Bantuan Hukum 3
Bantuan Hukum 3
BANTUAN HUKUM
Tentang :
Oleh :
Maizi Fahdela Agustin: 2030203048
Mishel Fatricya: 2030203052
Miftahurrahmi: 2030203051
Dosen Pengampu:
FAKULTAS SYARIAH
BATUSANGKAR
2023 M/ 1444 H
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa karena
atas Ridho dan limpahan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan makalah
yang berjudul “Wadah Bantuan Hukum Bagi Golongan Tidak Mampu” ini
dengan tepat waktu, terlepas dari segala ketidak sempurnaan yang terkandung
dalam makalah ini. Untuk itu sangat penting bagi penulis untuk berterima kasih
atas pihak-pihak yang telah memberikan perannya dalam pembuatan makalah ini.
Terutama dosen pengampu mata kuliah Bantuan Hukum yang banyak
memberikan masukan dan bimbingannya dalam penulisan makalah ini sehingga
tersusun dengan sistematis dan komperhensif.
Oleh karena itu besar harapan penulis tentang makalah ini, semoga dapat
bermanfaat dan memberikan pengaruh yang baik bagi pembaca.Terlepas dari itu
semua penulis sangat menyadari adanya kekurangan dalam penulisan makalah ini
sehingga penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya dan kritikan yang
membangun atas makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan ................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ........................................................................................ 16
B. Saran .................................................................................................. 16
DAFTAR KEPUSTAKAAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bantuan hukum artinya tenaga, pikiran hukum, karya hukum yang
di gunakan untuk membantu para pihak yang berperkara. Bantuan Hukum
dalam pengertian yang luas dapat diartikan sebagai upaya untuk membantu
golongan yang tidak mampu dalam bidang hukum.
Berstatus sebagai negara yang. tengah berkembang dengan jumlah
penduduk yang tidak sedikit, kerap kali menimbulkan berbagai
permasalahan (hukum) yang terjadi antar warga negara. Disamping itu,
banyaknya masyarakat yang tidak semuanya paham hukum, berstatus
sosial kurang mampu atau marginal tentu tidak menghilangkan kewajiban
negara untuk menjalankan amanat Undang Undang Dasar 1945.
Bagaimanapun Berkedudukan sebagai negara hukum tentu sudah
menjadi sebuah kewajiban negara untuk menjalankan konstitusi tertinggi
salah satunya yang diamanatkan dalam Pasal 28D ayat (1) dan Pasal 34
ayat (1) Undang- Undang Dasar 1945 mengakui, menjamin dan
melindungi, memberikan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang
sama di hadapan hukum antar sesama warga negaranya. Serta fakir miskin
dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Frasa fakir miskin disini
dapat didefinisikan sebagai masyarakat yang tidak mampu yang berarti
masyarakat yang kurang mampu menjadi tanggung jawab negara salah
satunya dibidang hukum.
Setiap warga negara tetap berhak mendapatkan others to help
menyelesaikan serta mewujudkan akses terhadap keadilan (acces to
judtice. Salah satu bentuk implementasi dari Pasal 28D ayat (1) dan Pasal
34 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 adalah melalui bantuan hukum
secara gratis dimana bantuan hukum tersebut dapat diperoleh melalui
lembaga bantuan hukum Dan pada Kantor hukum. (Achmad, D. 2015: 17).
Berangkat dari latar belakang diatas serta meningkatkan
pemahaman maka perlu dikaji dari hal yang lebih dasar terlebih dahulu,
3
untuk itu kami tertarik membahas tentang “Wadah Bantuan Hukum Bagi
Golongan Tidak Mampu”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapatkan rumusan
masalah dari makalah ini sebagai berikut :
1. Apa saja istilah dan defenisi bantuan hukum?
2. Bagaimana Perkembangan Lembaga Bantuan Hukum di Indonesia
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui istilah dan defenisi bantuan hukum
2. Untuk mengetahui Perkembangan Lembaga Bantuan Hukum di
Indonesia
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam
maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan
yang sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
2003 tentang Advokat Pasal 1 Ayat (1) antara lain:
1. Adokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam
maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan
ketentuan Undang-Undang ini.
6
memberikan bantuan hukum untuk kaum miskin dan buta huruf. Secara ideal
dapat dijelaskan bahwa bantuan hukum merupakan tanggung jawab sosial dari
advokat. Oleh sebab itu maka advokat dituntut agar dapat mengalokasikan
waktu dan juga sumber daya yang dimilikinya untuk orang miskin yang
membutuhkan bantuan hukum secara cuma-cuma atau probono.(Raharjo,
2014,P.16)
Pemberian bantuan hukum oleh advokat bukan hanya dipandang sebagai
suatu kewajiban namun harus dipandang pula sebagai bagian dari kontribusi
dan tanggung jawab sosial (social contribution and social liability) dalam
kaitannya dengan peran dan fungsi sosial dari profesi advokat. Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat telah mengatur secara tegas mengenai
kewajiban advokat untuk memberikan bantuan hukum secara cuma-cuma
sebagai bagian dari kewajiban profesi. Dalam hal advokat tidak melakukan
kewajiban profesi maka dapat dikategorikan telah melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan kewajiban profesi sehingga dapat diberlakukan sanksi.
Untuk mendukung pelaksanaan kewajiban pemberian bantuan hukum secara
cuma-cuma oleh advokat maka dibutuhkan peran yang optimal dari organisasi
profesi.
1. Lembaga Bantuan Hukum Swasta. Lembaga inilah yang telah muncul dan
berkembang belakangan ini. Anggotanya pada umumnya terdiri dari
kelompok yang bergerak dalam profesi hukum pengacara. Konsep dan
peranannya jauh lebih luas dari sekedar memberi bantuan hukum secara
formal di depan sidang Pengadilan terhadap rakyat kecil yang miskin dan
buta hukum. Konsep dan programnya dapat dikatakan:
7
2) Memberi nasihat hukum di Luar pengadilan terhadap buruh, tani,
nelayan, dan pegawai negeri yang merasa haknya dirampas;
8
beberapa kali perubahan nama, terakhir yaitu lembaga konsultasi dan
bantuan hukum atau di kenal dengan LKBH. Di daerah lain juga
berkembang lembaga-lembaga bantuan hukum. Di abandung, biro
konsultasi hukum didirikan oleh prof. Mochtar kusumaatmadja di pakultas
hukum universitas padjajaran.
9
adalah:
10
Syarat-syarat lembaga bantuan hukum atau organisasi kemasyarakatan
yang memberi layanan Bantuan Hukum yang dapat disebut sebagai
Pemberi Bantuan hukum adalah:
1. Berbadan hukum,
2) Peraturan Pemerintah RI. No. 42 Tahun 2013 tantang syarat dan tata
cara pemberian bantuan hukum dan penyaluran dana bantuan
hukum.
3) Peraturan Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI. No. 03 Tahun
2013 tentang tata cara verifikasi dan akreditasi lembaga bantuan
hukum atau organisasi kemasyarakatan.
4) Peraturan Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI. No. 22 Tahun
2013 tentang peraturan pelaksanaan “Peraturan Pemerintah No. 42
Tahun 2013 tentang syarat dan tata cara pemberian bantuan hukum
dan penyaluran danabantuan hukum.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lembaga Bantuan Hukum merupakan sebuah badan atau
organisasi yang didirkan dengan tujuan memberikan bantuan hukum
kepada rakyat yang kurang mampu, serta yang buta hukum dengan Cuma-
Cuma. Bantuan hukum dari lembaga bantuan hukum atau organisasi
kemasyarakatan yang memberi layanan bantuan hukum yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum (“UU
Bantuan Hukum”) dan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2013
tentang Syarat dan Tata Cara Pemberian Bantuan Hukum dan Penyaluran
Dana Bantuan Hukum (“PP 42/2013”).
Perkembangan Lembaga Bantuan Hukum di Indonesia sebenarnya
berawal dari tahun 1940 di rechtshoge school jakarta oleh prof.
Zeylemaker untuk memberikan nasehat nasehat
hukum kepada mereka yang tidak mampu. Namun keberadaan biro
tersebut tidak tahan lama karena terkendala atas kurangnya pengalaman
dari penasehat hukumnya. pembentukan lembaga bantuan hukum secara
resmi dimulai pada tahun 1969, pada saat berlangsung Kongres Peradin,
seorang mantan jaksa bernama Adnan Buyung Nasution memunculkan
gagasan untuk mendirikan lembaga bantuan hukum (LBH). Gagasan ini
diwujudkan dengan pendirian LBH Peradin di Jakarta pada tahun 1970.
Pendirian ini mendapat dukungan dari Gubernur Jakarta Ali Sadikin.
Gagasan beliau muncul karena melihat sebuah ketidakadilan kepada
masyarakat miskin pada setiap perkara. Yang padahal seharusnya tidak
ada sebuah perbedaan jika sudah dihadapan hukum semua sama.
B. Saran
Adapun saran terhadap lembaga yang berwenang memberikan
bantuan hukum secara gratis hendaklah senantiasa memberikan bantuan
12
hukum dengan sepenuh hati atau bagi kantor swasta hendaklah
memberikan bantuan hukum secara gratis sama halnya ketika memberikan
bantuan hukum kepada klienya yang membayar.
13
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Buku
Tengah.
Jurnal
hukum (legal aid) kepada masyarakat. Fiat Justicia: Jurnal Ilmu Hukum,
9(1).
5
6