Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TUGAS

PRAKTIKUM SIMULASI PROSES


TEKNIK KIMIA

PIPE SEGMENT (PIPING, FITTING)

NAMA: Sulaiman Muntaz NIM: 3335210045


KELOMPOK: H
TGL 31/05/2023 - -

DIKUMPULKAN REVISI PENGUMPULAN REVISI

JURUSAN TEKNIK KIMIA – FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2023
A. PENDAHULUAN
Pipa merupakan suatu komponen berbentuk silindris yang digunakan
untuk memindahkan fluida bertekanan yang didesain sedemikian rupa sesuai dengan
spesifikasi material tertentu seperti pipa baja dan pipa besi, kedua jenis pipa ini
yang paling banyak digunakan terutama pada industri-industri perminyakan. Secara
umum pipa dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu pipa tanpa
sambungan (seamless) dan pipa dengan sambungan las (welded). Pipa Tanpa
Sambungan (Seamless Steel Pipe) merupakan pipa yang terbuat dari bahan
berbentuk silindris pejal, yang kemudian dibor pada bagian tengahnya, sedangkan
bagian luarnya dilakukan pengerolan. Sedangkan pipa dengan Sambungan Las
(Welded Steel Pipe) merupakan terbuat dari bahan plat yang diroll dan kemudian
dilakukan pengelasan pada kedua ujungnya. [1]

Sistem perpipaan adalah suatu sistem yang digunakan untuk transportasi


fluida antar peralatan (equipment) dari suatu tempat ke tempat yang lain
sehingga proses produksi dapat berlangsung. Secara umum Komponen sistem
perpipaan terdiri dari pipa, Fitting(elbow, reducer, tee, flange, dll), Instrumentasi
(peralatan untuk mengukur dan mengendalikan parameter aliran fluida seperti
temperatur, tekanan, laju alir massa, level ketinggian, dll), Peralatan atau equipment
(penukar kalor, bejana tekan, pompa compressor, dll), Penyangga pipa (pipe support
dan pipe hanger), dan Komponen khusus (strainer, drain, vent, dll). [1]

Material-material pipa secara umum adalah carbon steel, carbon


moly, galvanees, ferro nikel, stainless steel, PVC (paralon), chrome moly, viber
glass, aluminum (aluminium), wrought iron (besi tanpa tempa), copper (tembaga),
red brass (kuningan merah), nickel copper (timah tembaga), dan nickel chrom
iron (besi timah chrom). Dalam industri, material pipa yang paling umum
digunakan adalah carbon steel. Carbon steel (baja karbon) adalah material logam
yang terbentuk dari unsur utama Fe dan unsur kedua yang berpengaruh pada
sifat sifatnya adalah karbon, maksimum kandungan karbon pada baja karbon
kurang lebih sebesar 17%, Kandungan minimum pada baja karbon adalah chrom
(Cr), nikel (Ni), molybdenum (Mo) dimana unsur ini akan menambah kekuatan,
kekakuan, dan ketahanan terhadap korosi. [2]

B. RUMUSAN MASALAH

Sistem perpipaan merupakan suatu sistem yang sangat penting dalam


proses produksi di industri. Agar proses produksi mencapai hasil yang optimal, maka
perlu membuat keputusan yang direkayasa berdasarkan data. Dalam hal itu,
symmetry dapat digunakan sebagai perangkat untuk mensimulasikan sistem
perpipaan sebelum diaplikasikan di industri. Dengan menggunakan symmetry kita
dapat mencari tahu pengaruh kondisi operasi terhadap suatu variabel yang ingin

1
diketahui seperti suhu dan tekanan operasi. Adapun rumusan masalah pada
praktikum pipe segment yaitu mencari tahu pengaruh diameter pipa Hmain terhadap
tekanan pada pipa.

C. STRATEGI PENYELESAIAN
Dalam Penyelesaian simulasi pipe segment, akan dilakukan tahapan
sebagai bentuk dari strategi penyelesaian. Adapun tahapan yang dilakukan adalah
sebagai berikut :

mulai

Studi literatur dan


pengumpulan data

Penyusunan Penentuan kondisi


komponen aliran operasi

Menyesuaikan laju alir komponen


yang diinginkan

Variasi berbagai kondisi operasi


aliran

Analisa Hasil simulasi

selesai

Gambar 1. Algoritma penyelesaian masalah praktikum reaktor

2
1. Penyelesaian Simulasi Proses
Proses penyelesaian masalah dilakukan dengan menyusun model
peralatan proses yang digunakan, mengubah satuan yang digunakan,
menentukan laju alir komponen, dan kondisi operasi yang digunakan.
2. Pemilihan Model Termodinamika
Model perhitungan termodinamika yang dipakai yaitu dengan
menggunakan model termodinamika model Peng-Robinson yang digunakan
untuk menangani hydrocarbon system seperti natural gas dan refiinery sesuai
dengan komponen-komponen yang terlibat dalam kondisi operasi agar program
simulasi dapat berjalan dengan baik dan mendekati kondisi lapangan.
3. Evaluasi parameter terhadap proses
Evaluasi dilakukan dengan mengatur independent variables dan
dependent variables pada case study untuk mengevaluasi hasil yang didapat.

D. PENDEKATAN SIMULASI

Penyelesaian simulasi proses ini dilakukan dengan menggunakan


software symmetry dengan beberapa pendekatan sebagai berikut :
1. Diameter pipa
Mengatur ukuran diameter pipa L (lateral) sebesar 3 in, pipa H
(horisontal) sebesar 4 in , dan pipa Hmain (horisontal utama) sebesar 8 in
2. Node
Mengatur input pada node sesuai dengan jumlah stream yang masuk
pada node tersebut, dan output pada node diatur menjadi satu yang
menandakan hanya terdapat satu buah stream yang keluar dari node tersebut.
3. Kondisi operasi
Kondisi Operasi seperti temperatur, tekanan, dan mass flow pada laju
alir akan dijaga tetap untuk mengetahui pengaruh dari diameter pipa terhadap
tekanan operasi
4. Variabel
Mengatur diameter pipa Hmain sebagai independent variables dan
tekanan pipa north, south, dan west sebagai dependent variables pada case
study untuk mengetahui pengaruh diameter pipa terhadap tekanan operasi

E. PEMBAHASAN

3
Berikut merupakan diagram alir pipe segment dan terdapat beberapa data
yang diperoleh dan dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 2. Diagram alir pipe segment

Gambar 1. Merupakan diagram alir sistem perpipaan dimana minyak yang


berasal dari penyimpanan barat, selatan, dan utara dialirkan menuju oil battery
untuk memisahkan, memproses, dan menyimpan minyak mentah yang dihasilkan
dari sumur minyak melalui pipa L (lateral), pipa H (horisontal), dan pipa Hmain
(horisontal uatama). Pipa L adalah pipa yang menghubungkan jalur utama atau pipa
induk dengan sambungan cabang atau penggunaan titik akhir. Pipa H digunakan
untuk menghubungkan dua titik tujuan atau bagian dalam sistem yang sejajar secara
horisontal. Pipa H dapat berperan sebagai pipa penghubung antara sambungan
cabang, penggabungan, atau peralatan dalam sistem perpipaan. Pipa Hmain adalah
jalur utama atau pipa induk yang mengalirkan aliran fluida dari sumber atau
sumber-sumber aliran utama ke berbagai bagian atau penggunaan dalam sistem.
Untuk menggabungkan aliran dari beberapa pipa maka digunakan node yang
merupakan titik di mana aliran fluida dari beberapa pipa bertemu, berubah arah,
atau bercabang ke pipa-pipa lainnya. [3]

Berikut merupakan grafik pengaruh diameter pipa Hmain terhadap tekanan


operasi :

4
Gambar 3. Grafik pengaruh diameter pipa Hmain1 terhadap tekanan

5
Gambar 4. Grafik pengaruh diameter pipa Hmain2 terhadap tekanan

Gambar 5. Grafik pengaruh diameter pipa Hmain3 terhadap tekanan

Gambar 2, 3, dan 4 Merupakan Grafik pengaruh diameter pipa terhadap


tekanan, dari gambar tersebut terlihat bahwa diameter pipa berbanding terbalik
dengan tekanan, yang artinya semakin besar diameter pipa maka semakin kecil
tekanannya. Secara teori hal ini dapat dijelaskan dengan Hukum Kontinuitas dan
Hukum Bernoulli. Hukum Kontinuitas menyatakan bahwa aliran massa yang
masuk ke dalam pipa harus sama dengan aliran massa yang keluar dari pipa. Jika
diameter pipa diperkecil, maka luas penampang pipa juga akan berkurang, sehingga
kecepatan aliran fluida dalam pipa akan meningkat untuk menjaga keseimbangan
aliran massa. Hukum Bernoulli menyatakan bahwa dalam aliran fluida yang tidak
terkompressibel (stabil), Peningkatan kecepatan aliran akan menyebabkan
penurunan tekanan statis. Dalam hal ini, energi potensial fluida dikonversi menjadi
energi kinetik, sehingga tekanan statis menurun. Namun, karena energi total harus
tetap konstan, penurunan tekanan statis ini diiringi oleh peningkatan tekanan
dinamis. Peningkatan kecepatan aliran menghasilkan peningkatan energi kinetik,

6
yang dalam bentuk persamaan Bernoulli akan menunjukkan peningkatan tekanan
dinamis (tekanan yang memberi gaya untuk menggerakan fluida). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa diameter pipa berbanding terbalik dengan tekanan dinamis,
dimana semakin kecil diameter pipa maka semakin besar tekanan dinamisnya. [4]

Gambar 6. Data pada pipa Hmain 1

Gambar 7. Data pada pipa Hmain 2

Gambar 6 dan gambar 7 merupakan data pada pipa Hmain 1 dan pipa
Hmain 2. Dari data tersebut terlihat bahwa laju alir volume masuk berbeda dengan
laju alir volume keluar dimana laju alir volumenya bertambah saat keluar. Hal itu
menandakan bahwa fluida tersebebut merupakan fluida kompressibel (tidak stabil).

7
Persamaan gas ideal merupakan persamaan yang digunakan untuk menghubungkan
tekanan, volume, dan suhu pada gas ideal.

PV= nRT
Di mana:
P adalah tekanan gas
V adalah volume gas
n adalah jumlah mol gas
R adalah konstanta gas
T adalah suhu gas

Dari persamaan tersebut telihat bahwa tekanan berbanding terbalik


dengan volume. Yang artinya, semakin besar volume fluida maka semakin kecil
tekanannya

F. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat pada praktikum ini adalah pipe segment
merupakan suatu sistem perpipaan yang digunakan untuk mengalirkan fluida dari satu
tempat ke tempat lainnya. Untuk melakukan analisis pada reaktor dapat menggunakan
perangkat simulasi seperti Symmetry. Hasil dari analisis menunjukan bahwa diameter
pipa berbanding terbalik dengan tekanan, yang artinya semakin besar diameter pipa
maka semakin kecil tekanannya

G. DAFTAR PUSTAKA

[1] Dewi PA, Slamet A. ( 2020). Perencanaan Sistem Penyaluran dan Instalasi
Pengolahan Air Limbah Domestik di Kelurahan Rangkah, Kecamatan Tambaksari,
Kota Surabaya. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 9, No. 2, (2020) ISSN: 2337-3539

[2] Anugerah P, Kurniawan BA. (2014). Analisa Rancangan Pipe Support pada Sistem
Perpipaan High Pressure Vent Berdasarkan Stress Analysis dengan Pendekatan
Caesar II. JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539

[3] Hafid Firdaus H, Satrijo D. (2014). PERANCANGAN DAN ANALISA SISTEM


PERPIPAAN PROCESS PLANT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA.
Jurnal Teknik Mesin S-1, Vol. 2, No. 4, Tahun 2014

[4] Riyanto, Muhammad Hendry. (2021). Analisa Pengaruh Tekanan Pada Kemiringan

8
Dan Diameter Pipa Masuk Terhadap Pipa Keluar Pada Sistem Pengangkatan
Air. Undergraduate thesis, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.

[5] Rahayu P, dkk. (2021). PENGARUH DIAMETER PIPA PADA ALIRAN FLUIDA
TERHADAP NILAI HEAD LOSS. JURNAL AGITASI E-ISSN 2776-513X Vol 2 No 1

Anda mungkin juga menyukai