Anda di halaman 1dari 18

MANAJEMEN PENDIDIKAN

“MANAJEMEN ORGANISASI, MANAJEMEN HUMAS DAN LAYANAN KHUSUS”

OLEH :

ALI AFDHAL (1930104006)

ANITA KURNIASIH (1930104008)

BUNGA BERLIANSYAH (1930104015)

DOSEN PENGAMPU :

HUSNAINI, S.Pd.I.,M.Pd.I

TADRIS BAHASA INGGRIS


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
BATUSANGKAR
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... ii
BAB I................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN .............................................................................................................................1
A. Latar Belakang .........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................................1
PEMBAHASAN................................................................................................................................2
A. MANAJEMEN ORGANISASI SEKOLAH ..............................................................................2
1. Pengertian..........................................................................................................................2
2. Faktor – faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun organisasi sekolah ...........2
3. Struktur Organisasi Sekolah..............................................................................................4
B. MANAJEMEN HUMAS...........................................................................................................5
1. Pengertian Manajemen Humas ..........................................................................................5
2. Dasar dan Tujuan Manajemen Humas ..............................................................................5
3. Fungsi Manajemen Humas ................................................................................................6
C. MANAJEMEN LAYANAN KHUSUS......................................................................................9
1. Pengertian Manajemen Layanan Khusus...........................................................................9
2. Substansi Manajemen Layanan Khusus........................................................................... 10
3. Jenis - Jenis Layanan Khusus .......................................................................................... 10
PENUTUP ...................................................................................................................................... 14
A. Kesimpulan ............................................................................................................................ 14
B. Saran ...................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang “Manajemen
Organisasi, Manajemen Humas dan Layanan Khusus”. Makalah ilmiah ini telah kami susun
dengan maksimal dan disusun untuk memenuhi memenuhi salah tugas mata kuliah Manajemen
Humas dan Layanan Public. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang
limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Batusangkar, 15 Maret 2020

Penulis

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap kegiatan kependidikan diwujudkan di sekolah dengan berdasarkan pada
kurikulum tertentu yang merupakan rangkaian atau proses untuk mencapai tujuan. Kegiatan
tersebut diselenggarakan sebagai usaha kerja sama sekelompok orang yang bermaksud
mendewasakan anak sesuai dengan tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum. Oleh karena
itu, setiap sekolah perlu suatu organisasi yang menghasilkan pembagian jabatan dan sekaligus
pembagian kerja diiringi pengaturan mekanisme kerja diantara orang – orang yang bekerja
sama di suatu sekolah sebagai usaha mempertinggi kemungkinan tercapainya tujuan sekolah.
Untuk itu, setiap sekolah perlu menyelenggarakan organisasi sekolah yang dapat
memanfaatkan secara efektif setiap personal dan sarana prasarana yang dimiliki, baik yang
tersedia disekolah maupn di lingkungan sekitar yang akan meningkatkan efisiensi pencapaian
tujuan.
Agar sekolah dapat melayani kebutuhan semua warga sekolah secara teratur dan
sistematis, diperlukan suatu usaha yang dapat mengatur segala kegiatan yang menunjang
proses pembelajaran. Sehingga apabila ketika ingin mencari data atau keterangan siswa dapat
memberikannya dalam waktu yang relatif singkat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Organisasi?

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi Manajemen Organisasi?

3. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Humas?


4. Apa saja fungsi dari Manajemen Humas?

5. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Layanan Khusus?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Manajemen Organisasi, Humas, dan
Layanan Khusus.
2. Untuk mengetahui Apa saja faktor yang mempengaruhi Manajemen Organisasi, Humas dan
Layanan Khusus.
3. Agar kita bisa mengetahui dan bisa memanfaatkan sarana dan prasaraan dari sekolah
maupun Pemerintah

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. MANAJEMEN ORGANISASI SEKOLAH


1. Pengertian

Kita sebagai manusia merupakan makhluk sosial, maka dari itu dibutuhkan suatu
organisasi yang akan mewadahi kepentingan manusia itu sendiri, serta saling membantu.

Organisasi menurut pendapat Wendrich,et al. (1998) adalah proses mendesain


kegiatan – kegiatan dalam struktur organisasi untuk mencapai tujuan yan telah
ditetapkan, sedangkan sutarto (1995) mendefinisikan organisasi sebagai kumpulan orang,
proes pebagian kerja, dan sistem kerja sama atau kerja sosial. Dengan kata lain organisasi
alah aktivitas dalam membagi – bagi kerja menggolong - golongkan jenis pekerjaan,
memberi wewenang, menetapkan saluran perintah dan tanggung jawab kepada para
pelaksana.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus mempunyai organisasi yang baik agar
tujuan pendidikan tercapai. Unsur personal dalam lingkungan sekolah adalah kepala
sekolah, guru, karyawan, dan murid. Organisasi yang baik menghendaki agar tugas –
tugas dan tanggung jawab dalam menjalankan penyelenggaran ekolah untuk mencapi
tujuanya dibagi secara merata dengan baik sesuai dengan kemampuan, fungsi, dan
wewenang yang telah ditentukan. Melalui struktur organisasi tersebut orang akan
mengetahui apa tugas dan wewenang personal lingkungan sekolah.1

2. Faktor – faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun organisasi sekolah

Pedoman dalam menyusun organisasi sekolah yang baik tidak mudah ditentukan,
melihat perbedaan sekolah yang satu dengan yang lainnya. Dibawah ini dikemukakan
beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan susunan organisasi sekolah :

a. Tingkat Sekolah2
Kita ketahui berdasarkan tingkatnya, sekolah sekolah yang ada di Indonesia, dapat
dibedakan atas :
1. Sekolah Dasar (SD)
2. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)
3. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)
4. Perguruan Tinggi

1 Drs. Suryo Subroto, Dimensi Administrasi Pendidikan Sekolah (Jakarta:Bina Aksara), hal. 128
2 Ibid, hal. 101

2
Tentu dapat kita bayangkan bahwa kegiatan pendidikan yang baik yang
bersifat kurikuler maupun ekstrakulikuler dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
pada masing – masing tingkat sekolah tersebut sangatlah berbeda. Perbedaan tingkat
berarti juga perbedaan usia sekolah. Kemudian dari keadaan fisik dan perkembangan
jiwa anak, jelas berbeda antar tingkatnya. Sebagai contoh :
a. Biasanya di SD tidak ada seksi BK (Bimbingan Konseling), sebab
masalah ini merupakan tugas rangkapan Kepala Sekolah. Sedangkan,
dalam sekolah lanjutan biasanya sudah ada BK, maka dalam struktur
organisasinya pun terdapat seksi BK.
b. OSIS, penggarapan majalah dinding, pengelolaan perpustakaan sekolah,
dll sudah ada pada sekolah lanjutan, sedangkan di SD belum ada.

b. Jenis Sekolah 3
Berdasarkan jenis sekolah kita membedakan ada sekolah umum dan sekolah
kejuruan. Sekolah umum adalah sekolah yang program pendidikannya bersifat umum
dan bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan dan kecakapan untuk melanjutkan
studi yang lebih tinggi lagi. Contoh : SMP, SMA. Sedangkan sekolah kejuruan adalah
sekolah yang program pendidikannya mengarah kepada pemberian bekal ketrampilan
khusus agar mantap menjelajahi dunia kerja dalam masyarakat. Contoh : STM,
SMEA, SPMA, dll.
Perbedaannya :
1. Pada Sekolah Kejuruan terdapat petugas (coordinator) praktikum, sedangkan pada
sekolah umum tidak.
2. Pada sekolah Kejuruan terdapat petugas bagian ketenagaan /penempatan alumni,
sedangkan pada sekolah umum tidak.
a. Besar Kecilnya Sekolah4
Sekolah yang besar tentu memiliki jumlah murid, jumlah kelas, jumlah
tenaga guru, dan karyawan serta fasiitas yang memadai. Sedangkan sekolah keil
adalah sekolah yang cukup memenuhi syarat minimal dari ketentuan yang
berlaku.
b. Letak dan Lingkungan Sekolah 5
Berdasarkan letak dan lingkungannya, sekolah – sekolah di Negara kita
banyak menunjukkan perbedaan situasi, kondisi, dan sifat – sifat lingkungannya.
Letak sebuah sekolah dasar yang ada di desa akan mempengaruhi kegiatan
sekolah tersebut berbeda dengan sekolah dasar yang ada di kota, begitu pula
sekolah – sekolah lanjutannya dari kegiatan dan programnya pasti berbeda.

3 Drs. Suryo Subroto, Dimensi Administrasi Pendidikan Sekolah (Jakarta:Bina Aksara), hal.103
4 Ibid, hal. 104
5 Ibid, hal. 106

3
Kegiatan yang dimaksud disini adalah kegiatan ekstrakulikuler dan kurikuler
sperti tugas – tugas pada laboratorium sekolah dan pengabdian pada masyarakat.
Dari segi keadaan lingkungan atau masyarakat sekitar sekolah mungkin
ada dalam lingkungan masyarakat petani, nelayan, buruh, PNS, dll. Perhatian
kelompok masyarakat terhadap dunia pendidikan khususnya pendidikan bagi anak
– anak mereka di sekolah pastilah berbeda.

3. Struktur Organisasi Sekolah


a. Struktur Organisasi Garis6
Organisasi garis merupakan bentuk tertua organisasi dan paling sederhana.
Biasanya terdapat dalam organisasi yang relative kecil. Struktur ini tidak cocok
digunakan dalam organisasi yang kompleks dan luasnya bidang garapan yang harus
ditangani organisasi sehingga memerlukan adanya pendelegasian wewenang kepada
bawahannya.
Keuntungan menggunakan struktur organisasi ini yaitu sederhana sehingga mudah
dipahami, pembagian tugas dan wewenang cukup jelas, ad anya kesatuan komando
shingga memudahkan pemeliharaan disiplin dan tanggung jawab, dan pengambilan
keputusan cepat.
Kerugian menggunakan struktur organisasi ini yaitu tidak luwes, kemungkinan
otoriter tinggi, ketergantungan pada seseorang tinggi sehingga mudah kacau jika
seseorang tidak berfungsi semestinya, terlalu banyak menumpuki atasan dengan hal –
hal kecil dan sangat teknis karena atasan harus menyetujui kegiatan bawahannya
dahulu, merintangi kreativitas bawahan karena bawahan takut ide – idenya tidak
disetujui.
b. Struktur Organisasi Garis dan Staf 7
Organisasi garis dan staf terdiri atas 2 kelompok orang – orang yang berpengaruh
dalam menjalankan roda organisasi. Kelompok pertama menjalankan tugas pokok
organisasi untuk mencapai tujuan, sedangkan kelompok yang kedua melakukan tugas
berdasarkan keahlian yang disebut staf. Staf dapat memberikan sarannya kepada unit
operasional. Dalam organisasi ini terdapat spesialisasi yang beraneka ragam. Dalam
melaksanakan tugasnya, anggota garis dapat menerima saran dari staf. Saran staf
dapat dijadikan pedoman pelaksanaan. Staf berpengaruh besar dalam pelaksanaan.
Keuntunga menggunakan struktur organisasi ini yaitu pembagian tugas yang jelas
antara orang – orang yang melaksanakan tugas pokok organisasi dengan tugas
penunjang, keputusan biasanya diambil dengan pertimbangan yang matang oleh
semua anggota organisasi, kemampuan dan bakat yang berbeda – beda dapat saling
mengisi, ahli – ahli dalam staf dapat menghasilkan pekerjaan yang bermutu tinggi,

6 Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd. M.T., Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan (Jakarta:Bumi Aksara), hal
156
7 Ibid, hal.157

4
dan penghargaan terhadap keahlian tinggi, mengurangi beban kerja manager line dari
pekerjaan yang sangat teknis.
Kerugian menggunakan struktur organisasi ini yaitu orang – orang yang berada
dalam garis dihadapkan pada 2 atasan, yaitu atasan yang berhak memerintah dan
pimpinan staf yang berhak memberikan saran, saran staf mungkin kurang tepat dan
sukar dilaksanakan, orang – orang pada garis cenderung mengabaikan saran staf, dan
menimbulkan kekacauan apabila tugas tidak dirumuskan dengan jelas.

B. MANAJEMEN HUMAS
1. Pengertian Manajemen Humas

Manajemen berasal dari kata manus yang memiliki arti tangan dan agere yang
berarti melakukan. Kemudian kata itu digabungkan menjadi managere yang berarti
menangani. Secara bahasa manajemen berarti memimpin, menangani, mengatur atau
membimbing. Sedangkan secara istilah manajemen merupakan sebuah proses yang khas
dan terdiri dari tindakan-tindakan seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang
telah ditetapkan melalui sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.8
Menurut George R. Terry manajemen adalah "Suatu proses yang membedakan
atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dengan memanfaatkan
baik ilmu maupun seni demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya". Dari
definisi tersebut Terry bisa dilihat fungsi manajemennya sebagai POAC (Planning,
Organizing, Actuating,Controlling). Penempatan manusia (staffing) sangat penting dalam
penyelenggaraan kegiatan manajemen humas. The right man in the right place,
penempatan orang yang tepat pada tempat yang tepat dalam organisasi, membuat
kelangsungan aktivitas organisasi tersebut akan terjamin. Sehingga tujuan organisasi
dapat tercapai secara produktif, efektif dan efisien.

2. Dasar dan Tujuan Manajemen Humas


Tujuan humas adalah untuk memastikan bahwa niat baik dan kiprah organisasi
bisa selalui dimengerti oleh pihak lain yang berkepentingan (atau lazim disebut sebagai
seluruh “khalayak” atau publiknya). Menurut E. Mulyasa, tujuan utama yang ingin
dicapai dengan mengembangkan kegiatan Humas adalah meningkatkan pemahaman
masyarakat tentang tujuan serta sasaran yang ingin direalisasikan sekolah, meningkatkan
pemahaman sekolah tentang keadaan serta aspirasi masyarakat tersebut terhadap sekolah,
meningkatkan usaha orang tua siswa dan guru-guru dalam memenuhi kebutuhan anak
didik serta meningkatkan kuantitas serta kualitas bantuan orang tua siswa dalam kegiatan
pendidikan sekolah, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya peran serta
mereka dalam memajukan pendidikan di sekolah dalam era pembangunan, terpeliharanya
kepercayaan masyarakat terhadap sekolah serta apa yang dilakukan oleh sekolah,
pertanggung jawaban sekolah atas harapan yang dibebankan masyarakat kepada sekolah,

8 Morisan, Manajemen Public Relations, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2008), hal.5

5
dukungan serta bantuan dari masyarakat dalam memperoleh sumber-sumber yang
diperlukan untuk meneruskan dan meningkatkan program sekolah. 9
Sedangkan menurut T Sianipar dalam bukunya Purwanto meninjau tujuan
hubungan masyarakat melalui sudut kepentingan kedua lembaga tersebut, yakni
kepentingan sekolah dan kepentingan masyarakat itu sendiri10 . Ditinjau dari kepentingan
sekolah, penyelenggaraan hubungan sekolah dan masyarakat bertujuan untuk:
1) Memelihara kelangsungan hidup sekolah
2) Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan
3) Memperlancar proses belajar mengajar
4) Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan dalam
pengembangan dan pelaksanaan program sekolah,
Sedangkan ditinjau dari kebutuhan masyarakat, tujuan hubungan masyarakat
dengan sekolah adalah untuk:
1) Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama dalam bidang
mental spiritual.
2) Memperoleh bantuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi
oleh masyarakat.
3) Menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat.
4) Memperoleh kembali anggota-anggota masyarakat yang makin meningkatkan
kemampuannya.

3. Fungsi Manajemen Humas


Fungsi manajemen humas dapat berhasil secara optimal apabila berada langsung
di bawah pimpinan tertinggi pada organisasi tersebut. Fungsi manajemen humas dalam
menyelenggarakan komunikasi timbal balik antara organisasi yang diwakilinya dengan
masyarakat sebagai sasaran pada akhirnya dapat menentukan sukses atau tidaknya tujuan
dan citra yang hendak dicapai oleh organisasi yang bersangkutan. Hal tersebut sesuai
dengan intisari definisi kerja humas. Manajemen hubungan masyarakat merupakan
komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik (masyarakat) secara timbal balik
dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan
pembinaan kerja sama serta pemenuhan kepentingan bersama.Dalam konsepnya fungsi
humas adalah :
1) Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.
2) Membina hubungan masyarakat yang harmonis antara organisasi dengan public intern
dan public ekstern,

9 E. Mulyasa, Standar kompetensi dan sertifikasi guru, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2008), hal 178
10 Ngalim Purwanto, Admistrasi …….., hal 189-190

6
3) Menciptakan kombinasi dua arah dengan penyebaran informasi dan organisasi kepada
public dan menyalurkan opini public dan menyalurkan opini public kepada organisasi.
Melayani public dengan menasehati pimpinan organisasi dengan kepentingan umum.

Fungsi – fungsi manajemen humas sama seperti kegiatan manajemen pada umumnya.
George R. Terry merumuskan fungsifungsi manajemen sebagai POAC (Planning,
Organizing, Actuating, Controlling).

a. Perencanaan (Planning)
Pada dasarnya perencanaan (planing) adalah menentukan kegiatan yang hendak
dilakukan, agar hasil yang dicapai sesuai dengan harapan. Perencanaan merupakan
fungsi awal dari seluruh fungsi manajemen. Tanpa adanya perencanaan tid ak dapat
diketahui usaha yang dilakukan mencapai hasil atau tidak. Rencana strategis (strategic
planing) merupakan rencana yang mencakup tujuan jangka panjang dan bersifat umum
yang ingin dicapai perusahaan. Berfikir strategis meliputi tindakan memperkirakan
atau membangun tujuan masa depan yang diinginkan, menentukan kekuatan-kekuatan
yang akan membantu atau akan menghalangi tercapainya tujuan, serta merumuskan
rencana untuk mencapai keadaan yang diinginkan. 11

Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahapan, yaitu :


1) Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan, perencanaan dimulai dengan
keputusan-keputusan. Tanpa adanya rumusan tujuan yang jelas, sebuah lembaga akan
menggunakan sumber daya yang kurang efektif.
2) Merumuskan keadaan saat ini, pemahaman akan kondisi saat ini dari tujuan yang
hendak dicapai sangat penting untuk tujuan dan rencana waktu yang akan datang.
3) Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan, perlu pemahaman tentang faktor
lingkungan internal dan eksternal yang digunakan dalam mengukur kemampuan dalam
mencapai tujuan.
4) Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan,
digunakan untuk mengembangkan berbagai alternatif kegiatan dalam mencapai tujuan.

b. Pengorganisasian (Organizing)
Organisasi atau pengorganisasian adalah keseluruhan aktivitas manajemen
dalam mengelompokan orang-orang serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta
tanggung jawab masing-masning dengan tujuan terciptanya aktifitas yang berdaya
guna dan berhasil dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu.
Menurut Syaiful Sagala, pengorganisasian dapat diartikan sebagai kegiatan membagi
tugas pada orang yang terlibat dalam kerjasama pendidikan. Kegiatan
pengorganisasian tersebut dilaksanakan unuk menentukan siapa yang akan
melaksanakan tugas sesuai prinsip pengorganisasian.33 Adapun prinsip-prinsip
pengorganisasian meliputi :

11 Morissan, Manajemen …., hal. 152

7
a. Memiliki tujuan yang jelas
b. Terdapat kesatuan arah sehingga dapat terwujud kesatuan tindakan dan pikiran.
c. Terdapat keseimbangan antara wewenang dengan tanggungjawab.
d. Terdapat pembagian tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan, keahlian
dan bakat masing-masing.
e. Bersifat relatif permanen, dan terstruktur sesederhana mungkin, sesuai kebutuhan,
koordinasi, pengawasan dan pengendalian.
f. Terdapat jaminan keamanan pada anggota.
g. Adanya tanggung jawab serta tata kerja yang jelas dalam struktur organisasi.
Pengorganisasian pada semua komponen sekolah adalah pelaksanaan hubungan
sekolah dengan masyarakat. Oleh karena itu, tugas-tugas mereka perlu dipahami dan
ditata, sehingga penyelenggaraan hubungan sekolah dengan masyarakat dapat berjalan
efektif dan efisien

c. Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan menurut George R. Terry berarti merangsang anggota-anggota
kelompok melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan kemauan yang baik.
Actuating artinya menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau
dengan kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki
secara efektif.
Kegiatan komunikasi sangat di butuhkan dalam pelaksanaan manajemen.
Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses penyampaian berita dari satu sumber
berita kepada orang lain. komunikasi merupakan segala bentuk perilaku seseorang
baik verbal maupun nonverbal yang ditanggapi oleh orang lain. Berbagai jenis
perilaku dapat dikatakan sebagai kegiatan komunikasi apabila melibatkan dua orang
atau lebih. Komunikasi terjadi jika setidaknya suatu sumber membangkitkan respons
pada penerima melalui penyampaian suatu pesan dalam bentuk tanda atau simbol, baik
bentuk verbal (kata-kata) atau bentuk nonverbal (non kata-kata), tanpa harus
memastikan terlebih dahulu bahwa kedua belah pihak yang berkomunikasi punya
suatu simbol yang sama.12

d. Evaluasi (Evaluating)
Evaluasi adalah tahap terakhir setelah tahap-tahap penelitian, perencanaan dan
penggiatan yang dilaksanakan oleh suatu organisasi. Evaluasi dalam lembaga
pendidikan memiliki peran penting yang berkaitan dengan perkembangan, kemajuan,
atau kemunduran suatu program. Kegiatan evaluasi sangat strategis dalam upaya
menentukan arah kebijakan selanjutnya bagi lembaga pendidikan. Evaluasi yang
dilaksanakan akan berimplikasi pada kemajuan sekolah bila evaluasi dilakukan secara
obyektif tanpa adanya intervensi dari sekolah terhadap opini publik dalam menentukan

12Deddy Mulyana, Komunikasi Efektif : Suatu Pendekatan Lintas Budaya, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2008),
hal.3

8
arah jawabannya akan suatu lembaga pendidikan yang ada di sekitarnya. Kemudian
ditindak lanjuti dengan program-program baru yang telah dimodifikasi sesuai Dengan
kebutuhan yang ada dalam program pelaksanaan evaluasi.
Pada dasarnya kegiatan evaluasi pelaksanaan program humas bertujuan untuk
mengetahui implikasi suatu lembaga pendidikan terhadap masyarakat dalam berbagai
hal. Sedangkan fungsi evaluasi dalam pelaksanaan humas yaitu :
a. Berfungsi selektif. Dengan adanya evaluasi, pihak sekolah memiliki cara untuk
mengadakan seleksi terhadap kinerjanya.
b. Berfungsi diagnostik. Bila menggunakan alat evaluasi yang memenuhi syarat, maka
dengan melihat hasilnya sekolah bisa mengetahui kelemahan yang dimilikinya.
Ketika kelemahan telah teridentifikasi maka sekolah akan mudah mencari alternatif
dalam pemecahan masalah yang dialami melalui berbagai cara, tergantung tingkat
kelemahan dan kebutuhan sekolah serta masyarakat.
c. Berfungsi sebagai pengukur keberhasilan. Untuk mengetahui sejauh mana suatu
program berhasil diterapkan dan kemudian ditindak lanjuti dengan pengembangan
program jika memungkinkan.
Atas dasar uraian tersebut, dapat diketahui bahwa kegiatan evaluasi dalam pelaksanaan
program humas di lembaga pendidikan dilaksanakan untuk :
a. Memperoleh informasi yang diperlukan untuk meningkatkan produktifitas serta
keefektifan belajar siswa dan pengembangan sekolah.
b. Memperoleh feed back,
c. Memperoleh informasi yang diperlukan untuk memperbaiki dan menyempurnakan
proses pembelajaran di sekolah.
d. Memperoleh informasi yang diperlukan untuk memperbaiki, menyempurnakan serta
mengembangkan program.
e. Mengetahui kesukaran-kesukaran apa yang dialami siswa selama belajar dan
bagaimana mencari jalan keluarnya

C. MANAJEMEN LAYANAN KHUSUS


1. Pengertian Manajemen Layanan Khusus

Manajemen layanan khusus adalah suatu proses kegiatan memberikan pelayanan


kebutuhan kepada peserta didik untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar tujuan
Pendidikan bias tercapai secara efektif dan efisien.

Manajemen layanan khusus di suatu sekolah merupakan bagian penting dalam


Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang efektif dan efisien. Sekolah merupakan salah
satu sarana yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas d ari penduduk bangsa
Indonesia. Sekolah tidak hanya memiliki tanggung jawab dan tugas untuk mlaksanakan
proses pembelajaran dalam mengembangkan ilmu penegetahuan dan teknologi saja,

9
melainkan harus menjaga dan meningkatkan kesehatan baik jasmani maupun rohani
peserta didik. Hal ini sesuai dengan UUSPN Bab 11 Pasal 4 yang memuat tentang adanya
tujuan pendidikan nasional.Untuk memenuhi tugas dan tanggung jawab tersebut maka
sekolah memerlukan suatu manajemen layanan khusus yang dapat mengatur segala
kebutuhan peserta didiknya sehingga tujuan pendidikan tersebut dapat tercapai.

Manajemen layanan khusus di sekolah pada dasarnya ditetapkan dan di


organisasikan untuk mempermudah atau memperlancar pembelajaran, serta dapat
memenuhi kebutuhan khusus siswa di sekolah. Pelayanan khusus diselenggarakan di
sekolah dengan maksud untuk memperlancar pelaksanaan pengajaran dalam rangka
pencapain tujuan pendidikan di sekolah. Pendidikan di sekolah antara lain juga berusaha
agar peserta didik senanatiasa berada dalam keadaan baik. Baik disini menyangkut aspek
jasmani maupun rohaninya. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen
layanan khusus adalah suatu proses kegiatan memberikan pelayanan kebutuhan kepada
peserta didik untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar tujuan pendidikan bisa
tercapai secara efektif dan efisien.

2. Substansi Manajemen Layanan Khusus

Substansi Manajemen Layanan Khusus berdasarkan proses manajemen adalah


sebagai berikut:
1. Perencanaan, meliputi analisis kebutuhan layanan khusus bagi warga sekolah dan
penyusunan program layanan khusus bagi warga sekolah
2. Pengorganisasian, berupa pembagian tugas untuk melaksanakan program layanan
khusus bagi warga sekolah
3. Penggerakan, meliputi pengaturan pelaksanaan perpustakaan, koperasi sekolah,
ketrampilan, unit kesehatan sekolah, ekstakulikuler, tabungan, keagamaan, kantin,
perpustakaan, kafetaria, dan layanan khusus lainnya.
4. Pengawasan, meliputi pemantauan program layanan khusus dan penilaian kinerja
program layanan khusus bagi warga sekolah .

3. Jenis - Jenis Layanan Khusus

Pelayanan khusus yang diberikan sekolah kepada peserta didik, antar sekolah satu
dengan sekolah lainnya pada umumnya sama, tetapi proses pengelolan dan
pemanfaatannya yang berbeda. Beberapa bentuk manajemen layanan khusus yang ada di
sekolah antara lain:

10
1. Layanan Perpustakaan Peserta Didik
Perpustakaan merupakan salah satu unit yang memberikan layanan kepada
peserta didik, dengan maksud membantu dan menunjang proses pembelajaran di
sekolah, melayani informasi-informasi yang dibutuhkan serta memberi layanan
rekreatif melalui koleksi bahan pustaka.

Menurut Supriyadi (1983) dalam buku Manajemen Peserta Didik oleh Ali Imron
mendefinisikan perpustakaan sekolah sebagai perpustakaan yang diselenggarakan di
sekolah guna menunjang program belajar mengajar di lembaga pendidikan formal
seperti sekolah, baik sekolah tingkat dasar maupun menengah, baik sekolah umum
maupun kejuruan. Selain itu, perpustakaan sekolah adalah salah satu unit sekolah yang
memberikan layanan kepada peserta didik di sekolah sebagai sentra utama, dengan
maksud membantu dan menunjang proses belajar mengajar di sekolah, melayani
informasi-informasi yang dibutuhkan serta memberikan layanan rekreatif melalui
koleksi bahan pustaka (Imron, 1995:187). Dari definisi-definisi tersebut tampaklah
jelas bahwa perpustakaan sekolah merupakan suatu unit pelayanan sekolah guna
menunjang proses belajar mengajar di sekolah.
Untuk membantu penyelenggaraan perpustakaan yang baik maka perlu diadakan
administrasi perpustkaan yaitu :
a. Pengelola
b. Ruang perpustakaan
c. Program kerja
d. Perlengkapan seperti, Kartu anggota perpustakaan, kartu peminjaman,dan kartu
katalog.

2. Layanan Kesehatan Peserta Didik

Layanan kesehatan di sekolah biasanya dibentuk sebuah wadah bernama Usaha


Kesehatan Sekolah (UKS). Usaha kesehatan sekolah adalah usaha kesehatan
masyarakat yang dijalankan sekolah.

Menurut Jesse Ferring William pada buku Pengelolaan Layanan Khusus Di


sekolah oleh Kusmintardjo (1992) mendefinisikan layanan kesehatan adalah sebuah
klinik yang didirikan sebagai bagian dari Universitas atau sekolah yang berdiri sendiri
yang menentukan diagnosa dan pengobatan fisik dan penyakit jiwa dan dibiayai dari
biaya khusus dari semua siswa. Selain itu layanan kesehatan juga dapat diartikan
sebagai usaha sekolah dalam rangka membantu (mungkin bersifat sementara ) murid -
muridnya yang mengalami persoalan yang berkaitan dengan kesehatan.

Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa layanan kesehatan peserta didik


adalah suatu layanan kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah dan
11
menjadikan peserta didik sebagai sasaran utama, dan personalia sekolah yang lainnya
sebagai sasaran tambahan.

3. Layanan Asrama Peserta Didik

Bagi para peserta didik khususnya jenjang pendidikan menengah dan pendidikan
tinggi, terutama bagi mereka yang jauh dari orang tuanya diperlukan diperlukan
asrama. Selain manfaat untuk peserta didik, asrama mempunyai manfaat bagi para
pendidik dan petugas asrama tersebut.

4. Layanan Bimbingan Dan Konseling

Layanan bimbingan dan konseling adalah proses bantuan yang diberikan kepada
siswa dengan memperhatikan kemungkinan dan kenyataan tentang adanya kesulitan
yang dihadapi dalam rangka perkembangan yang optimal, sehingga mereka
memahami dan mengarahkan diri serta bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntutan
dan situasi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
5. Layanan Kafetaria Peserta Didik

Layanan kafentaria adalah layanan makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh
peserta didik disela-sela mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah sesuai dengan
daya jangkau peserta didik. Makanan dan minuman yang tersedia di kafentaria
tersebut, terjangkau dilihat dari jumlah uang saku peserta didik, tetapi juga memenuhi
syarat kebersihan dan cukup kandungan gizinya.

6. Layanan Laboratorium/unit produksi/bengkel Peserta Didik

Laboratorium/unit produksi/bengkel diperlukan peserta didik apabila mereka


akan mengadakan penelitiam yang berkaitan dengan percibaan-percobaan tentang
suatu obyek tertentu. Laboratorium/unit produksi/bengkel adalah suatu tempat baik
tertutup maupun terbuka yang dipergunakan untuk melakukan penyelidikan, pecobaan,
pemraktekan, pengujian, dan pengembangan. Laboratorium/unit produksi/bengkel
sekolah adalah sarana penunjang proses belajar mengajar baik tertutup maupun
terbuka yang dipergunakan untuk melaksanakan praktikum, penyelidikan, percobaan,
pengembangan dan bahkan pembakuan.

7. Layanan Koperasi Peserta Didik

Layanan koperasi mendidik para peserta didik untuk dapat berwirausaha. Hal ini
sangat membantu peserta didik di kehidupan yang akan datang. Koperasi sekolah
adalah koperasi yang dikembangkan di sekolah, baik sekolah dasar, sekolah
menengah, maupun sekolah dan dalam pengelolannya melibatkan guru dan personalia
sekolah. Sedangkan koperasi peserta didik atau biasa disebut disebut koperasi siswa

12
(Kopsis) adalah koperasi yang ada di sekolah tetapi pengelolaanya adalah oleh pesera
didik, kedudukan guru di dalam Kopsis adalah sebagai pembimbing saja

8. Layanan Keamanan

Layanan keamanan yaitu layanan yang dapat memberikan rasa aman pada siswa
selama siswa belajar di sekolah misalnya adanya penjagaan oleh satpam sekolah.

9. Layanan keagamaan

Layanan keagamaan mendidik para peserta didik untuk dapat menjalankan


ajaran agamanya dengan baik.13

13 Sri Minarti, Manajemen Sekolah …. Hal. 310

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Manajemen Organisasi adalah kumpulan orang, proses pembagian kerja, dan sistem kerja
sama atau kerja sosial. Dengan kata lain organisasi alah aktivitas dalam membagi – bagi kerja
menggolong - golongkan jenis pekerjaan, memberi wewenang, menetapkan saluran perintah
dan tanggung jawab kepada para pelaksana.

2. Administrasi humas merupakan suatu manajemen untuk menjaga dan meningkatkan


kualitas hubungan dan nama baik sekolah di mata pihak ekternal sekolah.

3. Administrasi layanan khusus merupakan suatu kegiatan penunjang/utilitas/penyediaan


fasilitas sekolah. Dalam pelaksanaan administrasi humas/layanan khusus dimulai dari
penetapan sasaran mutu, prosedur kerja, pelaksanaan kerja dengan membuat form – form
kerja, dan evaluasi kerja dengan cara mengaudit secara internal maupun eksternal.

B. Saran
Kritik dan saran sangat penulis harapkan demi Khasanah Keilmuan dan perbaikan
kedepannya, agar kekeliruan dan kesalahan itu semakin terminimalisir.

14
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Suryo Subroto, Dimensi Administrasi Pendidikan Sekolah (Jakarta:Bina Aksara),


Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd. M.T., Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan
(Jakarta:Bumi Aksara)
Morisan, Manajemen Public Relations, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2008)
E. Mulyasa, Standar kompetensi dan sertifikasi guru, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2008)
Ngalim Purwanto, Admistrasi …….
Deddy Mulyana, Komunikasi Efektif : Suatu Pendekatan Lintas Budaya, (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya,2008)

Anda mungkin juga menyukai