Modul IV (M-04) - Pintu Sorong Dan Air Loncat
Modul IV (M-04) - Pintu Sorong Dan Air Loncat
2021
1.1. PENDAHULUAN
Pintu sorong adalah sekat yang dapat di atur bukaannya. Aliran setelah
pintung sorong mengalami perubahan kondisi dari superkritis. Ke suatu tempat
lebih ke hilir saluran terjadi peristiwa yang dinamakan loncatan hidrolis (hydraulic
jump). Tinggi loncatan hidrolis tergantung pada kecepatan, debit air yang mengalir,
kemiringan dasar saluran serta kekasaran saluran. Sampai ujung hilir saluran
peluncur biasanya dibuat suatu bangunan yang di sebut peredam energi pencegah
gerusan untuk mereduksi energi yang terdapat di dalam aliran tersebut. Secara fisik,
pintu sorong dapat digambarkan sebagai berikut.
1.2.TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari percobaan pintu sorong dan air loncat adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari sifat aliran yang melalui pintu sorong.
2. Menentukan koefisien kecepatan dan koefisien kontraksi.
3. Menentukan gaya-gaya yang bekerja pada pintu sorong Fg dan Fh.
4. Mengamati profil aliran air loncat.
5. Menghitung besarnya kehilangan energi akibat air loncat.
6. Menghitung kedalaman kritis
1.3.TEORI DASAR
Pintu sorong yang di gunakan dalam percobaan ini adalah pintu air gesek
tegak dengan tipe aliran bawah. Pada rancangan pintu sorong jenis ini, hal yang
menjadi perhatian utama adalah hubungan antara debit dengan distribusi tekanan
pada pintu dan bentuk pinggiran pintu.
1.3.1. Debit Aliran (Q)
Debit aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per
waktu. Fungsi dari pengukuran debit aliran adalah untuk mengetahui seberapa
banyak air yang mengalir pada suatu sungai dan seberapa cepat air tersebut
mengalir dalam waktu satu detik.
Berdasarkan penerapan prinsip kekekalan energi, impuls-momentum
(kekekalan massa), serta dengan asumsi terjadi kehilangan energi, dapat diterapkan
persamaan Bernoulli untuk menghitung besar debit berdasarkan tinggi muka air
sebelum dan pada saat kontraksi. Besarnya debit aliran (Q) dapat diperoleh dengan
menggunakan rumus:
1
Q = 110,900 π (Δ ) (cm 3 /s)
2
(2.1)
Dimana:
Q = Debit Aliran (cm3/s)
π = 3,140
∆H = Selisih Pembacaan Manometer
1.3.2. Debit Teori Pada Pintu Sorong
Debit Aktual (Qa) diperoleh dengan memasukkan harga koefisien kecepatan (Cv)
dan koefisien kontraksi (Cc) ke dalam persamaan (2.2), sehingga persamaan
tersebut menjadi:
y1
Cc = (2.3)
yg
Qa
Cv = (2.4)
Qt
Dimana:
g : Percepatan gravitasi = 9,810 cm/s2
b : Lebar saluran = 9,900 cm
H = y0 − yg
Gaya dorong lainnya yang bekerja pada pintu sorong dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
2 y0
2
ρ Q a 2 y1
Fg = 0,5 ρ g y1 2 −1 − 2
1 − (2.6)
y1 b y1 y 0
Dimana:
g :Percepatan gravitasi = 981,000cm/s2
b : Lebar saluran = 9,700 cm
Dimana:
v : Kecepatan aliran
y : Tinggi aliran
2. Kedalaman di hulu (ya) dan hilir (yb) air loncat memiliki hubungan sebagai
berikut:
yb 1
1 + 8 Fra −1
2
= (2.8)
ya 2
Dimana:
Fra : Bilangan Froude di hulu air loncat (titik a)
3. Energi spesifik
Energi spesifik dalam suatu penampang saluran dinyatakan sebagai energi air
per satuan berat pada setiap penampang saluran, diperhitungkan terhadap dasar
saluran. Saluran dengan kemiringan kecil dan tidak ada kemiringan dalam aliran
airnya (α =1) , maka energi spesifik dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut:
Q2
E =y+ (2.9)
2gA 2
Dimana:
E : Energi spesifik pada suatu titik tinjau (cm)
y : Kedalaman air dititik ditinjau (cm)
Q : Debit aliran (cm3/s)
g : Percepatan gravitasi (cm2/s)
A : Luas permukaan basah (cm2)
Energi spesifik tertentu terdapat dua kemungkinan kedalaman, misalnya ya
dan yb. Kedalaman hilir disebut alternate depth dari kedalaman hulu dan begitu
juga sebaliknya. Keadaan kritis kedua kedalaman tersebut seolah menyatu dan
dikenal sebagai kedalaman kritis (yc).
Kedalaman air loncat sebelum loncatan selalu lebih kecil dari pada setelah
loncatan. Energi spesifik pada kedalaman awal ya lebih besar dari pada energi
spesifik pada yb. Perbedaan besarnya energi merupakan suatu kehilangan energi
(ΔE) yang sebanding dengan penurunan tinggi muka air (Δh). Kehilangan energi
disebabkan oleh gesekan fluida dengan dinding pipa dan adanya perubahan
penampang pipa, perubahan arah aliran pada pipa dan belokan pipa.Kehilangan
energi dapat dihitung dengan persamaan:
(y b − y a )3
Δh = (2.10)
4 ya yb
1.4.ALAT DAN BAHAN
Peralatan yang digunakan pada percobaan pintu sorong dan air loncat adalah
sebagai berikut:
Keterangan Gambar 4
1. Pintu sorong
2. Penggaris
3. Meteran
4. Manometer dan Venturimeter
5. Sekat pengatur hilir
6. Penampung air
7. Generator dan Pompa
1.5.CARA KERJA
Prosedur percobaan yang akan dilakukan yaitu pintu sorong debit tetap dan
pintu sorong dengan debit berubah.
1.5.1. Prosedur dengan Debit Tetap
Prosedur percobaan yang akan dilakukan pada pintu sorong dengan debit
tetap adalah sebagai berikut:
1. Mengkalibrasikan alat terlebih dahulu pada titik nol terhadap dasar
saluran.
2. Mengalirkan air dengan debit tertentu yang memungkinkan terjadinya
jenis aliran yang diinginkan.
3. Mengatur kedudukan pintu sorong. Menentukan pada interval berapa
profil air loncat masih cu
4. kup baik.
5. Mengukur dan mencatat y0, yg, y1, y2, ya, xa, yb, dan xb ketika aliran air
sudah stabil.
Keterangan:
y0 : Tinggi muka air di hulu pintu sorong
yg : Tinggi bukaan pintu sorong terhadap dasar saluran
y1 : Tinggi muka air terendah di hilir pintu sorong
y2 : Tinggi muka air tertinggi di hilir pintu sorong
ya : Tinggi muka air tepat sebelum air loncat
yb : Tinggi muka air tepat setelah air loncat
xa : Kedudukan horizontal titik ya dari titik nol saluran
xb : Kedudukan horizontal titik yb dari titik nol saluran
6. Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali dengan mengubah bukaan pintu
sorong.
Tabel 2. Data Pintu Sorong dan Air Loncat Debit Berubah, yg Tetap
Manometer Pintu Sorong Air Loncat
Debit
No H1 H2 ∆H y0 y1 y2 Xa ya Xb yb
(Q)
(cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
1 8.200 11.300 0.110 9.600 0.700 7.200 97.500 1.500 143.50 3.500 324.540
2 8.600 10.600 1.600 9.600 0.600 7.600 166.000 1.600 246.000 4.600 246.500
3 9.200 10.200 1.200 10.200 0.250 6.200 162.000 1.200 242.000 4.200 222.480
* Keterangan : A = Angka terakhir dari NIM dan B = Angka kedua terakhir dari NIM
1.7.PENGOLAHAN DATA
a. Percobaan dengan Debit Tetap, Berubah (Percobaan 1)
➢ Contoh Perhitungan
Contoh perhitungan pintu sorong dengan debit tetap, yg berubah adalah
sebagai berikut:
1. Perhitungan Debit Aktual (Qa)
Data sebelum:
b = 9,900 cm
g = 981,000 cm/s2
H1 = 9,500cm
H2 = 10,000 cm
Maka dapat dihitung:
Koreksi = H2 – H1
= 10,000 – 9,500
= 0,500 cm
Data sesudah:
H1 = 8,200 cm
H2 = 11,300 cm
Maka dapat dihitung:
ΔH = H2 – H1 – Koreksi
= (11,300 – 8,200) – 0,500
= 2,600 cm
1
Qa = 110,900 π (Δ ) 2
= 561,497 cm3/s
2. Perhitungan Debit Teoritis (Qt)
Data:
b = 9,900 cm
y1 = 0,700 cm
g = 9,810 cm/s2
y0 = 9,600 cm
Maka dapat dihitung:
b y1 2 g y 0
Qt = y1
+1
y0
= 849,100 cm3/s
3. Perhitungan Koefisien Kontraksi (Cc)
Data:
y1 = 0,700 cm
yg = 1,000 cm
Maka dapat dihitung:
y1
Cc = y
g
0,700
= 1,000
= 0,700
4. Perhitungan Koefisien Kecepatan (CV )
Data:
Qa = 669,870
Qt = 849,100
Maka dapat dihitung:
Qa
Cv = Q
t
669,870
= 849,100
= 0,788
5. Perhitungan Fg
Data:
ρ = 1,200 cm
g = 9,810 cm/s2
y0 = 9,600 cm
y1 = 0,700 cm
Qa = 669,870
b = 9,900 cm
Maka dapat dihitung:
y02 ρ Q 2 y
Fg = 0,500 ρ g y1 2 − 1 − 2 a 1 − 1
2 b y y 0
y1 1
9,6002
= 0,500 1,200 9,810 0,7002 2
− 1 −
0,700
= 38647,940g.cm/s²
6. Perhitungan Fh
Data:
ρ = 1,200 cm
g = 9,810 cm/s2
y0 = 9,600 cm
yg = 1,000 cm
Maka dapat dihitung:
Fh = 0,500 ρ g (y 0 − y g ) 2
= 0,100
8. Perhitungan Fg/Fh
Data:
Fg = 38647,940 g.cm/s2
Fh = 36277,380 g.cm/s2
Maka dapat dihitung:
Fg 38647,940
=
Fh 36277,380
= 1,070
Contoh perhitungan air loncat dengan debit tetap, yg berubah adalah
sebagai berikut:
1. Perhitungan Debit Aktual (Qa)
Data:
b= 9,900 cm
Sebelum:
H1 = 9,500 cm
H2 = 10,000 cm
Sesudah:
H1 = 8,200cm
H2 = 11,300cm
Maka dapat dihitung:
ΔH = H2 – H1 – Koreksi
= 11,300 – 8,200 – 0,500
= 2,600 cm
1
Qa = 110,900 π (Δ 2 )
= 561,497 cm3/s
2. Perhitungan Fra
Data:
b = 9,900 cm
g = 9,810 cm/s2
ya = 1,500 cm
Qa = 561,497 cm3/s
Maka dapat dihitung:
Qa
Fra =
b ya g ya
561,497
=
9,900 1,500 9,810 1,500
= 8,048
3. Perhitungan yb/yaukur
Data:
ya = 1,500 cm
yb = 3,500 cm
Maka dapat dihitung:
yb 3,500
ukur =
ya 1,500
= 2,330
4. Perhitungan yb/yateori
1
1 + 8(Fra ) − 1
yb 2
teori =
ya 2
1 − 1
1 + 8(1,200)
2
=
2
= 1,700
5. Perhitungan L
Data:
Xa = 97,500 cm
Xb = 143,500 cm
Maka dapat dihitung:
L = Xb − Xa
= 143,500 − 97,500
= 46,000 cm
6. Perhitungan ∆h
Data:
ya = 1,500 cm
yb = 3,500 cm
Maka dapat dihitung:
(y b − y a )3
∆h =
4 yb ya
(3,500 − 1,500)3
=
4 3,500 1,500
= 0,380 cm
7. Perhitungan L/yb
Data:
L = 26,000cm
yb = 3,500 cm
Maka dapat dihitung:
L 26,000
=
yb 3,500
= 7,428
b. Percobaan dengan Debit Tetap, Berubah (Percobaan 2)
➢ Contoh Perhitungan
Contoh perhitungan pintu sorong dengan debit tetap, yg berubah adalah
sebagai berikut:
1. Perhitungan Debit Aktual (Qa)
Data sebelum:
b = 9,900 cm
g = 981,000 cm/s2
H1 = 9,500cm
H2 = 10,000 cm
Maka dapat dihitung:
Koreksi = H2 – H1
= 10,000 – 9,500
= 0,500 cm
Data sesudah:
H1 = 8,200 cm
H2 = 11,300 cm
Maka dapat dihitung:
ΔH = H2 – H1 – Koreksi
= (11,300 – 8,200) – 0,500
= 2,600 cm
1
Qa = 110,900 π (Δ ) 2
= 561,497 cm3/s
2. Perhitungan Debit Teoritis (Qt)
Data:
b = 9,900 cm
y1 = 0,860 cm
g = 9,810 cm/s2
y0 = 8,600 cm
Maka dapat dihitung:
b y1 2 g y 0
Qt = y1
+1
y0
9,900×0,860√2×9,810 ×8,600
= √
0,860
+1
8,600
= 3.497 m3/s
3. Perhitungan Koefisien Kontraksi (Cc)
Data:
y1 = 0,860 cm
yg = 0,960 cm
Maka dapat dihitung:
y1
Cc = y
g
0,860
=0,960
= 0,895
4. Perhitungan Koefisien Kecepatan (CV )
Data:
Qa = 561,497
Qt = 3.497
Maka dapat dihitung:
Qa
Cv = Q
t
561,497
= 3.497
= 0,160
5. Perhitungan Fg
Data:
ρ = 1,200 cm
g = 981,00 cm/s2
y0 = 8,600 cm
y1 = 0,860 cm
Qa = 561,497
b = 9,900 cm
Maka dapat dihitung:
y02 ρ Q a 2 y
Fg = 0,500 ρ g y1 2 − 1 − 2 1 − 1
2 b y y 0
y1 1
8,6002
= [0,500 × 1,200 × 981,00 × 0,8602 × (0,8602 − 1)] −
1,200×561,497 2 0,860
[ (1 − 8,600)]
9,9002 ×0,860
= 43.532.852 g.cm/s²
6. Perhitungan Fh
Data:
ρ = 1,200 cm
g = 981,00 cm/s2
y0 = 8,600 cm
yg = 0.960 cm
Maka dapat dihitung:
Fh = 0,500 ρ g (y 0 − y g ) 2
= 0,011
8. Perhitungan Fg/Fh
Data:
Fg = 43.532.852 g.cm/s2
Fh = 43.523.137 g.cm/s2
Maka dapat dihitung:
Fg 43.532.852
= 43.523.137
Fh
= 1,000
Contoh perhitungan air loncat dengan debit tetap, yg berubah adalah
sebagai berikut:
1. Perhitungan Debit Aktual (Qa)
Data:
b= 9,900 cm
Sebelum:
H1 = 9,500 cm
H2 = 10,000 cm
Sesudah:
H1 = 8,200cm
H2 = 11,300cm
Maka dapat dihitung:
ΔH = H2 – H1 – Koreksi
= 11,300 – 8,200 – 0,500
= 2,600 cm
1
Qa = 110,900 π (Δ ) 2
= 561,497 cm3/s
2. Perhitungan Fra
Data:
b = 9,900 cm
g = 981,00 cm/s2
ya = 1,600 cm
Qa = 561,497 cm3/s
Maka dapat dihitung:
Qa
Fra =
b ya g ya
561,497
= 9,900×1,600
√981,00×1,600
= 3.595
8. Perhitungan yb/yaukur
Data:
ya = 1,600 cm
yb = 4,600 cm
Maka dapat dihitung:
yb 4,600
ukur = 1,600
ya
= 2,875
9. Perhitungan yb/yateori
1
1 + 8(Fra ) − 1
yb 2
teori =
ya 2
1
= 2 (√1 + 8(3.595)2 ) − 1
= 5.083
10. Perhitungan L
Data:
Xa = 106,000 cm
Xb = 206.000cm
Maka dapat dihitung:
L = Xb − Xa
= 206.000 − 106,000
= 100,000 cm
11. Perhitungan ∆h
Data:
ya = 1,600 cm
yb = 4,600 cm
Maka dapat dihitung:
(y b − y a )3
∆h =
4 yb ya
(4,600−1,600)3
= 4×4,600×1,600
= 4.968 cm
12. Perhitungan L/yb
Data:
L = 56,000cm
yb = 4,600 cm
Maka dapat dihitung:
L 56,000
=
yb 4,600
= 12,173
c. Percobaan dengan Debit Tetap, Berubah (Percobaan 3)
➢ Contoh Perhitungan
Contoh perhitungan pintu sorong dengan debit tetap, yg berubah adalah
sebagai berikut:
1. Perhitungan Debit Aktual (Qa)
Data sebelum:
b = 9,900 cm
g = 981,000 cm/s2
H1 = 9,500cm
H2 = 10,000 cm
Maka dapat dihitung:
Koreksi = H2 – H1
= 10,000 – 9,500
= 0,500 cm
Data sesudah:
H1 = 8,200 cm
H2 = 11,300 cm
Maka dapat dihitung:
ΔH = H2 – H1 – Koreksi
= (11,300 – 8,200) – 0,500
= 2,600 cm
1
Qa = 110,900 π (Δ ) 2
= 561,497 cm3/s
2. Perhitungan Debit Teoritis (Qt)
Data:
b = 9,900 cm
y1 = 0,720 cm
g = 981,0 cm/s2
y0 = 10,200 cm
Maka dapat dihitung:
b y1 2 g y 0
Qt = y1
+1
y0
0,720
= 0,820
= 0,880
4. Perhitungan Koefisien Kecepatan (CV )
Data:
Qa = 561,497
Qt = 974,554
Maka dapat dihitung:
Qa
Cv = Q
t
561,497
= 974,554
= 0,576
5. Perhitungan Fg
Data:
ρ = 1,200 cm
g = 981,00 cm/s2
y0 = 10,200 cm
y1 = 0,720 cm
Qa = 561,497
b = 9,900 cm
Maka dapat dihitung:
y02 ρ Q 2 y
Fg = 0,500 ρ g y1 2 − 1 − 2 a 1 − 1
2 b y y 0
y1 1
10,200 2
= 0,500 1,200 981,00 0,720 2 2
− 1 −
0,720
= 56000,000 g.cm/s²
6. Perhitungan Fh
Data:
ρ = 1,200 cm
g = 981,00 cm/s2
y0 = 10,200 cm
yg = 0.820 cm
Maka dapat dihitung:
Fh = 0,500 ρ g (y 0 − y g ) 2
= 0,0888
8. Perhitungan Fg/Fh
Data:
Fg = 56000,000g.cm/s2
Fh = 51787,700 g.cm/s2
Maka dapat dihitung:
Fg 65000,000
=
Fh 51787,700
= 1,255
Contoh perhitungan air loncat dengan debit tetap, yg berubah adalah
sebagai berikut:
1. Perhitungan Debit Aktual (Qa)
Data:
b= 9,900 cm
Sebelum:
H1 = 9,500 cm
H2 = 10,000 cm
Sesudah:
H1 = 8,200cm
H2 = 11,300cm
Maka dapat dihitung:
ΔH = H2 – H1 – Koreksi
= 11,300 – 8,200 – 0,500
= 2,600 cm
1
Qa = 110,900 π (Δ ) 2
= 561,497 cm3/s
2. Perhitungan Fra
Data:
b = 9,900 cm
g = 981,00 cm/s2
ya = 2,200 cm
Qa = 561,497 cm3/s
Maka dapat dihitung:
Qa
Fra =
b ya g ya
561,497
=
9,900 2,200 981,00 2,200
= 0,555
3. Perhitungan yb/yaukur
Data:
ya = 2,200 cm
yb = 4,200 cm
Maka dapat dihitung:
yb 4,200
ukur =
ya 2,200
=2
4. Perhitungan yb/yateori
1
1 + 8(Fra ) − 1
yb 2
teori =
ya 2
1
1 + 8(0,555) − 1
2
=
2
= -0,07
5. Perhitungan L
Data:
Xa = 112,900 cm
Xb = 212,500 cm
Maka dapat dihitung:
L = Xb − Xa
= 212.500 − 112.900
= 99,6 cm
6. Perhitungan ∆h
Data:
ya = 2,200 cm
yb = 4,200 cm
Maka dapat dihitung:
(y b − y a )3
∆h =
4 yb ya
=
(4,200 − 2,200 )3
4 4,200 2,200
= 0,222 cm
7. Perhitungan L/yb
Data:
L = 62,600 cm
yb = 4,200 cm
Maka dapat dihitung:
L 62,600
=
yb 4,200
= 15
= 669,87 cm3/s
2. Perhitungan Debit Teoritis (Qt)
Data:
b = 9,900 cm
y1 = 0,700 cm
g = 9,810 cm/s2
y0 = 9,600 cm
Maka dapat dihitung:
b y1 2 g y 0
Qt = y1
+1
y0
9,6002
= 0,500 1,200 981,000 0,7002 2
− 1 −
0,700
= 33810,930 g.cm/s
6. Perhitungan Fh
Data:
ρ = 1,200 cm
g = 9,810 cm/s2
y0 = 9,600 cm
yg = 1,000 cm
Maka dapat dihitung:
Fh = 0,50 ρ g (y0 -yg)2
= 0,500 1,200 981,000 (9,600 - 1,000)2
= 36277,380g.cm/s
7. Perhitungan yg/y0
Data:
yg = 1,000 cm
y0 = 9,600 cm
Maka dapat dihitung:
yg 1,000
=
y0 9,600
= 0,100
8. Perhitungan Fg/Fh
Data:
Fg = 38647,940 g.cm/s2
Fh = 36277,380 g.cm/s2
= 110,906 (ΔH)2
1
Qa
= 669,87 cm3/s
2. Perhitungan Fra
Data:
b = 9,70 cm
ya = 1,50 cm
g = 9,810 cm/s2
Qa = 669,870
Maka dapat dihitung:
Qa
Fra =
b ya g ya
669,87
=
9,70 1,50 981,001,50
= 1,20
3. Perhitungan yb/yaukur
Data:
ya = 1,50 cm
yb = 3,50 cm
Maka dapat dihitung:
yb
= 3,50
ya
= 2,33
4. Perhitungan yb/yateori
Data:
ya = 1,50 cm
yb = 3,50 cm
Fra = 1,20
Maka dapat dihitung:
1
1 + 8(Fra ) − 1
yb 2
=
ya
2
1
1 + 8(1,20) − 1
2
=
2
= 1,70
5. Perhitungan ∆H
Data:
ya = 1,50 cm
yb = 3,50 cm
Maka dapat dihitung:
(y b − y a )3
∆H =
4 yb ya
(3,50 − 1,50)3
=
4 3,50 1,50
= 0,38cm
6. Perhitungan L
Data:
Xb = 143,50 cm
Xa = 97,50 cm
Maka dapat dihitung:
L = Xb − Xa
= 143,50 − 97,50
= 46,00 cm
7. Perhitungan L/yb
Data:
L = 46,00cm
yb = 3,50 cm
b y1 2 g y 0
Qt = y1
+1
y0
9,900×0,600√2×981,00 ×9,600
= √
0,600
+1
9,600
= 25.778 cm3/s
3. Perhitungan Koefisien Kontraksi (Cc)
Data:
y1 = 0,800 cm
yg = 1,000 cm
Maka dapat dihitung:
y1
Cc =
yg
0,600
= 1,000
= 0,600
4. Perhitungan Koefisien Kecepatan (Cv)
Data:
Qa = 278.580
Qt = 25.778
Maka dapat dihitung:
Qa
Cv =
Qt
278,580
= 25.778
= 10,80
5. Perhitungan Fg
Data:
ρ = 1,200 cm
g = 981,00 cm/s2
y0 = 9,600 cm
y1 = 0,600 cm
Qa = 278.580
b = 9,900 cm
Maka dapat dihitung:
y02 ρ Q 2 y
Fg = 0,50 ρ g y1 2 − 1 − 2 a 1 − 1
b y1
2
y1 y 0
9,6002
= [0,500 × 1,200 × 981,000 × 0,6002 × (0,6002 − 1)] −
6. Perhitungan Fh
Data:
ρ = 1,200 cm
g = 981,00 cm/s2
y0 = 9,600 cm
yg = 1,000 cm
Maka dapat dihitung:
Fh = 0,50 ρ g (y0 -yg)2
= 0,500 1,200 981,000 (9,600 - 1,000)2
= 577.353 cm/s
7. Perhitungan yg/y0
Data:
yg = 1,000 cm
y0 = 9,600 cm
Maka dapat dihitung:
yg 1,000
= 9,600
y0
= 0,104
8. Perhitungan Fg/Fh
Data:
Fg = 5,424 g.cm/s2
Fh = 577.353.cm/s2
= 110,906 (ΔH)2
1
Qa
1
= 110,906 × 3,140 × (1,600)2
= 278.595 cm3/s
2. Perhitungan Fra
Data:
b = 9,70 cm
ya = 1,60 cm
g = 981,00 cm/s2
Qa = 278.595
278 595
= 9,70×1,60 .981,00×1,60
√
= 1.820
3. Perhitungan yb/yaukur
Data:
ya = 1,60 cm
yb = 4.600 cm
Maka dapat dihitung:
yb
= 2,875
ya
4. Perhitungan yb/yateori
Data:
ya = 1,60 cm
yb = 4.600cm
Fra = 1.820
Maka dapat dihitung:
1
1 + 8(Fra ) − 1
yb 2
=
ya
2
1
= 2 [(√1 + 8(1.820)2 ) − 1]
= 26.499
5. Perhitungan ∆H
Data:
ya = 1,60 cm
yb = 4,60 cm
Maka dapat dihitung:
(y b − y a )3
∆H =
4 yb ya
(4,60 −1,60)3
= 4×4,60 ×1,60
= -8,78cm
6. Perhitungan L
Data:
Xb = 246.000cm
Xa = 166.000cm
Maka dapat dihitung:
L = Xb − Xa
= 246.000 − 166.000
= 80,000cm
7. Perhitungan L/yb
Data:
L = 80,000cm
yb = 4,80 cm
= 16,667
➢ Contoh Perhitungan (Percobaan 3)
Contoh perhitunganpercobaan pintu sorong dengan debit berubah, yg
tetapadalah sebagai berikut:
1. Perhitungan Debit Aktual (Qa)
π = 3,140
Δ = 1.200cm
1
Qa = 110,90 π (Δ) 2
= 381,6560 cm3/s
2. Perhitungan Debit Teoritis (Qt)
Data:
b = 9,900 cm
y1 = 0.250 cm
g = 981,00 cm/s2
y0 = 10.200cm
Maka dapat dihitung:
b y1 2 g y 0
Qt = y1
+1
y0
0.250
=
1,000
= 0.250
4. Perhitungan Koefisien Kecepatan (Cv)
Data:
Qa = 381,6560
Qt = 346
Maka dapat dihitung:
Qa
Cv =
Qt
381,6560
=
346
= 1,103
5. Perhitungan Fg
Data:
ρ = 1,200 cm
g = 981,00 cm/s2
y0 = 10.200cm
y1 = 0.250cm
Qa = 381,6560
b = 9,900 cm
Maka dapat dihitung:
y02 ρ Q 2 y
Fg = 0,50 ρ g y1 2 − 1 − 2 a 1 − 1
b y1
2
y1 y 0
10.2002
= 0,500 1,200 981,000 0.2502 2
− 1 −
0.250
6. Perhitungan Fh
Data:
ρ = 1,200 cm
g = 981,00 cm/s2
y0 = 10.200cm
yg = 1,000 cm
Maka dapat dihitung:
Fh = 0,50 ρ g (y0 -yg)2
= 0,500 1,200 981,000 (10.200- 1,000)2
= 49819,10 g.cm/s
7. Perhitungan yg/y0
Data:
yg = 1,000 cm
y0 = 10.200cm
Maka dapat dihitung:
yg 1,000
=
y0 10.200
= 0,1
8. Perhitungan Fg/Fh
Data:
Fg = 50550,0 g.cm/s2
Fh = 49819,10 g.cm/s2
= 110,906 (ΔH)2
1
Qa
= 381,6780 cm3/s
2. Perhitungan Fra
Data:
b = 9,70 cm
ya = 1.200cm
g = 981,00 cm/s2
Qa = 381,6780
Maka dapat dihitung:
Qa
Fra =
b ya g ya
381,6780
=
9,70 1.200 981,001.200
= 1,00
3. Perhitungan yb/yaukur
Data:
ya = 1.200cm
yb = 4.200 cm
Maka dapat dihitung:
yb
= 3,5
ya
4. Perhitungan yb/yateori
Data:
ya = 1.200 cm
yb = 4.200cm
Fra = 1,00
Maka dapat dihitung:
1
1 + 8(Fra ) − 1
yb 2
=
ya
2
1
1 + 8(1,00) − 1
2
=
2
=1
5. Perhitungan ∆H
Data:
ya = 1,20 cm
yb = 4,20 cm
Maka dapat dihitung:
(y b − y a )3
∆H =
4 yb ya
(4,20 − 1,20)3
=
4 4,20 1,20
= 1,340 cm
6. Perhitungan L
Data:
Xb = 242.000cm
Xa = 162.000cm
Maka dapat dihitung:
L = Xb − Xa
= 242.000 − 162.000
= 80,00 cm
7. Perhitungan L/yb
Data:
L = 80,00cm
yb = 4,20 cm
1. Praktikan dapat mengetahui aliran yang berada di hulu disebut juga aliran
sorong sampai ke air loncat itu disebut dengan aliran superkritis karena
pengukuran tinggi muka air terendah di hilir pintu sorong dan tinggi muka
air di hulu pintu sorong. Percobaan dengan debit tetap, rata-rata nilai Cc
adalah 0,8270 dan rata-rata nilai Cv adalah 2,1570. Sedangkan untuk debit
3. Praktikan dapat mengetahui dan mengamati sifat aliran ketika air melewati
kemudian terjadi loncatan hidrolik pada bagian muka air yang paling hilir.
4. Kehilangan energi (ΔH) rata-rata sebesar 0,46070 cm pada debit tetap dan