5B - Laporan Praktikum Fisiologi Hewan - Refleks Pada Manusia
5B - Laporan Praktikum Fisiologi Hewan - Refleks Pada Manusia
Disusun oleh:
Kelompok 5B
Balqis 2113024008
Dina Silviana 2113024012
Marisky Catur Riyanti 2113024058
Nabila Agnia Putri 2113024080
Monicha Dwi Azhari 2113024082
Tujuan Praktikum
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini sebagai berikut:
1. Sendok kayu/martil refleks
2. Kursi
3. Probandus berjumlah 2 orang
Prosedur Kerja
A. Hasil Pengamatan
Probandus pertama memiliki refleks biseps, triseps, pattelar dan achilles yang
baik ditandai dengan tanda (+) yang ada pada tabel hasil pengamatan. Begitu
juga dengan probandus kedua yang memiliki refleks biseps, triseps, pattelar
dan achilles yang baik.
B. Pembahasan
Manusia membutuhkan kerja yang kompleks dari seluruh organ tubuh agar
bisa melakukan gerak. Seperti peran dari kerangka, otot, sendi dan stimulus
dari otak. Hampir seluruh aktivitas kita membutuhkan gerakan. Tanpa bisa
bergerak manusia akan sangat ketergantungan dengan orang lain. Gerak pada
manusia ialah gerak yang terdapat pada bagian-bagian tertentu yang
digerakkan oleh otot dan rangka tubuh juga di bantu oleh energi. Gerak tubuh
dipengaruhi oleh sendi yang mampu bergerak ke depan, ke belakang, berputar,
dan menggenggam. Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun ada
pula gerak yang terjadi tanpa di sadari yaitu gerak reflex. Impuls pada gerakan
sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor ke saraf sensori di bawa ke
otak untuk selanjutnya di olah otak kemudian hasil olahan oleh otak berupa
tanggapan yang di bawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus
dilaksanakan oleh efektor. Sedangkan gerak reflex berjalan sangat cepat dan
tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan
kontrol dari otak. Tubuh bergerak menggunakan otot dan tulang, termasuk
juga sendi yang membantu tubuh manusia. Sendi di bagian tubuh gerak bawah
yang terdapat pada kaki, yaitu sendi engsel yang dapat digerakkan ke satu
arah, contoh sendi pada siku, lutut, ruas jari tangan, ruas jari kaki (Mahdi,
dkk., 2019: 91).
Gerak refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang
paling sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen neuron sensor,
interneuron, dan neuron motor, yang mengalirkan impuls saraf untuk tipe
reflek tertentu. Gerak refleks yang paling sederhana hanya memerlukan dua
tipe sel saraf yaitu neuron sensor dan neuron motor. Gerak refleks disebabkan
oleh rangsangan tertentu yang biasanya mengejutkan dan menyakitkan. Gerak
refleks terjadi apabila rangsangan yang diterima oleh saraf sensori langsung
disampaikan oleh neuron perantara (neuron penghubung). Gerak
refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap
rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Pada gerak refleks,
impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas yaitu dimulai dari reseptor
penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf,
diterima oleh sel saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah didalam otak
langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor,
yaitu otot atau kelenjar, jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Sel saraf
sensorik adalah sel yang membawa impuls berupa rangsangan dari reseptor
(penerima rangsangan), ke sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang
belakang). Sel saraf sensorik disebut juga dengan sel saraf indera, karena
berhubungan dengan alat indra. Sel saraf motorik berfungsi membawa impuls
berupa tanggapan dari susunan saraf pusat (otak atau sumsum
tulang belakang) menuju kelenjar tubuh. Sel saraf motorik disebut juga
dengan sel saraf penggerak, karena berhubungan erat dengan otot sebagai alat
gerak. Sel saraf penguhubung disebut juga dengan sel saraf konektor, hal ini
disebabkan karena fungsinya meneruskan rangsangan dari sel saraf sensorik
ke sel saraf motorik (Wulandari, 2009: 209-210).
Adi R, V. (2011). Perancangan Alat Ukur Gaya pada Otot Bisep dan Trisep
dalam Kerja Mendorong dan Menarik dengan Pertimbangan Biomekanika
(Doctoral dissertation, Diponegoro University).
Mahdi, A., Aulianur, A., & Luthfiyah, F. (2019). Tomat Bike (Automatic Bike)
untuk Stimulasi pada Gangguan Sistem Gerak. Jurnal Penelitian
Pendidikan Khusus, 7(2): 91-96.
Wulandari, I. P. (2009). Pembuatan Alat Ukur Kecepatan Respon Manusia
Berbasis Mikrokontroller AT 89S8252. Jurnal Neutrino: Jurnal Fisika
dan Aplikasinya, 1(2): 208-219.
LAMPIRAN