu, ada beberapa bunyi yang tidak bisa dieja dengan benar
dengan ejaan lama, seperti bunyi "c" dan "j" yang mewakili bunyi "ch" dan
"dj" dalam bahasa Inggris.
Dalam Keputusan Presiden tersebut, beberapa aturan ejaan baru
diperkenalkan, seperti penggunaan huruf "k" dan "q" yang lebih konsisten,
penghilangan huruf ganda yang tidak perlu, serta perubahan cara mengeja
beberapa kata. Selain itu, ejaan untuk beberapa kata asing juga diatur.
Perubahan ini bertujuan untuk membuat sistem ejaan bahasa Indonesia
lebih konsisten, mudah dipahami, dan lebih sesuai dengan fonetik bahasa
Indonesia. Makalah tentang ejaan yang disempurnakan dapat membahas lebih
rinci tentang aturan-aturan ejaan baru yang diperkenalkan, perubahan yang
terjadi, serta pengaruh perubahan tersebut pada bahasa Indonesia secara
keseluruhan.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan tentang
bagaimana Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia, dan Ruang Lingkup Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD).
3
B. PEMBAHASAN
1. Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia
Dimulai pada zaman kolonial Belanda di Indonesia. Pada awalnya,
bahasa Melayu yang kemudian menjadi dasar bahasa Indonesia, dituliskan
dengan aksara Arab dan kemudian disebut dengan "Jawi". Namun, pada
abad ke-17, Belanda mulai memperkenalkan alfabet Latin dan ejaan bahasa
Belanda ke Indonesia. Berdasarkan sejarah perkembangan ejaan, sudah
mengalami perubahan sistem ejaan, yaitu :
a) Ejaan Van Ophuysen
Ejaan van Ophuysen adalah salah satu sistem ejaan bahasa
Indonesia yang pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli bahasa
Belanda bernama N. J. van Ophuysen pada tahun 1893. Sistem ejaan ini
didasarkan pada ejaan Belanda, dengan beberapa penyesuaian agar
sesuai dengan karakteristik bahasa Indonesia.
Sistem Ejaan Van Ophuysen memiliki beberapa aturan dasar,
antara lain:
a. Setiap suku kata dalam kata ditulis secara terpisah
b. Huruf "oe" dan "dj" digunakan untuk mengeja bunyi vokal "u" dan
konsonan "j" dalam bahasa Indonesia
c. Huruf "j" dan "j" digunakan untuk mengeja bunyi vokal "i" dan
konsonan "y" dalam bahasa Indonesia
d. Huruf "c" dan "ch" digunakan untuk mengeja bunyi vokal "c" dan
konsonan "c" dalam bahasa Indonesia.
Contoh Ejaan Van Ophuysen :
Negeri Belanda menjadi Negri Belanda
Perusahaan menjadi Peroesahaan
Penerbitan menjadi Poenerbitan
Majalah menjadi Madjalah
Huruf menjadi Hoeroef1.
b) Ejaan Soewandi
1
E. Zainal Arifin, S. Amran Tasai.Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi,
(Jakarta: Penerbit AKAPRESS,2008) 164-165.
4
2
Ibid, 165.
5
3
Ibid, 165.
6
4
Zetty Karyati, “Antara EYD dan PUEBI: Suatu analisis komparatif.” Vol. 1 No. 2
(2016).diakses pada tanggal 24 Februari 2023 https://journal.lppmunindra.ac.id/
index.php/SAP/article/view/1024.hlm 175.
5
Ibid, 165-166.
7
Huruf Nama
A a a
B b be
C c ce
D d de
E e e
F f ef
G g ge
H h ha
I i i
J j je
K k ka
L l el
M m em
N n en
O o o
P p pe
Q q ki
R r er
S s es
6
Ibid, 167.
8
T t te
U u u
V v fe
W w we
X x eks
Y y ye
Z z zet
c) Persukuan
Persukuan ini diperlukan, terutama jika pada jeda baris kita
harus memutus kata dalam tulisan. Saat kita memotong kata, kita
perlu menambahkan garis, dan kita perlu menambahkan tanda
hubung di tepi garis.
Contohnya :
a. V : a-nak, i-bu, ba-u
b. VK : ar-ti, ma-in, om-bak
c. KV : ra-kit, ka-in
d. KVK : bang-ku, kan-tor, lan-tai8.
7
Ibid, 169.
8
Ibid, 170.
9
2. Penulisan Huruf
a) Huruf Kapital atau huruf besar digunakan sebagai huruf pertama
kata di awal kalimat.
Contoh : Mari bekerja keras
Ari membeli koran
b) Gelar akademik dan jabatan diawal nama seseorang ditulis dengan
huruf kapital.
Contohnya : Prof. Dr. H. Susi Susanti, M.A., Bupati Banten.
c) Nama orang, tempat, dan lembaga yang khusus, seperti nama
negara, provinsi, kota, gedung, jalan, dan lain-lain, dimulai dengan
huruf kapital.
Contohnya : Indonesia, Jawa, Jakarta, Balai Kota, Jalan Sudirman.
d) Singkatan dan akronim selalu ditulis dengan huruf kapital.
Contohnya : PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)
BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)
e) Huruf kapital yang digunakan sebagai huruf pertama dari kata
petunjuk kekerabatan Ayah, Ibu, Kakak, dan Adik.
9
Ibid, 174.
10
3. Penulisan Kata
Berikut adalah beberapa penjelasan materi tentang penulisan kata
pada ejaan yang disempurnakan:
a) Penggabungan Kata
1. Kata depan yang diikuti kata benda atau kata sifat yang
diulang-ulang, digabung menjadi satu kata.
Contoh: air + mata = airmata
hati + hati = hati-hati
2. Kata depan yang diikuti kata benda atau kata sifat yang tidak
diulang-ulang, tidak digabung menjadi satu kata.
Contoh: air + muka = air muka
hati + busuk = hati busuk
b) Penggunaan Awalan dan Akhiran
1. Awalan me-, pe-, be-, se- tidak diberi tanda hubung kecuali di
depan kata yang diawali huruf e dan h. Contoh: memegang,
perhatian, berbahagia, sesepuh.
2. Akhiran -i pada kata benda digunakan jika kata benda tersebut
merujuk pada benda yang bersifat abstrak. Contoh:
kecantikan, keberanian.
3. Akhiran -kan pada kata kerja digunakan untuk menyatakan
perintah. Contoh: jalankan, bacakan.
4. Akhiran -i pada kata kerja digunakan untuk menyatakan kata
kerja menjadi kata benda. Contoh: tulisi, ajari11.
10
Liana Siburian, "Analisis kesalahan penulisan huruf kapital oleh mahasiswa PGSD
semester II kelas 3 Unika Santo Thomas Sumatera Utara." School Education Journal
PGSD FIP Unimed .Vol. 8 No.1(2018) .diakses pada tanggal 24 Februari 2023
https://jurnal.unimed.ac.id/inddex.php/school/articel/view/9281. hlm 81-87.
11
Ibid, 185.
11
12
Adelina Ginting. “Analisis Menulis Unsur Serapan oleh Mahasiswa PGSD Semester IV
Kelas II. School Education Journal PGSD FIP UNIMED”.Vol. 8 No.1 (2018). Diakses
pada tanggal 24 Februari 2023
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/school/articel/view/9
820. hlm 25-34.
12
C. PENUTUP
13
Ernawati Waridah.”EYD : Ejaan Yang Disempurnakan & Seputar Kebahasa-
Indonesiaan”. Bandung : Ruang Kata Imprint Kawan Pustaka . (2013). diakses pada
tanggal 24 Februari 2023 https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=
DxfEAwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA83&dq=info:rbx69nmgdT0J:scholar.google.com/
&ots=VWYvK3Si9a&sig=00A-bJBUwELz-Jb5FwoOpUs92H SU&redir_esc=y#v=one
page&q&f=false. Hlm 32
14
DAFTAR PUSTAKA
15
Karyati Zetty.Antara EYD dan PUEBI :“Suatu analisis komparatif “.Vol 1,2
(2016). Diakses pada tanggal 24 Februari 2023
https://journal.lppmunindra.ac.id/ index.php/SAP/article/view/1024.