Anda di halaman 1dari 9

NAMA : MARIA ASTI MILLA

NIM : 211513251446
MATA KULIAH : PENGENDALIAN VEKTOR
i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................3

2.2 Pengendalian vektor nyamuk ..............................................................................3

2.3 Pengendalian vektor kecoa .................................................................................4

2.4 Pengendalian vektor tikus....................................................................................5

2.5 Pengendalian lalat ...............................................................................................6

2.6 Upaya mnjaga sanitasi lingkungan......................................................................6

BAB III PENUTUP.......................................................................................................8

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................8

3.2 Saran....................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sanitasi lingkungan yang tidak memadai merupakan tempat yang sangat baik
untuk berkembang biaknya berbagai vektor penyakit. Vektor adalah salah satu
mata rantai dari rantai penularan penyakit. Arthropoda atau invertebrata atau
organisme lain yang dapat memindahkan infectious agents baik secara mekanis,
biologis, atau melalui penjamu (host). Vektor juga merupakan arthropoda yang
dapat menularkan, memindahkan dan atau menjadi sumber penularan penyakit
terhadap manusia. Sedangkan, pengendalian vektor adalah semua kegiatan atau
tindakan yang ditujukan untuk menurunkan populasi vektor serendah mungkin,
sehingga keberadaannya tidak lagi beresiko terjadinya penularan penyakit vektor
disuatu wilayah (Febry et al., 2020).

Pengendalian vektor merupakan kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk


menurunkan populasi vektor serendah mungkin, sehingga keberadaannya tidak
lagi berisiko untuk terjadinya penularan penyakit di suatu wilayah. Cara
pengendalian vektor antara lain usaha pencegahan (prevention), usaha penekanan
(suppression), dan usaha pembasmian (eradication). Telah diatur di dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2017 Tentang
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Untuk
Vektor Dan Binatang Pembawa Penyakit Serta Pengendaliannya (Indonesia,
2017).

Pengendalian vektor dilakukan dengan berbagai macam yaitu, manipulasi


lingkungan, secara kimiawi, secara mekanis, dan secara biologi (Boesri dkk,
2015). Pengelolaan lingkungan (environmental control) dapat dilakukan dengan
cara mengelola lingkungan (environmental management), yaitu memodifikasi
atau memanipulasi lingkungan sehingga terbentuk lingkungan yang tidak cocok
(kurang baik) yang dapat mencegah atau membatasi perkembangan vektor
(Pettersen et al., 2019).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara pengendalian vektor nyamuk ?
2. Bagaimana cara pengendalian vektor kecoa ?

1
3. Bagaimana cara pengendalian vektor tikus ?
4. Bagaimana pengendalian vektor Lalat ?
5. Bagaimana upaya menjaga sanitasi lingkungan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah pengendalian vektor

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengendalian Vektor Nyamuk

Pengendalian pada nyamuk dapat dilakukan dengan cara:

a. Secara Fisik : Menguras bak mandi, menutup tempayam yang berisi air,
mengubur barang-barang bekas, menghilangkan sarang nyamuk,
membersihkan container, membersihkan lingkungan, dan sebagainya.
b. Secara Kimia : Menggunakan bubuk abate, fogging
c. Secara Biologi : Memelihara ikan di bak mandi, menggunakan EMV
(elektric mat vaporizer) ekstrak daun bakau dan dengan menggunakan
bakteri pathogen B. thuringiensis.

2.2 Pengendalian Vektor Kecoa

Pengendalian pada kecoa dapat dilakukan dengan cara :

a. Secara Fisik : Menggunakan lem kecoa, sedangkan cara manualnya


dilakukan dengan cara membalik posisi punggung dibagian bawah.
b. Secara Kimia : Menggunakan insektisida kimia
c. Secara Biologi : Menggunakan predator hewan seperti tokek, cicak,
burung. Selain itu adapun tumbuhan alami yang membantu mengusir
kecoa diantaranya daun salam, serai, mentimun

2.3 Pengendalian Vektor Tikus

Pengendalian vektor tikus dapat dilakukan dengan pengendalian vektor


terpadu (PVT) :

a. Secara Fisik : Memasang perangkap tikus, lem tikus, pengaturan sanitasi,


sirinne.
b. Secara Kimia : Menggunakan rodentisida dan fumigasi.
c. Secara Biologi: Menggunakan bantuan hewan pemangsa yaitu kucing,
atau opsi lain ular. Menggunakan bantuan tumbuhan alami seperti kulit
buah durian, beberapa lembar daun salam, perasan ampas teh.

3
2.4 Pengendalian Vektor Lalat

Secara umum pengendalian lalat dilakukan sebagai berikut :

1. Mengurangi atau menghilangkan tempat perindukan lalat b.


Mengurangi sumber yang menarik bagi lalat.
2. Mencegah kontak antara lalat dengan kotoran yang mengandung
kuman penyakit Sumber kuman penyakit dapat berasal dari kotoran
manusia.
3. Melindungi makanan, peralatan makan dan orang yang kontak dengan
lalat.
4. Pemberantasan lalat secara langsung

Pengendalian pada lalat dapat dilakukan dengan cara :

a. Secara Fisik : Lem lalat dan fly traps (perangkap lalat)


b. Secara Kimia : Menggunakan pestisida adapun bagian nya seperti
larvasida untuk mengendalikan larva (belatung), ataupun serangga
dewasa (adultisida)
c. Secara Biologi : Menggunakan fungi atau cendawan yang bersifat
enthomopathogenic.

2.5 Upaya Menjaga Sanitasi Lingkungan

a. Membuang sampah pada tempatnya. Hal pertama yang harus


dilakukan adalah membiasakan diri membuang sampah di tempatnya
b. Memisahkan sampah organik dan non organik
c. Menyapu dan mengepel lantai secara teratur
d. Membuang barang yang sudah tidak terpakai

4
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengendalian vektor merupakan kegiatan atau tindakan yang ditujukan


untuk menurunkan populasi vektor serendah mungkin, sehingga keberadaannya tidak
lagi berisiko untuk terjadinya penularan penyakit di suatu wilayah. Cara pengendalian
vektor antara lain usaha pencegahan (prevention), usaha penekanan (suppression),
dan usaha pembasmian (eradication). Sanitasi lingkungan yang tidak memadai
merupakan tempat yang sangat baik untuk berkembang biaknya berbagai vektor
penyakit. Upaya menjaga sanitasi rumah agar tidak menjadi tempat berkembang
biaknya suatu penyakit yaitu dengan cara : membuang sampah pada tempatnya,
pemilahan sampah, menyapu dan mengepel lantai secara teratur, dan membuang
barang yang sudah tidak terpakai.

3.2 Saran

1. Bagi pemerintah diharapkan mampu memberikan program pembelajaran dan


pelatihan kepada fasyankes terkait pengendalian vektor agar dapat
diimplementasikan secara berkala atau sewaktu-waktu.
2. Bagi masyarakat diharapkan mampu melakukan sanitasi rumah dalam rangka
pengendalian vektor dirumah untuk mencegah sumber penularan penyakit.

5
DAFTAR PUSTAKA

Ardina, R., Nurhalina, N., Suratno, S., Purbayanti, D., Sartika, F., & Agus, A. (2018).
SURVEI JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI PERUMAHAN WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MENTENG KOTA PALANGKA RAYA: Aedes aegypti Mosquito
Survey in Housing Area of Puskesmas Menteng Palangka Raya. PengabdianMu: Jurnal
Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat, 3(1), 55-61.

Auliya, R. (2014). Hubungan antara strata PHBS tatanan rumah tangga dan sanitasi rumah
dengan kejadian leptospirosis. Unnes Journal of Public Health, 3(3).

Boesri, H. B., Heriyanto, B., Susanti, L., & Handayani, S. W. (2015). Uji repelen (daya tolak)
beberapa ekstrak tumbuhan terhadap gigitan nyamuk Aedes aegypti vektor demam
berdarah dengue. Vektora: Jurnal Vektor dan Reservoir Penyakit, 7(2), 79-84.

Febry dkk, 2020. Buku Ajar Pengendalian Vektor.

Indonesia, P. R., & Indonesia, P. R. (1992). Undang Undang No. 4 Tahun 1992 Tentang:
Perumahan dan Pemukiman. Lembaran Negara RI Tahun, 115.

Indonesia, R. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun


2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan
Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus per Aqua dan Pemandian
Umum. Sekretariat Negara. Jakarta

Komisi, W. H. O. (2001). mengenai Kesehatan dan Lingkungan, Planet Kita Kesehatan Kita.

Pramudiyani, N. A., & Prameswari, G. N. (2011). Hubungan antara sanitasi rumah dan
perilaku dengan Kejadian pneumonia balita. KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat,
6(2).

Petersen, L. R., Beard, C. B., & Visser, S. N. (2019). Combatting the increasing threat of
vector-borne disease in the United States with a national vector-

Anda mungkin juga menyukai