FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA 2021 Kata kunci / Keyword Kata kunci yang digunakan untuk mencari artikel yang akan dijadikan acuan adalah dengan menggunakan kata kunci “accountability”, AND “village financial”, dan “syariah.” Proses pencarian akan menggunakan kriteria, misalnya artikel terbaru yang terbit dari tahun 2018 sampai tahun 2021. Dari proses pencarian dengan menggunakan kata kunci tersebut, didapatkan artikel sebanyak 31 artikel yang muncul dan dipilih 5 artikel yang sesuai dengan konteks area riset yang akan diteliti. 5 Artikel sesuai dengan penelitian
Penulis Judul Artikel
(Barus, 2021) Village Accounting Reconstruction Methodology Based on the Kingdom of God (Nikmatuniayah, Resi Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Yudhaningsih, 2020) dan Aset Desa Berbasis Shariate Enterprise Theory (Aribi et al., 2019) Accountability in Islamic financial institution The role of the Shari’ah supervisory board reports (Siswantoro et al., 2018) Reconstructing accountability of the cash waqf (endowment) institution (Kamaruddin & Auzair, 2020) in Indonesia Measuring ‘Islamic accountability’ in Islamic social enterprise (ISE)
Cara mencari artikel dengan kata kunci
Paragraph analisis gap Pengelolaan keuangan desa yang diterapkan dengan menggunakan prinsip keuangan the Kingdom of God, akan menjamin para pengelolanya tidak memiliki keinginan untuk menambah kekayaan pribadi, tidak serakah dan tidak ada yang namanya ketidakjujuran (Barus, 2021). Pengelolaan keuangan desa yang dilakukan secara jujur apabila perencanaan keuangan, disiplin keuangan, tanggung jawab dalam memberikan pelayanan, dan tanggung jawab dalam pekerjaan yang dilaksanakan secara menyeluruh. Apabila hal tersebut diterapkan maka tidak akan ada lagi kasus penipuan yang dilakukan oleh pengelola keuangan di desa. Hasil penelitian (Nikmatuniayah, Resi Yudhaningsih, 2020) menjelaskan bahwa akuntabilitas dapat dibagi menjadi empat dimensi, yaitu manusia dengan masyarakat yang diwujudkan dengan pemerataan yang sama dalam pemanfaatan sumber daya masyarakat desa. Akuntabilitas manusia dengan Negara yang diwujudkan dengan Laporan Keuangan & Aset desa per triwulan. Akuntabilitas manusia dengan alam sebagai bentuk kegiatan pelestarian lingkungan alam. Sedangkan akuntabilitas terhadap Allah Subhanahu wa ta’ala diwujudkan dengan rasa syukur dan sedelah bumi Dari hasil penelitian tersebut perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan akuntabilitas terhadap Alloh, karena dalam kenyataannya masih banyak para pengelola keuangan dana desa masih melakukan menyelewengan. Akuntabilitas lembaga wakaf uang di Indonesia tidak dapat langsung digolongkan dalam satu logika kesatuan atau pluralis. Lembaga wakaf uang memiliki karakteristik yang unik dan berbeda dengan organisasi nirlaba lainnya. Untuk memastikan kepatuhan dan audit Syariah, audit Syariah juga harus dilakukan dan dilaporkan. Lembaga wakaf tunai harus berencana untuk mempersiapkan dan menciptakan akuntabilitas yang baik (Siswantoro et al., 2018). Sedangkan dalam penelitian (Kamaruddin & Auzair, 2020) berhasil mengembangkan instrumen pengukuran akuntabilitas Islam dari perspektif “accountability for what” untuk Islamic social enterprise (ISE). Sebanyak 25 item diakui dan divalidasi di bawah empat dimensi akuntabilitas, yaitu akuntabilitas input, akuntabilitas output, akuntabilitas prosedural dan akuntabilitas prinsip-prinsip dan nilai-nilai Islam. Sebaiknya dalam akuntabilitas perlu adanya dipertanggungjawaban kepada Tuhan, selain kepada manusia, karena hal tersebut merupak bentuk dari rasa tanggungjawab, kepatuhan dan ketaatan manusia kepada sang Illahi. Studi yang dilakukan oleh (Aribi et al., 2019), memberikan hasil pada level pengungkapan laporan audit Shari’ah Supervisory Board (SSB) sebagai bagian tata kelola perusahaan yang dicoba oleh Islamic financial institutions (IFIs) untuk memenuhi kewajiban etika dan agama mereka dan untuk menunjukkan tanggung jawab mereka sebagai organisasi keuangan Islam. Sejalan dengan prinsip-prinsip Islam, IFIs perlu memenuhi peran etis yang melekat dalam karakter mereka sebagai entitas “Islam”. penelitian masa depan akan lebih menarik untuk menyelidiki motivasi IFIs untuk tidak mematuhi persyaratan AAOIFI pada laporan Syariah, yang mengakibatkan kesenjangan dalam pengungkapan. Meskipun standar AAOIFI telah menekankan pentingnya menyediakan laporan audit SSB, pelaksanaan praktik pelaporan tampaknya lebih rendah dari yang diharapkan. Pelaporan wajib membutuhkan sistem untuk memantau dan mengawasi perilaku masing-masing lembaga. Pembuat kebijakan dan peneliti harus menyelidiki lebih lanjut apakah kesenjangan dalam pengungkapan tersebut merupakan hasil dari perbedaan tata kelola perusahaan di antara negara-negara Referensi Aribi, Z. A., Arun, T., & Gao, S. (2019). Accountability in Islamic financial institution: The role of the Shari’ah supervisory board reports. Journal of Islamic Accounting and Business Research, 10(1), 98–114. https://doi.org/10.1108/JIABR-10-2015-0049 Barus, I. N. E. (2021). Village Accounting Reconstruction Methodology Based on the Kingdom of God. International Journal of Religious and Cultural Studies, 3(2), 145– 154. https://doi.org/10.34199/ijracs.2021.09.04 Kamaruddin, M. I. H., & Auzair, S. M. (2020). Measuring ‘Islamic accountability’ in Islamic social enterprise (ISE). International Journal of Islamic and Middle Eastern Finance and Management, 13(2), 303–321. https://doi.org/10.1108/IMEFM-04-2018-0134 Nikmatuniayah, Resi Yudhaningsih, L. M. (2020). Shariate enterprise theory. 3(1), 52–64. Siswantoro, D., Rosdiana, H., & Fathurahman, H. (2018). Reconstructing accountability of the cash waqf (endowment) institution in Indonesia. Managerial Finance, 44(5), 624– 644. https://doi.org/10.1108/MF-05-2017-0188