Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER TAHUN AKADEMIK 2020

MATA KULIAH : HUKUM PENITENSIER


KELAS : VI PIDANA
HARI / TANGGAL : APRIL 2020
DOSEN : AI MARLIAH
SIFAT UJIAN : TAKE HOME

DIKERJAKAN OLEH :
NAMA : MOCH. TEGUH BARGAWA
KELAS : C. 1.4
NPM : 41151010170205

SOAL :

1. Apakah itu Hukum Penitensier?


2. Apakah tujuan Hukum Penitensier?
3. Jelaskan bahwa penjara lebih ideal untuk Hukum Penitensier?
4. Sebutkan macam – macam penjara?
5. Jelaskan bahwa pidana mati ada yang pro dan kontra?
6. Apa perbedaan penindakan dan kebijaksanaan?

JAWABAN :

1) Hukum Penitensier atau hukum pelaksanaan pidana adalah keseluruhan ketentuan-


ketentuan atau peraturan-peraturan yang berisi tentang cara bagaimana melaksanakan
putusan hakim terhadap seseorang yang memiliki status sebagai terhukum Sumber
hukum penitensier ( pasal 10 KUHP ) yang berbunyi pidana terdiri atas :
 Pidana pokok (pidana mati, penjara, kurungan, denda, tutupan)
 Pidana tambahan (pencabutan hak-hak tertentu, perampasan barang-barang tertentu,
pengumuman putusan hakim

Hukum penitensier adalah keseluruhan ketentuan-ketentuan atau peraturan peraturan


yang berisi tentang cara bagaimana cara melaksanakan putusan hakim terhadap
seseorang yang memiliki status sebagai terhukum.
Hukum penetensier menurut Utrecht adalah segala peraturan positif mengenai sistem
hukuman dan sistem tindakan yang memuat :
Jenis sanksi atas tindak pidana yang dilakukan.

1. Berat sanksi itu.


2. Lamanya sanksi itu dijalankan oleh pelaku.
3. Perumusan dalam aturan pidana.

1
4. Cara sanksi itu dilakukan.
5. Tempat sanksi itu dijalankan

2) Tujuan dari hukum penintensier adalah agar yang berhubungan dengan hukuman
seseorang dapat dilaksanakan dengan baik. Hukuman penintensier baru dapat
dilaksanakan apabila sudah ada putusan dari hakim.

Di dalam hukum pidana terkandung ada 3 konsep yang dapat dianggap sebagai konsep-
konsep dasar dalam hukum pidana, ketiga konsep itu meliputi :
1) Tindak pidana/perbuatan pidana (criminal oppense)
2) Pertanggungjawaban pidana atau kesalahan (criminal responsibility)
3) Pemidanaan (Punishment)

Ketiga konsep dasar ini adalah oleh “HERBERT” dianggap sebagai Resionde Hukum
Pidana, sebab ketiganya akan tergambar adanya 3 permasalahan pokok dalam hukum
pidana.

3) Pidana penjara merupakan pidana hilang kemerdekaan yang menimbulkan penderitaan


yang sangat besar bagi narapidana. Tindakan mengisolasi narapidana menghilangkan
banyak hak-hak narapidana sebagai seorang manusia. Setidaknya dengan menjalani masa
hukuman di lembaga pemasyarakatan, narapidana telah kehilangan hak untuk
berinteraksi secara bebas, hak atas keamanan, hak atas kebutuhan biologis, hak atas
pendidikan dan pekerjaan. Dengan kondisi psikis yang penuh ketertekanan, pembinaan
terhadap warga binaan akan sulit untuk dilaksanakan. Kehidupan penjara yang sangat
keras dan interaksi yang sangat terbatas akan merubah watak manusia, yang
dikhawatirkan akan berperilaku semakin buruk. Perubahan paradigma terhadap
penghukuman masih didominasi dengan pemikiran akan pembalasan. Penjara menjadi
pilihan utama untuk membalas tindakan pelaku kejahatan, oleh sebab itu, jenis pidana
penjara hampir selalu dijatuhkan oleh hakim.

Pembinaan menjadi fungsi utama dari pemenjaran. Hal ini berkembang seiring dengan
meningkatnya kesadaran akan perlindungan hak asasi manusia. Reorientasi fungsi
pembinaan bagi narapidana ditunjukkan dengan transformasi penjara menjadi sebuah
lembaga pemasyarakatan. Pembinaan bertujuan untuk meningkatkan kualitas Warga
Binaan Pemasyarakatan agar menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak
mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat,
dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup secara wajar sebagai warga
yang baik dan bertanggung jawab. Pidana penjara merupakan suatu pidana berupa
pembatasan kebebasan bergerak dari seorang terpidana, yang dilakukan dengan menutup
orang tersebut dalam sebuah lembaga pemasyarakatan dengan mewajibkan orang itu
menaati semua peraturan tata tertib yang berlaku dalam lembaga pemasyarakatan yang
dikaitkan dengan suatu tindakan tata tertib bagi mereka yang melanggar peraturan
tersebut.

2
4) Nusakambangan, Jawa Tengah, Penjara Kerobokan, Bali, Museum Fatahillah, Jakarta,
Penjara Kalisolok, Surabaya, Lapas Kelas III Gunung Sindur, Lapas Pemuda Kelas II A
Tangerang, Lapas Narkotika Kelas II A Pamekasan, Lapas Kelas 1 Malang, Lembaga
Pemasyarakatan Narkotika Sawahlunto, Penjara Banceuy, Penjara Candiru, Brasil,
Penjara La Sabaneta, Venezuela, Penjara Diyarbakr, Turki, dan Penjara La Sante,
Prancis.

5) Hukuman mati masih diperdebatkan di Indonesia karena jika dilihat dikedua sisi, masing
- masing sisi mempunyai poin - poin yang penting. Tetapi poin - poin itu juga belum tentu
benar. Jika kita lihat dari sisi hukum, hukuman mati merupakan cara yang efektif untuk
menjaga ketertiban Indonesia. Tetapi jika kita lihat dari sisi agama dan HAM, sangat jelas
jika mencabut nyawa orang adalah perbuatan dosa yang juga melanggar hak hidup
manusia yang sudah melekat dari kandungan Ibu.

 Contoh pro dan kontra misalkan terkait Memberi Efek Jera terhadap narapidana
sebagai berikut :
Pro : Hukuman mati selama ini digadang-gadang sebagai hukuman yang akan memberi
efek paling efektif. Akan tentu saja berpikir ulang untuk melakukan pertanyaan jika
ituwanya jadi taruhan. Jika hanya diberi hukuman penjara atau sanksi denda, seseorang
akan dengan mudah mengulangi lagi melakukan perbuatannya. Lebih dari itu untuk
orang lain. Hukuman kurungan atau denda tidak akan berarti besar. Hukuman mati
mungkin tidak akan dibatalkan. Tapi ada yang membantah untuk membantunya
mengulangi tindakannya adalah nol persen. Sementara orang lain yang berencana untuk
melakukan pembicaraan yang sama akan berpikir ulang untuk memperbaiki aksinya
karena contoh terhukum mati sudah ada.

Kontra : Jika ada yang membantunya, maka orangtuanya memutuskan untuk


menghukum anak itu dengan mengembalikan jatah uang jajannya, maka si anak akan
tahu bagaimana melakukan itu. Dia akan berpikir ulang untuk mengulangi tindakannya
itu. Hal ini tidak berlaku dalam hukuman mati. Bagaimana bisa seseorang menjadi jera,
sementara dia sudah tidak hidup lagi.

6) Lembaga-lembaga penindakan itu antara lain :


Tindakan
Pada hakekatnya suatu unsur kesengajaan yang dibrikan kepada pelaku tindak pidana
yang tidak ada mengandung unsur penderitaan. Yang bertujuan untuk memperbaiki sikap
pelaku kejahatan tersebut agar tidak melakukan tindak pidana untuk ke dua kalinya
Contoh: penempatan seseorang dibawah pengawasan pemerintah, pengembalian
seseorang anak kepada orang tua walinya.

1. Lembaga pendidikan paksa


2. Lembaga penutupan terpisah
3. Lembaga penutupan seorang diri

3
4. Lembaga penempatan didalam lembaga kerja negara

Lembaga kebijaksanaan
Kebijaksanaan
Pada hakekatnya kebijaksanaan bukanlah suatu pemidanaan dan bukanlah suatu tindakan
namun ada hubungan dengan putusan hakim yang mengadili perkara pidana. Contohnya:
pembebasan bersyarat dengan syarat syarat tertentu. Seperti pembebasan bersyarat bagi
pelaku yang telah menjalani 2/3 dari pidananya.

Lembaga hukum yang disebutkan dalam hukum positif yang secara langsung ada
hubungan dengan putusan hakim, akan tetapi bukan merupakan suatu penindakan
ataupun yang secara langsung ada hubungan dengan pelaksanaan dari putusan hakim
sebagaimana disebutkan diatas.
Lembaga-lembaga kebijaksanaan itu antara lain :
1. Lembaga pengembalian terdakwa kepada orang tua atau wali
2. Lembaga pembebasan bersayarat
3. Lembaga izin bagi terpidana diluar LP setelah jam kerja (Pasal 20 ayat 1 KUHP)
4. Lembaga perbaikan diri sendiri (PISTOLE)

Anda mungkin juga menyukai