Asas Asas Hukum Kesehatan
Asas Asas Hukum Kesehatan
HUKUM KESEHATAN
ASAS-ASAS HUKUM KESEHATAN
Disusun Oleh :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kami panjatkan puji
syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah- Nya kepada kami
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga
bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami dengan lapang dada menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk
pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Table of Contents
BAB I.............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................5
BAB II............................................................................................................................................6
TINJAUAN TEORI.............................................................................................................................6
A. Asas Hukum.............................................................................................................................6
B. Undang-Undang No.25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik..........................................6
C. Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan......................................................6
D. Undang-Undang No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit..................................................7
E. Undang-Undang No.29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran......................................7
F. Rancangan Undang-Undang Tentang Keperawatan.............................................................7
1. Asas-Asas Hukum Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan.....................................................8
1.1 Asas - Asas Hukum Kesehatan Dalam UU No.25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan
Publik 8
1.2 Asas - Asas Dalam UU No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.....................................9
1.3 Asas - Asas Dalam UU No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit..............................10
1.4 Asas - Asas Dalam UU No.29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran...................10
1.5 Asas - Asas Dalam UU No.18 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Jiwa..........................11
1.6 Asas-Asas Dalam RUU Keperawatan...........................................................................12
1.7 Asas-Asas Hukum Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan Menurut Ahli...................12
G. Harmonisasi asas-asas hukum kesehatan dan pelayanan kesehatan dalam upaya
penegakan hukum kesehatan di Indonesia..................................................................................16
BAB III........................................................................................................................................18
PENUTUP..........................................................................................................................................18
A. Simpulan.................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan Nasional Negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.[ Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945, Alinea 4.]
Untuk mencapai tujuan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
bangsa Indonesia melaksanakan pembangunan nasional. Dalam pelaksanaan
pembangunan nasional, tujuan utama yang hendak dicapai adalah memajukan
kesejahteraan umum. Dalam upaya memajukan kesejahteraan umum, aspek kesehatan
merupakan salah satu aspek pokok yang dijadikan sebagai fokus utama dalam upaya
pembangunan nasional.
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan
yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia.[ Penjelasan
Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan] Dalam Undang-Undang
Dasar, setiap orang memiliki hak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,
dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.[ Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.] Kemudian, Negara bertanggung jawab atas penyediaan
fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.[ Pasal 34 ayat
(3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.]
Untuk mencapai tujuan nasional tersebut diselenggarakanlah upaya
pembangunan yang berkesinambungan yang merupakan suatu rangkaian
pembangunan yang menyeluruh terarah dan terpadu, termasuk di antaranya
pembangunan kesehatan. Di Indonesia perkembangan hukum dalam bidang kesehatan
telah diimplementasikan dengan dikeluarkannya berbagai undang-undang yang
bersifat sektoral. Sebagai contoh, antara lain Undang-Undang No.23 Tahun 1992 yang
diganti oleh Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, Undang-
Undang No.25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, Undang-Undang No.44 Tahun
2009 Tentang Rumah Sakit, Undang-Undang No.29 Tahun 2004 Tentang Praktik
Kedokteran, dan Undang-Undang Tahun 2014 Tentang Kesehatan Jiwa.
Perkembangan hukum nasional dilaksanakan dalam upaya mencapai tujuan
nasional yaitu memajukan kesejahteraan umum. Dalam pembentukannya, undang-
undang yang telah disebutkan diatas didasarkan kepada asas-asas umum yang dapat
disebut sebagai asas-asas umum hukum kesehatan dan asas-asas pelayanan kesehatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja asas-asas hukum kesehatan dan asas-asas pelayanan kesehatan di
Indonesia ditinjau dari peraturan perundang-undangan terkait?
2. Bagaimana harmonisasi asas-asas hukum kesehatan dan pelayanan kesehatan
dalam upaya penegakan hukum kesehatan di Indonesia ?
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Asas Hukum
Menurut terminologi bahasa, yang dimaksud dengan istilah asas ada dua
pengertian. Arti asas yang pertama adalah dasar, alas, pondamen. Sedangkan arti asas
yang kedua adalah sesuatu kebenaran yang menjadi pokok dasar atau tumpuan berpikir
atau berpendapat dan sebagainya.[ W.J.S Poerwadaminta, Kamus Umum Bahasa
Indonesia, Jakarta : PN. Balai Pustaka, 1985, hlm.60-61.]
Sedangkan menurut R.H Soebroto Brotodiredjo, asas (prinsip) adalah suatu
sumber atau sebab yang menjadi pangkal tolak sesuatu; hal yang inherent dalam segala
sesuatu, yang menentukan hakikatnya; bersifat esensial.[ R.H. Soebroto Brotodiredjo,
Menyongsong Undang-Undang Kepolisian Yang Baru, Jakarta : PTIK, 1984, hlm.2.]
Menurut J.H.P. Bellefroid dalam Inleiding tot de Rechtswetenschap in
Nedherland, asas adalah aturan pokok (hoofdregel) yang didapatkan dengan generalisasi
daripada sejumlah aturan-aturan hukum.[ Idem.] Kemudian lebih jaun Bellefroid
mengatakan bahwa :
“Asas hukum umum adalah norma dasar yang dijabarkan dari hukum positif dan
yang oleh ilmu hukum tidak dianggap berasal dari aturan-aturan yang lebih umum. Asas
hukum umum merupakan pengendapan dari hukum positif”
Satjipto Rahardjo mengatakan bahwa :
“Asas hukum adalah unsur yang penting dan pokok dari peraturan hukum. Asas
hukum adalah jantungnya peraturan hukum karena ia merupakan landasan yang
paling luas bagi lahirnya peraturan hukum atau ia adalah sebagai ratio legisnya
peraturan hukum”
B. Undang-Undang No.25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mengamanatkan bahwa tujuan didirikan Negara Republik Indonesia, antara lain adalah
untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Amanat
tersebut mengandung makna negara berkewajiban memenuhi kebutuhan setiap warga
negara melalui suatu sistem pemerintahan yang mendukung terciptanya penyelenggaraan
pelayanan publik yang prima dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar dan hak sipil
setiap warga negara atas barang publik, jasa publik, dan pelayanan administratif. Dengan
mempertimbangan hal tersebut, maka diperlukan undang-undang tentang pelayanan
publik.
C. Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tercantum jelas cita-cita bangsa
Indonesia yang sekaligus merupakan tujuan nasional bangsa Indonesia. Tujuan nasional
tersebut adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi serta
keadilan sosial.
Untuk mencapai tujuan nasional tersebut diselenggarakanlah upaya pembangunan
yang berkesinambungan yang merupakan suatu rangkaian pembangunan yang menyeluruh
terarah dan terpadu, termasuk di antaranya pembangunan kesehatan yang
diimplementasikan dalam Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
D. Undang-Undang No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
Sejalan dengan amanat Pasal 28 H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 telah ditegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh
pelayanan kesehatan, kemudian dalam Pasal 34 ayat (3) dinyatakan negara bertanggung
jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang
layak.
Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian
dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan
upaya kesehatan. Penyelenggaran pelayanan kesehatan di Rumah Sakit mempunyai
karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan
dengan perangkat keilmuannya masing-masing berinteraksi satu sama lain. Ilmu
pengetahuan dan teknologi kedokteran yang berkembang sangat pesat yang harus diikuti
oleh tenaga kesehatan dalam rangka pemberian pelayanan yang bermutu, membuat
semakin kompleksnya permasalahan dalam Rumah Sakit. Atas dasar pemikiran tersebut
maka dibentuklah Undang-Undang No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
E. Undang-Undang No.29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran
Dokter dan dokter gigi sebagai salah satu komponen utama pemberi pelayanan
kesehatan kepada masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting karena terkait
langsung dengan pemberian pelayanan kesehatan dan mutu pelayanan yang diberikan.
Berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap dokter dan dokter gigi, maraknya
tuntutan hukum yang diajukan masyarakat dewasa ini seringkali diidentikkan dengan
kegagalan upaya penyembuhan yang dilakukan dokter dan dokter gigi. Sebaliknya
apabila tindakan medis yang dilakukan dapat berhasil, dianggap berlebihan, padahal
dokter dan dokter gigi dengan perangkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dimilikinya hanya berupaya untuk menyembuhkan, dan kegagalan penerapan ilmu
kedokteran dan kedokteran gigi tidak selalu identik dengan kegagalan dalam tindakan.
Dengan demikian, dibentuklah Undang-Undang No.29 Tahun 2004 Tentang
Praktik Kedokteran. Sehingga dokter dan dokter gigi dalam menjalankan praktik
kedokteran selain tunduk pada ketentuan hukum yang berlaku, juga harus menaati
ketentuan kode etik yang disusun oleh organisasi profesi dan didasarkan pada disiplin
ilmu kedokteran atau kedokteran gigi.
F. Rancangan Undang-Undang Tentang Keperawatan
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan diwujudkan melalui pemberian
pelayanan kesehatan termasuk Pelayanan Keperawatan yang dilakukan secara
bertanggung jawab, akuntabel, bermutu, dan aman oleh Perawat yang telah mendapatkan
akreditasi, registrasi, dan lisensi. Praktik keperawatan sebagai wujud nyata dari Pelayanan
Keperawatan, dilaksanakan secara mandiri, berdasarkan pelimpahan wewenang,
penugasan khusus, maupun kolaborasi. Dalam melaksanakan Pelayanan Keperawatan
tersebut, Perawat berperan sebagai pemberi Asuhan Keperawatan, pendidik Klien,
koordinator Asuhan Keperawatan, kolaborator dengan pihak terkait, dan konsultan dari
rujukan Perawat.
Untuk menjamin perlindungan terhadap masyarakat sebagai penerima Pelayanan
Keperawatan dan untuk menjamin perlindungan terhadap Perawat itu sendiri sebagai
pemberi pelayanan keperawatan, diperlukan pengaturan mengenai keperawatan secara
komprehensif.
1. Asas-Asas Hukum Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan
1.1 Asas - Asas Hukum Kesehatan Dalam UU No.25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan
Publik
Penyelenggaraan pelayanan publik berasaskan Pasal 4 UU No.25 Tahun 2009 Tentang
Pelayanan Publik
a. Kepentingan umum; artinya pemberian pelayanan tidak boleh mengutamakan
kepentingan pribadi dan/'atau golongan;
b. Kepastian hukum; artinya jaminan terwujudnya hak dan kewajiban dalam
penyelenggaraan pelayanan;
c. Kesamaan hak; artinya pemberian pelayanan tidak membedakan suku, ras,
agama, golongan, gender, dan status ekonomi;
d. Keseimbangan hak dan kewajiban; artinya pemenuhan hak harus sebanding
dengan kewajiban yang harus dilaksanakan, baik oleh pemberi maupun penerima
pelayanan;
e. Keprofesionalan; artinya pelaksana pelayanan harus memiliki kompetensi yang
sesuai dengan bidang tugas;
f. Partisipatif; artinya peningkatan peran sertzt masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat;
g. Persamaan perlakuan/ tidak diskriminatif; artinya setiap warga negara berhak
memperoleh pelayanan yang adil;
h. Keterbukaan; artinya setiap penerima pelayanan dapat dengan mudah mengakses
dan memperoleh informasi mengenai pelayanan yang diinginkan;
i. Akuntabilitas; artinya proses penyelenggaraan pelayanan harus dapat
dipertanggungjawabkan :sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
j. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan; artinya pemberian
kemudahan terhadap kelompok rentan sehingga tercipta keadilan dalam
pelayanan;
k. Ketepatan waktu; artinya penyelesaian setiap jenis pelayanan dilakukan tepat
waktu sesuai dengan standar pelayanan;
l. Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan, artinya setiap jenis pelayanan
dilakukan secara cepat, mudah, dan terjangkau.
Kemudian dalam Pasal 5 Undang-Undang No.25 Tahun 2009 Tentang
Pelayanan Publik, bahwa :
1) Ruang lingkup pelayanan publik meliputi pelayanan barang publik dan jasa
publik serta pelayanan administratif yang diatur dalarn peraturan perundang-
undangan.
2) Ruang lingkup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pendidikan,
pengajaran, pekerjaan dan usaha, tempat tinggal, komunikasi dan informasi,
lingkungan hidup, kesehatan, jaminan sosial, energi, perbankan, perhubungan,
sumber daya alarn, pariwisata, dan sektor strategis lainnya.
Atas dasar pasal 5 ayat (2) tersebut, maka asas-asas dalam pelayanan publik berlaku secara
umum terhadap pelayanan publik bidang kesehatan.
1.2 Asas - Asas Dalam UU No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Pembangunan kesehatan harus memperhatikan berbagai asas yang memberikan arah
pembangunan kesehatan dan dilaksanakan melalui upaya kesehatan sebagai berikut:
[ Pasal 2 UU No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan]
a. Asas perikemanusiaan, artinya bahwa pembangunan kesehatan harus dilandasi
atas perikemanusiaan yang berdasarkan pada Ketuhanan Yang Maha Esa
dengan tidak membedakan golongan agama dan bangsa.
b. Asas keseimbangan, artinya bahwa pembangunan kesehatan harus
dilaksanakan antara kepentingan individu dan masyarakat, antara fisik dan
mental, serta antara material dan sipiritual.
c. Asas manfaat, artinya bahwa pembangunan kesehatan harus memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanausiaan dan perikehidupan yang
sehat bagi setiap warga negara.
d. Asas pelindungan, artinya bahwa pembangunan kesehatan harus dapat
memberikan pelindungan dan kepastian hukum kepada pemberi dan penerima
pelayanan kesehatan.
e. Asas penghormatan terhadap hak dan kewajiban, artinya bahwa pembangunan
kesehatan dengan menghormati hak dan kewajiban masyarakat sebagai bentuk
kesamaan kedudukan hukum.
f. Asas keadilan, artinya bahwa penyelenggaraan kesehatan harus dapat
memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada semua lapisan
masyarakat dengan pembiayaan yang terjangkau.
g. Asas gender dan nondiskriminatif, artinya bahwa pembangunan kesehatan
tidak membedakan perlakuan terhadap perempuan dan laki-laki.
h. Asas norma agama, artinya pembangunan kesehatan harus memperhatikan dan
menghormati serta tidak membedakan agama yang dianut masyarakat.
1.3 Asas - Asas Dalam UU No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada :[ Pasal 2
UU No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit]
a. Nilai kemanusiaan, artinya bahwa penyelenggaraan Rumah Sakit dilakukan
dengan memberikan perlakuan yang baik dan manusiawi dengan tidak
membedakan suku, bangsa, agama, status sosial, dan ras;
b. Etika dan profesionalitas, artinya bahwa penyelenggaraan rumah sakit dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang memiliki etika profesi dan sikap profesional, serta
mematuhi etika rumah sakit;
c. Manfaat, artinya bahwa penyelenggaraan Rumah Sakit harus memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat;
d. Keadilan, artinya bahwa penyelenggaraan Rumah Sakit mampu memberikan
pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya yang
terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu;
e. Persamaan hak dan anti diskriminasi, artinya bahwa penyelenggaraan Rumah
Sakit tidak boleh membedakan masyarakat baik secara individu maupun
kelompok dari semua lapisan;
f. Pemerataan, artinya bahwa penyelenggaraan Rumah Sakit menjangkau seluruh
lapisan masyarakat;
g. Perlindungan dan keselamatan pasien, artinya bahwa penyelenggaraan Rumah
Sakit tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata, tetapi harus mampu
memberikan peningkatan derajat kesehatan dengan tetap memperhatikan
perlindungan dan keselamatan pasien. Penyelenggaraan rumah sakit selalu
mengupayakan peningkatan keselamatan pasien melalui upaya majamenen risiko
klinik;
h. Mempunyai fungsi sosial, artinya adalah bagian dari tanggung jawab yang
melekat pada setiap rumah sakit, yang merupakan ikatan moral dan etik dari
rumah sakit dalam membantu pasien khususnya yang kurang/tidak mampu untuk
memenuhi kebutuhan akan pelayanan kesehatan.
1.4 Asas - Asas Dalam UU No.29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran
Praktik kedokteran dilaksanakan berasaskan Pancasila dan didasarkan pada :[ Pasal 2
UU No.29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran]
a. Nilai ilmiah, artinya adalah bahwa praktik kedokteran harus didasarkan pada ilmu
pengetahuan dan teknologi yang diperoleh baik dalam pendidikan termasuk
pendidikan berkelanjutan maupun pengalaman serta etika profesi;
b. Manfaat, artinya adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka
mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat;
c. Keadilan, artinya adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus
mampu memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan
biaya yang terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu;
d. Kemanusiaan, artinya adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran
memberikan perlakuan yang sama dengan tidak membedakan suku, bangsa,
agama, status sosial, dan ras;
e. Keseimbangan, artinya adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran
tetap menjaga keserasian serta keselarasan antara kepentingan individu dan
masyarakat; serta
f. Perlindungan dan keselamatan pasien, artinya adalah bahwa penyelenggaraan
praktik kedokteran tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata, tetapi
harus mampu memberikan peningkatan derajat kesehatan dengan tetap
memperhatikan perlindungan dan keselamatan pasien.
1.5 Asas - Asas Dalam UU No.18 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Jiwa
Upaya kesehatan jiwa berasaskan :[ Pasal 2 UU No.18 Tahun 2014 Tentang
Kesehatan Jiwa]
a. Keadilan; artinya bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan jiwa harus dapat
memberikan pelayanan yang adil dan merapa pada semua lapisan masyarakat
dengan pembiayaan yang terjangkau;
b. Perikemanusiaan; artinya bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan jiwa kepada
ODMK dan ODGJ dilaksanakan secara manusiawi sesuai engan harkat dan
martabat kemanusiaan. Misalnya tidak boleh dilakukan pengekangan dan lain
sebagainya;
c. Manfaat; artinya bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan jiwa harus memberikan
manfaat dan meningkatkan kualitas hidup bagi ODMK, ODGJ, sumber daya
manusia di bidang kesehatan jiwa dan masyarakat;
d. Transparansi; artinya bahwa upaya kesehatan jiwa, baik yang berupa tindakan,
pemberian informasi, maupun pengelolaan pasien harus dijelaskan secara
transparan kepada pihak keluarga, ODMK, ODGJ dan masyarakat;
e. Akuntabilitas; artinya bahwa semua kegiatan pelayanan kesehatan jiwa berupa
informasi dan tindakan dalam pengelolaan pasien harus dapat diakses, terukur, dan
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat;
f. Komprehensif; artinya bahwa pelayanan kesehatan jiwa diberikan secara
menyeluruh melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif;
g. Perlindungan; artinya bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan jiwa harus dapat
memberikan perlindungan kepada ODMK, ODGJ, sumber daya manusia di bidang
kesehatan jiwa dan masyarakat di sekitarnya;
h. Non-Diskriminatif, artinya bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan jiwa harus
diberikan dengan tidak membedakan ODMK dan ODGJ berdasarkan jenis
kelamin, suku, agama, ras, status sosial dan pilihan politik.
1.6 Asas-Asas Dalam RUU Keperawatan
Keperawatan berasaskan[ Pasal 2 RUU Keperawatan]:
a. Perikemanusiaan; artinya harus mencerminkan pelindungan dan penghormatan
hak asasi manusia serta harkat dan martabat setiap warga negara dan penduduk
tanpa membedakan suku, bangsa, agama, status sosial, dan ras;
b. Nilai ilmiah; artinya adalah (praktik) keperawatan dilakukan berdasarkan pada
ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperoleh baik melalui penelitian,
pendidikan maupun pengalaman praktik;
c. Etika; artinya adalah keperawatan dilakukan berdasarkan etika profesi.
d. Manfaat; artinya adalah keperawatan harus memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat;
e. Keadilan; artinya adalah keperawatan harus mampu memberikan pelayanan yang
merata, terjangkau, bermutu, dan tidak diskriminatif dalam pelayanan kesehatan,
dan
f. Kesehatan dan Keselamatan Klien, adalah Perawat dalam melakukan Asuhan
Keperawatan harus mengutamakan kesehatan dan keselamatan Klien.
PENUTUP
A. Simpulan
Jika ditinjau dari beberapa hukum positif di bidang kesehatan yang berlaku,
maka pada dasarnya asas-asas hukum tentang penyelenggaraan pelayanan
kesehatan sudah mempunyai kekuatan mengikat bagi penyelenggara pelayanan
kesehatan. Kesehatan yang merupakan bagian dari pelayanan publik, berlaku
asas yang tercantum dalam pasal 2 Undang-Undang No.25 Tahun 2009 Tentang
Pelayanan Publik. Kemudian, berlaku juga ketentuan Pasal 2 Undang-Undang
No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan. Lebih lanjut ditentukan dalam Pasal 2
Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran, dan terakhir
ditentukan juga dalam Undang-Undang No.18 Tahun 2014 Tentang Kesehatan
Jiwa. Selain dari peraturan positif, terdapat juga asas-asas yang secara tersirat
terdapat dalam peraturan perundang-undangan yang dikemukakan oleh para
ahli.
Harmonisasi asas-asas hukum bertujuan untuk menyelaraskan aturan-aturan
umum. Hal tersebut merupakan suatu upaya pembangunan nasional bidang
kesehatan untuk mencapai tujuan nasional, yaitu memajukan kesejahteraan
umum.
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
R.H. Soebroto Brotodiredjo, Menyongsong Undang-Undang Kepolisian Yang Baru,
Jakarta : PTIK, 1984.
Veronica Komalasari, Peran Informed Consent Dalam Transaksi Terepeutik
(Persetujuan Dalam Hubungan Dokter Dan Pasien); Suatu Tinjauan Yuridis,
Bandung : PT. Citra Aditya, 2002.
W.J.S Poerwadaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : PN. Balai Pustaka,
1985.
2. Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang No.25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.;
Undang-Undang No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan;
Undang-Undang No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit;
Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran;
Undang-Undang No.18 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Jiwa.