A. Latar Belakang Dinamika pancasila sebagai Ideologi Negara dalam sejarah bangsa Indonesia memperlihatkan adanya pasang surut dalam pelaksanaan nilai-nilai pancasila [C], karena pernyataan tersebut adalah Claim yaitu pernyataan yang bersifat kotroversial yang masih membutuhkan argumen atau alasan dan perlu pembuktian tentang pasang surut dalam pelaksanaan nilai-nilai pancasila itu seperti apa, suatu contoh kalimat yang mengandung bukti tersebut yaitu “Pasang surut dalam pelaksanaan nilai-nilai Pancasila pada masa Era Orde Baru yang dipimpin Presiden Soeharto, yang terjadi penekanan yang kuat terhadap satu ideologi tunggal yang mengarah pada kekangan terhadap kebebasan berpendapat dan mengabaikan beberapa aspek pancasila seperti demokrasi, HAM, dan keadilan sosial.” Pancasila sebagai Ideologi Negara dalam masa pemerintahan Presiden Soekarno sebagaimana diketahui bahwa Soekarno termasuk salah seorang perumus pancasila, bahkan penggali dan memberi nama untuk dasar Negara [C], karena pernyataan tersebut adalah Claim yaitu kotroversial yang masih membutuhkan argumen atau alasan dan perlu pembuktian, dan seharusnya pernyataan tersebut harus mengandung bukti yang jelas, contoh ". Pancasila sebagai Ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Soeharto diletakkan pada kedudukan yang sangat kuat melalui TAP MPR No. II/1978 Tentang Pemasyarakatan P-4. Pada masa Soeharto ini pula, pancasila menjadi asas tunggal bagi semua organisasi politik (orpol) dan organisasi masyarakat (ormas) [B], karena pernyataan tersebut adalah Backing yaitu pendukung atau pembuktian secara ilmiah. Hal tersebut jelas ilmiah karena berkaitan dengan TAP MPR No. II/1978 Tentang Pemasyarakatan P-4. Bahkan pada masa reformasi masih mengalami pasang surut yakni, engganya para penyelenggara Negara mewacanakan tentang pancasila, bahkan berujung pada hilangnya pancasila dikurikulum nasional [C], karena pernyataan tersebut adalah Claim yaitu pernyataan yang bersifat kotroversial yang masih membutuhkan argumen atau alasan dan perlu pembuktian tentang masa reformasi yang masih mengalami pasang surut, pasang surut yang dimaksud itu yang seperti apa harus diberikan bukti dan contoh yang jelas, misalnya “Dalam menjawab tuntutan masyarakat, pemerintah dan sejumlah organisasi sipil bekerja sama untuk merevisi kurikulum naisonal dan mengembalikan Pancasila sebagai mata pelajaran yang diajarkan secara menyeluruh. Proses ini harus melibatkan berbagai tahapan seperti konsultasi publik, pembahasan dengan pakar, dan melibatkan semua pihak terkait.” Meskipun pada akhirnya timbul kesadaran penyelanggara Negara pendidikan pancasila di perguruan tinggi [C], karena pernyataan tersebut adalah Claim yaitu pernyataan yang bersifat kotroversial yang masih membutuhkan argumen atau alasan dan perlu pembuktian tentang timbul kesadaran pendidikan pancasila di perguruan tinggi itu nantinya seperti apa, apakah mahasiswa di perguruan tinggi sadar akan pendidikan pancasila. Pernyataan tersebut harus diberikan bukti, misalnya dengan mengadakan kegiatan seperti seminar atau workshop tentang Pancasila yang mengundang para akademisi, praktisi, dan tokoh masyarakat untuk berbagai pemikiran, dan penelitian terkait Pancasila.