Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MATA KULIAH

BANGUNAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH SETEMPAT

KUMPULAN JURNAL MENGENAI BANGUNAN PENGOLAHAN AIR

OLEH :

RUHRUFAIN

E1F1 19 006

PROGRAM STUDI REKAYASA INFRASTRUKTUR & LINGKUNGAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

2023
Jurnal DAUR LINGKUNGAN Februari 2018, Vol. 1 (1): 29-34 http://journal.daurlingkungan.ac.id
ISSN xxxx-xxxx

Evaluasi dan Optimalisasi Sistem Pengolahan Air Minum Pada


Instalasi Pengolahan Air (IPA) Jaluko Kapasitas 50 L/S Kabupaten
Muaro Jambi
Harissa Gustinawati
Program Studi Ilmu Lingkungan, Pascasarjana Universitas Jambi
*e-mail: gharisa@yahoo.co.id

ABSTRAK
Instalasi Pengolahan Air (IPA) kapasitas 50 L/s di Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi menggunakan sumber air
baku Sungai Batanghari. Instalasi ini dibangun pada tahun 2012 dan selesai akhir tahun 2012. Air olahan IPA Jambi Luar Kota
didistribusikan ke 12 wilayah yang terletak di Kecamatan Jambi Luar Kota (Mendalo). Unit pengolahan yang ada pada IPA dibuat
berdasarkan prototipe proyek IPA menggunakan sumber air baku Sungai Musi yang berada di Sumatera Selatan. Spesifikasi teknis
acuan instalasi pengolahan air minum seharusnya menggunakan standar yang berlaku yaitu SNI 6774 tahun 2008 tentang tata cara
perencaaan unit paket instalasi pengolahan air dan literatur mengenai desain IPA. Terdapat perbedaan dimensi antara kriteria desain
berdasarkan SNI 6774-2008 dengan dimensi unit IPA eksisting. Beberapa unit tidak sesuai dengan spesifikasi desain. Proses
pembubuhan bahan kimia dilakukan tanpa pengujian terlebih dahulu, sehingga tidak diketahui dosis optimal bahan kimia yang
dibutuhkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan melakukan optimalisasi desain unit IPA Jambi Luar Kota eksisting
dengan spesifikasi teknis SNI 6774 tahun 2008 tentang tata cara perencaaan unit paket instalasi pengolahan air dan literatur mengenai
desain IPA.
Kata Kunci : Evaluasi, Instalasi Pengolahan Air (IPA), SNI 6774-2008, Optimasi IPA
ABSTRACT
Water Treatment Plant (IPA) capacity of 50 liters per second in the district Outer City Jambi Jambi Muaro use raw water source
Batang Hari River. This installation was built in 2012 and was completed in late 2012. Air processed IPA Foreign Cities Jambi
distributed to 12 regions located in the district of Jambi Outer City (Mendalo). Processing unit which exist in the IPA IPA is based
prototype project using raw water source located Musi River in South Sumatra. The technical specifications references drinking water
treatment plant should use the applicable standard is ISO 6774 in 2008 regarding the procedure of planning unit package water
treatment plant and the literature regarding the design of IPA. There are differences between the dimensions of the design criteria
based on ISO 6774-2008 with the existing dimensions of the IPA unit. Some of the units are not in accordance with design
specifications. Affixing process chemicals do without testing it first, so it is not known optimal dose of the chemicals needed. This study
aims to evaluate and optimize the design of the IPA unit Jambi existing State Affairs with the technical specifications of ISO 6774 in
2008 regarding the procedure of planning unit package water treatment plant and the literature regarding the design of IPA.
Keywords : Evaluation; Water Treatment Plant (IPA); ISO 6774-2008; WTP Optimization

1. Pendahuluan Kecamatan Jambi Luar Kota (Mendalo). Unit-unit


pengolahan yang ada terdiri dari unit koagulasi,
Instalasi pengolahan air memegang peranan penting flokulasi, sedimentasi, dan filtrasi. Unit pengolahan
dalam upaya memenuhi kualitas air bersih atau minum yang ada pada IPA dibuat berdasarkan prototipe proyek
melalui pengolahan fisika, kimia, dan bakteriologi. IPA menggunakan sumber air baku Sungai Musi yang
Kualitas air baku yang semula belum memenuhi syarat berada di Sumatera Selatan. Spesifikasi teknis acuan
kesehatan akan berubah menjadi air bersih atau minum instalasi pengolahan air minum seharusnya
yang aman bagi manusia. Persyaratan kualitas air menggunakan standar yang berlaku yaitu SNI 6774
dikaitkan dengan kesehatan. Air disebut sebagai tahun 2008 tentang tata cara perencaaan unit paket
pembawa penyakit karena ada berbagai penyakit yang instalasi pengolahan air dan literatur mengenai desain
disebabkan oleh organisme atau patogen yang terbawa IPA. Berdasarkan observasi terdapat perbedaan dimensi
ke dalam air dan masuk ke dalam tubuh manusia. antara kriteria desain berdasarkan SNI 6774-2008
Beberapa penyakit seperti kolera, tifus, disentri dengan dimensi unit IPA eksisting. Beberapa unit tidak
dikarenakan adanya parasit yang hidup di dalam air. sesuai dengan spesifikasi desain.
(Al-Layla, 1978).
Proses pembubuhan bahan kimia dilakukan tanpa
Instalasi Pengolahan Air (IPA) kapasitas 50 Liter pengujian terlebih dahulu, sehingga tidak diketahui
perdetik di Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten dosis optimal bahan kimia yang dibutuhkan. Bahan
Muaro Jambi menggunakan sumber air baku Sungai kimia yang digunakan hanya alumunium sulfat yang
Batanghari. Air olahan IPA Jambi Luar Kota diinjeksikan sebagai koagulan. Sedangkan unit bahan
didistribusikan ke 12 wilayah yang terletak di kimia yang tersedia adalah alumunium sulfat (tawas),
29
Evaluasi dan Optimalisasi Sistem Pengolahan Air Minum pada Instalasi Pengolahan Air (IPA)
Jaluko Kapasitas 50 L/S Kabupaten Muaro Jambi (Gustinawati, H)

soda, dan kaporit yang berarti ada 2 unit yang tidak 1. Observasi ke unit Instalasi Pengolahan Air
digunakan. Pemakaian kaporit ditiadakan dalam proses Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro
pengolahan, padahal kaporit berfungsi sebagai Jambi.
desinfektan sebelum air olahan dialirkan ke konsumen. 2. Pengukuran unit instalasi pengolahan air minum
Peniadaan bahan kimia ini dapat menyebabkan kualitas berupa dimensi unit pengolahan tersebut.
air produksi tidak sesuai dengan standar baku mutu. 3. Wawancara dengan petugas instalasi IPA
Berdasarkan beberapa permasalahan tersebut, peneliti Kecamatan Jaluko.
melakukan Evaluasi dan Optimalisasi Sistem Sedangkan data sekunder pada penelitian ini adalah
Pengolahan Air Minum pada Instalasi Pengolahan Air sebagai berikut :
(IPA) Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro
Jambi. 1. Gambaran umum lokasi penelitian
2. Data pemakaian bahan kimia
2. Metode Penelitian 3. Gambar detail unit IPA
Proses penelitian ini berlokasi di Instalasi 4. Data kualitas air baku dan data kualitas effluen yang
Pengolahan Air Minum Kecamatan Jambi Luar Kota diuji di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi
Kabupaten Muaro Jambi. Instalasi pengolahan air Jambi.
tersebut dibangun pada tahun 2012 untuk menambah
cakupan pelayanan PDAM Tirta Muaro Jambi di 3. Hasil dan Pembahasan
Kecamatan Jambi Luar Kota sehingga dibangun IPA
kapasitas 50 liter perdetik melalui APBN oleh 3.1. Evaluasi IPA Jaluko
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Terdapat beberapa permasalahan pada unit IPA setelah
Karya Direktorat Pengembangan Air Minum Dinas diuji kualitas air produksinya. Setelah melalui proses
Pekerjaan Umum Provinsi Jambi. Operasional IPA pengolahan, ternyata ada beberapa parameter yang
berlangsung 16 jam dari pukul 8 pagi sampai 12 malam. mengalami kenaikan, yaitu:
Tahap pertama penelitian ini yaitu studi literatur
mengenai evaluasi unit IPA. Tahap kedua dilakukan a. Sulfat, semula 12,275 setelah diolah menjadi
pengambilan data kondisi eksisting IPA yang telah 30,0480
beroperasi. Data yang diambil terdiri dari data primer b. Kesadahan menjadi 28 padahal keadaan semula
dan sekunder. Tahap ketiga yaitu analisis data yang adalah 22
berupa evaluasi berdasarkan SNI 6773 dan 6774 tahun Berikut evaluasi unit IPA :
2008. Tahap keempat berupa optimalisasi IPA. Setelah Unit Koagulasi
dilakukan evaluasi berupa perhitungan dimensi
eksisting IPA berdasarkan kriteria desain (SNI 6773 dan Diketahui data eksisting :
6774 tahun 2008) dan evaluasi kualitas air produksi a. Tipe koagulasi : pengaduk cepat menggunakan pipa
IPA (effluen) maka diperoleh kesimpulan apakah sistem b. Q bak = 50 l/dt = 0,05 m3 /dt
yang sedang beroperasi dapat berfungsi sesuai yang c. P pipa lurus = 1 m
diharapkan dan sesuai dengan kriteria desain. d. P pipa tegak = 4,3 m
e. ∅ pipa = 300 mm = 0,3 m
Pengambilan Data
Kriteria desain :
Data primer dalam penelitian ini meliputi : a. Waktu detensi : 1-5 detik
b. Nilai G/detik : > 750

Tabel 1. Hasil Perhitungan Unit Koagulasi


Hasil
No. Parameter Kriteria Desain Keterangan
Perhitungan
Waktu
1. 1-5 detik 7,5 dt Tidak sesuai
pengadukan
Gradien
2. >750 1243,3 dt−1 Sesuai
kecepatan
Sumber : Hasil Perhitungan

= 4,3 m
e. Tinggi masing-masing terjunan : 0,31 ; 0,34 ;0,35 m
f. Volume (C) =p×l×t
Unit Flokulasi
= 1,4×1,4×4 = 7,84 m3
Diketahui data eksisting :
Hasil evaluasi terlihat bahwa nilai gradien velocity
a. Tipe : jenis pengadukan hidrolis dengan terjunan (G) dan td tidak memenuhi kriteria desain. Keuntungan
b. Jumlah bak = 6 bak dari unit flokulasi jenis ini yaitu lebih menghemat
c. Q bak = 25 l/dt dengan 6 bak energi dan tidak bergantung pada listrik ataupun pompa
= 0,025 m3 /dt karena memanfaatkan gaya gravitasi untuk pengadukan.
d. Tinggi bak (t) = 4 m dengan free board 0,3
30
Evaluasi dan Optimalisasi Sistem Pengolahan Air Minum pada Instalasi Pengolahan Air (IPA)
Jaluko Kapasitas 50 L/S Kabupaten Muaro Jambi (Gustinawati, H)

e. Lebar plate settler (w) = 0,05 m


f. Tebal plate settler (t) = 0,006 m
Unit Sedimentasi
g. Tinggi tegak (H) = 1 m
Diketahui data eksisting : h. Sudut kemiringan (𝛼) = 60°
a. Q (Debit) = 0,025 m3 /dt, dibagi dalam 2 bak i. Jumlah plate settler (n) = 360/bak
= 0,0125 m3 /dt j. Diameter Inlet (θ) = 400 cm
b. P bak =6m Unit Sedimentasi pada IPA Jaluko telah memenuhi
c. L bak =3m kriteria desain sehingga proses pengendapan pada unit
d. Tinggi (H) = 4 m dengan free board =4,3 m ini dapat berlangsung optimal.

Tabel 2. Hasil perhitungan unit Flokulasi


Parameter Kriteria Desain Nilai Keterangan
Waktu detensi
30-45 menit 5,2 menit Tidak sesuai
(menit)
T. Terjunan 0,31 m
=104,9 dt−1
T. Terjunan 0,34 m
Gradien kecepatan (dt−1 ) 5-60 dt−1 Tidak Sesuai
=109,9 dt−1
T. Terjunan 0,35 m
=111,5 dt−1
Tahap Flokulasi
6-10 6 Sesuai
(buah)
Kecepatan aliran max
0,9 0,26 Sesuai
(m/det)
Sumber : Hasil Perhitungan

Tabel 3. Hasil perhitungan unit Sedimentasi


Parameter Kriteria Desain Nilai Keterangan
Surface loading rate 0,8-2,5 m3 /m2 .jam 2,5 m3 /m2 .jam Sesuai
Weir loading rate < 11 m3 /m2 .jam 3,75 m3 /m2 .jam Sesuai
Waktu detensi bak (jam) 1,5-3 jam 1,6 jam Sesuai
Nre < 2000 NRe = 2,2 x 10-3 Sesuai
NFr > 10-5 NFr = 2,61 x 10-3 Sesuai
Kedalaman 3-6 m 4,3 m Sesuai
Rasio Lebar : Panjang > 1/5 6/3 = 2 Sesuai
Kemiringan tube/plate 30/60° 60° Sesuai
Sumber : Hasil Perhitungan

Unit Filtrasi a. Jumlah unit = 2 unit


b. Debit = 50 l/dt = 0,05 m3 /dtk
Diketahui data eksisting
a. Jumlah : 4 bak = 0,025 m3 /dtk per unit
c. Kapasitas = 400 m3/unit
b. Q per bak : 6,25×10-3 m3 /dtk d. Panjang bak = 10 m
c. Panjang (P) x Lebar (L) x Tinggi (H) = 2,5 x 1,18 x e. Lebar bak = 10 m
4,6 m f. Tinggi bak =6m
d. Media saringan, lapisan pasir silika(L fp) tebal 250 g. Tinggi jagaan = 0,4 m
mm h. Keb. air instalasi = 200 m3
e. Media ,antrasit lapisan kerikil tebal 500 cm
Evaluasi Evaluasi
Rasio panjang, lebar, dan tinggi pada bak filtrasi a. Volume reservoir eksisting 600 m3, sedangkan
sudah sesuai dengan kriteria desain. Kecepatan filtrasi volume yang dibutuhkan adalah 400 m3. Jadi
juga sudah sesuai dengan kriteria desain, tetapi pada volume tersebut sudah mencukupi.
saat backwash dilakukan pada dua bak, kecepatan b. Waktu tinggal (td) sudah memenuhi kriteria desain.
filtrasi melebihi kriteria desain. Hal ini tidak menjadi Tetapi, waktu tinggal yang lama tersebut dapat
permasalahan berarti karena berdasarkan pengamatan berpengaruh pada kualitas air produksi yang
penulis, backwash yang dilakukan untuk satu bak saja meniadakan injeksi desinfektan.
dan berfungsi dengan baik. Ketebalan media pasir dan c. Kedalaman dan tinggi jagaan pada reservoir sudah
media penyangga yang belum sesuai dengan kriteria memenuhi kriteria desain.
desain. Media pasir lebih tipis 50 mm sedangkan media
penyangga masing-masing lebih tipis 40 mm dari Unit Bahan Kimia
kriteria desain.
Koagulan
Reservoir
Diketahui data eksisting :
Diketahui data eksisting

31
Evaluasi dan Optimalisasi Sistem Pengolahan Air Minum pada Instalasi Pengolahan Air (IPA)
Jaluko Kapasitas 50 L/S Kabupaten Muaro Jambi (Gustinawati, H)

Zat yang digunakan = alumunium sulfat atau petugas teknis IPA. Standar yang digunakan adalah
Al2(SO4)3 kondisi fisik air yang jernih.
Volume tangki pelarut = 500 liter untuk 5 jam sekali b. Kondisi pompa pegaduk bahan kimia yang tidak
= 1500 liter untuk 1 hari berfungsi, menyebabkan pengadukan berlangsung
Kebutuhan dan dosis alum = 25 kg untuk 5 jam sekali secara sederhana menggunakan kayu. Petugas teknis
= 75 kg untuk 1 hari harus menggunakan tangga untuk dapat
menuangkan bahan kima ke dalam tangki pelarut
Evaluasi dan mengaduk koagulan dengan air agar dapat
a. Penggunaan bahan kimia tidak berdasarkan tercampur.
pengujian terlebih dahulu, tetapi berdasarkan feeling

Tabel 4. Hasil Perhitungan Unit Filtrasi


Parameter Kriteria Desain Nilai Keterangan
Jumlah Filter 2 kompartemen 4 kompartemen Sesuai
Kecepatan penyaringan (m/jam) 6-11 8,64 Sesuai
Kecepatan aliran pipa inlet (m/dt) <0,6 0,3538 Sesuai
Lama Pencucian (menit) 10-15 12 Sesuai
Media pasir :
Tebal (mm) 300-700 250 Tidak Sesuai
ES 0,3-0,7 0,7 Sesuai
UC 1,2-1,4 1,4 Sesuai
Berat Jenis 2,5-2,65 2,5 Sesuai
Porositas 0,4 0,4 Sesuai
Media Antrasit 400-500 500 Sesuai
Media Penyangga (Kerikil), dari atas ke
bawah
- Kedalaman (mm)
80-100 40 Tidak Sesuai
Ukuran Butir (mm)
2-5 4,8 Sesuai
- Kedalaman (mm)
80-100 40 Tidak Sesuai
Ukuran Butir (mm)
5-10 6,02 Sesuai
- Kedalaman (mm)
80-100 40 Tidak Sesuai
Ukuran Butir (mm)
10-15 12 Sesuai
- Kedalaman (mm)
80-150 40 Tidak Sesuai
Ukuran Butir (mm)
15-30 18 Sesuai
Sumber :Hasil Perhitungan

Tabel 5. Hasil perhitungan Reservoir


Parameter Kriteria Desain Nilai Keterangan
Jumlah unit Min 2 unit 2 unit Sesuai
Kedalaman 3-6 m 6m Sesuai
Tinggi jagaan >30 cm 0,4 m Sesuai
Kebutuhan volume efekteif
15 cm 67 % Sesuai
reservoir
Waktu tinggal > 1 jam 6,7 jam Sesuai
Sumber : Hasil Perhitungan

Tabel 6. Hasil Optimalisasi Unit Koagulasi


Kriteria ρgHQ 1000.9,81.0,09.0,025
Parameter Nilai Keterangan G22 = =
Desain μc 0,8904 × 10-3 .7,84
−1
Waktu detensi 1-5 detik 3,3 dt Sesuai G2 = 56,5 dt ................ Sesuai
Gradien kecepatan 2007,6
>750 Sesuai
dt−1
Sumber : Hasil Perhitungan
d. Untuk tinggi terjunan = 0,10 m

ρgHQ 1000.9,81.0,10.0,025
3.2. Optimalisasi Unit Flokulasi G32 = =
μc 0,8904 × 10-3 .7,84
−1
Untuk mengoptimalkan unit ini merubah tinggi G3 = 59,6 dt ................. Sesuai
terjunan, perhitungannya :
C 3.3. Optimalisasi Unit Filtrasi
a. td = Q = 5,2 menit
b. Untuk tinggi terjunan = 0,06 m Pada unit ini, setelah dievaluasi, dapat disimpulkan
bahwa hanya kedalaman dari media filter dan media
ρgHQ penyangga sehingga optimalisasi unit ini disarankan
G12 = = 2131,8 untuk menambah ketebalan pasir sebagai media filter
μc
G1 = 46,18 dt−1 ......................... Sesuai dan kerikil sebagai media penyangga. Hal ini bertujuan
agar proses filtrasi menjadi lebih baik.
c. Untuk tinggi terjunan = 0,09 m
32
Evaluasi dan Optimalisasi Sistem Pengolahan Air Minum pada Instalasi Pengolahan Air (IPA)
Jaluko Kapasitas 50 L/S Kabupaten Muaro Jambi (Gustinawati, H)

Tabel 7. Hasil perhitungan unit Flokulasi Konsentari larutan = 20 %


Kriteria Kapasitas pengolahan = 50 L/detik
Parameter Nilai Keterangan
Desain Lama operasi = 12 jam/hari
Waktu
detensi
30-45
5,2 menit
Tidak b. Kebutuhan perhari =
menit sesuai 50 ppm ×2.160.000L/hari×60%
(menit)
T. Terjunan 0,06 m = 64.800.000 mg/hari
=46,18 dt−1 = 64,8 kg/hari
Gradien
T. Terjunan 0,09 m
kecepatan 5-60 dt−1 Sesuai c. Larutan yang diinjeksikan adalah 10% soda api,
=56,5 dt−1
(dt−1 ) sehingga dibuat dengan melarutkan 64,8 kg soda api
T. Terjunan 0,10 m
=59,6 dt−1 dalam 6480 liter air.
Tahap
Flokulasi 6-10 6 Sesuai Perhitungan Dosis Desinfektan
(buah)
Kecepatan Unit desinfeksi pada IPA telah disediakan tetapi
aliran max 0,9 0,26 Sesuai
(m/det)
tidak pernah digunakan. Penulis menyaarankan untuk
Sumber : Hasil Perhitungan menggunakan unit ini agar air produksi tidak lagi
tercemar bakteri coli. Sungai Batanghari yang menjadi
Tabel 8. Hasil Optimalisasi Unit Filtrasi sumber air baku IPA mengandung bakteri coli tinggi
Parameter
Kriteria
Nilai Keterangan
karena banyaknya aktivitas warga yang membuang hajat
Desain di pinggir sungai (kualitas air baku dapat dilihat pada
2 4
Jumlah Filter komparte- komparte- Sesuai
tabel 5.1). Adanya penggunaan unit ini diharapkan air
men men produksi dapat terbebas dari bakteri coli.
Kecepatan
penyaringan 6-11 8,64 Sesuai a. Penentuan dosis kaporit
(m/jam) Dosis khlor = 0,7 ppm
Kecepatan aliran
<0,6 0,3538 Sesuai Kadar kaporit = 60%
pipa inlet (m/dt) Konsentari larutan = 10 %
Lama Pencucian
(menit)
10-15 12 Sesuai Kapasitas pengolahan = 50 L/detik
Media pasir : Lama operasi = 12 jam/hari
Tebal (mm) 300-700 600 Sesuai b. Kebutuhan perhari =
ES 0,3-0,7 0,7 Sesuai 0,7 ppm ×2.160.000L/hari×60%
UC 1,2-1,4 1,4 Sesuai
Berat Jenis 2,5-2,65 2,5 Sesuai = 907.200 mg/hari
Porositas 0,4 0,4 Sesuai = 0,9072 kg/hari
Media Antrasit 400-500 500 Sesuai c. Larutan yang diinjeksikan adalah 10% kaporit,
Media Penyangga sehingga dibuat dengan melarutkan 0,9072 kg
(Kerikil), dari atas
ke bawah kaporit dalam 90,72 liter air.
Kedalaman (mm) 80-100 80 Sesuai
Ukuran Butir (mm) 2-5 4,8 Sesuai 4. Kesimpulan dan Saran
Kedalaman (mm) 80-100 80 Sesuai
Ukuran Butir (mm) 5-10 6,02 Sesuai Berdasarkan evaluasi secara keseluruhan, IPA Jaluko
Kedalaman (mm) 80-100 80 Sesuai eksisting sudah dapat mengolah air baku walaupun hasil
Ukuran Butir (mm) 10-15 12 Sesuai
Kedalaman (mm) 80-150 80 Sesuai dari air produksi masih ditemukan parameter yang tidak
Ukuran Butir (mm) 15-30 18 Sesuai sesuai dengan baku mutu, yaitu: Parameter pH 5,74
Sumber : Hasil Perhitungan dengan standar kualitas pH Permenkes
No.416/Menkes/Per/IV/1990 6,5–9,0 dan Permenkes
3.4. Optimalisasi Unit-unit Bahan Kimia 492/Menkes/Per/IV/2010 berkisar antara 6,5 – 8,5;
Optimalisasi ini dilakukan dengan tujuan Parameter selanjutnya yaitu parameter biologi karena
memanfaatkan unit bahan kimai yang sudah ada tetapi masih ditemukan adanya coliform ataupun colitinja pada
selama ini tidak pernah digunakan. air olahan IPA Jaluko. Terdapat 2 parameter yang
mengalami kenaikan yaitu Sulfat yang semula 12,275
Perhitungan Dosis Netralisan setelah diolah menjadi 30,0480 dan kesadahan menjadi
Tidak adanya penggunaan netralisan menyebabkan 28 padahal keadaan semula adalah 22. Kenaikan
pH air produksi (effluen) tidak sesuai dengan standar parameter tersebut disebabkan karena adanya
baku mutu sehingga perlu adanya perhitungan dosis penambahan tawas atau alumunium sulfat di unit
netralisan. Adapun unit netralisasi pada IPA sebenarnya koagulasi.
sudah disediakan tetapi tidak pernah digunakan karena Terdapat beberapa permasalahan pada unit-unit IPA
anggapan penambahan koagulan saja sudah cukup. Jaluko, antara lain : Unit Koagulasi, untuk waktu
Penulis menyarankan untuk menggunakan unit yang pengadukan tidak sesuai kriteria desain sehingga
sudah ada berupa tangki air untuk mendapatkan pH air dianjurkan untuk mengubah dimensi pipa yang menjadi
yang sesuai baku mutu. media koagulasi dari ukuran 300 mm menjadi 200 mm.
a. Penentuan dosis soda api (NaOH) Pada unit flokulasi, waktu detensi dan gradien kecepatan
Dosis NaOH = 50 ppm tidak sesuai dengan kriteria desain sedangkan unit
Filtrasi hanya ketebalan media penyaring (pasir) dan
33
Evaluasi dan Optimalisasi Sistem Pengolahan Air Minum pada Instalasi Pengolahan Air (IPA)
Jaluko Kapasitas 50 L/S Kabupaten Muaro Jambi (Gustinawati, H)

media penyangga yang tidak sesuai kriteria desain. Badan Standardisasi Nasional. (2008). Standar Nasional
Selain itu, unit netralisasi dan desinfeksi tidak Indonesia 6774:2008 Tata Cara Perencanaan Unit
dimanfaatkan. Paket Instalasi Pengolahan Air. Jakarta : BSN.
Bourke, Noel. dkk. (2002). Water Treatment Manuals
Unit-unit yang direkomendasikan untuk optimalisasi, Coagulaton, Flocculation, and Clarification. Irlandia :
yaitu: Unit Koagulasi, dengan merubah ukuran diameter Environmental Protection Agency.
pipa menjadi 200 mm dengan ukuran semula yaitu 300 Effendi, Hefni.(2003). Telaah Kualitas Air. Yogyakarta :
mm; Unit Flokulasi, optimalisasi unit ini dengan cara Kanisius.
Fair, G.M. dkk. (1968). Water and Wastewater Engineering
merubah tinggi terjunan, masing-masing menjadi ; 0,06 ;
Volume 2. Newyork :John Wiley and Sons, Inc.
0,08; 0,09; 0,10 m. Optimalisasi unit Filtrasi dilakukan Moleong J.,Lexy. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif.
dengan cara menambah ketebalan media pasir dan Bandung : PT.Remaja Rosda Karya.
media penyangga. Optimalisasi unit bahan kimia yaitu Mulia R. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta :Graha
netralisasi dan desinfeksi dengan cara menggunakan Ilmu.
unit yang sebenarnya telah tersedia. Diharapkan Putra, Doni. 2007. Evaluasi Proses Pengolahan Air Minum
optimalisasi unit ini dapat menghasilkan air produksi PERTAMINA Lapangan Bajubang dari Segi Kualitas
(effluen) sesuai baku mutu. Air. Tugas AkhirJurusan Teknik Lingkungan Fakultas
Teknik Universitas Batanghari Jambi.
Optimalisasi dengan cara melakukan perbaikan pada Reynolds, Tom. D. 1982. Unit Operations and Processes in
unit tersebut sesuai dengan evaluasi. Sebaiknya ada Environmental Engineering. California : Brooks Cole
prosedur yang baku dalam pengoperasian IPA sehingga Engineering Dvision..
kualitas, kuantitas, dan kontinuitas air produksi dapat Sutrisno, Totok dkk. (1987). Teknologi Penyediaan Air Bersih.
terjaga. Perlu peningkatan keahlian bagi teknisi atau Jakarta : Rineka Cipta.
operator lapangan pada IPA Jaluko sehingga kinerja IPA
dapat semakin optimal.
Daftar Pustaka
Al-Layla M.A. (1978). Water Supply Engineering Design.
Michigan: Ann Arbor Science Publisher Inc.Badan
Standardisasi Nasional. (2008). Standar Nasional
Indonesia 6773:2008 Spesifikasi Unit Paket Instalasi
Pengolahan Air. Jakarta : BSN.

34
ISSN 2550-0023

EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM


(IPAM) KARANGPILANG I PDAM SURYA SEMBADA
KOTA SURABAYA SECARA KUANTITATIF
R. Gagak Eko Bhaskoro1,*) , Tutut Ramadhan1
1)
Prodi Teknik Lingkungan , Akademi Teknik Tirta Wiyata Magelang, Jl. Duku I No. 54, Perum
KORPRI-ABRI, Kota Magelang, 56115

e-mail: gagak.water@akatirta.ac.id

Abstrak
IPAM Karangpilang I merupakan salah satu instalasi pengolahan air yang di miliki PDAM Kota
Surabaya yang melayani kebutuhan air bersih di Kota Surabaya dengan kapasitas 1.450 L/det.
Supaya IPAM tetap dapat beroperasi secara optimal, maka diperlukan evaluasi terhadap IPAM
ini. Penelitian bertujuan untuk : 1) Mengukur kinerja tiap-tiap unit Instalasi Pengolahan Air
Minum (IPAM) Karangpilang I Kota Surabaya; 2) Membandingkan kualitas air produksi yang
dihasilkan oleh IPAM Karangpilang I dengan standar PERMENKES No.492 2010; 3)
Menganalisa hasil evaluasi IPAM Karangpilang I. Evaluasi IPAM dilakukan dengan observasi,
wawancara, studi literatur, praktik lapangan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah
Kinerja setiap unit operasi belum berjalan secara optimal, yaitu pada unit Koagulasi,
Sedimentasi, Filtrasi. Kualitas air produksi IPAM Karangpilang I sesuai dengan dengan
Permenkes No 492 tahun 2010 tentang Kualitas Air. Berdasarkan hasil evaluasi secara
keseluruhan instalasi IPAM Karangpilang I pada saat eksisting sudah dapat mengolah air
dengan baik sehingga air yang diolah dapat memenuhi baku mutu air.

Kata Kunci : IPAM; Kualitas Air; Evaluasi

Abstract

IPAM Karangpilang I is one of the Water Treatment Plant (WTP) in PDAM Surabaya that serve
the needs of clean water in the city of Surabaya with a capacity of 1,450 L. In order for IPAM to
operate optimally, an evaluation of this WTP is required. The research aims to: 1) Measuring the
performance of each unit of Drinking Water Treatment Plan (WTP) Karangpilang I Surabaya; 2)
Comparing the quality of water produced by WTP Karangpilang I with PERMENKES standard
No.492/2010; 3) Analyze the evaluation results of WTP Karangpilang I. The evaluation of WTP
is done by observation, interview, literature study, field practice. The results obtained from this
research is the performance of each unit of operation has not run optimally, namely on the unit
Coagulation, Sedimentation, Filtration. The quality of water produced by WTP Karangpilang I in
accordance with Permenkes No 492 of 2010 on Water Quality. Based on the results of the
overall evaluation of the installation of WTP Karangpilang I at the existing time has been able to
process water well so that treated water can meet the water quality standards.

Keywords: WTP; Water Quality; Evaluation

Pendahuluan dan penggunaan lahan di sekitar sumber.


Air yang dapat dikonsumsi oleh penduduk
Pertumbuhan penduduk setiap di Indonesia harus memenuhi Peraturan
tahunnya semakin meningkat. Seiring Menteri Kesehatan Republik Indonesia
bertambahnya jumlah penduduk, akan No.492/MENKES/PER/IV/2010, yang
menyebabkan peningkatan kebutuhan air meliputi syarat fisik, kimia dan biologi.
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. PDAM Surya Sembada Surabaya
Namun pertumbuhan penduduk ini juga merupakan perusahaan jasa pemerintah
menyebabkan penurunan kualitas air di penyedia layanan air bersih yang
sumber air baku karena aktivitas manusia mempunyai sejumlah instalasi pengolahan
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan, Vol. 15 No.2 September 2018 62
ISSN 2550-0023

air minum. Wilayah cakupan layanan Jenis Data Uraian


PDAM Surya Sembada Kota Surabaya saat Unit Filtrasi Kecepatan Penyaringan
ini mencapai 536,983 ribu Sambungan , Headloss, Kecepatan
Rumah (SR) dari jumlah penduduk backwash maksimum
2.962.700 jiwa (Dinas Kependudukan dan (Vb), Porositas Pasir
Catatan Sipil Surabaya, 2016). Jumlah terekspansi (Pe),
tersebut mencapai 92,5% daerah terlayani Maksimum pasir
air bersih. PDAM Surya Sembada Kota terekspansi ( ),
Surabaya menargetkan peningkatan Ketinggian pasir
cakupan pelayanannya air bersih hingga terekspansi (L ),
mencapai 100% pada tahun 2018 (Waluyo, Dimensi Unit
2016). Guna mendukung target ini harus 2) Data Sekunder yang dikumpulkan
diimbangi dengan kapasitas produksi yang adalah as built drawing IPA, laporan
ada. Instalasi Pengolahan Air Minum kualitas air, master plan IPA, kapasitas
(IPAM) Karangpilang I merupakan salah instalasi/produksi dan jumlah layanan.
satu instalasi pengolahan air yang di miliki
PDAM Kota Surabaya, yang dibangun pada c. Metode Analisis
tahun 1990 dengan kapasitas 1.000 lt/dt.
Pada tahun 2006 terjadi peningkatan 1) Perhitungan dan Evaluasi Kondisi
kapasitas air produksi menjadi 1.450 lt/dt Eksisting Instalasi
yang disebabkan bebagai faktor. Salah satu Analisa sistem operasional unit
faktor peningkatan kapasitas produksi ialah bangunan instalasi dapat dilihat dari
bertambahnya pelanggan. perbandingan antara hasil perhitungan
Penelitian ini bertujuan untuk (1) menurut kondisi eksisting IPA
Mengukur kinerja tiap-tiap unit Instalasi mengenai parameter-parameter yang
Pengolahan Air Minum (IPAM) merupakan faktor penting dalam
Karangpilang I Kota Surabaya; (2) sistem operasional bangunan dengan
Membandingkan kualitas air produksi yang kriteria desain perencanaan bangunan
dihasilkan oleh IPAM Karangpilang I tersebut (Chamdan & Purnomo, 2013)
dengan standar PERMENKES 2) Analisis Sumber Air Produksi
No.492/2010. Analisa terhadap kualitas air
produksi mengacu pada standar
Metodologi Penelitian kualitas atau baku mutu air minum
yang terdapat pada Keputusan Menteri
a. Persiapan Kesehatan No. 492 tahun 2010.
Tahapan ini meliputi observasi persiapan
administrasi, koordinasi tim serta Analisa ini meliputi analisa kualitas air
perencanaan jadwal kegiatan. minum ditinjau dari parameter-parameter
b. Pengumpullan Data fisika dan kimia.
Data yang dikumpulkan meliputi data
primer dan data skunder:
1) Data primer yang dikumpulkan Hasil dan Pembahasan
meliputi:
Jenis Data Uraian a. Deskripsi IPAM
Debit Debit Pengolahan
Unit Koagulasi Td, G, G.td, Headloss, Karangpilang I merupakan IPAM
Dimensi Unit, Tinggi dengan kapasitas 1.450 liter/detik yang
Muka Air dimiliki oleh PDAM Surya Sembada.
Unit Flokulasi Td, G, G.td, Kehilangan Dibangun dengan kontruksi beton
tekanan tiap bak (H), menggunakan unit pengolahan lengkap.
Dimensi unit, Tinggi Sumber air baku yang diolah berasal
Muka Air dari Kali Surabaya dengan titik
Unit Td, beban permukaan pengambilan air baku di pinggir kali sungai
Sedimentasi So, beban permukan Surabaya yang berjarak ± 800 meter dari
antara plat , IPAM Karangpilang I.
Kecepatan pengaliran Area IPAM juga dilengkapi dengan
Vo, Bilangan Reynold beberapa bangunan pendukung antara
(Re) Bilangan Froude lain Clean Water Storage, Backwash
(Fr), Dimensi Unit Water Storage, ruang pompa, gudang
penyimpanan bahan kimia, bengkel, ruang
genset, ruang staf dan operator, ruang
panel, laboratorium dan mushola.

63 Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan, Vol. 15 No.2 September 2018
ISSN 2550-0023

Skema IPAM Karangpilang I dapat diagram alur proses pengolahan air bersih
dilihat pada Gambar 1, sedangkan untuk dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 1. Skema IPAM Karangpilang I

Gambar 2. Diagram Alir Proses Produksi Air Bersih IPAM Karangpilang I

Intake Aerator

Intake atau bangunan penangkap air Bangunan aerator berfungsi untuk


merupakan bangunan pengambilan untuk meningkatkan kontak antara udara dengan
pengolahan air bersih. Intake merupakan air. Proses aerasi bertujuan untuk
bangunan untuk pengumpulan air baku meningkatkan konsentrasi oksigen di
yang akan dialirkan ke instalasi dalam air. Peningkatan konsentrasi
pengolahan air bersih. oksigen di dalam air ini akan memberikan
Intake pada IPAM Karangpilang I berbagai manfaat dalam pengolahan air.
menggunakan tipe River Intake yang terdiri
atas sumur beton berdiameter 3 – 6 m Prasedimentasi
yang dilengkapi 2 atau lebih pipa besar
yang disebut penstock. Pipa-pipa tersebut Bangunan Prasedimentasi digunakan
dilengkapi dengan katup sehingga untuk dapat mengendapkan partikel kasar
memungkinkan air memasuki intake (discrite particle) sebelum proses
secara berkala. Air yang terkumpul dalam koagulasi. Bangunan prasedimentasi terdiri
sumur kemudian dipompa dan dikirim atas empat persegi panjang yang dibagi
kedalam instalasi pengolahan. River Intake dalam 5 (Lima) kompartemen, untuk
terletak pada bagian hulu kota untuk memudahkan dalam pemeliharaan
menghindari pencemaran oleh air (pengurasan). Bangunan ini memiliki
buangan. Air baku pada intake dipompa panjang 80 meter, lebar 15 meter, dan
dan disalurkan melalui pipa transmisi air tinggi 3 meter perkompartemen.
baku menuju IPAM Karangpilang I.

Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan, Vol. 15 No.2 September 2018 64
ISSN 2550-0023

Unit Koagulasi Kadar Fe yang rendah akan mengurangi


kemungkinan timbulnya karat pada
Unit Koagulasi pada IPAM perlengkapan perpipaan dan lain-lain.
Karangpilang I menggunakan tipe Dengan sand filter ini kandungan Fe
pengadukan hidrolis, dimana pengadukan setelah aerasi dapat menurun hingga
cepat dilakukan dengan memanfaatkan 86,81% (Hardyanti, Nurandani, & Fitri,
pintu air di dalam bak (pengadukan 2006).
dengan sistem umbulan). Proses Proses filtrasi dimaksudkan untuk
koagulasi dilakukan dengan cara menyisihkan partikel koloid yang tidak
menyemprotkan (spray) cairan koagulan dapat disisihkan pada proses sebelumnya
(Alumcsulfat). dan juga untuk mengurangi jumlah bakteri
organisme lain (Gaib, Tanudjaja, &
Unit Flokulasi Hendratta, 2016).
Setelah melalui proses penyaringan
Bangunan Bak Flokulasi di IPAM pada Unit Filtrasi kemudian air dialirkan
Karangpilang I berjumlah 5 buah. Bak dalam pipa di injeksikan gas klor sebelum
flokulasi berfungsi untuk proses masuk reservoir dan air siap di
pengadukan lambat agar membentuk flok distribusikan.
yang lebih besar dari flok awal. Tiap bak
flokulasi terdiri dari 3 kompartemen
dengan ukuran yang berbeda-beda.
b. Kinerja IPAM Karangpilang I
Unit Sedimentasi
Debit Pengolahan
Setelah air melalui Unit Flokulasi,
selanjutnya air menuju Zona Sedimentasi Pengukuran debit pengolahan
yang arah alirannya ke atas. dilakukan dengan menggunakan Ultrasonic
Unit Sedimentasi pada IPAM Flow Meter (UFM). Setelah dilakukan
Karangpilang I berjumlah 5 bak. Pada Unit pengukuran, diperoleh debit pengolahan
Sedimentasi terdapat plat settler yang rata-rata di IPAM Karangpilang I adalah
3
tampak di permukaan dilengkapi dengan 1,368 (m /s).
Gutter dan V- Notch. Plat settler berfungsi
sebagai tempat menempelnya flok-flok Unit Koagulasi
pada proses sedimentasi.
Koagulasi pada IPAM Karangpilang
Unit Filtrasi menggunakan sistem Umbulan.
Keuntungan pengadukan cepat dengan
Setelah dilakukan proses pengendapan umbulan ini sangat menghemat energi,
di sedimentasi kemudian air menuju Unit karena hanya memanfaatkan perbedaan
Filtrasi. Media filter yang digunakan pasir tinggi tanpa menggunakan energi listrik.
silica. Unit filtrasi pada IPAM Karangpilang I
menggunakan media pasir kuarsa. Unit ini Setelah dlakukan pengukuran dimensi
berfungsi untuk menyaring kotoran dan dan pengolahan data, diperoleh hasil yang
partikel-partikel yang sangat halus, serta dapat dilihat pada Tabel 1.
flok-flok dari partikel tersuspensi, selain itu
juga untuk mengurangi kadar Fe dan Mn.

Tabel 1. Hasil Pengolahan Data Unit Koagulasi dan Perbandingan dengan Standar AWWA

Standard Ket.
No Uraian Satuan Nilai
AWWA
1 Waktu Kontak (td) Detik 57,26 30 – 120 Sesuai
Gradien -1 Kurang
2 detik 458,21 500 – 1000
Kecepatan (G) Sesuai
4
3 G.td - 26236,57 >2 x10 Sesuai

(Sumber : Perhitungan Eksisting Unit Koagulasi dan Standard AWWA)

Nilai Gradien Kecepatan (G) pada unit


flokulasi kurang sesuai, dikarenakan head

65 Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan, Vol. 15 No.2 September 2018
ISSN 2550-0023

loss yang terlalu kecil. Akibatnya, bahan dengan bak flokulasi berbentuk persegi
koagulan (alumsulfat) tidak tercampur panjang dengan alas prisma yang
secara merata. berjumlah 3 kompartemen dan dilengkapi
Ketidakkonstanan nilai G menyebabkan dengan pintu air yang berbentuk persegi
flok akan hancur kembali. Nilai gradien panjang dan lingkaran. Proses yang terjadi
kecepatan dipengaruhi oleh ketinggian air. pada unit flokulasi adalah pengadukan
Untuk menghindari naik turunnya nilai G, lambat dengan melalui beton berlubang.
maka besarnya gradien kecepatan perlu Setelah dilakukan pengukuran dimensi
diturunkan tiap tahapannya dengan dan pengolahan data di Unit Flokulasi,
mengatur katup aliran tiap kompartemen diperoleh hasil bahwa Unit Flokulasi telah
agar tinggi air dapat turun secara konstan sesuai Kriteria AWWA.
(Arifiani & Hadiwidodo, 2007). Flokulasi berfungsi untuk memperbesar
Kecilnya nilai G disebabkan oleh bukan inti flok yang telah terbentuk ada unit
pintu di bak 1 menuju ke bak 2 terlalu besar koagulasi. Flokulasi dengan sistem hidrolik
mengakibatkan headloss terlalu kecil memanfaatkan beda ketinggian air. tidak
sehingga gradien kecepatan (G) tidak memerlukan energi tambahan (mekanik)
terpenuhi. sehingga dapat menghemat energi
Salah satu cata mengatasi hal ini yaitu (Priambodo & Indaryanto, 2017)
dengan pemasangan alat ukur berupa
duga air pada bukaan pintu. Alat ini Unit Sedimentasi
dipasang untuk mengetahui bukaan pintu
yang sesuai dan mengatur tinggi bukaan Bangunan sedimentasi berbentuk
pintu tersebut agar nilai gradien kecepatan persegi panjang. Bak sedimentasi juga
(G) dan nilai G.td sesuai. Nilai G dan Gtd dilengkapi dengan gutter yang berfungsi
masih dibawah nilai kriteria desain dapat sebagai saluran pelimpah dan saluran
mengakibatkan pencampuran koagulan menuju bak filter. Untuk memperkecil
tidak homogen. beban permukaan bak sedimentasi
(Hermanto, Yusuf, & Jati, 2014) dilengkapi dengan pipe settler.
Setelah dlakukan pengukuran dimensi
Unit Flokulasi dan pengolahan data, diperoleh hasil yang
dapat dilihat pada Tabel 2.
Unit Flokulasi pada IPAM Karangpilang
I berjumlah 5 unit. Unit Flokulasi dilengkapi

Tabel 2. Rekapitulasi hasil perhitungan Unit Sedimentasi dan Perbandingan dengan Standar
AWWA

STANDAR
NO URAIAN SATUAN NILAI KET
AWWA
3
1 Debit (Q) m /det 0,2736 - -
2 Waktu Kontak (td) Jam 0,69 0,5 – 1 Sesuai
Beban Permukaan 3 2
3 m /m /jam 7,45 7 – 10 Sesuai
Eksternal (So)
Beban Permukaan Internal 3 2 Kurang
4 m /m /jam 0,46 0,5 – 0,8
(So') Sesuai
5 Kemiringan Pipa Settlerθ ◦ 54 30 - 60 Sesuai
6 Diameter Pipa Settler M 0,06 0,05 – 0,1 Sesuai
7 Ketebalan Pipa Settler M 0.01 0,002 – 0,005 Sesuai
Kurang
8 Tinggi Vertikal Pipa Settler M 1,3 1-1,2
Sesuai
-5 -5
9 Bilangan Froude - 5,29 x 10 >1x 10 Sesuai
10 Bilangan Reynold - 39,,52 <500 Sesuai
11 Jumlah Pipa Settler Buah 44160 - -
12 Kecepatan Pengaliran (Vo) m/det 0,002549 - -
13 Kecepatan di inlet m/det 0,03 - -
Kecepatan di Outlet
14 m/det 0,019 - -
(Gutter)
(Sumber : Perhitungan Eksisting Unit Sedimentasi dan Standard AWWA)

Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan, Vol. 15 No.2 September 2018 66
ISSN 2550-0023

mengetahui boleh tidaknya air tersebut


Pada unit Sedimentasi terdapat digunakan oleh penduduk untuk keperluan
beberapa parameter yang belum masuk sehari – hari, kendala yang dihadapi dalam
kedalam kriteria AWWA. Beban hal kualitas air, dan solusinya bagi
permukaan dan tinggi plat settler yang penduduk (Burhan, Nagu, & Anwar, 2017).
tidak sesuai kriteria akan menyebabkan Analisa kualitas air Produksi IPAM
aliran air menjadi tidak laminer. Namun Karangpilang I dilakukan oleh Lab. PDAM
untuk nilai NRe dan Nfr dari hasil Surya Sembada pada bulan Maret-Mei
perhitungan diketahui aliran sudah laminer 2016. Parameter yang dianalisa adalah
(NRe<500) dan untuk keseragaman aliran suhu, kekeruhan, pH, Zat Organik, Sulfida,
- 5
air dapat dilihat (Nfr > 10 ) sehingga Klorin Bebas, Detergen, Fecal Coli dan
keseragaman aliran sudah terjadi Total Coli. Setelah dibandingkan dengan
(Montgomery, 1985). Agar beban Permenkes No. 492 Tahun 2010, kualitas
permukan internal so’ dan tinggi plat air produksi IPAM Karangpilang I telah
settler memenuhi kriteria, dapat dilakukan sesuai dengan baku mutu.
perubahan ukuran diameter pipa settler Berdasarkan hasil evaluasi secara
dari 6 cm menjadi 7 cm atau 0,07 m dan keseluruhan instalasi IPAM Karangpilang I,
tinggi plat settler menjadi 1,2 m. terdapat beberapa nilai yang tidak sesuai
dengan kriteria desain AWWA. Namun,
Unit Filtrasi IPAM ini sudah dapat mengolah air dengan
baik sehingga air yang diolah dapat
Proses penyaringan air untuk memenuhi baku mutu.
memisahkan flok-flok yang masih terbawa
dari Unit Sedimentasi dilakukan di Unit Kesimpulan
Filtrasi. Pada IPAM Karangpilang I
terdapat 12 Unit Filtrasi yang hanya Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan
berkerja 9 unit. Unit Filtrasi ini persegi bahwa:
panjang dengan tipe saringan 1. Terdapat beberapa parameter yang tidak
menggunakan Saringan Pasir Cepat (Rapid sesuai dengan kriteria desain menurut
Sand Filter). AWWA. Meski begitu hasil dari pengolahan
Parameter operasi utama yang diukur masih cukup bagus. Parameter yang tidak
dalam unit filtrasi adalah kecepatan filtrasi sesuai kriteria yaitu:
dan kecepatan backwash disamping ada a. Koagulasi : Gradien kecepatan (G) pada
-1
parameter ukur lain untuk desain yakni unit koagulasi sebesar 458,21 detik
-1
headloss saat filtrasi dan headloss saat kurang sesuai range 500-1000 detik .
backwash yang dipengaruhi oleh bentuk, b. Sedimentasi : Beban Permukaan Internal
jenis dan ukuran media (Utami, Oktiawan, dan Tinggi vertikal pipe settler. Beban
& Wardana, 2016). permukaan internal So’ sebesar 0,46
3 2
Pada unit Filtrasi terdapat satu m /m /jam kurang sesuai kriteria dengan
3 2
parameter yang belum sesuai dengan kriteria 0,5-0,8 m /m /jam, dan tinggi plat
kriteria AWWA yaitu tebal media pasir settler kurang sesuai kriteria yaitu sebesar
sebesar 50 cm, dimana seharusnya tebal 1,3 m kriteria yang diijinkan sebesar (1-1,2).
media pasir berada pada range 60-90 cm. c. Filtrasi : tebal media pasir sebesar 50
Akibatnya, intensitas waktu untuk cm range (60-90 cm).
backwash menjadi lebih sering sehingga 2. Kualitas air produksi IPAM Karangpilang
kehilangan air saat backwash menjadi lebih I sudah sesuai dengan dengan Permenkes
tinggi. Media pasir yang kurang akan No 492 tahun 2010 tentang Kualitas air.
menyebabkan penyaringan partikel menjadi
berkurang. Selain itu kendala IPAM
Karangpilang I adalah nozzle yang sering Ucapan Terimakasih: Ucapan terimakasih
mengalami penyumbatan oleh media pasir. kami sampaikan kepada pihak PDAM
Hal ini dapat menyebabkan pasir masuk ke Surya Sembada Kota Surabaya dan pihak
dalam reservoir. Unit filtrasi harus segera lain yang tidak dapat kami sebutkan satu
diperbaiki apabila tidak akan membebani persatu yang telah membantu selesainya
kinerja bak filter yang lain. penelitian ini.

Kualitas air Produksi IPAM


Karangpilang I

Analisis kualitas air melalui uji


laboratorium sangat menentukan, karena
hasil dari analisis dapat bermanfaat untuk

67 Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan, Vol. 15 No.2 September 2018
ISSN 2550-0023

Daftar Pustaka Tekstil Bawen Kab. Semarang).


Jurnal Presipitasi , 1(1), 37-42.

Arifiani, N. F., & Hadiwidodo, M. (2007). Hermanto, J., Yusuf, W., & Jati, D. R.
Evaluasi Desain Instalasi (2014). Evaluasi dan Optimalisasi
Pengolahan Air PDAM Ibu Kota Instalasi Pengolahan Air Minum
Kecamatan Prambanan Kabupaten (IPA I) Sungai Sengkuang PDAM
Klaten. Jurnal Presipitasi, 3(2), 78- Tirta Pancur Aji Kota Sanggau.
85. Jurnal Mahasiswa Teknik
Lingkungan Untan Vol 1, No. 1.
AWWA, ASCE. (2012). Water Treatment
Plan Design. Fifth Edition. Montgomery, J. M. (1985). Water
Newyork: The McGraw-Hill Treatment Principle and Design.
Companies Inc. Canada: John Wiley and Sons Inc.

Burhan, N., Nagu, N., & Anwar, C. (2017). Priambodo, E. A., & Indaryanto, H. (2017).
Tinjauan Instalasi Pengolahan Air Perancangan Unit Instalasi
Bersih PDAM . Jurnal Sipil Sains, Pengolahan AIr Minum Kampus
07(14), 13-22. Institut Teknologi Sepuluh
Nopember. Jurnal Teknik ITS Vol 6,
Chamdan, A., & Purnomo, A. (2013). Kajian No. 1, ISSN 2337-3539 (2301-9271
Kinerja Teknis Proses dan Operasi Print).
Unit Koagulasi-Flokulasi-
Sedimentasi pada Instalasi Utami, D. S., Oktiawan, W., & Wardana, I.
Pengolahan Air (IPA) Kedungguling W. (2016). Design Pengolahan Air
PDAM Sidoarjo. Jurnal Teknik Minum untuk Optimalisasi
POMITS , 2(2), 118-123. Pelayanan Air Bersih Wilayah
Pelayanan Luar Kota Kecamatan
Gaib, D. T., Tanudjaja, L., & Hendratta, L. Sukaharjo Kabupaten Sukoharjo .
A. (2016). Perencanaan Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 5
Peningkatan Kapasitas Produksi No. 1, Universitas Diponegoro
Air Bersih Ibukota Kecamatan Semarang.
Nuangan. Jurnal Sipil Statik, 4(8),
481-490. Waluyo, Y. (2016, April 12). Tahun Ini,
PDAM Surabaya Targetkan
Hardyanti, Nurandani, & Fitri, N. D. (2006). Pendapatan Rp 650 Miliar.
Studi Evaluasi Instalasi Retrieved from Bisnis.com:
Pengolahan Air Bersih untuk http://industri.bisnis.com/read/2016
Kebutuhan Domestik dan Non 0412/45/537301/tahun-ini-pdam-
Domestik (Studi Kasus Perusahaan surabaya-targetkan-pendapatan-
rp650-miliar

Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan, Vol. 15 No.2 September 2018 68

Anda mungkin juga menyukai