Anda di halaman 1dari 6

Nama : Agustina

Nim : 12018014

Kelas : 4A

Prodi : Tadris Matematika

RESUME PERTEMUAN OFFLINE KE 2 METODOLOGI

Pada saat kuliah offline yang ke 2 mata kuliah metodologi, kegiatannya ialah menjelaskan
materi teknik pengumpulan data. Dalam tektik pengumpulan data terdapat teknik tes,
wawancara, observasi, dan Angket. Kemudian mahasiswa di kelas dibentuk menjadi beberapa
kelompok untuk mempresentasikan materi teknik pengumpulan data yang sudah ditentukan,
berikut ini penjelasan materi teknik pengumpulan data

A. Teknik Pengumpulan Data


1. Pengertian
Teknik atau studi dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan
arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil-dalil atau
hukum-hukum dan lain-lain berhubungan dengan masalah penelitian. Dalam
penelitian kualitatif teknik pengumpulan data yang utama karena pembuktian
hipotesisnya yang diajukan secara logis dan rasional melalui pendapat, teori, atau
hukum-hukum, baik mendukung maupun menolak hipotesis tersebut.
2. Kelebihan dan Kekurangan
 Kelebihan metode dokumentasi 1) Efisien dari segi waktu2) Efisien dari segi
tenaga3) Efisien d
 Kelemahan metode dokumentasi 1) Validitas data rendah, masih bisa di ragukan,
2) Reabilitas data rendah, masih bisa di ragukan.
3. Instrumen

Bentuk instrumen dokumentasi terdiri atas dua macam yaitu pedoman dokumentasi
yang memuat garis-garis besar atau kategori yang akan dicari datanya, dan check-list
yang memuatdaftar variabel yang akan dikumpulkan datanya. Perbedaan anatar
kedua bentuk instrumen ini terletak pada intensitas gejala yang diteliti. Pada
pedoman dokumentasi, peneliti cukupmenuliskan tanda centang dalam kolom
gejala, sedangkan check-list, peneliti memberikan tally pada setiap pemunculan
gejala (N. Cooper dkk, 2002). Instrumen dokumentasi dikembangkan untuk
penelitian dengan menggunakan pendekatan analisis. Selain itu digunakan juga
dalam penelitian untuk mencari bukti-bukti sejarah, landasan hukum, dan
peraturan-peraturan yang pernah berlaku. Subjek penelitiannya dapat berupa buku-
buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian,
bahkan benda-benda.

B. Teknik tes
1. Pengertian
Teknik tes adalah prosedur formal dan sistematis yang digunakan untuk
memperoleh data melalui seperangkat pertanyaan yang disusun oleh peneliti.
Teknik tes dapat diperoleh melalui 3 (tiga) cara yaitu, (1) tes tertulis, (2) tes lisan dan
(3) tes perbuatan. Umumnya, tes yang paling sering digunakan dalam sebuah
penelitian digunakan untuk mengukur kecerdasan, prestasi belajar dan bakat
individu maupun kelompok.Dalam bidang pendidikan, tes merupakan salah satu cara
paling mudah yang bisa dilakukan untuk melihat perkembangan belajar siswa. Oleh
sebab itu suatu perangkat tes yang berkualitas sangat dibutuhkan untuk dapat
mengungkap kemajuan belajar peserta didik.
2. Instrumen
Pre-Test, Post Test, Matching Test, True-False Test, Tes Pilihan Ganda, Essay dsb.
 Pre-test
Setelah menentukan kelas kontrol dan kelas ekperimen maka
langkahselanjutnya adalah melukan pretest yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan awal siswa. Selain itu pretest juga digunakan sebagai pedoman
bahwa kemampuan kelas kontrol dan kelas ekperimen relatif sama.
 Post test
Setelah dilakukan perlakuan maka langkah selanjutnya dengan memberikan
posttest untuk kedua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas ekperimen. Posttest
bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa antara
kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah diberi perlakuan.
 Matching test
Matching adalah jenis Quiz: mencocokkan pertanyaan dengan pilihan jawaban
yang benar.
3. Contoh Matching test
https://wordwall.net/resource/33660317
Teknik tes dapat diperoleh melalui 3 (tiga) cara yaitu, (1) tes tertulis, (2) tes lisan dan
(3) tes perbuatan. Umumnya, tes yang paling sering digunakan dalam sebuah
penelitian digunakan untuk mengukur kecerdasan, prestasi belajar dan bakat
individu maupun kelompok.Dalam bidang pendidikan, tes merupakan salah satu cara
paling mudah yang bisa dilakukan untuk melihat perkembangan belajar siswa. Oleh
sebab itu suatu perangkat tes yang berkualitas sangat dibutuhkan untuk dapat
mengungkap kemajuan belajar peserta didik.
C. Wawancara
1. Pengertian
Wawancara adalah tanya-jawab dengan seseorang untuk mendapatkan keterangan
atau pendapatnya tentang suatu hal atau masalah. Wawancara sering dihubungkan
dengan pekerjaan jurnalistik untuk keperluan penulisan berita yang disiarkan dalam
media massa. Namun wawancara juga dapat dilakukan oleh pihak lain untuk
keperluan, misalnya, penelitian atau penerimaan pegawai.
2. Tujuan Wawancara
Tujuan seorang reporter melakukan wawancara ialah mengumpulkan informasi yang
lengkap, akurat, dan fair. Seorang pewawancara yang baik mencari pengungkapan
atau wawasan (insight), pikiran atau sudut pandang yang menarik, yang cukup
bernilai untuk diketahui. Jadi bukan hal yang sudah secara umum didengar atau
diketahui. Perbedaan penting antara wawancara dengan percakapan biasa adalah
wawancara bertujuan pasti: menggali permasalahan yang ingin diketahui untuk
disampaikan kepada khalayak pembaca (media cetak), pendengar (radio), atau
pemirsa (televisi). Namun berbeda dengan penyidik perkara atau interogator,
wartawan tidak memaksa tetapi membujuk orang agar bersedia memberikan
keterangan yang diperlukan.
3. Teknik Wawancara
Teknik wawancara merupakan cara sistematis untuk memperoleh informasi-informasi
dalam bentuk pernyataan-pernyataan lisan mengenai suatu obyek atau peristiwa pada
masa lalu, kini, dan akan datang.
4. Jenis Wawancara
Wawancara yang terencana sebaiknya dilengkapi dengan interviewguide (pedoman
wawancara) dalam bentuk sejumlah daftar pertanyaan yang telah disusun
sebelumnya. Pedoman wawancara sangat membantu pewawancara dalam menjaga
arah atau topik wawancara (terutama dalam wawancara yang mengandung
pertanyaan-pertanyaan berstruktur). Di samping itu pedoman wawancara yang telah
dipersiapkan sebelumnya lebih menjamin kelengkapan informasi. Sebaliknya,
wawancara yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman wawancara dapat
menyebabkan wawancara menjadi tidak terarah bahkan menyimpang dari tema yang
semestinya. Akibatnya, substansi informasi yang disajikan menjadi kurang jelas dan
lebih banyak menyajikan informasi yang tidak relevan.
5. Sifat Wawancara
Di dalam lingkungan pers internasional dikenal wawancara yang sifatnya berbeda-
beda. Antara lain ialah:
 On the Record
Nama dan jabatan pemberi wawancara dapat digunakan sebagai sumber, dan
keterangannya boleh dikutip langsung serta dimuat di media massa. Ini adalah
bentuk wawancara yang terbaik dan paling umum dilakukan di media massa.
 Off the Record
Pemberi wawancara tidak dapat digunakan sebagai sumber dan keterangannya
sama sekali tidak boleh dimuat di media massa. Jurnalis harus berusaha keras
menghindari situasi seperti ini.
 Background
Boleh menggunakan kutipan langsung atau menyiarkan keterangan apapun yang
diberikan, tetapi tanpa menyebutkan nama dan jabatan pemberi wawancara
sebagai sumbernya.
 Deep Background
Informasi bisa dimuat, tetapi tidak boleh menggunakan kutipan langsung atau
menyebut nama, jabatan, dan instansi pemberi wawancara. Reporter harus
memberitahu redaktur tentang sifat wawancara yang dilakukannya
D. Observasi
1. Pengertian
Observasi dalam sebuah penelitian diartikan sebagi pemusatan perhatian terhadap
suatu objek dengan melibatkan seluruh indera untuk mendapatkan data. Observasi
merupakan pengamatan langsunng dengan menggunakan penglihatan, penciuman,
pendengaran, perabaan, atau kalau perlu dengan pengecapan. Instrumen yang
digunakan dalam observasi dapat berupa pedoman pengamatan, tes, kuesioner,
rekaman gambar, dan rekaman suara.
2. Instrumen observasi
Instrumen observasi digunakan dalam penelitian kualitatif sebagai pelengkap dari
teknik wawancara yang telah dilakukan. Observasi dalam penelitian kualitatis
digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung objek penelitian, sehingga
peneliti mampu mencatat dan menghimpun data yang diperlukan untuk mengungkap
penelitian yang dilakukan. Observasi dalam penelitian kualitatif peneliti harus
memahami terlebih dahulu variasi pengamatan dan peran-peran yang dilakukan
peneliti (Ulfatin, 2014).
Menurut Bungin yang dikutip oleh Rahrdjo mengemukakan beberapa bentuk
observasi, yaitu:
 observasi partisipasi,
observasi partisipasi adalah (participant observation) adalah metode pengumpulan
data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan
penginderaan di mana peneliti terlibat dalam keseharian informan.
 observasi tidak terstruktur,
observasi tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan
pedoman observasi, sehingga peneliti mengembangka pengamatannya
berdasarkan perkembangan yang terjadi di lapangan.
 observasi kelompok.
observasi kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim
peneliti terhadap sebuah isu yang diangkat menjadi objek penelitian
3. Tujuan
 untuk menggambarkan objek serta segala yang berhubungan dengan objek
penelitian itu melalui pengamatan dengan menggunakan panca indera.
 untuk mendapatkan kesimpulan tentang objek yang diamati, kesimpulan itu
disusun di dalam sebuah laporan yang relevan serta bermanfaat bagi bahan
pembelajaran.
 untuk mendapatkan suatu data atau informasi yang dapat dibagikan kepada
pihak lain dalam bentuk karya ilmiah atau non-ilmiah.
E. Angket
1. Pengertian
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan tujuan
penelitian agar orang yang diberikan tersebut bersedia memberikan respon sesuai
dengan permintaan pengguna. Sehingga pertanyaan dalam angket kerapkali
digunakan untuk melakukan survei yang merupakan proses pengumpulan, teknik
pengambilan sampel, analisis, dan interpretasi data dari sekelompok orang.
2. Ciri Angket Penelitian
 Keseragaman
Kuisioner sangat berguna untuk mengumpulkan informasi demografis, pendapat
pribadi, fakta atau sikap dari responden. Salah satu karakteristik terbesar dari
kuesioner adalah standar dan seragam. Setiap responden melihat pertanyaan
yang sama. Ini membantu dalam pengumpulan data dan analisis statistik dari
data tersebut. Misalnya, templat kuesioner evaluasi toko ritel berisi pertanyaan
untuk mengevaluasi nilai pembelian toko ritel, berbagai opsi untuk pilihan
produk, kualitas barang dagangan, dan lainnya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut
seragam untuk semua pelanggan.
 Eksplorasi
Untuk mengumpulkan data penelitian kualitatif, kuesioner dapat bersifat
eksploratif. Tidak ada batasan pertanyaan dalam kuesioner ini atau tujuan
spesifik yang dikumpulkan. Misalnya, jika kuesioner diberikan kepada
perempuan rumah tangga untuk memahami pengeluaran pendapatan rumah
tangga, daftar pertanyaan yang sangat terstruktur dapat membatasi
pengumpulan data.
 Urutan Pertanyaan
Kuisioner biasanya mengikuti aliran pertanyaan terstruktur untuk meningkatkan
jumlah respons. Urutan pertanyaan ini adalah pertanyaan penyaringan,
pertanyaan pemanasan, pertanyaan transisi, pertanyaan yang dapat dilewati
(skip), pertanyaan sulit dan pertanyaan klasifikasi.
Sebagai contoh, templat kuesioner pengalaman dan motivasi membeli
mencakup pertanyaan-pertanyaan demografis awal dan alasan di balik
keputusan pembelian dan lain-lain.
3. Jenis Angket
 Angket Terstruktur
Angket terstruktur digunakan untuk mengumpulkan berbagai macam penelitian
kuantitatif. Angket direncanakan dan dirancang untuk mengumpulkan informasi
yang tepat. Sehingga angket tersetrtuktur ini juga memulai penyelidikan formal,
melengkapi data, memeriksa data yang sebelumnya terakumulasi, dan
membantu memvalidasi hipotesis penelitian sebelumnya.
 Angket Tidak Terstruktur
Angket tidak terstruktur digunakan untuk mengumpulkan data kualitatif. Angket
jenis ini menggunakan struktur dasar dan beberapa pertanyaan percabangan
tetapi tidak ada yang membatasi tanggapan responden. Pertanyaan lebih
terbuka untuk mengumpulkan data spesifik dari peserta.

Anda mungkin juga menyukai