Tugas Uts Epidemiologi Penyakit Tropis
Tugas Uts Epidemiologi Penyakit Tropis
OLEH :
NIA NORMA YUNITA (2026020036)
INFEKSI VIRUS :
1. DENGUE
2. POLIO
3. MORBILI
4. HERPES
5. MUMPS
6. RABIES
INFEKSI BAKTERI :
1. TBC CUTIS
2. THYPOID
3. DIFTERI
4. TETANUS
5. LEPTOSPIROSIS
6. KUSTA
7. FRAMBUSIA
INFEKSI PARASIT :
1. MALARIA
2. SCABIES
3. HELMINTHIASIS
4. SKISTOSOMIASIS
5. FILARIASIS
6. CUTANEUS LARVA MIGRAN
KERACUNAN MAKANAN.
Keracunan makanan adalah keadaan darurat yang diakibatkan masuknya suatu zat atau
makanan ke dalam tubuh melalui mulut yang mengakibatkan bahaya bagi tubuh (Junaidi,
2011). Keracunan makanan adalah suatu penyakit yang terjadi setelah menyantap makanan
yang mengandung racun, berasal dari bahan beracun yang terbentuk akibat pembusukan
makanan dan bakteri (Junaidi, 2011).
Gejala keracunan makanan dapat terlihat setelah beberapa menit, jam, atau hari setelah
mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Kecepatannya tergantung dari jenis makanan
dan penyebabnya.
Ciri-Ciri Keracunan Makanan
Gejala yang muncul akibat keracunan makanan bervariasi, tergantung pada zat yang
mengkontaminasi makanan yang dikonsumsi. Gejala yang sering muncul antara lain diare,
mual, muntah, kram perut, dan sakit kepala. Pada kasus yang lebih parah, gejala yang dapat
muncul adalah diare dan muntah yang parah, demam lebih dari 39 derajat Celcius, sulit untuk
bicara, dan terdapat darah dalam urine
Penyebab Keracunan Makanan
Penyebab terjadinya keracunan adalah makanan yang telah terkontaminasi kuman,
seperti bakteri Salmonella, atau racun, misalnya telur atau seafood mentah. Kontaminasi
tersebut dapat terjadi saat makanan melalui proses awal produksi, seperti saat penanaman
hingga pengiriman, atau saat sedang diproses untuk dikonsumsi.
Ini Dia Berbagai Jenis Keracunan Makanan
• Buah dan Sayuran Mentah (Listeria, Salmonella, E.coli)
• Susu dan Produknya yang Tidak Dipasteurisasi (Listeria)
• Daging Olahan dan Sosis (Listeria)
• Telur dan Daging Unggas (Salmonella)
• Makanan Olahan (Salmonella)
• Daging Mentah (Salmonella)
• Daging Sapi Giling (E.coli)
Keracunan makanan juga bisa terjadi ketika seseorang mengonsumsi buah dan sayuran yang
kotor atau tidak dicuci dengan baik atau tanaman beracun. Pengolahan makanan bekuyang
tidak benar, misalnya sembarangan mencairkan daging sapi atau ayam, juga bisa
menyebabkan keracunan makanan.
Cara Mengatasi Keracunan Makanan
Mencegah dehidrasi adalah pertolongan pertama untuk mengatasi keracunan makanan. Untuk
mencegah dehidrasi penderita dapat minum air putih sedikit demi sedikit, serta menghindari
makanan yang merangsang, seperti makanan pedas atau terlalu manis untuk mencegah
muntah.
Jangan minum obat antimuntah maupun antidiare tanpa anjuran dari dokter.
Di bawah ini adalah beberapa obat keracunan makanan yang akan diberikan oleh
dokter.
• Rehidrasi oral. Dikutip dari Panduan Klinis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
pengobatan lini pertama di rumah sakit untuk keracunan makanan adalah dengan rehidrasi.
• 2. Obat jenis adsorben.
• 3. Obat antibiotik.
• Paracetamol.
Efek Keracunan Makanan
Keracunan makanan dapat menyebabkan beberapa komplikasi, dari yang ringan hingga yang
lebih serius. Komplikasi yang paling sering terjadi adalah dehidrasi. Sedangkan komplikasi
yang lebih serius salah satunya adalah sindrom hemolitik uremik.
Pencegahan Keracunan Makanan
Membuat dan mengkonsumsi makanan dengan bersih dan sehat menjadi cara mencegah
keracunan makanan yang paling efektif. Selain itu, jenis makanan tertentu yang belum
dipastikan keamanannya juga sebaiknya dihindari.
Bagaimana cara racun masuk dalam tubuh manusia?
Ada 3 jalur utama bahan toksik masuk kedalam tubuh manusiayaitu melalui saluran
pencernaan atau makanan (gastro intestinal), jalur pernapasan (inhalasi) dan melalui kulit
(topikal). Bahan toksik masuk kedalam saluran pencernaan umunya melalui makanan atau
minuman dan kemudian diserap didalam lambung.
Ular adalah salah satu binatang yang banyak ditemukan di negara tropis seperti
Indonesia. Salah satu mekanisme pertahanan ular saat merasa terancam adalah menggigit
target sasaran. Luka akibat gigitan ular bisa berasal dari ular berbisa atau yang tidak
berbisa. Bisa ular mengandung racun yang mampu melumpuhkan tubuh. Terdapat lebih dari
2000 spesies ular di dunia, tetapi hanya sekitar 200 spesies ular yang berbisa.
Untuk membedakan jenis ular berbisa atau tanpa bisa, Anda dapat memperhatikan tanda-
tanda berikut ini:
Ciri-ciri ular tidak berbisa:
• bentuk kepala segi empat panjang,
• gigi taring kecil,
• pupil mata bulat, dan
• bekas gigitan berupa luka terbuka halus berbentuk lengkungan.
Sementara, ciri-ciri ular berbisa:
• bentuk kepala segitiga,
• dua gigi taring besar di rahang atas,
• pupil mata hitam yang vertikal dan pipih tipis, dikelilingi bola mata berwarna kuning-hijau,
dan
• jenis luka gigitan berupa dua lubang gigitan taring, mirip tancapan atau tusukan benda tajam
Beberapa jenis ular berbisa yang dapat kita temukan di sekitar kita adalah ular sendok, ular
welang, ular kobra, ular tanah, ular hijau, ular laut, dan ular pohon.
Apa saja gejala dan tanda gigitan ular berbisa?
racun pada bisa ular dapat menyebabkan kerusakan pada bagian tubuh yang
tegigit. Selanjutnya, bisa ular akan menyebar melalui kelenjar getah bening hingga
menyebabkan gangguan sistemik yang menyerang berbagai bagian tubuh. Gejala di tempat
gigitan ular umumnya terjadi dalam 30 menit sampai 24 jam, berupa bengkak dan nyeri, dan
timbul bercak kebiruan. Beberapa orang juga bisa mengalami reaksi alergi.
Gejala lain yang muncul setelah digigit ular berupa kelemahan otot, menggigil, berkeringat,
mual, muntah, nyeri kepala, dan pandangan kabur.
Kerja racun dari bisa ular juga dapat menyebabkan dampak berbahaya di beberapa organ
seperti:
Hematotoksik
Bisa bersifat racun bagi darah sehingga menyebabkan perdarahan di tempat gigitan, paru,
jantung, otak, gusi, hingga saluran cerna. Bukan hanya itu, Anda bisa mengalami kencing
darah serta gangguan pembekuan darah setelah digigit ular yang memiliki bisa.
Kardiotoksik
Gejala yang timbul berupa penurunan tekanan darah, syok anafilaksis, dan henti
jantung. Dampak digigit ular ini memerlukan penanganan medis dan pertolongan pertama
sesegera mungkin.
Sindroma kompartemen
Sindrom yang mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan dalam otot. Akibatnya,
pembuluh darah dan saraf bisa terjepit, dan lama kelamaaan otot bisa kekurangan oksigen
sehingga menyebabkan kelumpuhan.
Neurotoksik
Bisa bisa menyerang saraf sehingga menyebabkan penderita merasa kelemahan otot tubuh,
kekakuan, hingga kejang. Apabila menyerang saraf pernapasan, gigitan ular dapat
menyebabkan penderita sulit bernapas dan dapat menyebabkan kematian.
Pertolongan pertama digigit ular berbisa
Jika Anda digigit ular atau menemukan korban yang tergigit ular berbisa, segera cari
pertolongan medis atau menghubungi nomor darurat. pertolongan pertama setelah digigit ular
berbisa adalah dengan mencegah penyebaran bisa ular agar tidak meluas. Selama menunggu
bantuan medis tiba, Anda bisa melakukan pertolongan pertama sebagai cara mengatasi
gigitan ular berbisa seperti berikut:
• Beristirahat dan meminimalisasi gerakan untuk mengurangi penyebaran bisa.
• Posisikan bagian tubuh yang tergigit ular lebih rendah dari posisi jantung.
• Lepaskan aksesoris di sekitar bagian luka gigitan seperti jam tangan atau gelang agar tidak
memperparah bengkak dan reaksi gigitan.
• Longgarkan pakaian jika bagian gigitan mulai membengkak.
• Bersihkan luka gigitan dengan air dan sabun.
• Hindari membilas luka dengan alkohol.
• Tutup bagian luka gigitan dengan kain atau perban kering yang bersih.
Selama melakukan pertolongan pertama setelah digigit ular, Anda atau korban diharapkan
untuk tetap tenang dan bergerak seminimal mungkin. Selain itu, usahakan untuk mengingat
tempat kejadian, jenis, warna, serta ukuran ular.
Anda juga harus menghindari kesalahan pertolongan pertamaberikut ini dalam penanganan
digigit ular:
• Memanipulasi luka, baik dengan cara menyedot bisa ular dari tempat gigitan, atau menyayat
kulit agar bisa keluar bersama darah. Ingat, bisa ular tidak menyebar melalui pembuluh
darah.
• Menggosok dengan zat kimia atau mengompres dengan air panas atau es pada luka gigitan.
• Mengikat torniket (alan penahan aliran darah) pada luka gigitan. Sebaliknya, pemasangan
torniket bisa diberikan di bawah 30 menit pertama apabila timbul gejala cepat dan tidak ada
anti-bisa.
• Menggunakan minuman alkohol atau kopi sebagai pereda nyeri.
• Mencoba mengejar dan menangkap ular.
Dalam perawatan medis, korban gigitan ular akan mendapatkan antivenom guna menetralkan
pengaruh racun di dalam tubuh.Apabila ular yang menggigit Anda tidak berbisa,
dokter akanmemberikan terapi antibiotik dan serum anti tetanus. Sekarang ini, Anda tidak
hanya berisiko tergigit ular saat berada di hutan atau di alam bebas, tetapi ular juga bisa
memasuki area perkebunan dan pemukiman. Saat tergigit atau mengetahui ada korban yang
digigit ular, segera lakukan pertolongan pertama dan hubungi bantuan medis darurat.
Inilah lima dampak yang akan terjadi dengan tubuh manusia.
Sebelum 30 menit, biasanya tubuh tidak akan bereaksi apa-apa. Baru pada menit ke 30 atau
sampai dengan 24 jam, tubuh yang tergigit akan mengalami bengkak dan nyeri. Untuk kasus-
kasus gigitan ular tertentu, seperti ular derik, gigitan pada bagian tubuh tertentu dapat
menyebabkan kebusukan jaringan. Biasanya, bagian tubuh yang mengalami
pembusukan akandiamputasi. Namun, jika penanganannya tepat dan tidak terlambat,
amputasi bisa dihindari. Jika tidak segera mendapatkan penanganan, korban gigitan ular
berbisa akanmengalami tekanan darah yang sangat rendah. Tergigit ular berbisa dapat
mengakibatkan gejala-gejala khusus yang berat, seperti sesak napas, jantung berdebar
kencang, penglihatan kabur, muntah, dan diare. Jika tidak mendapatkan pertolongan medis,
tubuh akan lumpuh dan pingsan. Sangat sulit bagi orang awam untuk membedakan mana ular
berbisa dan mana yang tidak berbisa. Oleh karena itu, jika mengalami gigitan ular apapun,
segera konsultasikan dengan ahlinya atau segera dapatkan penanganan medis yang
tepat. Kematian diakibatkan racun yang menyebar sampai ke seluruh tubuh sehingga
menyebabkan kelumpuhan dan jantung berhenti bekerja.
Gigitan ular. Gigitan ular dapat mengakibatkan efek lokal dan sistemik. Efek lokal
antara lain nyeri, bengkak, memar, dan pembengkakan kelenjar limfa setempat. Efek sistemik
meliputi gejala anafilaktoid awal (hipotensi sesaat disertai dengan sinkope, angioudem,
urtikaria, kolik abdomen, diare, dan muntah).
Sengatan serangga. Sengatan semut dan lebah menyebabkan nyeri setempat dan bengkak,
tetapi jarang menyebabkan keracunan langsung, kecuali disengat beberapa kali dalam waktu
yang bersamaan. Jika sengatan terjadi di dalam mulut atau di lidah, pembengkakannya dapat
mengganggu pernapasan.Sengatan serangga biasanya diatasi dengan membersihkan daerah
yang disengat
Infeksi menular seksual atau penyakit menular seksual adalah infeksi yang menular melalui
hubungan intim. Penyakit ini umumnya ditandai dengan ruam atau lepuh, keputihan, Ada
banyak jenis penyakit menular seksual, di antaranya chlamydia, gonore, sifilis, herpes, HPV,
dan HIV.
Sesuai namanya, penyakit menular seksual menyebar melalui hubungan intim, baik secara
vaginal, anal (melalui dubur), atau oral (melalui mulut). Penularan juga dapat terjadi melalui
transfusi darah atau berbagi pakai jarum suntik dengan penderita.
Jika dibiarkan, infeksi menular seksual dapat menyebabkan komplikasi berupa kemandulan
hingga kanker leher rahim. Apabila terjadi pada ibu hamil, penyakit menular seksual dapat
menyebabkan keguguran atau bayi lahir cacat.
INFEKSI JAMUR
Infeksi jamur adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur.Penyakit ini menular
antar manusia. Pada beberapa kasus, infeksi jamur juga bisa ditularkan dari hewan yang
terinfeksi atau benda yang terkontaminasi jamur.
Jamur adalah organisme yang dapat tumbuh secara alami.Bahkan, beberapa spesies jamur
dapat hidup di kulit dan organ dalam tubuh manusia. Meski umumnya tidak berbahaya,
beberapa jenis jamur dapat menyebabkan gangguan kesehatan serius.
Infeksi jamur pada manusia paling sering terjadi di kulit.Namun, infeksi jamur juga dapat
menyerang bagian tubuh lain, seperti paru-paru, aliran darah, dan lapisan pelindung otak dan
saraf tulang belakang (meningen).
Infeksi jamur dapat dialami oleh siapa saja, terutama orang yang tidak memedulikan
kebersihan diri. Selain itu, orang dengan daya tahan tubuh lemah juga berisiko terkena infeksi
jamur, seperti penderita HIV/AIDS, pasien kemoterapi, serta pasien yang baru menjalani
transplantasi organ. Pasien dengan COVID-19 juga berisiko mengalami infeksi oleh penyakit
jamur hitam, putih, kuning.
Kurap
Kurap merupakan infeksi kulit akibat jamur yang hidup di tanah,
seperti Microsporum, Epidermophyton, dan Trichophyton.Seseorang bisa terinfeksi kurap
bila menyentuh tanah yang terkontaminasi jamur tersebut. Penyebarannya dapat terjadi dari
hewan ke manusia, atau antarmanusia.
Gejala kurap yang dapat terlihat di kulit antara lain:
• Gatal di kulit
• Ruam menyerupai cincin
• Kulit kemerahan, bersisik, dan pecah-pecah
• Rambut rontok
Selain dengan obat-obatan, dokter juga dapat melakukan sejumlah prosedur, seperti:
Debridement
Debridement dilakukan dengan mengangkat jaringan tubuh yang rusak atau terinfeksi. Selain
untuk mencegah penyebaran infeksi, debridement dilakukan agar jaringan yang sehat bisa
lebih cepat memperbaiki diri.
Bedah
untuk mengatasi infeksi jamur pada mata, beberapa metode bedah yang dilakukan adalah:
• Vitrektomi, untuk mengeluarkan cairan vitreus dari dalam bola mata
• Transplantasi kornea, untuk mengganti kornea pasien dengan kornea dari pendonor, guna
memperbaiki fungsi penglihatan
• Enukleasi, untuk mengangkat seluruh bola mata dan saraf yang terkait dengan bola mata, agar
infeksi tidak menyebar
Komplikasi Infeksi Jamur
Infeksi jamur yang tidak ditangani dapat menyebabkan munculnya komplikasi serius,
tergantung pada jenis infeksi yang diderita, antara lain:
• Perdarahan di paru-paru
• Penyebaran infeksi ke otak, jantung atau ginjal
• Efusi pleura (penumpukan cairan pada pleura)
• Pneumothorax (penumpukan udara pada pleura)
• Gagal napas
• Perikarditis atau peradangan pada kantung jantung
• Gangguan kelenjar adrenal
• Meningitis
• Kelumpuhan
• Kejang
Pencegahan Infeksi Jamur
Infeksi jamur dapat dicegah dengan melakukan sejumlah langkah berikut:
• Jaga kebersihan kulit dan segera keringkan tubuh bila basah.
• Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin, terutama setelah menyentuh
permukaan di tempat umum.
• Jangan berbagi pakai handuk, pakaian, atau barang-barang pribadi.
• Jaga kuku kaki tetap pendek, tetapi tidak terlalu pendek.
• Jangan gunakan gunting kuku yang sama untuk kuku yang terinfeksi dan yang tidak.
• Kenakan alas kaki di tempat umum.
• Jangan menggaruk area kulit yang terinfeksi.
• Hindari mengenakan pakaian atau sepatu ketat.
• Kenakan pakaian yang bersih untuk beraktivitas.
• Segera cuci pakaian setelah digunakan.
• Ganti pakaian dalam dan kaus kaki secara rutin.
• Cuci dan keringkan sepatu secara rutin dll.