Anda di halaman 1dari 19

KONSEP TEKNOLOGI DAN ENTREPRENEURSHIP

Dimulai daru teknologi, pada dasarnya kehidupan manusia tak lepas dari
kemajuan teknologi  perkembangan pesat  memperbaiki ekonomi. Adanya teknologi 
pekerjaan manusia lebih mudah dan cepat. Pekerjaan dan tenaga manusia juga banyak
dikerjakan oleh teknologi, secara etimologi, teknologi berasal dari bahasa yunani technologia,
techno artinya ‘keahlian’ dan logia artinya ‘pengetahuan’.

Pengembangan teknlogi perlu kita ikuti, perlu kita terapkandalam berbisnis atau
berwirausaha. Dari beberapa ahli yang menyatakan ap aitu technologi ap aitu
enterpreneurshipitu adalalah tentang pembahasan sistematis atas seni terapan atau pertukaran.
Miarso: menyatakanteknologi adalah suatu bentuk proses yang meningkatkan nilai tambah.
Teknologi dapat dikatakan sangatlah identic dengan yang namanya meisn, sehingga para ahli
memiliki pendapat atau pernyataan yang bebeda-beda.

Teknologi merupakan cara mengolah sesuatu agar terjadi efisiensi biaya dan waktu
sehingga dapat menghasilkan produk yang berkualitas dengan memperhatikan kebutuhan
pasar, solusi untuk permasalahan, perkembangan aplikasi, perbaikan efektivitas dan efisiensi
produksi secara modernisasi.

Dizaman yang ada sekarang contoh penerapan teknologi sangatlah banyak, sekarang
parkir menggunakan e money, masuk tol yang dulunya menggunakan tiket cetak manual
sekarang sudah memakai kartu yang disebut dengan e tol yang hanya tinggl tempel untuk
menggunakannya, mesin cuci piring, robot vacuum atau cleaning robot untuk mrmbersihkan
lantai rumah, technologi medis, technologi yang igunakan dalam pembelajaran dan masih
banyak yang lainya dimana semua itu membuat manusia semakin bermalas-malasan.

Perkembangan teknologi yang sangat cepat sangat membantu pekerjaan manusia.


Berikut beberapa manfaat teknologidiantaranya yaitu:

1. Membantu serta mempermudah kegiatan manusia.


2. Dapat meringankan pekerjaan yang sangat berat.
3. Dapat menambah lapangan pekerjaan, namun juga dapat mengurangi lapangan
pekerjaan manusia
4. Dapat dengan mudah dioperasikan.
5. Dapat digunakan oleh berbagai kalangan.

1
Entreprenurship adalah kewairausahaan atau wira usaha menjadi seorang
entrepenurship artinyya sama dengan wira usaha yang pertama dikenalkan oleh richard pada
tahun 1955 cantillon pada tahun 1755 dalam tulisannya essai sur la nature du commerce en
general. Pada masa itu istilah entrepreneur merupakan sebutan bagi para pedagang yang
membeli barang di daerah-daerah dan kemudian menjual dengan harga tidak pasti.

Ketika kita ingin membangun usaha kita harus melihat pangsa pasar, minat konsumen
mungkin disitu lebih minat melihat barang dan harga modal yang ditawarkan yang
disesuaikan engan pasar industri yang ada pada saat itu. Carilah usaha yang akan selalu di
order atau akan rame d order konsumen, menjual barang dengan kreatifitas yang memiliki
nilai lebih, manfaat entrepreneurship menurut zimmerer t. & scarborough n, antara lain:

A. Peluang mengendalikan nasib sendiri


B. Peluang melakukan perubahan
C. Peluang untuk mencapai potensi sepenuhnya
D. Peluang untuk meraih keuntungan tanpa batas
E. Peluang melakukan sesuatu yang disukai dan bersenang-senang dalam
mengerjakannya.

2
DASAR-DASAR TECHNOPRENEURSHIP

Sejarah munculnya technopreneurship berawal dari negara amerika serikat


(as). Silicon valley, lembah yang terletak di negara bagian california, as, menyimpan
banyak cerita sukses tentang technopreneurship. Budaya inovasi dan
technopreneurship yang berkembang di lembah yang menjadi markas bagi kampus-
kampus ternama dan perusahaan-perusahaan teknologi kelas dunia tak hanya
menginspirasi anak-anak muda di amerika tetapi juga di seluruh dunia. Menjadi
entrepreneurs dan memiliki bisnis sendiri menjadi sebuah “american dream”

Pada tahun 2020, lebih dari 40 persen tenaga kerja produktif di as atau sekitar
60 juta orang akan bekerja sendiri. Dikutip dari business insider, menurut hasil studi
tersebut, kebanyakan penduduk di as lebih memilih untuk bekerja sebagai freelancer,
kontraktor, atau pengusaha. Studi itu menyimpulkan jumlah usaha kecil di as akan
meningkat lebih dari 7 juta. Hal ini menjadi hal yang sangat positif.

Istilah technopreneurship pertama kali digunakan pada tahun 1987, pada saat
itu penggunaan technopreneurship mendapatkan popularitas dan mulai booming di
tahun 2000an semenjak teknologi internet sudah mulai merambah ke pelosok-pelosok
negara, kemudian disusul dengan penggunaan internet yang luas selama millennium
kedua hingga sekarang. Ditambah lagi dengan eksisnya perusahan-perusahaan
information technology (it) raksasa seperti microsoft, yahoo, google, apple dan
sebagainya yang pendapatan perusahaanya mencapai milyaran per bulan.

Perkembangan technopreneurship di asia


Taiwan, korea selatan dan singapura pada dekade yang lalu masih digolongkan
sebagai negara berkembang, namun sekarang negara-negara ini telah menjadi negara
maju dengan perekonomian yang didasarkan pada industri teknologi. Perkembangan
korea selatan diawali dengan industri tradisional kemudian diikuti oleh industri
semikonduktor. Singapura memiliki kontrak di bidang elektronik dengan perusahaan-
perusahaan barat kemudian diikuti juga oleh manufaktur semikonduktor. Taiwan
terkenal dengan industri asesoris komputer pribadi (pc). Perkembangan ekonomi
negara-negara tersebut melejit salah satunya karena adanya inovasi.

3
Inovasi di bidang teknologi informasi inilah yang juga membuat india
berkembang dan menjadi incaran industri dunia barat baik bagi outsourcing maupun
penanaman modal. Contoh teknologi yang dikembangkan oleh india adalah sebuah
handheld pc yang disebut sebagai simputer.
Simputer dikembangkan untuk pengguna pemula dan dari sisi finansial adalah
pengguna kelas menengah bawah. Simputer dijalankan oleh prosesor berbasis arm
yang murah dan menggunakan sistem operasi berbasis opensource. Harga di pasaran
adalah sekitar $200 Inovasi india yang luar biasa datang dari perusahaan shyam
telelink ltd. Perusahaan ini memperlengkapi becak dengan telefon cdma yang
berkekuatan 175 baterai. Becak inipun diperlengkapi juga dengan mesin pembayaran
otomatis. Penumpang becak bisa menelpon dan tarif yang dikenakan adalah sekitar
1.2 rupee per 20 menit. Lalu perusahaan ini mempekerjakan orang yang tidak
memiliki keahlian untuk mengemudikan becak. Upah para pengemudi becak tidak
didasarkan pada gaji yang tetap namun merupakan komisi sebesar 20% dari tiap tarif
telepon yang diperoleh.
Filipina, perusahaan telepon smart mengembangkan metode untuk melayani
transfer pengiriman uang dari para pekerja filipina yang diluar negeri melalui telepon
seluler dengan sms. Menurut laporan asian development bank (adb), smart dapat
meraup sekitar us $14–21 trilyun per tahunnya dari biaya transfer program ini.
China mengikuti jejak yang sama. Perusahaan-perusahaan china mulai
menunjukkan kiprahnya di dunia internasional. Akuisisi ibm oleh perusahaan china
lenovo di tahun 2004 dan akuisisi perusahaan televisi prancis thomson oleh
guangdong membuktikan bahwa technoprenuership di china semakin kukuh.
Studi posadas menunjukkan bahwa technopreneurship di asia berkembang
disebabkan oleh beberapa hal:

1. Faktor inovasi yang diinsiprasikan oleh silicon valley. Jika revolusi industri
amerika di abad 20 yang lalu dipicu oleh inovasi yang tiada henti dari silicon
valley, maka negara-negara asia berlomba untuk membangun silicon valley
mereka sendiri dengan karakteristik lokalitas yang dimiliki.
2. Inovasi yang dibuat tersebut diarahkan untuk melepaskan diri dari
ketergantungan dunia barat. Sebagian besar teknologi yang diciptakan oleh
dunia barat diperuntukkan bagi kalangan atas atau orang, instansi, perusahaan
yang kaya dan menciptakan ketergantungan pemakaiannya. Sementara itu

4
sebagian besar masyarakat (baca pasar) asia belum mampu memenuhi kriteria
pasar teknologi barat tersebut.
Masih banyak masyarakat asia yang memiliki penghasilan dibawah $1 per
hari, sehingga mereka tidak memiliki akses ke teknologi yang diciptakan oleh dunia
barat, ini merupakan peluang yang besar bagi para teknopreneur untuk berinovasi
dalam menciptakan sebuah produk teknologi yang menjangkau masyarakat
marginal.
Perkembangan teknologi di berbagai sektor di indonesia terus berlangsung,
tidak terkecuali dalam bidang teknologi informasi yang sangat pesat sekarang.
Pemerintah indonesia menekankan agar masyarakat menjadi seorang entrepreneur
yang ketinggalan zaman, dengan menggunakan teknologi sebagai pendongkrak
usahanya, seperti penggunaan website online.
Menurut tech in asia, 95% bisnis di indonesia adalah startup di bidang
teknologi informasi dan komunikasi. Saat ini perusahaan-perusahaan e-commerce,
salah satu technopreneur yang sedang tumbuh pesat, mulai dari toko online sampai
startup. Perkembangan technopreneur di indonesia sejak 2014 masih terbilang kecil.
Tercatat, baru ada 1.56% technopreneur dari total keseluruhan populasi masyarakat
indonesia. Hal itu tentu sangat jauh dengan jumlah entrepreneur indonesia yang
sudah mencapai angka 56.5 juta orang.
Technopreneur memiliki potensi yang besar untuk terus berkembang di masa
mendatang. Ditambah lagi dengan semakin banyaknya pengusaha muda di bidang
teknologi kreatif, membuktikan bahwa potensi besar dimiliki bangsa indonesia.
Perkembangan bisnis di bidang teknologi, sebagian besar dihasilkan dari sinergi
antara technopreneur yang umumnya berpartisipasi dengan berbagai pusat riset,
bersama penyedia modal yang akan digunakan dalam berbisnis. Hubungan tersebut
akan mendorong pertumbuhan bisnis teknologi yang ada di beberapa negara. Jika
kita perhatikan, di indonesia saat ini, telah banyak penemuan baru yang diciptakan
oleh technopreneur.
Sekarang banyak entrepreneur yang menciptakan inovasi baru, sangat
bermanfaat dari segi ekonomi maupun teknologi. Technopreneur di indonesia
berkembang dengan pesat melaui dua proses kunci, yaitu para pengusaha muda
yang melakukan inovasi dan memaksimalkan penggunaan teknologi.
Tujuan utama technopreneurship adalah mengoptimalkan penggunaan
teknologi dalam bentuk bisnis yang akan memberikan manfaat bagi khalayak ramai.

5
Fungsi utama adanya teknologi untuk mempermudah pekerjaan manusia tentu akan
lebih optimal jika digunakan di bidang yang tepat.
Berikut beberapa tujuan adanya technopreneurship adalah:
1. Kemajuan teknologi
Adanya pemanfaatan teknologi dalam dunia sebuah bisnis tentu mendukung
adanya perkembangan dan kemajuan inovasi teknologi itu sendiri. Hal ini dinilai akan
mendorong percepatan teknologi yang tidak hanya bermanfaat bagi bisnis tersebut
tapi juga masyarakat dan negara.
2. Membuka kesempatan kerja
Terlepas dari adanya integrasi teknologi dalam bisnis, tenaga kerja manusia
masih dibutuhkan dalam sebuah usaha. Melalui perkembangan technopreneurship
yang semakin meningkat, maka jumlah tenaga kerja untuk diserap juga semakin
tinggi.

3. Mendorong kewirausahaan pada generasi muda


Technopreneurship adalah jenis usaha yang identik dengan anak muda dengan
segala bentuk inovasi dan kreativitasnya. Perkembangan technopreneurship yang
semakin berkembang akan mendorong dan memotivasi anak muda untuk menciptakan
inovasi mereka sendiri.

4. Sumber daya lokal


Berbagai sumber daya alam dan produktif tersedia yang dapat dimanfaatkan
oleh setiap pengusaha untuk kesuksesan bisnis. Penggunaan sumber daya lokal
meningkatkan nilainya dan mengurangi laju pemborosan sumber daya.

5. Diversifikasi bisnis dan desentralisasi


Seorang pengusaha dapat mengetahui peluang bisnis dan menempatkannya di
daerah sesuai termasuk daerah terpencil.

6. Promosi kegiatan kewirausahaan


Generasi muda mendapat kesempatan untuk bekerja dengan perusahaan
technopreneurship tersebut dan mempelajari cara untuk mencapai kesuksesan. Ini juga
menginspirasi rekan tim dan karyawan ini untuk tumbuh dan memulai perusahaan
bisnis

6
Manfaat technopreneurship
 Technopreneurship tidak hanya bermanfaat dalam pengembangan industri-
industri besar dan canggih, tetapi juga dapat diarahkan untuk memberikan
manfaat kepada masyarakat yang memiliki kemampuan ekonomi lemah dan
untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Dengan demikian,
technopreneurship diharapkan dapat mendukung pembangunan berkelanjutan
(sustainable development). Menurut suparno (2008), technopreneurship dapat
memberikan memiliki manfaat atau dampak, baik secara ekonomi, sosial,
maupun lingkungan.
 Manfaat technopreneurship secara ekonomi adalah:

1. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas.


2. Meningkatkan pendapatan.
3. Menciptakan lapangan kerja baru.
4. Menggerakkan dan menciptakan peluang bisnis pada sektor-sektor ekonomi
yang lain.
Manfaat dari segi sosial diantaranya adalah mampu membentuk budaya baru
yang lebih produktif, dan berkontribusi dalam memberikan solusi pada penyelesaian
masalah sosial.
Manfaat dari segi lingkungan antara lain adalah:
a) Memanfaatkan bahan baku dari sumber daya alam indonesia secara lebih
produktif.
b) Meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya terutama sumberdaya energi.
Secara umum manfaat technopreneurship sebagai berikut:
1. Menciptakan lapangan pekerjaan
Apapun bentuk bisnis yang menjadi pilihan, semua mampu memberikan
potensi lapangan pekerjaan bagi masyarakat di sekitarnya. Demikian juga dengan
technopreneurship mampu menciptakan lapangan kerja yang lebih luas dengan lebih
mudah.
2. Technopreneurship membutuhkan modal lebih kecil
Salah satu keunggulan yang merupakan sisi positif dari technopreneurship
adalah modal yang diperlukan cenderung lebih sedikit. Dengan sedikitnya sumber
daya yang dibutuhkan di awal, serta kemudahan serta sistem yang sederhana, otomatis

7
modal yang diperlukan tidak banyak. Oleh sebab itu bagi pengusaha dengan modal
terbatas, bisnis ini bisa menjadi salah satu ide yang menarik.
3. Tidak memerlukan kantor fisik besar
Bisnis dengan basis dunia digital sudah pasti minim kebutuhan kantor fisik yang
besar. Apalagi karena operasional sehari-hari mengandalkan dunia maya serta aplikasi
internet. Maka dari itu secara tidak langsung hal ini juga membantu menghemat biaya
untuk menyewa kantor atau memiliki kantor. Sehingga secara tidak langsung biaya
operasional lebih minim.
4. Dapat dimulai dari mana saja
Manfaat lain dari technopreneurship yaitu dapat dimulai kapan saja dan dimana
saja. Tidak perlu membangun suatu tempat fisik untuk mengelola dan menjalankan
usaha untuk pertama kalinya.
5. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya yang ada
Seorang technopreneur menciptakan bisnis dengan cara memberikan solusi atas
masalah yang ada. Mereka menyelesaikan masalah sehari-hari dengan menggunakan
sumber daya yang ada di sekitarnya. Misalnya, ojek online yang memanfaatkan
masyarakat sekitar sebagai mitra.
6. Mendorong perkembangan teknologi
Technopreneurship juga berpeluang untuk mendorong perkembangan
teknologi. Dengan banyaknya bentuk bisnis yang berbasis teknologi, hal ini membuat
semua orang berlomba untuk menciptakan inovasi baru agar dilirik oleh konsumen.
7. Bisnis dengan target konsumen lebih luas
Dunia digital membawa bisnis mengenal dan meraih konsumen yang lebih luas.
Jangkauan internet serta dunia maya yang tanpa batas membuat banyak konsumen
yang dapat dibidik dalam bisnis. Maka dari itu technopreneurship merupakan pilihan
menarik yang bisa dipilih.
8. Inovasi lebih berkembang
Melalui bisnis dengan basis teknologi, otomatis inovasi dalam produk dan jasa
yang dikelola juga akan jauh lebih berkembang. Maka dari itu bisnis semacam ini
dapat membantu munculnya ide-ide kreatif yang juga dinamis. Sehingga cocok sekali
untuk dijadikan pilihan di masa yang makin maju saat ini.
9. Peluang valuasi dan keuntungan besar
Jika seorang technopreneur mampu menghasilkan terobosan yang
menarik dan bermanfaat bagi banyak orang, tidak menutup kemungkinan

8
keuntungan dapat diraih dalam waktu cepat. Salah satu contoh adalah
perusahaan gojek yang mampu memiliki nilai valuasi tinggi. Intinya, jika
inovasi tersebut mampu memberikan dampak ekonomi secara signifikan, maka
nilai valuasi juga ikut meningkat.
Menjadi technopreneur sukses
Meski terkesan mudah dan cepat dalam meraih keuntungan,
technopreneurship adalah bisnis yang membutuhkan inovasi dan kreativitas tinggi.
Jika, produk yang dihasilkan tidak mampu memberikan terobosan dan dampak secara
signifikan, maka besar kemungkinan akan tergantikan oleh inovasi lainnya.
Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjadi
seorang technopreneur sukses:
1. Sifat inovatif, kreatif, dan kritis
Persaingan dalam bisnis technopreneurship adalah kebaruan dan inovasi yang
terus dikembangkan. Oleh karena itu, skill wajib membangun technopreneurship
adalah sifat inovatif dan peka terhadap permasalahan sekitar. Sehingga, seorang
technopreneur dapat menjawab suatu permasalahan dengan sebuah solusi. Selain itu,
technopreneur juga harus mampu bersikap kritis dalam menghadapi situasi tak
terduga.
2. Membangun tim
Semua usaha pasti dibangun atas dasar kerja sama tim. Oleh karena itu,
sebelum membangun bisnis technopreneurship, penting untuk membentuk tim yang
dapat dipercaya dan memiliki visi sama. Hal ini akan berdampak pada keberlanjutan
dan kemajuan bisnis itu sendiri. Selain itu, mencari tim juga menjadi salah satu
bentuk melengkapi kebutuhan akan keterampilan yang dibutuhkan.

3. Penyusunan strategi secara matang


Setelah membentuk tim, tahap membangun technopreneurship adalah
menyusun strategi bisnis. Hal ini bisa meliputi tujuan, target, aktivitas bisnis, dan
langkah pemasaran. Penyusunan yang matang dibutuhkan untuk menjamin aktivitas
bisnis kedepannya dapat berjalan lancar. Selain itu, hal ini juga bermanfaat untuk
mengantisipasi segala kemungkinan resiko

9
REVOLUSI INDUSTRY 4.0

Revousi Industri 4.0 adalah perubahan secara menyeluruh dari seluruh aspek dalam
produksi industri melalui adanya penggabungan teknologi digital dan internetv dengan
industri konvensional. Sedangkan menurun schlechtendahl menjelaskan bahwa revolusi
industri 4.0 adalah era yang menekankan unsur kecepatan ketersediaan informasi dalam
suatu lingkungan industri yang selalu terhubung dengan satu sama lain. Ada juga yang
mengejawantahkan dengan pengertian era diamana industri yang mengedepankan
teknologi internet maupun kecerdasan buatan secara optimal guna mendukung dan
memudahkan kehidupan manusia dalam segala aspek.

Dampak revolusi industry 4.0


Menurut Prof Dwikorita Karnawati (2017), revolusi industri 4.0 dalam lima tahun
mendatang akan menghapus 35 persen jenis pekerjaan. Dan bahkan pada 10 tahun yang
akan datang jenis pekerjaan yang akan hilang bertambah menjadi 75 persen. Hal ini
disebabkan pekerjaan yang diperankan oleh manusia setahap demi setahap digantikan
dengan teknologi digitalisasi program. Dampaknya, proses produksi menjadi lebih cepat
dikerjakan dan lebih mudah didistribusikan secara masif dengan keterlibatan manusia
yang minim.
Dampak era revolusi industri 4.0 adalah dalam penerapannya tidak lagi
memberdayakan tenaga kerja manusia, sebab semuanya sudah menerapkan konsep
otomatisasi. Dengan demikian tingkat efektifitas dan efisiensi waktu dan biaya bisa
diminimalisir. Dimana waktu merupakan hal vital dalam dunia industri.
Manfaat revolusi industri 4.0
1) Memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi masyakat
2) Pada era ini tidak pernah merasa puas dengan hasil yang dicapainya sehingga
berupaya secara terus menerus melakukan inovasi.
3) Model monopolistik kapitalisme baru, dimana model bisnis perusahaan perusahaan
pada era ini menganut paham ekonomi berbagi (sharing ebonomy) sehingga
dipersepsikan dapat menjadi solusi kesenjangan ekonomi.
4) Model pemasaran 3.0, jika marketing pada era 1.0 fokus pada produk sedangkan di
era 2.0 mareketing fokus kepada konsumen,maka pada marketing 3.0 lebih dari itu
dimana perusahaan melihat konsumen tidak hanya sebatas pengguna produk tetapi
melihat konsumen dari multi dimensinya sebagai manusia sehingga konsumen akan

10
memilih produk yang memuaskan keinginannya untuk berpartisipasi,
berkreasi,komunitas dan idealisme.

Revolusi industri 4.0 dikenal dengan revolusi digital karena terjadi proliferasi
komputer dan otomatisasi pencatatan disemua bidang, karena otomatisasi dan
konektivitas disebuah bidang akan membuat perubahan secara signifikan di dunia
industri.

Sebagian besar pendapat mengenai potensi manfaat Industri 4.0 adalah mengenai
perbaikan kecepatan fleksibilitas produksi, peningkatan layanan kepada pelanggan dan
peningkatan pendapatan. Terwujudnya potensi manfaat tersebut akan memberi dampak
positif terhadap perekonomian suatu negara.

Peran technopreneurship dalam menghadapi revolusi industri


1. Transformasi yang memberikan dampak positif, dimana peran dunia usaha dan
organisasi Sosial dinilai sangat strategis dalam memperkuat kemandirian ekonomi
bangsa, sehingga Pertumbuhan ekonomi mendorong pertumbuhan lebih kuat untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi 5%.
2. Meningkatnya kemandirian ekonomi mendorong dapat memperkuat orientasi
kewirausahaan Guna pertumbuhan lebih baik sehingga dapat mencapai tingkat
kesejahteraan masyarakat secara Merata.
3. Meningkatnya kemandirian ekonomi pada revolusi model bisnis di Era Industri 4.0
terlihat Pada model transportasi konvensional ini yang dahulu digunakan masyarakat
untuk kepentingan Mobilitas manusia, namun di Era revolusi industri 4.0 model
transportasi konvensional ini tidak Digunakan oleh masyarakat, model transportasi di
era industri revolusi 4.0 Go-Jek dapat Memberikan dampak positif dalam
perekonomian Indonesia, karena dapat memberikan dampak Sosial dan ekonomi
secara langsung maupun tidak langsung yang dihasilkan oleh Go-Jek pada
Perekonomian Indonesia, GoJek memberikan dampak pada bidang perekonomian
nasional dan masyarakat, Mitra Pengemudi, mitra UMKM dan dari pihak konsumen.

11
SOCIETY INDUSTRI 5.0

Society 5.0 dapat dikatakan sebagai pengembangan untuk membenahi beberapa


masalah yang saat ini dihadapi karena terlalu cepatnya perkembangan teknologi.
Pemerintah Jepang menyebut society 5.0 adalah di mana ruang maya dan ruang fisik
konvergen atau dalam kata lain terintegrasi.
Keterbatasan fisik juga akan dibantu dengan robot yang mudah dikendalikan dengan
komputer dan internet. Singkatnya semua hidup akan menjadi serba praktis dan otomatis.
Visi ini juga dikatakan akan memberikan dampak positif terhadap ekonomi dan masalah-
masalah sosial. Jika visi Society 5.0 ini terwujud maka dunia akan terlihat sangat berbeda
dan yang kita lihat sekarang.
Dampak Positif Society Industri 5.0
1. Bidang Produksi
Dengan adanya teknologi AI atau robot produksi dapat dilakukan dengan lebih cepat
daripada menggunakan tenaga manusia
2. Bidang Kesehatan
Membantu para medis dalam menangani pasien, serta dapat menciptakan robot AI
guna merawat pasien yang sedang dirawat.
3. Fintech
Adanya system cloud accounting. Penerapan ini berkonsep peer to peer sehingga
transaksi bisa dilakukan secara online berupa uang digital
4. E-Commerce
Mempermudah pemasaran dan periklaan produk sehingga tumbuh dan lebih kreatif
yang akan menarik minat konsumen
Dampak negative Society Industri 5.0
1. Bidang Produksi
Tergantinya tenaga manusia dengan robot sehingga meningkatkan jumlah
pengangguran
2. Bidang Kesehatan
Tergantinya pekerjaan keperawatan oleh robot yang dapat melebihi kemampuan
manusia
3. Bidang E-Commerce
Persaingan bisnis akan lebih ketat. Karena banyaknya perusahaan yang muncul
dengan marketplace dan target yang sama

12
Manfaat Society Industri 5.0
Society 5.0 adalah sebuah konsep damiana teknologi akan berdampingan dengan
kehidupan manusia untuk meningkatkan kualitas dalam hidup secara berkelanjutan.
Dengan berkembangnya teknologi komunikasi di media sosial penjual atau produsen
dapat memperkenalkan produknya serta personal branding ke khalayak umum dengan
mudah dengan cara memposting di sosial media agar pengguna sosial media dapat
mengenali produk nya dan dapat tertarik untuk membeli nya. Maka dari itu peran konten
kreator sangat penting untuk membuat para konsumen tertarik pada produk yang
dipromosikan. Dengan ini pula lapangan pekerjaan baru dapat terbuka seperti jasa konten
kreator bagi para pemuda yang ingin mengembangkan kreatifitasnya di bidang digital.
Perbedaan Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0
1. Dalam Pengerjaannya ; Industri 4.0 lebih menekankan bagaimana pekerjaan
dilakukan secara otomatis, sedangkan Society 5.0 lebih menekankan pengoptimalan
jam kerja dalam penyelesaian pekerjaan
2. Dalam Efektivitas ; Industri 4.0 lebih mengefetivitaskan penggunaan mesin otomatis,
sedangkan Society 5.0 mengoptimalkan efektivitas pengetahuan masyarakat ddengan
bantuan mesin pintar
3. Dalam Tujuan ; Industri 4.0 membuat komunikasi yang terkomputerisasi dengan
segala cara, sedangkan Society 5.0 bertujuan memudahkan serta mempercepat
pekerjaan manusia dengan bentuk mesin cerdas.
Peran Technopreneurship dalam Menghadapi Society Industri 5.0

Technopreneurship adalah bagian dari pengembangan kewirausahaan yang


memberikan citra kewirausahaan dengan menggunakan inovasi berbasis teknologi.
Konsep Technopreneurship didasarkan pada basis teknologi yang digunakan sebagai alat
bisnis, seperti munculnya bisnis di aplikasi online, system keamanan perusahaa, dll.
Intinya technopreneurship menggabungkan teknologi dengan kewirausahaan.

Yang Dibutuhkan untuk Menjadi Usahawan pada era Society 5.0


1. Melakukan upgrate skill keahlian teknologi yang telah dimiliki
2. Memiliki kemampuan berkomunikasi, khususnya dalam media social karena
penggunaan kata harus mematuhi aturan
3. Memiliki kemampuan analisis yang luas sehingga dapat mengetahui celah peluang
usaha apa yang bagus
4. Kemahiran digital supaya dapat menguasai platform yang digunakan.

13
STARUP BISNIS

Menurut Yevgeniy Brikman


startup digital merupakan sekumpulan individu yang membentuk organisasi sebagai
perusahaan rintisan yang menghasilkan produk dalam bidang teknologi. Dengan
memanfaatkan teknologi internet di zaman yang serba digital, startup dituntut untuk siap
memasuki pasar bebas dalam internet yang mampu menjangkau seluruh konsumen dalam
memperluas pangsa pasar dengan melakukan ekspansi pasar secara besar-besaran. Maka
tidak jarang startup melakukan disrupsi teknologi skala besar dari model konvensional ke
dalam bentuk digital yang dapat diakses tanpa batas ruang dan jarak pengertian starup
bisnis.
Karakteristik StarUp

Menurut Marikxon (2018), ada beberapa karakteristik perusahaan startup sebagai berikut:

1. Pegawai umumnya kurang dari 20, 2. Umur perusahaan kurang dari 3 tahun. 3.
Umumnya bergerak dalam bidang teknologi, 4. Pendapatan bersih kurang dari $
100.000/tahun, 5. Biasanya dalam tahap berkembang, 6. Biasanya beroperasi
menggunakan website, 7. Produk yang dibuat dalam bentuk aplikasi digital

Tingkatan Jenis StarUp


 Centaurs; Centaurs merupakan tingkatan bisnis startup yang disematkan bagi
perusahaan yang memiliki nilai valuasi sekitar 100 juta1 miliar
 Pony; Startup yang masuk dalam kategori Pony memiliki nilai valuasi lebih dari
USD$ 10 juta – USD$ 100 juta dan persaingan lebih kompetitif
 Cockroach; kategori cockroach memiliki nilai valuasi kurang dari USD$10 juta atau
kurang dari Rp 14,7 miliar
 Unicorn; Dalam tingkatan level Unicorn nilai valuasi yang digunakan sebagai
indikator adalah senilai 10,47 triliun. Perusahaan startup nasional yang masuk dalam
kategori unicorn adalah Gojek, Tokopedia, OVO, Traveloka, JD.id dan Bukalapak
 Decacorn; tingkatan decacorn nilai valuasi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan
startup adalah sebesar USD$ 10 miliar hingga kurang dari USD$ 100 miliar
 Hectocorn; Tingkatan yang terakhir adalah hectoron, nilai valuasi yang dimiliki oleh
perusahaan startup yang masuk pada tingkatan hectocorn adalah sebesar USD$ 100
miliar.
Langkah Mendirikan Star Up

14
1. Memvalidasi Ide
2. Membuat Rencana Bisnis
3. Melakukan riset sebagai cara penting membangun bisnis startup
4. mengikuti semua Prosedur hukum
5. Cari relasi tepat agar starup sukses
6. Memilih Lokasi Bisnis
7. Membangun Strategi Pemasaran
8. Memiliki Wawasan tentangTeknologi
9. Orisinil; Membuat Produk Beda dari yang lain
10. Selalu Konsisten; Mengembangkan dan Menginovasi dari Produk bisnis
11. Memperluas Bisnis
12. Mengembangkan Bisnis secara bertahap

Contoh Starup Bisnis di Indo; Gojek, Tokopedia, Ruanng Guru, Traveloka, Halodoc,
Bibit, Tanihub dsb.

Perbedaan Starup bisnis dan Konvensional; Perbedaan yang jelas yaitu ada pada
kondisi usaha yang berupa modal, tempat, dan produk. Aspek modal ada perbedaan pada
jenis usaha fisik dengan usaha online yang banyak perhitungan mengenai kebutuhan yang
cukup besar, karena memperhitungkan berbagai hal untuk perizinan usaha dan bahan
baku/produk utama yang diperdagangkan. Jika usaha online tidak terikat aturan yang
ketat mengenai modal, karena mayoritas pelaku/calon pelaku usaha digital tidak
mensyaratkan banyaknya modal seperti usaha konvensional.

15
BISNIS E-COMMERCE

E-Commerce(electronic commerce) merupakan suatu transaksi saling tukar menukar


barang antar satu dengan yang lainnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari secara
digital dengan menggunakan alat elektronik, seperti telepon dan internet.

Definisi e-commerce dari beberapa perspektif berikut:

1. Perspektif komunikasi: e-commerce merupakan pengiriman informasi,


produk/layanan, atau pembayaran melalui telepon, atau sarana elektronik lainnya.
2. Perspektif proses bisnis: e-commerce merupakan aplikasi teknologi menuju
otomatisasi transaksi dan aliran kerja perusahaan.
3. Perspektif layanan: e-commerce merupakan salah satu alat yang memenuhi keinginan
perusahaan, konsumen dan manajemen dalam memangkas servis kost ketika
meningkatkan mutu barang dan kecepatan pelayanan
4. Perspektif online: e-commerce berkaitan dengan kapasitas jual beli produk dan
informasi di internet dan jasa online lainnya.
Jenis- Jenis E-Commerce
1. Bussines to Bussines ; Merupakan bisnis yang dilakukan oleh perusahaan satu dengan
perusahaan lainnya. Dimana mempertemukan produsen dengan grosir atau pengecer.
2. Bussines to Consumer ; proses transaksi antara pemilik produk atau jasa langsung
kepada konsumen akhir secara online
3. Consumer to consumer ; jual beli yang dijalankan oleh konsumen kepada konsumen.
Yang mana konsumen bretindak sebagai pemilik produk, membutuhkan platform
untuk aktivitas jual belinya.
4. Consumer to Bussines ; konsumen menawarkan produk kepada perusahaan yang
membutuhkan.
5. Bussines to Administration ; konsumen menawarkan produk kepada perusahaan yang
membutuhkan
6. Consumer to Administration ; aktivitas dengan melibatkan antara konsumen atau
pribadi dengan pelayanan umum. Dimana terkait dengan pelayanan pemerintah.
Seperti bpjs.kesehatan.

Contoh E-Commerce; Shopee, Lazada, Tokopedia, Blibli, Bukalapak, JD.ID, Zalora,


iStyle

Manfaat E-Commerce

16
1. Manfaat Bagi Organisasi
Memperluas market place hingga ke pasar nasional dan international. Menurunkan
biaya pembuatan, pemrosesan, pendistribusian, penyimpanan dan pencarian informasi
yang Menggunakan kertas. Memungkinkan pengurangan inventory dan overhead
dengan menyederhanakan management tipe “pull”. Mengurangi waktu antara outlay
modal dan penerimaan produk dan jasa Mendukung upaya-upaya business process
reengineering. Memperkecil biaya telekomunikasi. Akses informasi lebih cepat.
2. Manfaat bagi Masyarakat
Memungkinkan orang untuk bekerja di dalam rumah dan tidak harus keluar rumah
untuk berbelanja. Memungkinkan sejumlah barang dagangan dijual dengan harga
lebih rendah. Memungkinkan orang di negara-negara dunia ketiga dan wilayah
pedesaan untuk menikmati aneka produk dan jasa yang akan susah mereka dapatkan
tanpa ecommerce.
3. Bagi Perusahaaan
Memungkinkan pelanggan untuk berbelanja atau melakukan transaksi lain selama 24
jam. Memberikan lebih banyak pilihan kepada pelanggan. Pengiriman menjadi sangat
cepat. Pelanggan bisa menerima informasi yang relevan secara detail dalam hitungan
detik. Memberi tempat bagi para pelanggan lain di electronic community dan bertukar
pikiran serta pengalaman. Memudahkan persaingan yang ada pada akhirnya akan
menghasilkan diskon secara substansial.
4. Bagi Perusahaan khususnya untuk kepentingan pelanggan memperlihatkan bahwa e-e-
commerce
Mendapatkan pelanggan baru. Menarik konsumen untuk tetap bertahan.
Meningkatkan mutu layanan. Melayani konsumen tanpa batas waktu.

17
BISNIS FINANCIAL TECHNOLOGY (FINTECH)

Kemajuan teknology menjadi suatu hal yang penting bagi kehidupan manusia pada saat
ini. Banyak kemudahan yang dapat diakses dengan menggunakan teknologi. Seiring dengan
berkembangnya zaman dan kemajuan teknologi perubahan ekonomi dunia telah berubah dari
waktu ke waktu. Financial technology atau juga dikenal dengan fintech merupakan salah satu
inovasi dibidang finansial yang mengacu teknologi modern. Fintech menjadi bagian dari gaya
hidup yang serba praktis dan cepat. Masyarakat dapat menghemat waktu tidak mengantri di
Anjungan Tunai Mandiri (ATM) untuk melakukan transaksi atau mengambil uang tunai.
Semuanya bisa dilakukan dengan mudah kapan dan dimana saja cukup dengan smartphone.

Financial technology dalam bahasa Indonesia memiliki arti teknologi keuangan. Menurut
National Digital Research Centre (NDRC), Fintech adalah istilah untuk menjelaskan
terobosan baru pada bidang jasa finansial. Secara sederhana dapat diartikan sebagai terobosan
dalam keuangan yang melibatkan teknologi canggih. Dalam definisi yang lebih detail,
Fintech dapat diartikan sebagai startup yang menyediakan layanan terkait keuangan. Startup
ini berfokus untuk menciptakan fitur-fitur yang canggih agar seluruh aspek pelayanan
finansial semakin cepat, praktis, dan mudah. Hal ini meliputi sistem pembayaran serta
pemindahbukuan (transfer), crowdfunding, pengelolaan aset, serta pinjaman.

Jenis-Jenis Financial Technology (Fintech); Financial Technology (Fintech) memiliki


beberapa jenis, yaitu diantaranya yaiu 1. Peer to Peer Lending ((P2PL) adalah platform yang
mempertemukan pemberi pinjaman atau lender dengan peminjam atau borrower melalui
internet). 2. Crowdfunding :Crowdfunding adalah jenis teknologi keuangan di mana konsep
atau produk (seperti desain, program, konten, dan karya kreatif) 3. Payment Gateway;
Gerbang pembayaran atau payment gateway merupakan platform fintech yang memberikan
layanan keuangan berupa metode pembayaran atau transfer antar pengguna. 4. Manajemen
Risiko dan Investasi; Manajemen risiko dan investasi fintech dapat membantu Anda membuat
keputusan terkait langkah-langkah keuangan tertentu, seperti memantau kondisi keuangan
dan membuat rencana keuangan menjadi lebih mudah dan praktis.

Manfaat Financial Technology (Fintech) di Indonesia;

1) Transaksi Keuangan Jadi Lebih Mudah


2) Akses Pendanaan Lebih Baik
3) Taraf Hidup Masyarakat Meningkat

18
4) Mendukung Inklusi Keuangan
5) Mempercepat Perputaran Ekonomi

19

Anda mungkin juga menyukai