Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

BAHASA INDONESIA
“EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD)”
Dosen :
Yuentie Sova Puspidalia, S.Pd., M.Pd.

Kelompok 3 :
1. Anis Rahmadhani (211220003)
2. Maya Khailidah (211220018)
3. Ramadhani Tri Novianti (211220023)
4. Rif’atul Khomsah (211220026)
5. Siti Nurjanah (211220037)

JURUSAN TADRIS BAHASA INDONESIA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
TAHUN AKADEMIK 2023
2

“EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD)”

A. PENDAHULUAN
Makalah tentang ejaan yang disempurnakan biasanya membahas tentang
perubahan-perubahan yang terjadi pada sistem ejaan bahasa Indonesia.
Perubahan ini dimulai pada tahun 1972 ketika pemerintah Indonesia
mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 111 Tahun 1972 tentang Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
Sebelumnya, sistem ejaan bahasa Indonesia yang digunakan adalah ejaan
lama yang masih mengandung banyak kekurangan dan tidak konsisten.
Beberapa huruf ditulis ganda, seperti "kk" dan "ngg". Padahal sebenarnya tidak
diperlukan. Selain itu, ada beberapa bunyi yang tidak bisa dieja dengan benar
dengan ejaan lama, seperti bunyi "c" dan "j" yang mewakili bunyi "ch" dan
"dj" dalam bahasa Inggris.
Dalam Keputusan Presiden tersebut, beberapa aturan ejaan baru
diperkenalkan, seperti penggunaan huruf "k" dan "q" yang lebih konsisten,
penghilangan huruf ganda yang tidak perlu, serta perubahan cara mengeja
beberapa kata. Selain itu, ejaan untuk beberapa kata asing juga diatur.
Perubahan ini bertujuan untuk membuat sistem ejaan bahasa Indonesia
lebih konsisten, mudah dipahami, dan lebih sesuai dengan fonetik bahasa
Indonesia. Makalah tentang ejaan yang disempurnakan dapat membahas lebih
rinci tentang aturan-aturan ejaan baru yang diperkenalkan, perubahan yang
terjadi, serta pengaruh perubahan tersebut pada bahasa Indonesia secara
keseluruhan.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan tentang
bagaimana Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia, dan Ruang Lingkup Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD).
3

B. PEMBAHASAN
1. Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia
Dimulai pada zaman kolonial Belanda di Indonesia. Pada awalnya,
bahasa Melayu yang kemudian menjadi dasar bahasa Indonesia, dituliskan
dengan aksara Arab dan kemudian disebut dengan "Jawi". Namun, pada
abad ke-17, Belanda mulai memperkenalkan alfabet Latin dan ejaan bahasa
Belanda ke Indonesia. Berdasarkan sejarah perkembangan ejaan, sudah
mengalami perubahan sistem ejaan, yaitu :
a) Ejaan Van Ophuysen
Ejaan van Ophuysen adalah salah satu sistem ejaan bahasa
Indonesia yang pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli bahasa
Belanda bernama N. J. van Ophuysen pada tahun 1893. Sistem ejaan ini
didasarkan pada ejaan Belanda, dengan beberapa penyesuaian agar
sesuai dengan karakteristik bahasa Indonesia.
Sistem Ejaan Van Ophuysen memiliki beberapa aturan dasar,
antara lain:
a. Setiap suku kata dalam kata ditulis secara terpisah
b. Huruf "oe" dan "dj" digunakan untuk mengeja bunyi vokal "u" dan
konsonan "j" dalam bahasa Indonesia
c. Huruf "j" dan "j" digunakan untuk mengeja bunyi vokal "i" dan
konsonan "y" dalam bahasa Indonesia
d. Huruf "c" dan "ch" digunakan untuk mengeja bunyi vokal "c" dan
konsonan "c" dalam bahasa Indonesia.
Contoh Ejaan Van Ophuysen :
Negeri Belanda menjadi Negri Belanda
Perusahaan menjadi Peroesahaan
Penerbitan menjadi Poenerbitan
Majalah menjadi Madjalah
Huruf menjadi Hoeroef1.
b) Ejaan Soewandi
1
E. Zainal Arifin, S. Amran Tasai.Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi,
(Jakarta: Penerbit AKAPRESS,2008) 164-165.
4

Ejaan Soewandi adalah salah satu sistem ejaan bahasa Indonesia


yang diperkenalkan pada tahun 1901 oleh seorang guru bernama
Soewandi. Sistem ejaan ini kemudian diadopsi oleh pemerintah kolonial
Belanda sebagai Sistem Ejaan Resmi Bahasa Indonesia hingga Tahun
1947.
Ejaan Soewandi memiliki beberapa aturan dasar, antara lain:
a. Setiap suku kata dalam kata ditulis secara terpisah
b. Huruf "oe" dan "dj" digunakan untuk mengeja bunyi vokal "u" dan
konsonan "j" dalam bahasa Indonesia
c. Huruf "j" dan "j" digunakan untuk mengeja bunyi vokal "i" dan
konsonan "y" dalam bahasa Indonesia
d. Huruf "c" digunakan untuk mengeja bunyi konsonan "c", sedangkan
huruf "ch" digunakan untuk mengeja bunyi konsonan "kh"
e. Huruf "nj" digunakan untuk mengeja bunyi konsonan "ñ" dalam
bahasa Indonesia
Contoh Ejaan Soewandi :
dj : djalan, djauh
j : pajung, laju
nj : njonja, bunji
sj : isjarat, masjarakat
tj : tjukup, tjuji
ch : tarich, achir2
c) Ejaan Melindo
Ejaan Melindo adalah salah satu sistem ejaan bahasa Indonesia
yang dikembangkan oleh Drs. Melchior J.A. Lengkong dan Drs.
Indotjandra S.E. pada tahun 1971. Ejaan Melindo dirancang untuk
mengatasi beberapa masalah yang ada pada sistem ejaan yang
digunakan saat itu, yaitu Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) yang
diresmikan pada tahun 1972.

2
Ibid, 165.
5

Ejaan Melindo memiliki beberapa prinsip yang berbeda dengan


EYD. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
a. Prinsip Keterbacaan
Ejaan Melindo didesain agar mudah dibaca dan dipahami oleh semua
kalangan. Oleh karena itu, beberapa aturan ejaan yang dianggap sulit
dipahami dalam EYD dihilangkan atau disederhanakan dalam Ejaan
Melindo.
b. Prinsip Kesesuaian Bunyi dan Huruf
Ejaan Melindo memperhatikan kesesuaian antara bunyi dan huruf
dalam pengucapan kata. Misalnya, dalam EYD kata "esok"
diucapkan "esok" namun dalam Ejaan Melindo diucapkan "isok"
untuk memperjelas pengucapan.
c. Prinsip Kesederhanaan
Ejaan Melindo didesain agar lebih sederhana dan mudah dipelajari.
Beberapa aturan yang dianggap rumit dalam EYD dihilangkan atau
disederhanakan dalam Ejaan Melindo.
Contohnya :
a. Benar menjadi "betul"
b. Siapa menjadi "sapa"
c. Kapan menjadi "kapan"
d. Sekarang menjadi "sa-karang"
e. Kemudian menjadi "ke-mudian"3

d) Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan


Ejaan yang Disempurnakan adalah Sistem Ejaan Bahasa
Indonesia yang diadopsi oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1972.
Sistem Ejaan ini dikembangkan sebagai upaya untuk menyederhanakan
dan memperbaiki sistem ejaan bahasa Indonesia yang ada sebelumnya,
dengan tujuan untuk mempermudah pembelajaran dan penggunaan
bahasa Indonesia.

3
Ibid, 165.
6

Perubahan ejaan bahasa Indonesia ini ada beberapa sebab,


pertama, dampak perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
yang menyebabkan penggunaan bahasa Indonesia dalam berbagai
bidang penerapan, baik tulisan maupun sastra, menjadi lebih banyak
dan umum, kedua, perlunya menyempurnakan PUEBI (Pedoman Ejaan
Umum Bahasa Indonesia) untuk memperkuat fungsi bahasa Indonesia
sebagai bahasa negara juga menjadi alasan perubahan tersebut4.
Ejaan yang Disempurnakan memiliki beberapa aturan dasar,
antara lain:
a. Setiap suku kata dalam kata ditulis secara menyatu
b. Huruf "u" digunakan untuk mengeja bunyi vokal "oe", sedangkan
huruf "c" digunakan untuk mengeja bunyi konsonan "ch"
c. Huruf "j" digunakan untuk mengeja bunyi vokal "i", sedangkan
huruf "y" digunakan untuk mengeja bunyi konsonan "y"
d. Tidak ada lagi penggunaan huruf "nj" untuk mengeja bunyi
konsonan "ñ"
Contohnya :
j : jalan, jauh
y : payung, layu
ny : nyonya, bunyi
sy : isyarat, masyarakat
kh : tarikh, akhir5

4
Zetty Karyati, “Antara EYD dan PUEBI: Suatu analisis komparatif.” Vol. 1 No. 2
(2016).diakses pada tanggal 24 Februari 2023 https://journal.lppmunindra.ac.id/
index.php/SAP/article/view/1024.hlm 175.
5
Ibid, 165-166.
7

2. Ruang Lingkup EYD


Mencakup lima aspek yaitu:
1. Pemakaian Huruf
Untuk Pemakain Huruf, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu:6
a) Nama-Nama Huruf
Beirkut nama-nama huruf yang telah disempurnakan sesuai
dengan buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.

Huruf Nama
A a a
B b be
C c ce
D d de
E e e
F f ef
G g ge
H h ha
I i i
J j je
K k ka
L l el
M m em
N n en
O o o
P p pe
Q q ki
R r er
S s es

6
Ibid, 167.
8

T t te
U u u
V v fe
W w we
X x eks
Y y ye
Z z zet

b) Lafal Singkatan dan Kata


Lafal Singkatan dan Kata dalam Bahasa Indonesia sebagai
berikut.7

Singkatan/Kata Lafal Tidak Baku Lafal Baku


AC A se A ce
TVRI Ti vi er i Te ve er i
Pendidikan Pendidi’an Pendidikan
Pascasarjana Paskasarjana Pascasarjana

c) Persukuan
Persukuan ini diperlukan, terutama jika pada jeda baris kita
harus memutus kata dalam tulisan. Saat kita memotong kata, kita
perlu menambahkan garis, dan kita perlu menambahkan tanda
hubung di tepi garis. 
Contohnya :
a. V : a-nak, i-bu, ba-u
b. VK : ar-ti, ma-in, om-bak
c. KV : ra-kit, ka-in
d. KVK : bang-ku, kan-tor, lan-tai8.

7
Ibid, 169.
8
Ibid, 170.
9

d) Penulisan Nama Diri


Berikut adalah beberapa panduan umum dalam penulisan nama
diri:
a. Penulisan nama lengkap biasanya dimulai dengan huruf kapital
pada setiap kata, misalnya: "Muhammad Ridwan Ramadhan".
b. Untuk gelar akademik, gelar kebangsawanan, atau gelar
kehormatan, biasanya ditempatkan setelah nama lengkap,
misalnya: "Dr. Maria Wati, S.Kom., M.Sc.".
c. Jika seseorang memiliki nama panggilan, penulisan nama
panggilan dapat diletakkan setelah nama lengkap atau sebagai
ganti nama depan. Misalnya, "Budi Santoso" atau "Budi"9.

2. Penulisan Huruf
a) Huruf Kapital atau huruf besar digunakan sebagai huruf pertama
kata di awal kalimat.
Contoh : Mari bekerja keras
Ari membeli koran
b) Gelar akademik dan jabatan diawal nama seseorang ditulis dengan
huruf kapital.
Contohnya : Prof. Dr. H. Susi Susanti, M.A., Bupati Banten.
c) Nama orang, tempat, dan lembaga yang khusus, seperti nama
negara, provinsi, kota, gedung, jalan, dan lain-lain, dimulai dengan
huruf kapital.
Contohnya : Indonesia, Jawa, Jakarta, Balai Kota, Jalan Sudirman.
d) Singkatan dan akronim selalu ditulis dengan huruf kapital.
Contohnya : PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)
BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)
e) Huruf kapital yang digunakan sebagai huruf pertama dari kata
petunjuk kekerabatan Ayah, Ibu, Kakak, dan Adik.
9
Ibid, 174.
10

Contohnya : “Kapan Bapak berangkat?” tanya Hasan.


Dedi bertanya,”Itu apa, Bu?”10.

3. Penulisan Kata
Berikut adalah beberapa penjelasan materi tentang penulisan kata
pada ejaan yang disempurnakan:
a) Penggabungan Kata
1. Kata depan yang diikuti kata benda atau kata sifat yang
diulang-ulang, digabung menjadi satu kata.
Contoh: air + mata = airmata
hati + hati = hati-hati
2. Kata depan yang diikuti kata benda atau kata sifat yang tidak
diulang-ulang, tidak digabung menjadi satu kata.
Contoh: air + muka = air muka
hati + busuk = hati busuk
b) Penggunaan Awalan dan Akhiran
1. Awalan me-, pe-, be-, se- tidak diberi tanda hubung kecuali di
depan kata yang diawali huruf e dan h. Contoh: memegang,
perhatian, berbahagia, sesepuh.
2. Akhiran -i pada kata benda digunakan jika kata benda tersebut
merujuk pada benda yang bersifat abstrak. Contoh:
kecantikan, keberanian.
3. Akhiran -kan pada kata kerja digunakan untuk menyatakan
perintah. Contoh: jalankan, bacakan.
4. Akhiran -i pada kata kerja digunakan untuk menyatakan kata
kerja menjadi kata benda. Contoh: tulisi, ajari11.

10
Liana Siburian, "Analisis kesalahan penulisan huruf kapital oleh mahasiswa PGSD
semester II kelas 3 Unika Santo Thomas Sumatera Utara." School Education Journal
PGSD FIP Unimed .Vol. 8 No.1(2018) .diakses pada tanggal 24 Februari 2023
https://jurnal.unimed.ac.id/inddex.php/school/articel/view/9281. hlm 81-87.
11
Ibid, 185.
11

4. Penulisan Unsur Serapan


Unsur serapan adalah kata-kata yang berasal dari bahasa lain
dan masuk ke dalam bahasa Indonesia. Untuk penulisan unsur serapan
dalam bahasa Indonesia, berikut ini adalah beberapa panduan umum:
a) Sesuaikan ejaan dengan ejaan bahasa Indonesia.
Contoh: "teknologi" bukan "technology", "koordinasi" bukan
"coordination".
b) Hindari menambahkan huruf atau konsonan yang tidak diperlukan
dalam ejaan bahasa Indonesia.
Contoh: "skala" bukan "sakala", "telepon" bukan "telpon".
c) Perhatikan penempatan tanda hubung jika unsur serapan terdiri dari
dua kata atau lebih.
Contoh: "mata-mata" bukan "matamata", "perahu nelayan" bukan
"perahunelayan".
d) Jangan berlebihan dalam menggunakan unsur serapan. Gunakan
kata-kata asli bahasa Indonesia jika memungkinkan.
Contoh: "perusahaan" bukan "corporation", "tumbuh" bukan
"grow"12.

12
Adelina Ginting. “Analisis Menulis Unsur Serapan oleh Mahasiswa PGSD Semester IV
Kelas II. School Education Journal PGSD FIP UNIMED”.Vol. 8 No.1 (2018). Diakses
pada tanggal 24 Februari 2023
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/school/articel/view/9
820. hlm 25-34.
12

5. Pemakaian Tanda Baca


Pemakaian tanda baca sangat penting dalam mengekspresikan
makna suatu kalimat dalam tulisan. Berikut ini adalah beberapa aturan
pemakaian tanda baca yang umum digunakan:
a) Titik (.)
Titik digunakan untuk mengakhiri kalimat yang bersifat utuh dan
lengkap.
Contoh:
Saya belajar bahasa Inggris setiap hari. Dia sangat pandai dalam
berbicara.
b) Koma (,)
Koma digunakan untuk memisahkan kata atau frasa dalam suatu
kalimat, menyatakan penjelasan, atau memisahkan dua klausa
dalam satu kalimat.
Contoh:
Saya suka makan apel, jeruk, dan mangga.
Dia memutuskan untuk tidak ikut ujian, karena sakit.
c) Tanda tanya (?)
Tanda tanya digunakan di akhir kalimat yang merupakan
pertanyaan.
Contoh:
Apakah kamu sudah makan?
Bagaimana kabarmu?
d) Tanda seru (!)
Tanda seru digunakan di akhir kalimat yang mengungkapkan
perintah, kejutan, atau emosi.
Contoh:
Berhati-hatilah!
Sungguh luar biasa!
e) Tanda kutip (" ")
13

Tanda kutip digunakan untuk menandai kutipan langsung atau


percakapan.
Contoh:
Dia berkata, "Saya sangat senang hari ini!"
"Sudahkah kamu membaca bukunya?" tanya ibu.
f) Tanda kurung (( ))
Tanda kurung digunakan untuk memberikan informasi tambahan
atau penjelasan.
Contoh:
Hari ini (tanggal 12 Juli), saya merayakan ulang tahun.
Saya suka makan buah (terutama apel dan mangga).
g) Tanda hubung (-)
Tanda hubung digunakan untuk menghubungkan dua kata atau
frasa yang membentuk satu kata yang baru, atau untuk
menunjukkan rentang waktu atau jumlah.
Contoh:
09.00-17.00 WIB.
Buku halaman 1-20.
h) Tanda garis miring (/)
Tanda garis miring digunakan untuk menggantikan kata "atau" atau
memisahkan dua opsi.
Contoh:
Belajar bahasa Inggris/Spanyol.
Tinggal di Jakarta/Bandung13.

C. PENUTUP
13
Ernawati Waridah.”EYD : Ejaan Yang Disempurnakan & Seputar Kebahasa-
Indonesiaan”. Bandung : Ruang Kata Imprint Kawan Pustaka . (2013). diakses pada
tanggal 24 Februari 2023 https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=
DxfEAwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA83&dq=info:rbx69nmgdT0J:scholar.google.com/
&ots=VWYvK3Si9a&sig=00A-bJBUwELz-Jb5FwoOpUs92H SU&redir_esc=y#v=one
page&q&f=false. Hlm 32
14

Berdasaran uraian atau penjelasan materi tentang Ejaan Yang Disempurnakan


(EYD), maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
a) Ejaan yang Disempurnakan adalah sistem ejaan bahasa Indonesia yang
diadopsi oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1972. Sistem ejaan ini
dikembangkan sebagai upaya untuk menyederhanakan dan memperbaiki
sistem ejaan bahasa Indonesia yang ada sebelumnya, dengan tujuan untuk
mempermudah pembelajaran dan penggunaan bahasa Indonesia.
b) Ruang Lingkup EYD mencakup lima aspek yaitu:
1. Pemakaian Huruf
a. Nama-Nama Huruf
b. Lafal Singkatan dan Kata
c. Persukuan
d. Penulisan Nama Diri
2. Penulisan Huruf
Tata Cara Penulisan Huruf Kapital
3. Penulisan Kata
b. Penggabungan Kata
c. Penggunaan Awalan dan Akhiran
4. Penulisan Unsur Serapan
a. Adaptasi
b. Penerjemahan
5. Pemakaian Tanda Baca
a. Tanda Titik (.)
b. Tanda Tanya (?)
c. Tanda Seru (!)
d. Tanda Kutip (“...”)
e. Tanda Kurung (...)
f. Tanda Hubung (-)
g. Tanda Garis Miring (/)

DAFTAR PUSTAKA
15

Arifin, E Zaenal dan S, Amran Tasai.(2008).Cermat Berbahasa Indonesia Untuk


Perguruan Tinggi.Jakarta : AKAPRESS.

Ginting Adelina.”Analisis menulis unsur serapan oleh mahasiswa PGSD semester


IV kelas III”.Vol 8,1(2018). Diakses pada tanggal 24 Februari 2023
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/school/articel/view/9820.

Karyati Zetty.Antara EYD dan PUEBI :“Suatu analisis komparatif “.Vol 1,2
(2016). Diakses pada tanggal 24 Februari 2023
https://journal.lppmunindra.ac.id/ index.php/SAP/article/view/1024.

Liana Siburian. ”Analisis kesalahan penulisan huruf kapital oleh mahasiswa


PGSD semester II kelas III Santo Thomas Sumatera Utara”.Vol 1,8
(2018). Diakses pada tanggal 24 Februari 2023
https://jurnal.unimed.ac.id/index.php/scho ol/articel/view/9281.

Waridah, E.(2013).“EYD & SEPUTAR KEBAHASA-INDONESIAAN”. Ruang


Kata Imprint Kawan Pustaka. Diakses pada tanggal 24 Februari 2023.
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=DxfEAwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA83&dq=info:rbx69nm
gdT0J:scholar.google.com/&ots=VWYvK3Si9a&sig=00A-bJBUwELz-
jB5FWoOpUs92HSU&redir_esc=y#v=one page&q&f=false Hal 32.

Anda mungkin juga menyukai