Anda di halaman 1dari 17

UAS SEMISOLIDA 2020

 
1. Upaya untuk mencegah terjadinya bentuk polimorfisma yang tidak stabil oleum cacao
saat pembuatan suppositoria dengan metode pelelehan, yang dapat dilakukan adalah ....

1) tidak semua dilelehkan

2) ditambah cera alba

3) pemanasan dilakukan pada suhu kurang dari 40 C

4) ditambah plasticizer

2. Kondisi pada kompartemen reseptor harus sink selama proses difusi sebab Kondisi sink
tidak menyebabkan adaanya halangan pada proses difusi. (A)

3. Berikut adalah bahan tambahan (menurut fungsinya) yang perlu ditambahkan bila basis
supositoria yang dipilih adalah basis sintetik.

a. antioksidan

b. peningkat titik lebur

c. pengawet

d. plasticizer

e. chelating agent

4. Supo tidak tepat untuk obat indeks terapi sempit sebab Penggunaan supositoria secara
single dose.

5. Penggunaan gelatin sebagai basis pelepasan bahan aktifnya tergantung pada ....

1) migrasi air

2) partisi obat

3) difusi obat melawan matriks

4) titik lebur basis

6. Tujuan penambahan platicizer pada formula supositoria adalah ....


a. mencegah degradasi bahan aktif

b. mencegah kerusakan struktur

c. meningkatkan absorbsi

d. meningkatkan titik leleh

e. meningkatkan kelenturan supositoria

7. Bila terdapat 4 nozle pengisi pada pembuatan supositoria metode injeknsi, maka
pemeriksaan fisik supositoria saat IPC dilakukan terhadap ...

a. supo sampling dari ruahan supo

b. supo yang dihasilkan dari nozzle yang bermasalah saja

c. supo hasil sampling dari setiap nozzle

d. supo sampling di salah satu nozzle

e. semua produk supo

8. Aerasi pada proses pelelehan dan pencampuran saat pembuatan supositoria


menyebabkan ....

1) stabilitas menurun

2) pengendapan

3) supo berlubang

4) granulasi pada bagian tengah supo

9. Efektifitas teapi suatu sediaan semisolida dipengaruhi oleh

1) bahan aktif

2) kondisi kulit

3) ketebalan kulit

4) bahan tambahan

10. Uji penetapan kadar supositoria harus dilakukan setelah ekstrkasi dan menggunakan
HPLC sebab HPLC merupakan alat penentu kadar yang selektif.

 
11. Pembawa yang oklusif dapat meningkatkan penterasi obat sebab Pebawa yang oklusif
dapat mengeluarkan air pada kulit.

12. Prinsip pembuatan supositoria sama dengan pembuatan lipstick, deodorant stick juga
ovula sebab Prinsip pembauatan supositora adalah pelelehan, pencetakan, dan
pendinginan.

13. Berikut adalah basis supositoria yang tidak boleh dipilih bila bahan aktif mudah
terhidolisa :

a. oleum cacao

b. hidrogel

c. polietilenglikol

d. basis dengan bilangan iodium rendah

e. basis dengan indeks hidroksil tinggi

14. Berikut adalah problem penggunaan obat yang tidak larut pada pembuatan sediaan
supositoria.

1) bentuk kristal

2) berat jenis

3) viskositas

4) moisture content

15. Pada proses pembuatan supositoria sebaiknya tanki dilengkapi dengan scraper dengan
tujuan :

1) menghomogenkan

2) menghilangkan stagnant layer

3) efiseinsi transfer panas

4) menghilangkan gelembung udara

16. Pembuatan supositoria dengan bahan aktif yang tidak stabil terhadap panas sebaiknya
dilakukan dengan cara kompresi sebab Cara kompresi lebih praktis dan tidak
mempengaruhi sifat polimorifsme basis.

 
17. Perhitungan displacement factor pada pembuatan supositoria mutlak dipengaruhi bila
bahan aktif mempunyai berat jenis yang berbeda dengan basis sebab Perbedaan berat
jenis dapat menyebabkan pengendapan bahan akitf.

18. Uji penetrasi bahan aktif sediaan semisolida menembus kulit dilakukan pada suhu :

a. 25 C

b. 37 C

c. 32 C

d. 35 C

e. 42 C

19. Waktu melarut supositora yang dibuat dari basis PEG maksimum 30 menit sebab
Mekanisme pelepasan bahan aktif dari basis PEG adalah pelarutan.

20. Apabila hasil supositoria  tesebut mempunyai kekerasan 1,2 kg maka koreksi formula
perlu dilakukan dengan menambaha propilen glikol sebab Propilen glikol adalah suatu
plasticizer.

21. Kondisi steady state adalah kondisi dimana konssentrasi obat :

a. yang menembus membran dari kompartemen donor sama dengan yang masuk ke
reseptor

b. di kompartemen donor besar kecil dari pada di reseptor

c. di kompartemen donor sama dengan di reseptor

d. di membran sama dengan di reseptor

e. yang menembus membran dari kompartemen donor lebih besar dari pada yang masuk ke
reseptor

22. U tube digunakan untuk evaluasi supositora yaitu untuk menentukan

a. viskositas

b. berat jenis

c. kekerasan

d. suhu lebur
e. waktu melarut

23. Pernyataan yang benar tentang sediaan transdermal lokal adalah bekerja pada

a. dermis

b. skin pores

c. skin surface

d. finger nail

e. stratum corneum

24. Supositoria yang dibuat dari derivat oleum cacao harus dapat meleleh tidak lebih dari
shihi 36 C sebab Oleum cacao mempunyai bentuk polimorfisme. Salah benar (Utk
mendapat stable beta crystal oleum cacao dipanaskan 33C, overheat menyebabkan
pembentukan beta prime crystal yang mudah meleleh pada suhu 22C)

25. Vacum dye method adalah metode untuk menguji :

a. penetrasi bahan aktif

b. pelarutan bahan aktif

c. kebocoran kemasan

d. pelepasan bahan aktif

e. keseragaman warna

26. Capilary tube digunakan untuk evaluasi supositoria yaitu untuk menenntukan :

a. berat jenis

b. viskositas

c. suhu lebur

d. kekerasan

e. waktu melarut

27. Krwezynski’s Method adalah method untukevaluasi supositoria dengan basis PEG
sebab Krwezynski’s Method adalah evaluasi waktu melarut supositoria.

 
28. Penyimpanan supo harus di lemari pendingin sebab Semua basis supo mudah meleleh.

29. Tujuan evaluasi sediaan perkutan adalah :

1) sebagai optimasi efek terapeutik

2) mengetahui efek toksik pada pemakaian

3) menjadikan transdermal sebagai pilihan rute pemberian

4) menentukan macam senyawa obat baru yang digunakan

30. Bila pada pembuatan supositoria tidak dilakukan perhitungan displacement factor, maka
yang dapat terjadi adalah :

1) obat  tidak dapat lepas

2) dosis tidak tepat

3) obat tidak larut

4) penggunaan bahan tidak efisien

31

32. Syarat model sel difusi adalah :

a) hanya dapat digunakan membran dengan ukuran yang sama

b) menjamin kontak antara membran dengan fase reseptor

c) inert dan penggunaannya spesifik

d) fase resport dilengkapi dengan pengaduk

33. Swirling atau vortex pada proses pembuatan supositoria dapat menyebabkan :

1) aerasi

2) blooming

3) supositoria berlubang-lubang

4) granulasi

 
34. ....... melarutkan obat ini tetapi ..... yang dihasilkan menghidrolisis cepat membentuk
garam asam asetat dan salisilat. Gula dan gliserin tela terbukti menghambat komposisi.
Sangan lambat membebaskan kalium asam hidiodic atau natrium iodida. Oksidasi
selanjutnya oleh udara menghasilkan iodium bebas.

Stabilitas : mudah terhidrolisis

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Dosis : sekali 1 gram sehari 8 gram

Khasiat : analgetikum, antipiretikum

Bila supositoria tersebur dibuat dengan metode kompresi, problema penggunaan metode
tersebut adalah :

a. aliran pada cetakan

b. adanya stagnant layer

c. homogenitas

d. transfer panas tidak rata

e. stabilitas

35. Faktor suhu pada pembuatan supositoria dengan metide kompresi sangat penting
diperhatikan sebab Suhu dapat mempengaruhi homogenitas sediaan dan stabilitas bahan
aktif.

36. Parameter yang didapatkan pada uji pelepasan dan penetrasi secara in vitro adalah :

1) lag time

2) permeabilitas

3) tortuositas

4) fluks

37. Apabila sediaan supositoria yang dibuat ternyata dari hasil pemeriksaan fisik struktunya
terdapat celah atau bagian yang berlubang hal tersebut dapat disebabkan :

a. terdapat bahan yang tidak larut

b. perbedaan suhu yang besar anatara cetakan dengan masa

c. waktu pencetakan kurang lama

d. perbedaan berat jenis yang tinggi antar bahan dalam komposisinya


e. suhu pencetakan kurang tinggi

38. Seeding merupakan cara untuk :

1) mempercepat berubahnya kristal metastabil menjadi kristal setabil

2) mencegah terbentuknya polimarfisme

3) upaya mencegah terjadinya granulasi pada struktur supositoria

4) mengurangi stagnant layer pada tanki

39. 

Berdasarkan kasus di atas, bahan tambahan yang di utuhkan untuk pembuatan supositoria
dengan bahan terebut adalah :

a.  Chelating agent

b.  Kosolven

c.  Pengawet

d.  Dapar

e.  Antioksidan

 
40. Chelating agent diperlukan bila :

1) alatgelatin produksi terbuat dari logam

2) terdapat bahan yang mudah mengalami oksidasi

3) terdapat kontaminasi spora logam pada bahan

4) indeksi hidroksil basis tinggi

41. Pada proses pembuatan supositoria, sebaiknya tanki dilengkapi dengan side sewap
agitator dengan tujuan :

1) menghomogenkan

2) menghilangkan stagnant layer

3) efisiensi transfer panas

4) menghilangkan gelembung udara

42. Enhancer yang di lipid bilayer adalah :

a. butanol

b. metanol

c. mentol

d. gliserol

e. propilen glikol

43. Permbeabilitas kulit tikus lebih besar dibandingkan kulit manusia sebab Jumlah folikel
pada kulit tikus lebih besar dari kulit manusia.

44.  Basis supsoitoria yang terpilih untuk pembuatan supositoria tersebut adalah basis yang
mempunyai nilai hidroksil rendah sebab Asam asetilsalisilat bersifat agak sukar larut air.

45. Tujuan penambahan plastisizer pada formula supsistoria adalah :

a) meningkatkan titik leleh

b) mencegah degradasi bahan aktif

c) meningkatkan absorbsi
d) mencegah kerusakan struktur

e) meningkatkan kelenturan supositoria

46. Interval dan frekuensi sampling untuk uji permeasi harus bisa menunjukkan :

a) sediaan dapat mepelaskan seluruh bahan aktif

b) adanya steady state

c) kejenuhan kadar obat di reseptor

d) kadar donor tinggal setengah kadar awal

e) kadar obat di reseptor setengah kadar awal

47. Granulasi pada supositoria merupakan kerusakan pada struktur sebab Granulasi
disebabkan terbentuknta kristal metastabil oleum cacao.

48.Upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari pengendapan suatu bahan aktif yang
tidak larut pada matriks basis adalah ...

1) memperkecil ukuran partikel

2) menambah bahan dengan titik lebur tinggi

3) menurunkan suhu pencampuran

4) menerapkan metode kompresi

49. Waktu melarut supositoria yang dibuat dari basis PEG maksimum 30 menit sebab
Mekanisme pelepasan bahan aktif dari basis PEG adalah pelarutan.

50. Berikut adalah syarat pada percobaan difusi, kecuali :

a. konsentrasi di kompartemen donor dan reseptor sama

b. konsentrasi sample dapat diekstraksi

c. kondisi in vitro sesuai dengan in vivo

d. reseptor chamber dapat dibuat kondisi sink

e. sampel yang diambil dapat dianalisa

51. Kasus .....


Apabila pada pembuatan supositoria asetosal suatu bahan yang mudah terhidrolisis, basis
yang dipilih adalah basis dengan IH tinggi, maka hal tersebut tidak tepat karena :

1) mudah menyerap air

2) mudah teroksidasi

3) obat dapat terdegradasi

4) cepet memadat
UAS SEMISOLIDA 2016
1) Beríkut adalah syarat pada percobaan (B) mentol
difusi kecuali: (C) gliserol
(A) sampel yang diambil dapat dianalisa (D) metanol
(BJ kondisì in vitro sesuai dengan in vivo (E) propilenglikol
(C) konsentrasi sample dapat diekstraksi 8) Berikut adalah hal-hal yang benar terkait
(D) reseptor chamber dapat dibuat kondisi dengan kontrol kualitas selama proses
sink produksi berlangsung, kecuali :
(E) konsentrasi di kompartemen donor dan (A) dipilih pada tahapan kritis
reseptor sama (B) pengambilan sampel harus rardcm
2) Kondisi steady state adalah kondisi (C) evaluasi pada produk ruahan
dimana konsentrasi obat . (D) dilakukan oleh bagian procuksí
(A) di membran sama dengan di reseptor (E) jumlah sampel harus represerrtaf
   9) Konsistensi basis gel HPC yang baík
(C) di kompartemen donor besar kecil dari dipengaruhi oleh beberapa factor beríku
pada di reseptor kecuali:
(D) yang menembus membran lebih besar dari (A) pH lingkungan/media
pada yang masuk ke reseptor (B) berat molekul polimer
(E) yang menembus membran sama dengan (C) lamanya pengembangan
yang masuk ke reseptor (D) konsentrasi gelling agent
3) Syarat sediaan patch antara lain adalah: (E) volume media pengembang
(A) permukaan pacth bergelombang 10) Sediaan krim yang berubah berbau
(B) obat dalam bentuk tak terionkan tengik kemungkinan disebabkan oleh :
(C) kadar obat dalam plasma tinggi (A) oksidasi hidrokarbon
(D) kadar air relatif besar (B) kontaminasi mikroba
(E) BM obat 800 DA (C) oksidasi asam lemak
4) Pernyataan yang benar tentang sedíaan (D) hidrolisa asam lemak
transdermal lokal adalah bekerja pada: (E) perubahan pH sediaan
(A) stratum komeum 11) Sediaan emulgel yang memisah fasenya
(B) skin surface dalam penyimpanan, kemungkinan
(C) skin pores disebabkan oleh hai-hai beríkut, kecuali :
(D) finger nail (A) tidak mengandung emulgator
(E) dermis (B) emulgator kurang mencukupi
5) Plasticizer yang bisa digunakan untuk (C) ukuran droplet tidak homogen
membuat sediaan patch adalah ... (O) proses emulsifikasi kurang baik
(A) HPMC (E) temperatur penyimpanan tinggi
(B) etanol 12) Suppositoria memberikan bioavailabilitas
(C) Na alginat tinggi dibandingkan peroral pada kondisi
(D) chloroform obat
(E) di-n-Butylphtalate (A) tidak stabil
8) Sediaan patch yang diformulasi untuk (B) mengiritasi lambung
pemakaian lebih dari satu hari adalah type ... (C) terabsobsi lebih baik di usus
(A) lapisan (D) mengalami fisrtpass metabolism
(B) matríks (E) Terabsopsi lebih baik di lambung
(C) sandwich 13) Berikut bukan alasan suatu obat dibuat
(D) campuran dalam bentuk sediaan suppositoria
(E) membrane (A) obat mengiritasi lambung
7). Enhancer yang sering digunakan untuk (B) obat untuk pasien post operasi
sediaan patch adalah .... (C) obat dirusak oìeh enzym pencernaan
(A) etanol (D) obat mengalami; first pass metabolism
(E) lebih nyaman karena tidak perlu menelan (C) penanganan mudah
14) Berikut yang terjadi bila obat mempunyai (O) indeks hidroksil tinggi
kelarutan yang tinggi terhadap basis (E) tahan terhadap reaksi oksidasi
(A) iritasi 21) Berikut yang bukan merupakan penyebab
(B) viskositas turun kegagalan supositoria hasil pembuatan:
(C) homogenitas baik (A) daya kontraksi rendah
(D) mudah dilepaskan (B) waktu pendinginan kurang
(E) mudah mengendap (C) bilangan iodium basis tinggi
15) Berikut yang bukan menjadi (O) viskositas saat dituang ter1alu tinggi
pertimbangan pemilihan basis: (E) obat tidak larut dengan densitas
(A) daya difusinya tinggi
(B) bilangan iodin 22) Pada penggunaan PEG BM tinggi sebagai
(C) daya kontraksi basis suppositoria. yang perlu diperhatikan
(D) indeks hidroksil adalah:
(E) rentang suhu pelelehan (A) mudah teroksidasi
16)Cara memperlakukan oleum cacao (B) perubahan polimorfisme
sebagai basis suppositoria yang benar (C) bila ada bahan tidak tahan panas
adalah: (O) mudah meleleh pada suhu kamar
(A) Ditambah es batu (E) tidak perlu semua bahan ikut dilebur
(B) Oilebur pada suhu 50ºC 23) Berikut perlu diperhatikan pada
(C) Sebagian tidak ikut dilebur pembuatan supositoria cara panas,
(D) Dladuk dengan kecepatan rendah kecuali:
(E) Didlnginkan segera pada suhu rendah (A) viskositas
17) Berikut ajuvan yang diperlukan bila (B) densitas obat
digunakan oleum Cacao sebagai basis (C) stabilitas obat
supositoria (D) kelarutan obat
(A) Booster (E) sifat alir bahan obat
(B) Surfactant 24) Tujuan dilakukan in Process control  :
(C) Plasticizer (A) menjalankan SOP
(D) Pengawet (B) menjaga mutu Sediaan
(E) Antioksidan (C) menjamìn homogenìtas antar batch
18)Berikut benar tentang ajuvan yang dapat (D) supaya tidak perlu end process control
meningkatkan hidrofilisitas (E) supaya dapat segera dilakukan adjustment
(A) Kosolven 25) Berikut yang bukan merupakan analisa
(B) Surfaktan fisik sediaan suppositoria adalah
(C) Pengawet (A) morfologi
(D) Dapat mengiritasi (B) kekerasan
(E) mempercepat pengendapan (C) laju disolusi
19) Berikut merupakan kelemahan (D) waktu melarut
penggunaan oleum cacao sebaga; basis (E) Waktu meleleh
supositoria kecuali: 26)Tujuan evaluasi suatu sediaan perkutan
(A) titik !lebur rendah 1) sebagai optimasi efek terapeutik
(B) mengiritasi rektum 2) mengetahui efek toksik pada pemakaian
(C) bentuk polimorfisme 3) menjadikan transdermal sebagai pilihan
(D) bilangan iodium tinggi rute pemberian
(E) dapat terbentuk krìstal beta prime 4) menentukan macam senyawa obat baru yg
20) Berikut bukan merupakan keuntungan digunakan
penggunaan basis sintetik sebagai basis 27) Sediaan patch ditujukan untuk terapi
supositoria. 1) fokal
(A) release obat cepat 2) sistemik
(B) mekanisme disolusi 3) transdermal
4) intramuskular 1) memenuh, prosedur tetap
28) Syarat model sel difusi adalah: 2) menjaga stabilitas sed1aan
1) hanya dapat digunakan membran dengan 3) memudahkan proses produks,
ukuran yang sama. 4) mendetaksi diní penyimpangan
2) menjamin kontak antara membran dengan 36) Gel carbomer yang mengalami sineresis
fase reseptor ketika dalam penyìmpanan, kemungkinan
3) inert dan penggunaannya spesifik disebabkan oleh:
4) fase reseptor dilengkapi dengan pengaduk 1) terjadi pemisahan fase cair
29) Untuk mengetahui efektivitas suatu 2) terjadi penurunan pH sediaan
sediaan dilakukan dengan cara: 3) pengendapan gelling agent
1) mengkorelasikan data in vitro dan aktivitas 4) interaksi ionik intramolekul
farmakolog, 37) Parameter untuk mengevaluasi
2) menyamakan kadar yang keluar persatuan kemampuan menyebar suatu sediaan
waktu adalah :
3) mengkorelasikan data pengukuran in vitro 1) kemudahan mengalir
dan in vivo 2) beban maksimal pengujian
4) meniadakan data yang tidak sesuai. 3) kemudahan dioleskan
30) Parameter yang didapatkan pada uji 4) slope profil penyebaran
pelepasan dan penetrasi secara in vitro 38) Berikut ini yang bukan termasuk evaluasi
adalah karakteristik fisik sediaan emulgel adalah :
1) lag time 1) viskositas sediaan
2) permeabilitas 2) pH sediaan
3) tortuositas 3) ukuran droplet
4) fluks 4) uji mikrobiologi
31) Keuntungan pemakaian obat secara 39) Yang mempengaruhi absorbsi obat pada
transdermal adalah: supositoria tujuan sistemik adalah:
1) mudah menghentikan pemakaian apabila 1) koefisien partisi
ada efek toksik 2) kelarutan obat
2) menghindari first pass metabolism 3) afinîtas obat-basis
3) menurunkan efek samping 4) stabilitas obat terhadap pH
4) meningkatkan dosis pemakaian 40) Sifat fisika-kimia obat mempengaruhi
32) Respon klinik sesudah pemberian Patch dalam hal
melalui tahapan proses: 1) konsistensi
1) pelepasan obat dari sediaan 2) cara penanganan
2) penetrasi, ke dalam kulit 3) kenyamanan
3) aktivasi respon farmakologi 4) perlu tidaknya bahan tambahan
4) sekresi hasíl metabolism obat 41)Pada pembuatan supositoria skala kecil
33) Evaluasi sediaan patch antara lain adalah fungsi bahan yang selalu ada adalah 
sebagai, berikut: 1) Basis
1) uji penetrasi 2)Antioksidan
2) penentuan pH 3) Obat
3) moisture content 4) Pengawet
4) berat jenis patch 42) Berikut bahan tambahan yang diperlukan
34) Evaluasi sediaan da lam skala produks1 bila supositoria mudah patah adalah 
meliputi · 1)Gliserin
1) kontrol selama proses produksi 2)plasticizer
2) pemeriksaan stabilitas berkala 3) propilen glikol
3) evafuasi produk ruahan siap kemas 4) polisorbat
4) monitoring produk jadi dí pasaran 43) Tujuan perhitungan displasment
35) Kontrol kualitas selama proses produksi faktor: ....
(IPC) bertujuan untuk 1) efisiensi bahan
2) menghìndari kesalahan dosis 3) baffle
3) efektivitas sediaan 4) pompa
4) ketepatan ukuran supositoria 50) Over heating pada penggunaan oleum
44) Densitas bahan obat mempengaruhi cacao sebagai basis supositoria:
1) kelarutan obat 1) diatasi dengan cara aging
2) laju sedimentasi 2) menyebabkan supositoria meleleh
3) efisiensi produksi pada suhu kamar
4) jumlah basis  3) dapat dicegah dengan cara seeding
45) Pada penggunaan PEG BM tinggi sebagai 4) diatasi dengan cara menambah basis
basiis supositoria, bahan ajuvan yang per1u dengan titik lebur tinggi
ditambahkan adalah: 51) Hal yang harus diperhatikan bila
1) pengawet menerapkan cara panas
2} antioksidan 1) hati-hati kebocoran
3) plastisiser 2) kerusakan bahan aktif
4) booster  3) perubahan polimorfisma
53) Supo yang rusak struktur dalamnya dapat 4) hambatan transfer panas
disebabkan: 52) Berìkut adalah cara-cara mencegah
1) Suhu lelehan terlalu tinggi pengendapan komponen pada pembuatan
2) Perubahan polimorfisme oleum cacao suposrtoria
3) Pendingínan kurang lama 1) Menurunkan titik lebur
4) Basis tidak punya daya kontraksi 2) Meningkatkan viskositas
46) Berikut beberapa pengawet yang umum 3) Menurunkan suhu
digunakan pada sedíaan supositoria: 4) Meningkatkan kecepatan pengadukan
1) asam sorbat 53) Supo yang rusak struktur dalamnya dapat
2) propil galat disebabkan:
3) asam sitrat 1) Suhu lelehan terlalu tinggi
4) para hidroksi benzoat 2) Perubahan polimirfisma oleum cacao
 54) Berikut mekanisme pelepasan obat bila 3) Pendingínan kurang lama
supositoria menggunakan basis hidrogel. 4) Basis tidak punya daya kontraksi
1) swelling 54) Berikut mekanisme pelepasan abat bila
2) transpor aktif supositoria menggunakan basis hidrogel.
3) difusi 1) swelling
4) fagositosis 2) transpor aktif
47) Penambahan surfaktan pada sediaan 3) difusi
supositoria bertujuan untuk: 4) fagositosis
1) Meningkatkan hidrofilisitas TIPE lii: Jawab dengan:
2) Mencegah sedimentasi A; bila pemyataan BENAR, alasan BENAR
3) Meningkatkan absorpsi dan ADA HUBUNGAN
4) Merubah titik lebur B: bila pemyataan BENAR, alasan BENAR
48) Berikut adalah cara mencegah problema tetapi TIDAK ADA HUBUNGAN
homogenitas karena perbedaan densitas C; bila pemyataan BENAR, alasan SALAH
antara obat dan basis D; bila pemyataan SALAH, aJasan BENAR
1) Memperkecil ukuran partikel obat E; bila pemyataan dan alasan SALAH
2) Meningkatkan viskositas basis 55) salah satu syarat sel difusi adalah dapat
3) Menurunkan suhu pencampuran menjamin kontak antara membran dan fase
4) Menambah thickening agent tersebut SEBAB Jumlah obat yang
49) Asesorìs yang diperlukan tanki berpenetrasi ditentukan oleh kadar obat yang
pencampuran pada pembuatan masuk pada fase reseptor
supositoria: 56) Permea bilitas kulit tikus lebih besar
1) jaket dibandingan kulit manusia SEBAB Jumlah
2) scraper
folikel pada kulit tikus lebih besar dari kulit Basis salep hidrokarbon relatif tidak
manusia mengandung air
57) Harga flux dipengaruhi oleh konsentrasi 67) evaluasi ukuran droplet suatu sediaan
obat pada kompartemen donor SEBAB awal krim dilakukan karena terkait dengan
percobaan konsentrasi kompartemen donor stabilitasnya
lebih besar daripada fase reseptor SEBAB
58) Pembawa yang oklusif dapat Krim yang baik memiliki ukuran droplet yang
meningkatkan penetrasi obat SEBAB kecil dan seragam
Pembawa yang oklusif dapat mengeluarkan 68) Pada akhir proses produksi tidak perlu
air pada kulit dilakukan evaluasi terhadap produk ruahan
59) sediaan patch tidak dapat digunakan sesuai spesifikasi yang ditentukan
untuk single dose SEBAB Sediaan patch dapat SEBAB
melepaskan obat dengan sustained release Kontrol kualitas selama proses produksi (IPC)
60) evaluasi selama proses produksi (ipc) dilakukan pada semua tahapan proses
harus dilakukan pada tahapan awal dan akhir produksi
proses  69) pemeriksaan viskositas hanya untuk
SEBAB memenuhi aspek aseptabilitas sediaan
 pada tahapan awal dan akhir semua proses  SEBAB 
berlangsung sangat lambat Viskositas tidak  berpengaruh terhadap
61) pada akhir proses produksi perlu efektivitas bahan aktif pada sediaan
dilakukan evaluasi terhadap produk ruahan semisolida
untuk memastikan kesesuaian dengan 70) Pemeriksaan Ph diperlukan untuk
spesifikasi produknya  memastikan kesesuaian dengan spesifikasi
SEBAB sediaan
Kontrol kualitas selama produksi (IPC) Tidak SEBAB
dilakukan pada semua tahapan proses Ph sediaan berpengaruh terhadap efektivitas
produksi bahan aktif.
62) Daya sebar menggambarkan kemudahan 71) Basis dengan titik lebur tiinggi
sediaan untuk dioleskan pada saat sediaan menyebabkan sediaan mudah mengiritasi 
digunakan SEBAB
SEBAB Basis sintesis mudah patah
Daya sebar sediaan tidak selalu berkolerasi 72) pembuatan suppositoria cara panas lebih
dengan viskositas sediaan menjamin homogenitas
63) Pada pengukuran viskositas sediaan, SEBAB
replikasi harus dilakukan dengan pengulangan Panas dapat menurunkan viskositas basis
pengukuran viskositas pada sampel yang 73) untuk mencegah sedimentasi bahan aktif
berbeda yang tidak larut air dapat dilakukan dengan
SEBAB menurunkan suhu pemanasan
Dalam proses pengukuran semakin banyak SEBAB
replikasi semakin valid data yang diperoleh Penurunan viskositas menurunkan laju
64) Kriteria uji akseptabilitas harus dirinci sdimentasi
denan jelas kategorinya dan diberi skor untuk 74) pada tanki pencampuran perlu ditambah
masing-masing kategori scrapper
SEBAB SEBAB
Uji akseptabilitas bersifat subyektif dan sangat Aerasi mempercepat proses pencampuran
individual sehingga tidak dapat dikuantifikasi 75) Adanya stagnant layer pada saat proses
65) Perubahan konsistensi gel carbomer pembuatan diinginkan
antara lain dipengaruhi oleh adanya SEBAB
perubahan pH Stagnant layer adalah lapisan pelindung
SEBAB mencegah degradasi
76) penerapan metode kompresi pada Pemeriksaan bahan baku juga merupakan
pembuatan suppositoria menguntungkan bagian dari kontrol kualítas
SEBAB 79) Proses evaluasi keseragaman bobot
Pada metode kommpresi tidak ada problem supositoria dilakukan pada setiap nozzle
sedimentasi pengisian cetakan,
77) Metode kompresi tidak sesuai untuk obat SEBAB
yang tidak stabil Terjadinya kebuntuan nozzle tidak selalu
SEBAB terjadi pada setiap nozzle
Obat dapat terdegradasi akibat proses 80) Evaluasi laju disoìusi pada supositoria sulit
Kompresi dilakukan
78) Kontrol kuaíítas dilakukan hanya saat dan SEBAB
setelah proses pembuatan Berat jenis supositoría menjadi penghalang
SEBAB pada uji disolusi supositoria.

Anda mungkin juga menyukai