Bioenergetika Ice Damayanti
Bioenergetika Ice Damayanti
BIOKIMIA FARMASI
“Bioenergetika”
Dosen Pengampu:
Oleh:
Nim : 212531292
Kelas :A
KOLAKA
2023
Bioenergitika adalah bagian dari biokimia yang berhubungan dengan transformasi
dan penggunaan energi oleh sel hidup. Seluruh reaksi kimia dalam kehidupan hanya
dapat berlangsung jika didukung energi yang cukup. Sumber energi kimia dalam kehidupan
tersebut adalah senyawa organik berenergi tinggi yang dikenal dengan ATP (Adenosin
Trifosfat). ATP adalah sumber energi langsung bagi semua kegiatan metabolisme di dalam
sel.
Keberadaan Hukum Termodinamika ini memang ada tiga bentuk, semuanya berasal
dari pondasi yang sama, yakni Hukum Awal alias Zeroth Law. Dalam Hukum Awal
Termodinamika ini menyatakan bahwa: “Jika dua sistem berada dalam kesetimbangan
termal dengan sistem ketiga, maka mereka berada dalam kesetimbangan termal satu sama
lain”.
a. Hukum Termodinamika I
Pada Hukum Termodinamika I ini menyatakan bahwa “Energi tidak dapat
diciptakan ataupun dimusnahkan, melainkan hanya bisa diubah bentuknya saja.” Sesuai
dengan bunyinya, maka energi yang diberikan oleh kalor pasti sama dengan kerja
eksternal yang dilakukan, ditambah dengan pemerolehan energi dalam karena adanya
kenaikan temperatur. Secara tidak langsung, Hukum Termodinamika I ini berkaitan
dengan kekekalan energi.
Apabila kalor diberikan pada sistem, maka volume dan suhu sistem tentu akan
bertambah (terlihat dengan mengembang dan bertambah panasnya sistem). Sebaliknya,
jika kalor diambil dari sistem, maka volume dan suhu sistem menjadi berkurang
(terlihat dengan sistem akan mengerut dan terasa lebih dingin). Prinsip inilah yang
menjadi hukum alam dan bentuk dari hukum kekekalan energi yang sejalan dengan
Hukum Termodinamika I. Suatu sistem yang telah mengalami perubahan volume
nantinya akan melakukan usaha. Sementara sistem yang mengalami perubahan suhu,
akan cenderung mengalami perubahan energi dalam. Jadi, keberadaan kalor yang
diberikan kepada sistem dapat menyebabkan sistem melakukan usaha dan mengalami
perubahan energi dalam. Proses-proses dalam Termodinamika I dalam Hukum
Termodinamika I ini akan mengalami 4 proses, yakni:
Proses Isotermal (Suhu Tetap)
Suatu sistem dapat mengalami proses termodinamika, dimana terjadi perubahan-
perubahan di dalam sistem tersebut. Proses termodinamika yang berlangsung
terutama dalam suhu konstan itulah yang disebut dengan proses isotermal.
Berhubung prosesnya berlangsung dalam suhu konstan, maka tidak terjadi
perubahan energi dalam. Termodinamika I, maka kalor yang diberikan akan sama
dengan usaha yang dilakukan oleh sistem (Q = W). Perlu diketahui bahwa proses ini
juga dapat diberlakukan dengan Hukum Boyle, yakni menjadi:
Berhubung suhunya tetap maka pada proses isotermal ini tidak akan terjadi
perubahan energi dalam ∆U=O. Sementara usahanya tetap dapat dihitung dari luas
daerah yang ada di bawah kurva, dengan rumus:
Keterangan:
Q = kalor/panas yang diterima/dilepas (J)
W = energi/usaha (J)
∆U = perubahan energi (J)
b. Hukum Termodinamika II
Dalam Hukum Termodinamika II ini berkaitan dengan entropi dan memiliki
kecenderungan yang dari waktu ke waktu, perbedaan suhu, tekanan, dan
menyeimbangkan potensi kimia dalam terisolasinya sistem fisik. Perlu diketahui ya
Grameds, entropi adalah keseimbangan termodinamis, terutama mengenai perubahan
energi yang hukumnya disebut dengan Hukum Termodinamika II. Dalam Hukum
Termodinamika II ini menyatakan bahwa: “Kalor mengalir secara spontan dari benda
bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah
kebalikannya.”
Sebenarnya, Hukum Termodinamika I dianggap tidak dapat menjelaskan apakah
suatu proses mungkin terjadi ataukah tidak mungkin terjadi. Maka dari itu, muncullah
Hukum Termodinamika II yang disusun tidak lepas dari usaha untuk mencari sifat atau
besaran sistem yang ada. Dalam Hukum Termodinamika II ini terdapat dua formulasi
yang berguna untuk memahami konversi energi panas ke energi mekanik, yakni:
Formulasi Kelvin-Planck
Formulasi yang pertama ini menyatakan bahwa “Tidak mungkin untuk membuat
sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata mengubah
energi panas yang diperoleh dari suatu sumber pada suhu tertentu seluruhnya
menjadi usaha mekanik”. Dengan kata lain, formulasi ini mengungkapkan bahwa
memang tidak ada cara untuk mengambil energi panas dari lautan. Sehingga lebih
baik menggunakan energi tersebut untuk menjalankan generator listrik tanpa
menimbulkan efek lebih lanjut, misalnya pemanasan atmosfer. Maka dari itu, setiap
alat atau mesin pastilah memiliki nilai efisiensi tertentu. Efisiensi ini akan
menyatakan nilai perbandingan dari usaha mekanik yang telah diperolehnya dengan
energi panas dari sumber suhu tertinggi.
Formulasi Clausius
Dalam formulasi ini menyatakan bahwa “Tidak mungkin untuk membuat sebuah
mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata memindahkan energi
panas dari suatu benda dingin ke benda panas”. Dengan kata lain, seseorang tidak
dapat mengambil energi dari sumber dingin (yang memiliki suhu rendah) dan
memindahkan seluruhnya ke sumber panas (yang memiliki suhu tinggi) tanpa
memberikan energi pada pompa untuk melakukan usaha.
c. Hukum Termodinamika III
Dalam Hukum Termodinamika III ini berkaitan dengan temperatur nol absolut.
Hukum ini juga menyatakan bahwa “pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol
absolute, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai mi
nimum”.