Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

REFLEKS PADA MANUSIA

Mata Kuliah : Fisiologi Hewan


Dosen Pengampu : 1. Dr. Tri Jalmo, M.Si.
2. Dr. Dina Maulina, M.Si.

Disusun oleh:
Kelompok 5B
Balqis 2113024008
Dina Silviana 2113024012
Marisky Catur Riyanti 2113024058
Nabila Agnia Putri 2113024080
Monicha Dwi Azhari 2113024082

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
LEMBAR KERJA MAHASISWA

Judul Praktikum : Refleks Pada Manusia

Tujuan Praktikum

1. Untuk mengetahui alur gerak refleks


2. Untuk mengetahui tempat tempat alur refleks tendon
3. Untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi gerak refleks

Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini sebagai berikut:
1. Sendok kayu/martil refleks
2. Kursi
3. Probandus berjumlah 2 orang

Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini yaitu sebagai berikut:


Percobaan pertama (refleks biseps)
1. Membuka lengan baju probandus sampai bahu
2. Tangan probandus disanggah hingga posisi fleksi 90 derajat
3. Raba bagian distal otot bisep untuk mencari tendon bisep. Pada posisi
fleksi maksimal, tendon yang diraba akan bergerak
4. Lalu memukul bagian tendon dengan martil refleks
5. Catat hasil percobaan, jika terdapat gerakan halus maka refleks positif dan
jika tidak terdapat gerakan maka refleks negative

Percobaan kedua (refleks triseps)


1. Membuka lengan baju probandus sampai bahu
2. Tangan probandus disanggah hingga posisi adduksi
3. Raba bagian distal otot branchii trisep untuk mencari tendon trisep. Pada
posisi adduksi maksimal, tendon yang diraba akan bergerak
4. Lalu pukul bagian tendon dengan martil refleks
5. Catat hasil percobaan, jika terdapat gerakan halus maka refleks positif dan
jika tidak terdapat gerakan maka refleks negative

Percobaan ketiga (refleks pattelar)


1. Probandus dalam posisi duduk dengan kaki menggantung
2. Raba bagian distal lutut untuk mencar tendon pattelar
3. Lalu pukul bagian tendon dengan martil refleks dan catat hasilnya

Percobaan keempat (refleks achilles)


1. Probandus dalam posisi duduk dan kaki sejajar dengan lantai
2. Raba bagian kaki sambil melakukan gerakan dorsofleksi dan plantar fleksi
pada kaki probandus unntuk mencari tendon achilles
3. Lalu pukul bagian tendon dengan martil refleks
4. Catat hasil percobaan. Jika terdapat gerakan dorsofleksi maka refleks
positif, jika tidak terdapat gerakan dorsofleksi maka refleks negatif
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil Pengamatan

Probandus pertama memiliki refleks biseps, triseps, pattelar dan achilles yang
baik ditandai dengan tanda (+) yang ada pada tabel hasil pengamatan. Begitu
juga dengan probandus kedua yang memiliki refleks biseps, triseps, pattelar
dan achilles yang baik.

B. Pembahasan

Berdasarkan tabel 1, diperoleh hasil bahwa probandus pertama memiliki


refleks biseps, triseps, pattelar dan achilles yang baik ditandai dengan tanda
(+) yang ada pada tabel hasil pengamatan. Begitu juga dengan probandus
kedua yang memiliki refleks biseps, triseps, pattelar dan achilles yang baik.
Berdasarkan data hasil percobaan yang di uji, yaitu didapatkan hasil yang
sama bahwa seluruh percobaan positif. Positif berarti terjadi gerakan kedutan,
getaran, tendangan saat praktikan memberikan rangsangan berupa pukulan
melalui martil refleks. Saat dipukul dengan martil refleks, tendon akan
bergerak karena adanya rangsangan berupa pukulan, lalu rangsang tersebut
akan diteruskan oleh neuron sensorik ke sistem saraf pusat berupa otak atau
sumsum tulang belakang. Otak dan sumsum tulang belakang pada gerak
refleks hanya bertindak sebagai konektor. Kemudian dari SSP akan diteruskan
ke efektor melalui neoron motoric yang mengakibatkan kontraksi pada otot
dan otot akan bergerak yang merupakan gerak refleks.

Manusia membutuhkan kerja yang kompleks dari seluruh organ tubuh agar
bisa melakukan gerak. Seperti peran dari kerangka, otot, sendi dan stimulus
dari otak. Hampir seluruh aktivitas kita membutuhkan gerakan. Tanpa bisa
bergerak manusia akan sangat ketergantungan dengan orang lain. Gerak pada
manusia ialah gerak yang terdapat pada bagian-bagian tertentu yang
digerakkan oleh otot dan rangka tubuh juga di bantu oleh energi. Gerak tubuh
dipengaruhi oleh sendi yang mampu bergerak ke depan, ke belakang, berputar,
dan menggenggam. Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun ada
pula gerak yang terjadi tanpa di sadari yaitu gerak reflex. Impuls pada gerakan
sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor ke saraf sensori di bawa ke
otak untuk selanjutnya di olah otak kemudian hasil olahan oleh otak berupa
tanggapan yang di bawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus
dilaksanakan oleh efektor. Sedangkan gerak reflex berjalan sangat cepat dan
tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan
kontrol dari otak. Tubuh bergerak menggunakan otot dan tulang, termasuk
juga sendi yang membantu tubuh manusia. Sendi di bagian tubuh gerak bawah
yang terdapat pada kaki, yaitu sendi engsel yang dapat digerakkan ke satu
arah, contoh sendi pada siku, lutut, ruas jari tangan, ruas jari kaki (Mahdi,
dkk., 2019: 91).

Gerak refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang
paling sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen neuron sensor,
interneuron, dan neuron motor, yang mengalirkan impuls saraf untuk tipe
reflek tertentu. Gerak refleks yang paling sederhana hanya memerlukan dua
tipe sel saraf yaitu neuron sensor dan neuron motor. Gerak refleks disebabkan
oleh rangsangan tertentu yang biasanya mengejutkan dan menyakitkan. Gerak
refleks terjadi apabila rangsangan yang diterima oleh saraf sensori langsung
disampaikan oleh neuron perantara (neuron penghubung). Gerak
refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap
rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Pada gerak refleks,
impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas yaitu dimulai dari reseptor
penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf,
diterima oleh sel saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah didalam otak
langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor,
yaitu otot atau kelenjar, jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Sel saraf
sensorik adalah sel yang membawa impuls berupa rangsangan dari reseptor
(penerima rangsangan), ke sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang
belakang). Sel saraf sensorik disebut juga dengan sel saraf indera, karena
berhubungan dengan alat indra. Sel saraf motorik berfungsi membawa impuls
berupa tanggapan dari susunan saraf pusat (otak atau sumsum
tulang belakang) menuju kelenjar tubuh. Sel saraf motorik disebut juga
dengan sel saraf penggerak, karena berhubungan erat dengan otot sebagai alat
gerak. Sel saraf penguhubung disebut juga dengan sel saraf konektor, hal ini
disebabkan karena fungsinya meneruskan rangsangan dari sel saraf sensorik
ke sel saraf motorik (Wulandari, 2009: 209-210).

Pada pemeriksaan refleks biseps didapatkan bahwa refleks biseps didapat


melalui peregangan tendon biseps pada saat siku dalam keadaan fleksi. Orang
yang menguji menyokong lengan bawah dengan satu tangan sambil
menempatkan jari telunjuk dengan menggunakan palu refleks pada tendon
fosa cubiti. Respons normal adalah fleksi pada siku dan kontraksi biseps. Pada
pemeriksaan refleks triseps didapatkan bahwa untuk menimbulkan refleks
triseps, lengan pasien difleksikan pada siku dan diposisikan di samping badan.
Pemeriksa menyokong lengan pasien dan mengidentifikasi tendon triseps.
Pemukulan langsung pada tendon fosa olekrani normalnya menyebabkan
kontraksi otot triseps dan ekstensi siku. Pada pemeriksaan refleks patella
didapatkan bahwa refleks patella ditimbulkan dengan cara mengetok tendon
patella tepat di bawah patella. Pasien dalam keadaan duduk dengan posisi kaki
rileks dan menggantung. Respon normalnya kontraksi otot kuadriseps dan
ekstensi lutut. Pada percobaan pemukulan pada bagian petella, kaki bergerak
kedepan seolah menendang, dan pada saat membaca, tendangan atau gerakan
kaki lebih kuat. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, pada waktu lutut
praktikan dipukul, maka lutut memberikan respon dengan adanya gerakan
refleks yaitu dengan menggerakan lututnya. Refleks pada lutut ini disebut
refleks sumsum tulang belakang, karena saraf penghubungnya terletak di
dalam sumsum tulang belakang. Kemudian pada pemeriksaan refleks Achilles,
ketika palu dipukul pada pergelangan kaki maka respon normal yang
diberikan adalah memberikan gerak plantar-fleksi pada kaki (Adi, 2011).
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa probandus


pertama memiliki refleks biseps, triseps, pattelar dan achilles yang baik ditandai
dengan tanda (+) yang ada pada tabel hasil pengamatan. Begitu juga dengan
probandus kedua yang memiliki refleks biseps, triseps, pattelar dan achilles yang
baik. Berdasarkan data hasil percobaan yang di uji, yaitu didapatkan hasil yang
sama bahwa seluruh percobaan positif. Pada gerak refleks ini impulsnya dimulai
dari reseptor penerima rangsang kemudian diteruskan ke sel saraf sensori dan ke
pusat saraf kemudian dikirimkan tanggapan ke sel saraf motor untuk disampaikan
ke efektor. Dalan hasil praktikum kami, refleks bisep didapatkan melalui
peregangan tendon bisep pada saat siku dalam keadaan fleksi. Ketika bagian
lengan bawah dipukul dengan menggunakan palu (martil refleks) maka respon
normalnya adalah fleksi pada siku dan kontraksi bisep. Lalu pada pemeriksaan
refleks Trisep, lengan probandus difleksikan pada siku dan diposisikan di samping
badan. Ketika dipukul dengan palu (martil refleks) maka respon normalnya
menyebabkan kontraksi otot Trisep dan ekstensi siku. Kemudian pada
pemeriksaan refleks patellar, ketika palu dipukul pada lutut, respon normalnya
kontraksi otot dan ekstensi lutut. Pada pemeriksaan refleks patellar ini kaki
bergerak ke depan seolah menendang. Refleks pada lutut ini disebut refleks
sumsum tulang belakang karena saraf penghynya terletak di dalam sumsum tulang
belakang. Kemudian pada pemeriksaan refleks Achilles, ketika palu dipukul pada
pergelangan kaki maka respon normal yang diberikan adalah memberikan gerak
plantar-fleksi pada kaki.
DAFTAR PUSTAKA

Adi R, V. (2011). Perancangan Alat Ukur Gaya pada Otot Bisep dan Trisep
dalam Kerja Mendorong dan Menarik dengan Pertimbangan Biomekanika
(Doctoral dissertation, Diponegoro University).
Mahdi, A., Aulianur, A., & Luthfiyah, F. (2019). Tomat Bike (Automatic Bike)
untuk Stimulasi pada Gangguan Sistem Gerak. Jurnal Penelitian
Pendidikan Khusus, 7(2): 91-96.
Wulandari, I. P. (2009). Pembuatan Alat Ukur Kecepatan Respon Manusia
Berbasis Mikrokontroller AT 89S8252. Jurnal Neutrino: Jurnal Fisika
dan Aplikasinya, 1(2): 208-219.
LAMPIRAN

Link YouTube: https://youtu.be/NA-G1me_dHU

Gambar 1. Refleks Biseps

Gambar 2. Refleks Trisep

Gambar 3. Refleks Pettelar


Gambar 4. Refleks Achilles

Gambar 5. Hasil Pengamatan Gerak Refleks

Anda mungkin juga menyukai