Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TEKNOLOGI PRODUK

DESAIN HAND AND BODY LOTION

Disusun oleh

1. Pius Tito Laras Pradana (121190063)


2. Talitha Qothrunnada Imani (121190097)
3. Yuli Gracia Sinaga (121200085)
4. Dita Permatasari (121200086)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2022

BAB I
SPESIFIKASI UNIT

1.1 Latar Belakang

Standar cantik di Indonesia adalah kulit putih bersih, sehat, lembab dan lembut.
Sebagai masyarakat yang tinggal di negara berkembang seperti di Indonesia, polusi adalah
hal cukup umum karena perkembangan industri dan pembangunan infrastruktur yang marak.
Polusi menyebabkan kulit menjadi rawan kotor dan kering. Masyarakat di perkotaan menjadi
rawan mengalami kulit kering karena udara di perkotaan cenderung panas kering dan kotor.

Pada daerah pedesaan di dekat gunung, kulit menjadi rawan terbakar karena tingkat
sinar UV yang tinggi. Radiasi sinar UV adalah merupakan salah satu bentuk radiasi
elektromagnetik yang berasal dari matahari (Makarim, 2022). Sinar UV tidak menjadi
penyebab secara langsung kerusakan kulit tapi paparan UVA dapat menyebabkan munculnya
tanda-tanda penuaan pada kulit, seperti kulit kering, muncul keriput, dan dianggap sebagai
faktor pemicu kanker kulit. Sedangkan gelombang UVB dapat merusak sel kulit secara
langsung dan menjadi faktor pemicu kulit terbakar.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, masyarakat sering menggunakan lotion.


Lotion adalah produk perawatan tubuh yang bertujuan untuk melembabkan kulit (Shylma
N’imah, 2022). Hand and body Lotion adalah sediaan kosmetik pelembab kulit yang
termasuk dalam golongan emolien (pelembut) dan memiliki beberapa sifat yaitu sebagai
sumber lembab bagi kulit, membuat tangan dan badan menjadi lembut, tetapi tidak
berminyak dan mudah dioleskan pada kulit (Wasitaatmadja,1997).

Kegunaan utama hand body lotion adalah untuk melembabkan dan menghaluskan
kulit. Akan tetapi hand body lotion kini banyak memiliki dilengkapi spesifikasi lebih seperti
memutihkan, menenangkan, anti bakteri dan mencegah penuaan dini pada kulit. Hand body
lotion kini juga dilengkapi tambahan aroma-aroma untuk menangkan kulit, warna yang
dibuat menarik dan kemasan yang dibuat praktis dibawa. Spesifikasi ini terus berkembang
mengikuti minat pasar.

Kini telah banyak berdiri pabrik-pabrik pembuatan hand body lotion. Salah satu
pabrik lotion yang terkenal adalah PT. Beiersdorf Indonesia dengan produk hand body lotion
nivea yang terkenal melembabkan dan kandungan SPF yang melindungi kulit dari sinar UV.
Contoh lain pabrik hand body lotion adalah PT. Motto Beringin Abadi dengan produk lotion
nya yaitu Scarlet Whitening yang terkenal dengan lotion nya yang memutihkan kulit.
Selain skala industri, hand body lotion dapat diproduksi dalam skala UMKM. Hand
body lotion skala UMKM ini dapat diproduksi dalam skala rumahan tetapi produk yang
dihasilkan diharapkan dapat memenuhi minat pasar seperti melembabkan dengan lama, tidak
lengket, melindungi dari sinar UV, memutihkan, melembutkan, dan bersifat anti bakteri.

1.2. Penentuan Kapasitas

Daerah pemasaran produk hand and body lotion ini adalah kota-kota di pulau Jawa,
Provinsi Sumatera Utara, dan Bali. Kota-kota di provinsi-provinsi tersebut dipilih karena
memiliki tingkat kemajuan status sosial masyarakat yang cukup tinggi, sehingga dapat
diprediksikan penduduknya dapat menerima produk ini. Penduduk yang biasa menggunakan
produk perawatan ini adalah wanita kelompok umur 15-64 tahun.

Tabel 1.2.1 Perkiraan Jumlah Konsumen Potensial

Persentase Persentase Jumlah Wanita Laju Jumlah


Kelompok Penduduk Pada Tahun Pertumbuhan Wanita Kota
Provinsi Umur 15- Kota (%) 2000 (jiwa) Penduduk 15-64 Tahun
64 (%) Pada Tahun
Tahun(%) 2014 (jiwa)

Sumatera Utara 62,93 46,1 5.756.500 1,32 2.006.549


DKI Jakarta 74,86 100,0 4.123.960 0,17 3.161.489
Jawa Barat 66,50 50,3 17.675.420 2,03 7.83.391
Jawa Tengah 65,79 48,6 15.504.500 0,94 5.651.193
DI Yogyakarta 68,72 64,3 1.573.620 0,72 768.801
Jawa Timur 68,51 48,9 17.572.730 0,70 6.491.045
Bali 69,11 57,7 1.565.540 1,31 749.054

Total 26.661.522

Contoh perhitungan jumlah wanita kota pada kelompok umur 15-64 tahun pada tahun
2000 untuk provinsi Sumatera Utara dapat dihitung sebagai berikut :
Jumlah wanita kota berusia 15-64 tahun pada tahun 2000 di Sumatera Utara
= (%wanita berusia 15-64 tahun) x (%penduduk kota) x jumlah wanita
= 62,93% x 46,1% x 5.756.500 jiwa
= 1.670.003 jiwa
Dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,32%, jurnlah wanita kelompok umur
15-64 tahun pada tahun 2014 (pertengahan waktu operasi pabrik) di Sumatera Utara dapat
dihitung sebagai berikut :
= (%wanita 15-64 tahun 2000) x (1 + laju pertumbuhan penduduk)^(2014-2000)
= 1.670.003 jiwa x (l + 0,0132)^14
= 2.006.549 jiwa
Karena persentase penduduk Indonesia yang tidak miskin adalah 31,55%, dan
diinginkan untuk menguasai 5% pasar, maka jumlah konsumen potensial adalah
= 31,55% x 5% x 26.661.522 jiwa
= 420.586 jiwa
Berdasarkan percobaan, penggunaan hand and body lotion dalam satu hari adalah
sekitar 4 gram. Oleh karena itu, jumlah hand and body lotion yang diperlukan setiap harinya
adalah
= 420.586 jiwa x 4 g/jiwa/hari x 0,001 kg/g
= 1.682,344 kg/hari
Karena dalam satu tahun pabrik hanya beroperasi selama 300 hari, rnaka kapasitas
produksi hand and body lotion adalah sebagai berikut :
Kapasitas produksi = 1.682,344 kg/hari x 300/365
= 1.382,75 kg/hari
= 1.400 kg/hari

Pemenuhan kapasitas tersebut dibutuhkan bahan-bahan dengan jumlah rincian sebagai


berikut:

Fase A (Continuous Phase)

Air 75% 1050 kg/hari

EDTA 0,05% 0,7 kg/hari

Propilen Glikol 4,5% 63 kg/hari

Carbomer 1% 14 kg/hari

Fase B (Dispersed Phase)

Mineral Oil 3,5% 49 kg/hari


Asam Stearat 2% 28 kg/hari

Setil Alkohol 2% 28 kg/hari

Isopropil Palmitate 3% 42 kg/hari

Petrolatum 3% 42 kg/hari

Fase C (Emulsi)

PEG-40 Stearat 1,5% 21 kg/hari

Gliseril monostearate 3,2% 44,8 kg/hari

Bahan Tambahan

Tocopherol Acetate 0,25% 3,5 kg/hari

Ekstrak jeruk nipis 1% 14 kg/hari

1.3. Detail Spesifikasi

1.3.1. Formulasi Dasar

1. Pelarut

Body lotion merupakan campuran dari air, pelembut, humektan, bahan


pengental, pengawet, dan pewangi. Air merupakan komponen yang paling besar
persentasenya dalam pembuatan body lotion. Air yang digunakan dalam pembuatan
lotion adalah air murni yang berfungsi sebagai pelarut. Bahan-bahan yang tidak larut
dalam air akan dilarutkan dalam mineral oil, sedangkan yang larut dalam air akan
dilarutkan dalam air. Mineral oil atau minyak bumi sifatnya tidak berbau, tidak
berwarna, tidak mudah teroksidasi dan bisa disimpan dalam waktu yang lama.
Nilainya yang rendah serta jumlah produksi yang cukup besar membuat minyak
mineral cocok untuk produksi handbody lotion.
2. Emollient

Emollient (pelunak, zat yang mampu melunakkan kulit) didefinisikan


sebagai sebuah media yang jika digunakan pada lapisan kulit kering akan
mempengaruhi kelembutan kulit. Bahan ini mengisi ruang antar sel kulit, membantu
menggantikan lemak sehingga dapat melembutkan dan melumasi. Farage (2007)
menyatakan bahwa emolien yang digunakan dalam body lotion dapat mengurangi
resiko terjadinya penyakit kulit seperti dermatitis. Lotion dengan emolien dapat
membuat kulit terasa nyaman, kering,dan tidak berminyak.

3. Humectant

Humektan merupakan salah satu bagian terpenting pada body lotion


karena merupakan zat yang melindungi emulsi dari kekeringan dengan
mempertahankan kandungan air produk saat pemakaian pada permukaan kulit.
Humektan berpengaruh terhadap kulit yaitu melembutkan kulit dan mempertahankan
kelembaban kulit agar tetap seimbang. Humektan ditambahkan pada body lotion dan
produk dengan tipe emulsi minyak dalam air lainnya untuk mengurangi kekeringan
ketika disimpan pada suhu ruang. Humektan yang dapat digunakan dalam body
lotion yaitu gliserin, propilen glikol, dan sorbitol dengan kisaran penggunaan 0,5-
15%.

4. Thickener

Bahan pengental (thickener) digunakan untuk mengatur kekentalan dan


mempertahankan kestabilan produk dengan mencegah terpisahnya partikel dari
emulsi. Umumnya water soluble polymers yang digunakan sebagai bahan pengental
diklasifikasikan sebagai polimer natural, semi sintetis polimer, dan polimer sintetis
(Mitsui 1997). Pengental polimer seperti gum-gum alami, derivatif selulosa, dan
karbomer lebih sering digunakan dalam emulsi dibandingkan dalam formulasi
berbasis surfaktan. Penggunaan thickener dalam pembuatan body lotion biasa
digunakan dalam proporsi yang kecil yaitu di bawah 2,5%.

5. Emulsifier

Emulsifier atau pengemulsi merupakan bahan yang penting dalam


pembuatan body lotion karena memiliki gugus polar maupun non polar dalam satu
molekulnya, sehingga pada satu sisi akan mengikat minyak yang non polar dan disisi
lain juga akan mengikat air yang polar. Hal ini berhubungan dengan hidrofil lipofil
balance yaitu keseimbangan antara komponen yang larut air dan larut minyak.
Emulsifier akan membentuk lapisan tipis (film) yang menyelimuti partikel dan
mencegah partikel tersebut bersatu dengan partikel sejenisnya. Emulsi mengandung
lebih dari satu emulsifier karena kombinasi dari beberapa emulsifier akan menambah
kesempurnaan sifat fisik maupun kimia dari emulsi. Untuk mendapatkan sistem
emulsi yang stabil, dipilih emulsifier yang larut dalam fase yang dominan, yaitu fase
pendispersi. Asam stearat, gliseril monostearat, dan setil alkohol merupakan
emulsifier yang dapat digunakan dalam produk emulsi.

1.3.2. Karakteristik Bahan

1. EDTA

EDTA berbentuk kristal putih yang tidak berbau, stabil pada kondisi
umum tempat penyimpanan, dan bersifat incompatible terhadap oxidizing agent.

Sifat kimia EDTA:


● Rumus kimia : C10H16N2O8
● Massa molar : 292,24 g·mol−1
● Penampilan : Colourless crystals
● Densitas : 860 mg mL−1 (at 20 °C)
● Melting point : 245ºC
2. Propilen Glikol

Propylene glycol merupakan cairan kental, jernih, tidak berwarna, rasa


khas, praktis tidak berbau, menyerap air pada udara lembab. Propylene glycol dapat
bercampur dengan air, aseton dan kloroform, larut dalam eter dan beberapa minyak
atsiri tetapi tidak dapat bercampur dengan minyak lemak. Propylene glycol
digunakan sebagai humectant, plasticizer, pelarut, desinfektan, dan pengawet.

Sifat dari propylene glycol antara lain sebagai berikut :


● Sinonim : 1,2-Propanediol
● Rumus molekul : CH3CH(OH)CH2OH
● Berat molekul : 76,09
● CAS : 57-55-6
● Densitas uap : 2,62 (terhadap udara)
● Tekanan uap : 0,08 mm Hg pada 20°C
● Autoignition temperature : 779°F
● Titik didih : 187°C
● Titik leleh : -60°C
● Densitas : 1,036 g/mL
3. Carbomer

Carbomer adalah cairan yang tidak berwarna dengan bau yang tajam
dan larut dalam air. Carbomer bersifat stabil dan tidak kompatibel terhadap zat
pengoksidasi yang kuat dan basa kuat serta sensitif terhadap cahaya dan udara.
Carbomer digunakan sebagai thickener atau film former.

Sifat dari carbomer antara lain sebagai berikut :


● Sinonim : polyacrylic acid, polyvinyl formic acid, Carbopol
● Rumus molekul : (CH2CHCOOH)n
● CAS : 79-10-7
● Densitas uap : 2,5 (udara = 1)
● Tekanan uap : 3,1 mmHg pada 20°C
● Titik didih : 141°C
● Titik leleh : 12°C
● Titik nyala : 46°C
● Densitas : 1,06 g/ml
4. Minyak Mineral
Minyak mineral (CnH2n+2) merupakan cairan yang tidak berwarna,
jernih, dan tidak berbau, serta tidak larut dalam alkohol atau air. Terdapat dua jenis
minyak mineral yang penting, yaitu parafin cair (viskositas 110-220 mPa.s) dan
parafin cair ringan (viskositas 25-80 mPa.s). Minyak-minyak mineral untuk
kosmetik merupakan fraksi bertitik didih tinggi yang diperoleh dari distribusi
minyak kasar yang dimurnikan dan dijernihkan dengan asam sulfat. Minyak ini
merupakan pelembut kulit yang baik karena bersifat tidak aktif dan tidak menembus
kulit. Oleh karena itu, minyak-minyak ini memiliki kompatibilitas yang sangat baik
terhadap kulit.

Sifat dari mineral oil antara lain sebagai berikut :

● Sinonim : Paraffin oil, liquid petrolatum


● CAS : 8012-95-1
● Densitas uap : 9 (udara = 1)
● Tekanan uap : <0,5 mmHg
● Autoignition temperature : 260-370°C (500-698F)
● Titik didih : 260-330°C (500-626F)
● Titik nyala : 135°C (275F)
● Specific gravity : 0,845-0,905 (berat) 0,818-0,880 (ringan)
● % volatilitas (volume) : 0 pada 21°C (70"F)

5. Asam Stearat

Asam stearat (C17H35COOH) merupakan komponen fase lemak yang


berfungsi sebagai emulsifier untuk memperoleh konsistensi suatu produk. Dengan
penambahan asam stearat, produk bersifat lunak dan menghasilkan kilauan yang
khas. Asam stearat diproduksi dengan mengekstraksi cairan asam dari asam lemak
yang berasal dari lemak sapi. Selain itu, proses destilasi asam lemak yang berasal
dari minyak kacang kedelai atau minyak biji kapas juga dapat dilakukan untuk
memproduksi asam stearat. Asam stearat mudah larut dalam kloroform, eter, etanol,
dan tidak larut dalam air.

Sifat dari asam stearat antara lain sebagai berikut

● Sinonim : Asam oktadekanoat


● Rumus molekul : CH3(CH2)16COOH
● Berat molekul : 284,48
● CAS : 57-11-4
● Tekanan uap : 1 mm Hg pada 173,7°C
● Titik didih : 361°C
● Titik leleh : 67-72°C
● Titik nyala : >230 F
● Densitas : 0,87 g/rnL.

6. Setil Alkohol
Cetyl alcohol berbentuk serpihan putih, licin, bentuknya seperti kubus,
mempunyai bau khas lemak dan rasa lemah, tidak larut dalam air, larut dalam etanol
dan dalam eter. Kelarutan cetyl alcohol bertambah dengan naiknya suhu. Cetyl
alcohol memiliki fungsi sebagai bahan pelapis, emulsifier, dan bahan pengeras.

Sifat dari cethyl alcohol antara lain sebagai berikut

● Sinonim : 1-heksadekanol, Palmityl alcohol


● Rumus molekul : CH3(CH2)15OH
● Berat molekul : 242,44
● CAS : 36653-82-4
● Titik didih : 190°C pada 15 mm Hg
● Titik leleh : 47-49°C
● Densitas : 0,818 g/mL
7. Isopropyl Palmitate

Isopropil palmitat (C19H38O2) adalah ester dari isopropil alkohol dan asam
palmitat, mempunyai nama resmi 1-metil etil heksadekanoat. Pada suhu ruang,
isopropil palmitat merupakan cairan jernih tidak berwarna sampai berwarna
kekuningan, tidak berbau, dan bersifat kental. Viskositas yang terukur adalah antara
5 sampai 10 mPa.s pada 25 °C. Suhu didih dari isopropil palmitat adalah 160 °C
pada 266 Pa (2 mm Hg). Titik beku terukur antara 13-15 °C dan umumnya memadat
pada suhu di bawah 16 °C. Isopropil palmitat terdiri dari ester yang terbentuk dari
isopropil alkohol dan asam lemak jenuh dengan BM tinggi yakni 298,51. Bahan ini
merupakan cairan tidak berwarna, mudah dituang, berbau lemah, serta larut dalam
aseton, minyak jarak, kloroform, etanol 95% dan parafin cair. Namun, isopropil
palmitat tidak larut dalam air, gliserin, dan propilen glikol.

8. Petrolatum (Petroleum Jelly)

Petroleum Jelly (C33H70) dapat digunakan dalam pembuatan krim atau lotion
yang berfungsi untuk menghaluskan dan melembutkan kulit (emolien). Minyak ini
merupakan pelembut kulit yang sangat baik karena bersifat tidak aktif dan tidak
menembus kulit. Sunsmart (1996) menyatakan bahwa Petroleum Jelly sering
digunakan dalam formulasi kosmetika dan efek pemakaiannya dipertimbangkan
sebagai occlusive emollient. Selain itu, bahan ini dapat berfungsi sebagai antioksidan
dan pengemulsi. Petroleum Jelly memiliki warna dari transparan sampai kekuningan
dan merupakan campuran semi solid hidrokarbon, dapat terbakar, titik leleh berkisar
beberapa derajat dibawah 100 o F (37 oC), serta tidak larut dalam air, larut dalam
kloroform, benzena dan karbon disulfida.

9. Polyethylene Glycol-40 stearate (PEG-40 stearate)

PEG-40 stearate berbentuk padatan dan berwarna putih. Senyawa ini bersifat stabil
dan tidak kompatibel dengan oksidator kuat dan tidak larut dalam air. Senyawa ini
digunakan sebagai emulsifier
Sifat fisika dari PEG-40 stearat antara lain sebagai berikut
● Sinonim : 2-Hydroxyethyl stearate
● Rumus molekul : C2oH400 3
● Berat molekul : 328,53
● CAS : 9004-99-3
● Titik didih : 149°C
● Titik leleh : 55-60°C
● Specific gravity : 1,1
10. Tocopheryl Acetate
Alfa tokoferol asetat dengan rumus kimia C 31H52O3 dan berat molekul 472.74
g/mol adalah salah satu jenis vitamin E yang merupakan kelas senyawa kimia
organik tokoferol. Senyawa ini merupakan antioksidan yang larut dalam lemak dan
merupakan tokoferol alami dengan sifat antioksidan paling kuat.
Berkat sifatnya yang bisa larut dalam lemak, jenis vitamin E ini dianggap
mampu menghentikan produksi radikal bebas yang terbentuk saat tubuh memecah
lemak menjadi energi. Larut dalam aseton, kloroform dan dietil eter.
11. Flavonoid
Zat yang dibutuhkan dalam pembuatan Hand and Body ini adalah kandungan
flavonoid dalam kulit jeruk. Flavonoid bersifat antioksidan yang berguna untuk
melindungi kulit dari kerusakan yang diakibatkan oleh radikal bebas. Flavonoid
adalah zat alami yang terkandung pada tanaman (fitonutrien) yang bersifat
antioksidan untuk menangkal radikal bebas dalam tubuh. Fitonutrien ini memiliki
komponen fenolik yang sering digunakan dalam obat-obatan karena bersifat
antioksidan, antiinflamasi, dan antikarsinogenik. Flavonoid umumnya merupakan
pigmen (zat pemberi warna) pada bunga, tapi juga dapat ditemukan pada bagian lain
dari tumbuhan.
BAB II
RANGKAIAN ALAT DAN URAIAN PROSES
2.1. Rangkaian Alat

2.2. Uraian Proses

2.2.1. Tahap Pembuatan Minyak Esensial

Langkah ini diawali dengan mengekstrak kulit jeruk nipis


menggunakan solvent etanol 70% dalam mixer yang berupa high shear vessel.
Selanjutnya, hasil mixing dipompa ke dalam tangki penyimpanan untuk
melakukan proses maserasi. Proses maserasi memerlukan waktu 3 x 24 jam.
Kemudian, hasil proses maserasi tersebut dipompa menggunakan transfer
pump ke alat filtrasi untuk memisahkan antara kulit jeruk nipis dengan etanol
70%. Kemudian, hasil filtrasi dipompa ke evaporator dan akan dihasilkan
produk minyak esensial jeruk nipis.

2.2.2. Pembuatan Fase Minyak


Pada proses pembuatan fase minyak, bahan - bahan yang akan
digunakan untuk proses pembuatannya adalah mineral oil (minyak zaitun),
asam stearat, setil alkohol, isopropil palmitate, dan petrolatum. Alat yang
digunakan untuk mencampurkan bahan - bahan tersebut adalah high shear
vessel. Bahan - bahan tersebut dihomogenkan dalam mixer yang disertai
pemanasan oleh steam hingga mencapai suhu 70oC. Setelah diperoleh larutan
campuran pada suhu yang ditentukan, selanjutnya larutan tersebut dipompa
menuju mixer pencampur antara fasa cair dan fasa minyak.

2.2.3. Pembuatan Fase Cair

Pada tahap pembuatan fase cair, bahan - bahan yang akan diproses
adalah air, EDTA, propilen glikol, dan carbomer. Alat yang digunakan pada
proses ini adalah flow shear vessel. Semua bahan tersebut dihomogenkan
dalam mixer yang disertai pemanasan oleh steam hingga mencapai suhu 70oC.
Setelah diperoleh larutan campuran pada suhu yang ditentukan, selanjutnya
larutan tersebut akan dipompa menuju yaitu mixer pencampur antara fase cair
dan fase minyak.

2.2.4. Pencampuran Fase Cair dan Minyak

Pada tahap ini, dilakukan pencampuran antara larutan hasil


pencampuran fase minyak dan fase air ke dalam mixer. Aduk hingga terbentuk
masa putih seperti susu. Setelah pengadukan selesai, kemudian dinginkan
larutan campuran tersebut hingga 40°C. Setelah itu menambahkan vitamin E
yang berupa tocopherol acetate dan ekstrak jeruk nipis yang berfungsi sebagai
pewangi dan bahan aktif. Kemudian, semua bahan tersebut diaduk hingga
homogen.

2.2.5. Penyimpanan dan Pengemasan

Setelah proses pencampuran fase cair dan minyak selesai, maka bahan
yang telah diproses akan dialirkan ke dalam tempat penyimpanan. Kemudian,
produk akhir berupa handbody lotion ini akan dikemas untuk siap
didistribusikan kepada masyarakat luar. Pada tahap pengemasan, mesin yang
akan digunakan dalam memasukkan bahan ke dalam botol yang handbody
adalah filling maching.

Anda mungkin juga menyukai