Content Management System (CMS)
Content Management System (CMS)
WEB PROGRAMMING
Content Management
System (CMS)
Content Management System (CMS)
A. Pengertian CMS
CMS adalah singkatan dari Content Management System, yakni aplikasi
pembuatan website yang dirancang dengan sistem manajemen untuk isi konten.
Gambar 1
Dashboard CMS Wordpress
2
Aplikasi dibuat dengan interface yang memudahkan penggunanya sebagai
administrator untuk mengelola konten, baik untuk tugas “membuat”, “modifikasi”
maupun “menghapus” konten yang akan ditampilkan di website. Selain isi konten,
CMS juga dilengkapi dengan fitur-fitur yang dapat digunakan untuk mengelola setiap
aspek dalam website.
Dengan menggunakan CMS, maka kita tidak perlu lagi menuliskan script untuk
front-end dan back-end. Kita cukup mengelola manajemen website dari satu akses
dashboard administrator, memilih template, membuat tiap halaman, mengatur tata
letak dan fungsi-fungsi tambahan dengan widget serta plugin yang disediakan oleh
aplikasi CMS. Di sisi lain, CMS juga mempunyai kelemahan. Kelebihan dan
kelemahan yang ada pada CMS dapat dirangkum sebagai berikut:
3
Kelebihan CMS:
Kekurangan CMS:
1. Tema desain web terutama yang populer banyak dipakai oleh penggunanya
sehingga tampilan website satu dengan lainnya terkadang mirip atau sama.
2. Fleksibilitas CMS masih kurang dibandingkan dengan website yang
dibangun dengan secara manual. Apabila membutuhkan fitur yang unik
maka kita harus memodifikasi sendiri program CMS atau harus menyewa
jasa programmer lain.
4
3. Platform CMS yang open-source dan populer riskan terhadap serangan
B. Memilih CMS
CMS tidak hanya digunakan untuk membuat blog, namun juga dapat
digunakan untuk membuat website profesional seperti company profile, e-
catalogue, toko online dan forum. Sedangkan, aplikasi CMS yang beredar di pasar
sangat bervariasi dan menawarkan masing-masing keunggulannya sendiri. Untuk
memilih CMS yang tepat maka kita harus mempertimbangkan beberapa hal sebagai
berikut:
Ini adalah bagian utama yang akan menentukan pilihan CMS kita. Jika kita
hendak membuat toko online maka CMS e-commerce menjadi pertimbangan kita,
diantaranya seperti WooCommerce, Magento dan PrestaShop. Sedangkan
WordPress dan Joomla dapat digunakan jika kita hendak membuat blog atau
website bisnis berskala kecil. Apabila kita hendak membuat website bisnis berskala
besar maka Drupal menjadi pilihan yang lebih tepat.
2. Desain website
Cari tahu terlebih dahulu tema tampilan website yang kita inginkan apakah
tersedia di CMS yang dipilih dan dapat di-install.
5
3. Fitur yang akan digunakan
Pelajari plugin dan ekstensi yang disediakan di CMS tersebut. Apakah fitur yang
hendak kita butuhkan dan digunakan dapat diimplementasikan dengan plugin
tersebut.
Selain biaya domain dan hosting, terkadang plugin yang kita butuhkan tidak
gratisan. Kita harus mengeluarkan dana untuk dapat menggunakan plugin premium
tersebut. Hitung biaya keseluruhannya sebelum mengeksekusinya.
5. Rencana pengembangan
Bagaimana website yang kita buat ini akan dikembangkan? Apakah CMS yang
kita gunakan nantinya mendukung rencana pengembangan tersebut, baik dari segi
dukungan fitur, plugin maupun ekstensinya.
Gambar 2
Diagram Chart CMS Market Share
6
Tidak hanya WordPress saja, sebenarnya masih banyak CMS yang ada di
pasaran. Apabila kita menggunakan Softaculous yang biasanya disediakan di cpanel
layanan hosting yakni aplikasi installer yang digunakan untuk membuat portal web,
maka dapat kita cek jika jumlah CMS ada 318 seperti yang ditunjukkan pada gambar 2
berikut.
Gambar 3
Screenshot Softaculous
Namun pada modul ini kita akan memilih 5 CMS terbaik yang populer, banyak
digunakan di Indonesia. Berikut beberapa CMS tersebut:
1. WordPress
WordPress merupakan CMS nomor satu yang saat ini digunakan di pasaran.
Sistem manajemen konten yang open-source ini menjadi platform lebih dari 30%
website yang ada di dunia.
Gambar 4
WordPress
Pada awalnya CMS ini ditujukan untuk blogging, namun WordPress kini telah
berkembang dan menawarkan banyak keunggulan. CMS ini mudah digunakan, dapat
dimodifikasi sesuai keinginan dengan banyaknya plugin dan ekstensi yang ditawarkan.
7
Keunggulan:
Kelemahan:
2. Joomla !
Joomla tergolong aplikasi CMS yang banyak digunakan setelah WordPress, lebih
fleksibel untuk fitur-fitur yang kita butuhkan. Selain itu Joomla juga menawarkan
berbagai opsi untuk pengaturan pengguna, sangat cocok untuk website yang
membutuhkan membership.
Gambar 5
Joomla!
Keunggulan:
Kelemahan:
8
3. Drupal
Salah satu CMS open-source terbaik meskipun di bawah WordPress dan Joomla,
memiliki fitur yang mirip dengan Joomla. Selain itu Drupal juga memiliki sistem kontrol
dan permission untuk tiap penggunanya serta dukungan multibahasa. Drupal terkenal
dengan sistem keamanannya lebih baik sehingga cocok jika ingin membuat website
untuk level bisnis atau enterprise.
Gambar 6
Drupal
Keunggulan:
1. Mendukung kustom post konten dan manajemen yang lebih fleksibel.
2. Sistem manajemen pengguna di tingkat lebih lanjut.
3. Mendukung manajemen multibahasa.
4. Memiliki sistem taksonomi yang lebih detil.
5. Sistem keamanan yang terbaik.
Kelemahan:
4. PrestaShop
CMS yang dikhususkan untuk pembuatan website toko online, banyak fitur yang
dibutuhkan untuk sebuah toko online dan plugin yang menghubungkan ke layanan
API pihak ke-3, seperti payment gateway dan tracking kurir.
Keunggulan:
1. Sudah mendukung Bahasa Indonesia, jadi pelaku usaha lokal bisa lebih
mudah mengelola tokonya.
2. Kaya akan fitur untuk layanan toko online.
3. Tampilan desain toko online yang responsif.
9
Kelemahan:
1. Loading website terasa berat dan lambat karena fitur plugin yang kompleks.
2. Membutuhkan resource memory yang cukup besar di server.
5. Magento
Platform toko online yang termasuk populer di kalangan penggunanya, banyak
digunakan berbagai perusahaan besar, seperti Samsung, Nike dan Ford. Magento
kini telah diakuisisi oleh Adobe sehingga beberapa fitur layanan dari Adobe juga telah
terintegrasi.
Gambar 7
Drupal
Keunggulan:
1. Terintegrasi dengan Adobe Experience Cloud.
2. Dilengkapi dengan Page Builder yang simple.
3. Ada fitur segmentasi pelanggan.
4. Tema desain yang responsif.
5. Optimasi image.
Kelemahan:
1. Membutuhkan resource server yang tinggi. Jika terjadi masalah pada
resource maka website akan error.
2. Tidak semua fitur yang disediakan gratis, untuk menikmatinya maka kita
harus menjadi anggota premium.
10
1. WordPress Core
File utama (core) yang membentuk instalasi WordPress. Kita perlu menginstall
ini terlebih dahulu sebelum dapat melakukan hal lain, karena core inilah yang
membuat WordPress berfungsi.
2. Database
Semua konten dan konfigurasi disimpan dalam database. Apabila kita unduh
WordPress secara manual maka database juga harus diunduh secara manual.
3. File Ekstra
4. Admin Screen
1. WordPress Core
Pondasi dimana website dengan WordPress dibangun adalah sekumpulan
file yang membentuk inti WordPress. Saat kita mengunduh WordPress sebenarnya
adalah menambahkan file-file ini ke website kita. File-file ini berisi script seperti PHP,
HTML dan Javascript yang akan menjalankan WordPress itu sendiri.
Gambar 8
Screenshot File Core WordPress
11
Ada dua cara untuk mengunduh WordPress:
Gambar 9
Situs WordPress.org
2. Data base
Seperti halnya WordPress Core, website kita membutuhkan database untuk
dapat bekerja dengan baik. Semua konten dan konfigurasi tersebut disimpan dalam
database. Pada gambar 5 ditunjukkan beberapa tabel database seperti post,
taxonomy, metadata dan option untuk setting konfigurasi.
Gambar 10
Tabel pada Database WordPress
12
WordPress secara otomatis akan menyimpan dan update data setiap kita
melakukan perubahan melalui dashboard WordPress. Kita tidak perlu mengedit
secara manual pada database tersebut. Mungkin sebaiknya jangan kita lakukan
kecuali kita memahami alur script coding yang ada di file core. Ini akan beresiko
pada website menjadi bermasalah, bahkan tidak dapat diakses.
a. File Theme
File ini berfungsi untuk membentuk tema website kita, bagaimana tampilan,
warna, tata letak setiap elemennya. Setiap website dengan WordPress hanya dapat
menjalankan 1 tema saja. Kita perlu meluangkan waktu untuk memilih tema yang
tepat dan sesuai dengan website yang kita inginkan, ini akan menentukan
bagaimana website akan terlihat oleh pengunjung. Beberapa layanan penyedia
template WordPress juga menyediakan versi premium seperti ThemeForest. Desain
template yang mereka tawarkan cukup menarik dan tentu saja akan membantu
meningkatkan pengalaman buat pengunjung website kita.
Gambar 11
Premium Template - Themeforest
13
b. File Plugin
Gambar 12
Plugin dari Wordpress.org
c. File Upload
Komponen ini digunakan untuk mengunggah media apapun dari komputer kita ke
website, seperti gambar, video dan file dokumen lain. Beberapa plugin juga
menyediakan fitur khusus tugas ini semisal plugin backup atau plugin manajemen
file.
14
a. Dashboard
Gambar 14
Dashboard dari Wordpress.org
b. Posts
Menu ini berfungsi untuk membuat posting konten pada website kita. Berbagai
jenis posts yang dapat dibuat diantaranya posting artikel, video dan galeri.
Gambar 15
Posts dari Wordpress.org
15
Ada beberapa sub menu yang ditampilkan saat kita klik fitur posts yaitu:
c. Media
Gambar 16
Media dari Wordpress.org
d. Pages
Kita mengatur halaman website yang ingin kita buat ada pada menu ini atau
lebih tepatnya untuk manajemen halaman. Setiap halaman dapat kita desain dan
meletakkan widget dari plugin yang disediakan.
Gambar 17
Pages dari Wordpress.org
16
e. Comments
Bagian ini digunakan untuk mengatur dan merespon setiap komentar yang
diberikan oleh pengunjung website pada postingan artikel kita. Filter komentar dibagi
menjadi 3 yakni :
Gambar 18
Comments dari Wordpress.org
f. Appearance
Desain template atau tampilan website kita atur pada bagian ini termasuk
theme, widget, background dan lain-lain. Ada beberapa sub menu yang digunakan
pada Appearance ini:
a) Themes, digunakan untuk mencari, install dan hapus tema atau template
ataupun footer.
Gambar 20
Plugins dari Wordpress.org
18
h. Users
a) Administrator, mempunyai hak akses penuh untuk ke semua fitur yang ada
di dashboard.
Gambar 21
Users dari Wordpress.org
19
i. Tools
Menu ini digunakan untuk import data seperti konten, kategori, tags dari
sumber luar dan eksport dari isi konten website kita ke media lain.
Gambar 22
Tools dari Wordpress.org
Kita baru menggunakan tools ini apabila kita hendak migrasi dari 1 blog kita
yang sudah ada ke blog kita yang baru atau sebaliknya.
j. Settings
Menu pengaturan ini untuk mengatur beberapa hal:
Gambar 23
Settings dari Wordpress.org
1. Mempersiapkan Localhost
Kita akan menggunakan Web Server kita dengan menggunakan aplikasi
XAMPP. Silahkan buka control panel XAMPP dan pastikan servis Apache dan
MySQL telah aktif dahulu. Klik tombol Start pada bagian Action di Apache dan
MySQL jika belum jalan.
Gambar 24
Localhost di XAMPP Control Panel
Gambar 25
Installer WordPress
21
3. Membuat Folder Proyek pada XAMPP
Buka Windows explorer dan akses folder XAMPP. Pada tutorial ini, XAMPP
berada pada C:\ atau kita bisa ketik alamat C:\xampp\htdocs. Folder htdocs
merupakan root dari XAMPP untuk meletakkan dokumen website. Jika kita
meletakkan dokumen web di luar folder tersebut maka web browser tidak akan
menampilkannya.
Gambar 26
Folder Proyek pada XAMPP
Buat folder dengan nama “WordPress”. Penamaan folder ini bebas dengan catatan
hanya menggunakan huruf kecil dan tanpa penghubung. Selanjutnya copy paste file
zip hasil download WordPress dan ekstrak file zip tersebut. Pastikan isi folder seperti
berikut:
Gambar 27
Folder dengan nama WordPress
22
4. Membuat Database
Langkah berikutnya adalah pembuatan database. Akses
http://localhost/phpmyadmin dan pilih tab Databases – Create Database:
Gambar 28
Database di Localhost
Buat nama database, dalam tutorial ini menggunakan nama “db_wordpress” dan pilih
utf8_general_ci. Kemudian buat username dan password untuk akses database
tersebut. klik User Accounts dan Add User Account, buat username dan password
yang kuat.
Gambar 29
Nama Database ‘’db_wordpress’’
Beri akses global privileges pada username tersebut sehingga tugas-tugas seperti
membuat tabel, select, delete, update dapat dilakukan.
Gambar 30
Folder Database Username
23
5. Instalasi WordPress
Setelah database dibuat maka selanjutnya tahap instalasi WordPress akan
dilakukan. Silahkan buka web browser dengan alamat http://localhost/wordpress
maka tampilan yang muncul sebagai berikut:
Gambar 31
Instalasi WordPress
Klik Ayo! dan kita isi form dengan nama database yang telah dibuat sebelumnya
termasuk username dan password untuk koneksi ke database. Untuk host kita
menggunakan localhost dan prefiks tabel pada database secara default
menggunakan “wp_”.
Gambar 32
Form pada database
24
Apabila koneksi ke database berhasil dilakukan maka kita menerima notifikasi untuk
melanjutkannya ke tahap berikutnya.
Gambar 33
Jalankan pemasangan WordPress
Kita akan diinstruksikan untuk melengkapi beberapa hal yang dibutuhkan WordPress
yakni judul website yang dibuat, membuat username admin dan password login serta
e-mail.
Gambar 34
Lengkapilah informasi di Form pada Install WordPress
Klik Install WordPress dan tunggu proses instalasi berlangsung. Jika sudah berhasil
maka notifikasi akan muncul seperti berikut:
Gambar 35
Notifikasi pada Proses Instalasi WordPress
25
6. Mengelola WordPress
Setelah proses instalasi selesai, kita akan mulai ke tahap mengelola konten dan
melakukan beberapa pengaturan pada website. Untuk itu kita awali dengan akses ke
dashboard WordPress terlebih dahulu. Klik “Log Masuk” atau di web browser kita
ketikan alamat http://localhost/wordpress/wp-admin, masukkan username dan
password yang telah dibuat pada langkah sebelumnya.
Gambar 36
Login ke Dashboard WordPress
Gambar 37
Dashboard WordPress
Jika kita klik link Visit Site di pojok kiri atas, maka tampilan front-end website kita
akan tampak sebagai berikut:
Gambar 38
Tampilan Front-End di WordPress
26
Pada tutorial ini kita akan melakukan langkah-langkah berikut :
a. Memilih Template
▪ Klik menu Appearance dan pilih sub menu Themes. Jika template themes
bawaan dari WordPress dirasa kurang sesuai dengan pilihan kita, maka kita bisa
mencari theme lain dengan klik “Add New”.
Gambar 39
Pilih Themes
▪ Kita bisa mencari free themes berdasarkan kategori populer, latest atau favourite.
Atau klik Feature Filter untuk mencari kategori themes sesuai keinginan. Arahkan
mouse pada gambar theme dan klik untuk melihat detail serta preview-nya.
Gambar 40
Kategori Themes
▪ Untuk mengunduh theme yang dipilih cukup klik button “Install” di navigasi
sebelah kiri. Kemudian klik untuk mengaktifkannya, untuk melihat hasilnya kita
bisa buka di http://localhost/wordpress. Maka layar yang tampak seperti pada
preview tersebut:
27
Gambar 41
Hasil Tampilan Themes
▪ Jika hendak mengedit tampilan tema yang dipilih, kita bisa melakukannya
dengan klik menu “Customize”.
Gambar 42
Kustomisasi Themes
▪ Pada navigasi sebelah kiri adalah menu untuk mengelola komponen yang ada
di tema website. Sebagai contoh pada bagian “Site Identity” digunakan untuk
merubah teks logo, upload gambar logo, membuat tagline.
Gambar 43
Tampilan Side Identity
28
▪ Selain dari menu navigasi editor tersebut, kita juga bisa langsung
menggunakan editor display di sebelah kanan dengan klik icon
yang tampak.
Gambar 44
Menu Editor Display
Maka opsi untuk edit komponen ini akan tampil seperti gambar berikut :
Gambar 45
Opsi Edit Komponen
▪ Untuk langkah-langkah editor komponen lain pada layout dan tema website ini
hampir serupa dengan cara-cara tersebut diatas.
b. Merubah Permalink
Permalink dianggap bagus oleh Google harus berisi judul dan keyword. Namun,
permalink default dari WordPress dibuat secara otomatis dan biasanya berisi angka
id artikel atau tahun pembuatan. Untuk merubahnya ini kita perlu men-setting terlebih
dahulu melalui pengaturan di menu “Setting” >> “Permalinks”.
Gambar 46
Menu Permalinks 29
▪ Kemudian kita pilih yang “Post name”, jika kita ingin urutan url link berdasarkan
kategori bulan dan nama, kita pilih “Month and name”. Jika kita tahu ada sistem
indexing Google yang lain, maka kita bisa merubahnya dengan “Custom
Structure”.
Gambar 47
Menu Common Settings
Gambar 48
Menu Install Plugin WP
30
d. Membuat Slider dengan Plugin
▪ Lakukan pencarian plugin dengan memasukan keyword “Smart Slider”
kemudian klik “Install Now”.
Gambar 49
Keyword ‘’Smart Slider’’
▪ Setelah berhasil ter-install maka di menu navigasi sebelah kiri akan muncul menu
baru. Buka menu Smart Slider dan klik Dashboard kemudian klik “Go to
Dashboard”
Gambar 50
Menu Smart Slider
Gambar 51
Menu New Project
31
Gambar 52
Tampilan Create a New Project atau Start with a Template
Gambar 53
Pilih Kategori Free Price
▪ Kita bisa cek preview tampilan yang dipilih. Misal pada template sebelah
kanan “Full Width Post Slider”
Gambar 54
Hasil Tampilan Template yang dipilih
32
▪ Klik import dan masukkan e-mail untuk subscribe template tersebut
Gambar 49
Menu Subscribe Template
Gambar 50
Dashboard Smart Slider
Gambar 51
Menu Settings Template
▪ Kita bisa edit setiap Slide yang ada dengan gambar yang kita miliki di komputer
serta merubah tulisan pada setiap bagian atau menambahkan slide baru
33
Gambar 52
Tampilan Edit Template di Smart Slider
▪ Untuk meletakkan Smart Slider ini ada tiga cara sesuai dengan petunjuknya.
Untuk tutorial ini kita akan menggunakan short code yang dengan Copy Paste
[smartslider3 slider="2"] dan akan diletakkan pada salah satu halaman yang
ada.
▪ Misal kita akan memasukkannya pada halaman “Laman Contoh”, akses menu
Pages >> All Pages dan klik judul “Laman Contoh”
Gambar 53
Menu Pages >> All Pages
Gambar 54
Hasil Tampilan Laman Contoh
34
▪ Notifikasi ter-update akan muncul di bawah dan kita cek hasilnya dengan klik
View Page.
Gambar 55
Menu Subscribe Template
e. Menambahkan Pengguna
Secara umum website kita sudah 70% siap. Yang belum adalah mendaftarkan
tim “content creator” dan mulai membuat isi konten seperti artikel atau video. Kita
bisa mendaftarkan tim tersebut dengan menu Users >> Add New.
Gambar 56
Menu Settings Template
Pastikan bagian “required” terpenuhi dan role sesuai dengan tugas masing-masing
tim.
35
f. Membuat Konten Artikel
▪ Untuk memposting sebuah artikel cukup mudah yakni dengan memilih menu
Post >> Add New.
Gambar 57
Menu Post >> Add New
▪ Buat judul dan isi konten di bawahnya. Selain itu navigasi sebelah kanan terdapat
setting-an yang mengatur posting tersebut seperti visibility untuk status siapa
saja yang diperbolehkan mengakses posting tersebut. Kemudian ada format
posting, category, permalink dan lain sebagainya. Hasil posting-an tersebut nanti
akan muncul di halaman website yang kita buat.
Gambar 58
Hasil Posting-an My Blog di WP
▪ Jika kita klik “Read More” maka halaman akan menuju ke alamat permalink
posting artikel tersebut
36
Gambar 59
Tampilan Artikel di bagian My Blog
Gambar 60
Hasil Tampilan WordPress
37
Referensi
• Auliya, M. (2022, March 30). Pengertian Apa Itu CMS: Pahami Tentang CMS
adalah. DomaiNesia. Retrieved September 23, 2022, from
https://www.domainesia.com/tips/apa-itu-cms/
• C., A. (2022, July 1). 8 Platform CMS Terbaik untuk Membuat Website. Hostinger
Tutorial. Retrieved September 23, 2022, from
https://www.hostinger.co.id/tutorial/cms-terbaik/
• C., A. (2022b, September 20). Apa Itu CMS? Pengertian CMS, Fungsi, dan
Manfaatnya. Hostinger Tutorial. Retrieved September 23, 2022, from
https://www.hostinger.co.id/tutorial/apa-itu-cms
38
Terima Kasih
“Mengukur kemajuan pemrograman dengan
baris kode seperti mengukur kemajuan
pembangunan pesawat berdasarkan beratnya.”
“Measuring programming progress by lines of code is like measuring aircraft
building progress by weight.”
- Bill Gates -