Anda di halaman 1dari 20

STUNTING PADA 1000 HPK DAN KEMAMPUAN KOGNITIF

DISUSUN OLEH:
Kelompok 6
SUSANTIKA (2026020004)
RIZKA APRLIANI SAPUTRI (2026020007)
TRILUPIA NINGSIH (2026020026)
RETA SURYANI(20260200)

Dosen Pengampuh MK. Stunting dan Gizi 1000 HPK


Dosen Pengampuh NURUL KHAIRANI . MKM
Periode Kritis Perkembangan Otak

Otak merupakan organ yang kompleks dan berkembang dengan


cara yang berbeda berdasarkan waktu. Selain itu, perkembangan
berbagai area otak dipengaruhi oleh faktor yang berbeda. Karena
waktu merupakan faktor penting dalam perkembangan otak, maka
pemahaman terhadap waktu terjadinya perkembangan otak menjadi
sangat penting agar upaya pencegahan terhadap efek dari faktor
eksternal memperhatikan waktu juga.

2
LANJUTAN...

Neuron merupakan komponen inti dan 2-3


tahun pertama pascalahir. Sejak 21 sistem
saraf yang memproses dan hari setelah
konsepsi terjadi pembentukan
mentransmisikan pesan dari satu neuron ke
neuron lainnya melalui sinyal elektrokimia

3
LANJUTAN...

Pada saat dilahirkan, sel neuron sudah terbentuk, tetapi


masih banyak yang belum terkoneksi satu sama lain.
terbentuknya koneksi antar sel ini tidak hanya dipengaruhi
oleh faktor genetik, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor
lingkungan atau faktor eksternal

4
LANJUTAN...

Synaptic overproduction atau synaptic blooming


terjadi sejak kira-kira 3 bulan sebelum bayi
dilahirkan, atau usia gestasi 6 bulan, kemudian
melambat (Synaptogenesis retraction) saat usia 1
sampai 2 tahun pasca lahir dan berhenti pada usia
15 sampai 18 tahun

5
LANJUTAN...
Selain sinapsis, proses lain yang sangat penting dalam fungsi
kognitif adalah mielinisasi akson ( pembentukan selubung mielin )
yaitu enkapsulasi akson untuk memproteksi dan meningkatkan
tranmisi elektronik antar neuron.
Mielin merupakan salah satu bagian yang menyelubungi akson dan
berperan dalam fasilitasi hantaran listrik antar neuron
Mielinisasi terjadi sejak 2 bulan sebelum kelahiran sampai anak
berusia 5-10 tahun dengan waktu tercepat terjadi dalam 2 tahun
pertama setelah bayi lahir

6
Aspek Kritis Kekurangan Gizi

Kebutuhan zat gizi untuk pertumbuhan dan


perkembangan tubuh, termasuk otak, terdiri dari
kebutuhan terhadap zat gizi makro seperti karbohidrat,
protein, dan lemak, serta kebutuhan terhadap zat gizi
mikro yaitu vitamin dan mineral.

7
LANJUTAN...

Pengaruh zat gizi makro terhadap struktur anatomi otak bekerja


melalui proses pembelahan sel-sel saraf yang akan menentukan
jumlah sel saraf, dan melalui proses pertumbuhannya yang akan
menentukan ukuran/ besarnya sel saraf, serta melalui proses
perkembangan sel-sel saraf menjadi komponen yang lengkap.

Zat gizi mikro yang diperlukan dalam pertumbuhan dan


perkembangan otak adalah iodium, zat besi, seng, asam folat,
tembaga, vitamin D, vitamin A, B (B1, B6, B12), C, dan E, serta
cholin.

8
LANJUTAN...

Iodium adalah zat gizi mikro yang paling penting dalam


mencegah gang- guan otak, yang dapat menurunkan
kemampuan intelektual dan psiko- motor, serta
menyebabkan retardasi mental.

9
LANJUTAN...

Pembentukan dan pemeliharaan selu- bung mielin sangat


dipengaruhi zat gizi sejak janin termasuk lipid, asam lemak,
protein, mineral, dan zat gizi mikro lainnya. ASI mengandung
lipid dan kolesterol yang esensial untuk pembentukan mielin.

Pembentukan mielin berhubungan dengan fungsi kognitif.


Terdapat perbedaan pembentukan mielin pada anak yang
mendapat ASI eksklusif selama 3 bulan dibandingkan susu
formula

10
LANJUTAN…

Asupan zat gizi pada masa dini kehidupan tidak hanya


penting untuk pemenuhan jumlah atau kualitas asupannya,
tetapi juga berhubungan dengan waktu atau kapan terjadinya
kekurangan gizi tersebut, keparahan kekurangannya, dan
pengalaman bayi/ anak, serta input dari lingkungannya.

11
sSTIMULASI PSIKOSOSIAL

Mekanisme pengaruh paralel kekurangan gizi dan


stimulasi psikososial terhadap perkembangan otak
diperkirakan bekerja melalui tiga efek, yaitu efek
tambahan (additive effects), efek interaksi
(interacting effects), dan efek mediasi (mediating
effect).

12
LANJUTAN...

Bila dua sel saraf yang telah terhubung melalui


sinaps mendapat rangsangan maka kedua sel saraf
tersebut aktif secara elektrik. rangsangan tersebut
maka ikatan antara kedua sel saraf ini akan menjadi
semakin kuat atau lebih efektif, dikatakan cells that
fire together wire together

13
Kompensasi/Kejar Pertumbuhan (Catch-Up Growth) dan
Pengaruhnya terhadap Kemampuan Kognitif

Catch-up growth setelah periode kekurangan gizi saat usia dini


dapat memperbaiki pertumbuhan tinggi badan anak pada usia
selanjutnya. Akan tetapi, dampaknya terhadap organ lain bisa
sebaliknya.

Hal ini disebabkan oleh energi di dalam tubuh diprioritaskan


untuk menambah tinggi badan, sedangkan organ lain mendapat
energi lebih sedikit. Bila otak yang terpengaruh maka berisiko
menurunkan fungsi kognitifnya.

14
LANJUTAN...

Anak yang mengalami kekurangan gizi pada usia


dini bisa mempunyai tinggi badan normal pada usia
dewasa, tetapi mengalami hambatan pertumbuhan
dan perkembanghan otak, karena energi yang
seharusnya digunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangan otak digunakan untuk mengejar
pertumbuhan tinggi badannya.

15
Bukti Global Hubungan Stunting pada 1000 HPK
dengan Kemampuan Kognitif

Penelitian di Tel Aviv Sourasky Medical Center


dilakukan terhadap 123 anak yang mengalami intra
uterine growth restriction (IUGR). Anak- anak
tersebut diikuti sejak lahir (tahun 1992) hingga usia
9-10 tahun dengan kelompok kontrol 63 anak yang
tidak mengalami IUGR atau mempunyai
pertumbuhan yang sesuai dengan umur gestasinya.

16
LANJUTAN...

Penelitian ini menunjukkan hasil yang meyakinkan,


yaitu anak-anak yang mengalami IUGR
mempunyai pertumbuhan, skor perkembangan
saraf (neurodevelopmental), IQ, dan prestasi di
sekolah yang secara bermakna lebih rendah,
dibandingkan kelompok kontrol. Mereka juga
mengalami kesulitan neurokognitif yang
menyebabkan rendahnya prestasi di sekolah.

17
Bukti dari Indonesia: Peluang dan Tantangan

Anak yang yang lahir dengan BBLR mempunyai


risiko mempunyai kemam- puan kognitif lebih
rendah.
Kesesuaian bukti dari Indonesia dan global tentang
keterkaitan stunting pada usia dini dengan
kemampuan kognitif mempertegas pentingnya
prioritas mengatasi stunting pada kelompok 1000
HPK.

18
LANJUTAN...

Menurunkan prevalensi anak pendek tidak sama


dengan menurunkan pre- valensi anak stunting.

Prioritas penurunan stunting adalah pada kelompok


1000 HPK, karena periode inilah yang akan
menentukan apakah fungsi organ tubuh, termasuk
otak, berkembang optimal.

19
TERIMA KASIH
apakah ada yg ingin di tanyakan?

Anda mungkin juga menyukai