K3 - Perencanaan Strategi Pada Lembaga Pendidikan Profit Dan Non Profit
K3 - Perencanaan Strategi Pada Lembaga Pendidikan Profit Dan Non Profit
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya. Tidak lupa sholawat serta salam tak lupa penulis sampaikan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menerangi semua umat di muka bumi ini
dengan cahaya kebenaran sehingga kami mampu untuk menyelesaikan makalah
Manajemen Strategik Pendidikan Islam dengan judul “Perencanaan Strategi Pada
Lembaga Profit Dan Non Profit (Pendidikan)”
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut
membantu dalam penyelesaian penyusunan makalah ini. Khususnya kepada dosen
pengampu mata kuliah Manajemen Strategik Pendidikan Islam, Bapak Moh. Zainal
Fanani, M.Pd. I yang telah membimbing dan membagi pengalamannya kepada penulis.
Kami sepenuhnya menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat berbagai
kekurangan dan kesalahan, baik dari segi isi maupun segi bahasa. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat konstruktif untuk
penyempurnaan makalah ini. Kami berharap agar makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi kami selaku penulis pada khususnya.
Penyusun
I
DAFTAR ISI
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan yang berada dalam sebuah lembaga akan dikelola oleh sumber daya
yang beragam dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan. Hal ini menunjukan bahwa
diperlukan fungsi-fungsi manajemen dalam pengelolaan suatu Lembaga pendidikan.
Empat fungsi dalam manajemen tersebut adalah perencanaan, penglembagaan,
pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sehingga keempat fungsi ini dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan, tanpa
mengesampingkan faktor lingkungan sebagai penentu keberhasilan pencapaian hasil.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perencanaan Strategi pada Lembaga Profit dan Non Profit (Pendidikan)?
2. Bagaimana Environmental Scanning dalam Proses Perencanaan Manajemen
Strategik?
3. Bagaimana Analisis Internal dan Eksternal dalam Proses Manajemen Strategik?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Perencanaan Strategi pada Lembaga Profit dan Non Profit
(Pendidikan).
2. Untuk Mengetahui Environmental Scanning dalam Proses Perencanaan Manajemen
Strategik.
3. Untuk Mengetahui Analisis Internal dan Eksternal dalam Proses Manajemen
Strategik.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Lembaga Profit
Lembaga pendidikan profit adalah lembaga pendidikan yang tujuan utamanya
adalah memperoleh keuntungan finansial. Sebagai lembaga bisnis, perencanaan
strategi yang baik sangat penting untuk mencapai tujuan finansial tersebut.1
a. Analisis Situasi
Analisis situasi adalah tahapan pertama dalam perencanaan strategi.
Analisis situasi mencakup analisis internal dan eksternal. Analisis internal
meliputi penilaian terhadap kekuatan dan kelemahan lembaga pendidikan profit.
Kekuatan dapat berupa tenaga pengajar yang berkualitas, fasilitas yang
memadai, dan sistem manajemen yang efektif. 2Sedangkan kelemahan dapat
berupa keterbatasan sumber daya, kurangnya tenaga pengajar yang berkualitas,
dan kurangnya kemampuan dalam mengelola lembaga pendidikan profit.
Analisis eksternal meliputi penilaian terhadap peluang dan ancaman yang
dihadapi oleh lembaga pendidikan profit. Peluang dapat berupa meningkatnya
minat masyarakat terhadap pendidikan, adanya dukungan dari pemerintah atau
lembaga lain, dan adanya kebutuhan masyarakat akan program pendidikan
tertentu. Sedangkan ancaman dapat berupa persaingan dengan lembaga
pendidikan lain, perubahan kebijakan pemerintah, dan kurangnya minat
masyarakat terhadap pendidikan.
b. Penetapan Tujuan dan Sasaran
Setelah melakukan analisis situasi, tahapan selanjutnya adalah penetapan
tujuan dan sasaran. Tujuan lembaga pendidikan profit adalah memperoleh
1
Muhammad Fadhli, “Implementasi Manajemen Strategik Dalam Lembaga Pendidikan,” Continuous Education:
Journal of Science and Research 1, no. 1 (2020): 11–23.
2
Ibid.
2
keuntungan finansial melalui penyediaan layanan pendidikan yang berkualitas.
3
Sasaran lembaga pendidikan profit dapat berupa jumlah siswa yang akan
dilayani, tingkat kepuasan siswa dan orang tua, dan tingkat keuntungan yang
diharapkan.
c. Strategi dan Taktik
Setelah penetapan tujuan dan sasaran, tahapan selanjutnya adalah
menentukan strategi dan taktik. Strategi pada lembaga pendidikan profit harus
fokus pada keuntungan finansial, namun tetap memperhatikan kualitas
pendidikan yang diberikan. Beberapa strategi yang dapat dilakukan adalah
meningkatkan kualitas program pendidikan, mengembangkan program-
program baru yang menarik minat masyarakat, dan memperluas jangkauan
pasar dengan memanfaatkan teknologi. Taktik pada lembaga pendidikan profit
dapat berupa kegiatan promosi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat,
memberikan diskon dan fasilitas khusus untuk menarik minat masyarakat, dan
memperkuat hubungan dengan orang tua siswa untuk meningkatkan tingkat
kepuasan.4
d. Implementasi dan Evaluasi
Setelah menentukan strategi dan taktik, tahapan selanjutnya adalah
implementasi dan evaluasi. Implementasi dilakukan dengan
mengimplementasikan strategi dan taktik yang telah ditentukan. Evaluasi
dilakukan untuk mengukur kinerja lembaga pendidikan profit terhadap tujuan
dan sasaran yang telah ditetapkan5. Evaluasi dilakukan secara teratur dengan
mengumpulkan data tentang jumlah siswa yang mendaftar, tingkat kepuasan
siswa dan orang tua, serta keuntungan yang diperoleh. Hasil evaluasi akan
menjadi dasar untuk melakukan perbaikan strategi dan taktik yang diterapkan
pada lembaga pendidikan profit.
Perbaikan strategi dan taktik pada lembaga pendidikan profit dapat
dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, dapat dilakukan dengan
menyesuaikan program pendidikan dengan kebutuhan pasar. Lembaga
pendidikan profit harus selalu mengikuti perkembangan dan kebutuhan pasar
untuk memberikan layanan pendidikan yang relevan dan bermanfaat bagi
3
Ibid.
4
Komarudin Komarudin dkk., “Manajemen Strategi dalam Lembaga Pendidikan,” YASIN 2, no. 5 (2022): 680–94.
5
Fadhli, “Implementasi Manajemen Strategik Dalam Lembaga Pendidikan.”
3
masyarakat6. Kedua, meningkatkan kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran
yang baik akan meningkatkan tingkat kepuasan siswa dan orang tua sehingga
7
dapat menarik minat masyarakat. Ketiga, menawarkan fasilitas baru.
Menawarkan fasilitas baru seperti gedung yang lebih modern, perpustakaan
yang lengkap, atau laboratorium yang lebih baik dapat meningkatkan kepuasan
siswa dan orang tua serta menarik minat masyarakat.8
2. Non Profit
Perencanaan strategi pada lembaga pendidikan non-profit merupakan proses
penting untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Lembaga
pendidikan non-profit bertujuan untuk memberikan pelayanan pendidikan yang
berkualitas kepada masyarakat tanpa mengutamakan keuntungan finansial. 9Oleh
karena itu, perencanaan strategi pada lembaga pendidikan non-profit berfokus pada
upaya meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan dan memperoleh dukungan dari
masyarakat.
a. Analisis Situasi
Tahapan pertama dalam perencanaan strategi adalah analisis situasi.
Analisis situasi meliputi penentuan misi dan visi organisasi, serta analisis
kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan (SWOT) organisasi. Misi dan visi
organisasi digunakan sebagai panduan dalam menentukan arah dan tujuan
organisasi. Analisis SWOT dilakukan untuk mengetahui kondisi internal dan
eksternal organisasi, sehingga dapat ditentukan strategi yang tepat untuk
mencapai tujuan organisasi.10
b. Penetapan Tujuan dan Sasaran
Setelah dilakukan analisis situasi, tahapan selanjutnya adalah penetapan
tujuan dan sasaran organisasi. Tujuan organisasi harus jelas dan terukur,
sehingga dapat dievaluasi secara sistematis. Sasaran organisasi harus spesifik,
terukur, realistis, relevan, dan dapat dicapai dalam jangka waktu yang
6
Khoirul Anam, “Strategi Pemasaran dan implementasinya dalam lembaga pendidikan,” Ta’allum: Jurnal
Pendidikan Islam 1, no. 2 (2013): 159–70.
7
Endah Winarti, “Perencanaan manajemen sumber daya manusia lembaga pendidikan,” Tarbiyatuna: Jurnal
Pendidikan Ilmiah 3, no. 1 (2018): 1–26.
8
Anam, “Strategi Pemasaran dan implementasinya dalam lembaga pendidikan.”
9
Komarudin dkk., “Manajemen Strategi dalam Lembaga Pendidikan.”
10
Ibid.
4
ditentukan. Tujuan dan sasaran organisasi harus disesuaikan dengan misi dan
visi organisasi.
c. Strategi dan Taktik
Tahapan selanjutnya dalam perencanaan strategi adalah penentuan
strategi dan taktik organisasi. Strategi organisasi adalah rencana aksi yang
ditetapkan untuk mencapai tujuan organisasi. Strategi dapat berupa
pengembangan program baru, pengembangan kerjasama dengan pihak lain, atau
peningkatan kualitas pelayanan pendidikan. Taktik organisasi adalah rencana
tindakan yang ditetapkan untuk mencapai strategi. Taktik dapat berupa
peningkatan kualitas pengajaran, pengembangan kurikulum yang relevan, atau
penggunaan teknologi informasi dalam proses pembelajaran.
d. Implementasi
Setelah ditetapkan strategi dan taktik organisasi, tahapan selanjutnya
adalah implementasi. Implementasi dilakukan dengan melakukan aksi yang
sesuai dengan rencana strategi dan taktik yang telah ditetapkan. Implementasi
harus dilakukan secara terukur dan sistematis, sehingga dapat dievaluasi
kemajuan dan efektivitasnya dalam mencapai tujuan organisasi.
e. Evaluasi
Tahapan terakhir dalam perencanaan strategi adalah evaluasi. Evaluasi
dilakukan untuk mengetahui efektivitas strategi dan taktik yang telah dilakukan.
Evaluasi dapat dilakukan dengan mengukur pencapaian tujuan dan sasaran,
serta melakukan analisis SWOT secara berkala. Hasil evaluasi digunakan
sebagai dasar untuk melakukan perbaikan strategi dan taktik organisasi.
Perbaikan strategi dan taktik pada lembaga pendidikan non-profit dapat
dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, dapat dilakukan dengan
meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan melalui pengembangan program
baru, pengembangan kurikulum yang lebih relevan, atau penggunaan teknologi
informasi dalam proses pembelajaran. Kedua, dapat dilakukan dengan
mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang tersedia, seperti anggaran,
tenaga pengajar, dan fasilitas. Ketiga, dapat dilakukan dengan meningkatkan
kerjasama dengan pihak lain, seperti instansi pemerintah, lembaga swadaya
masyarakat, atau perusahaan.11
11
Fadhli, “Implementasi Manajemen Strategik Dalam Lembaga Pendidikan.”
5
Selain itu, lembaga pendidikan non-profit juga dapat melakukan upaya
penggalangan dana untuk meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan.
Penggalangan dana dapat dilakukan dengan cara mengajukan proposal proyek
kepada pihak donor atau sponsor, atau melalui kegiatan penggalangan dana
seperti bazar, konser amal, atau donor darah.
Pada akhirnya, perencanaan strategi pada lembaga pendidikan non-profit
harus selalu diikuti dengan evaluasi secara berkala. Evaluasi akan membantu
lembaga pendidikan non-profit untuk mengetahui sejauh mana strategi dan
taktik yang dilakukan telah berhasil mencapai tujuan dan sasaran organisasi.
Hasil evaluasi dapat dijadikan sebagai bahan untuk melakukan perbaikan
strategi dan taktik organisasi agar dapat lebih efektif dalam mencapai tujuan
organisasi.
12
Umam, M. K. (2018, April). Reconstruction of Integrative Islamic Education in The Transformative Profetical
Education Framework. In Proceedings of Annual Conference for Muslim Scholars (No. Series 1, pp. 511-520).
13
Akdon, Strategik Management For Educational Management, (Bandung: Alfabeta, 2007), Hllm. 107
6
3) Memberikan informasi mengenai orientasi masa depan kepada setiap jajaran
pimpinan dan staf.
4) Memberikan sinyal kepada seluruh jajaran tentang apa yang harus diperbuat
terhadap lembaga, seperti: mempercepat atau memperlambat proses manajemen,
melakukan interaksi dengan instansi lain, dan lainnya.14
Lingkungan strategis dianalisa untuk mengetahui pengaruh-pengaruh kunci serta
pemilihan strategi apa yang sesuai dengan tantangan yang datangnya dari lingkungan.
Dalam menerapkan telaah lingkungan strategik secara baik dan berhasil, perlu dilakukan
beberapa langkah pokok yang harus dilakukan. Menurut Bryson terdapat delapan
langkah pokok dalam menganalisa lingkungan strategis antara lain:
1) Memprakarsai dan meminta persetujuan terhadap suatu proses manajemen atau
perencanaan strategik
2) Mengidentifikasi mandat institusi atau lembaga
3) Memperjelas misi dan nilai-nilai institusi lembaga
4) Menilai lingkungan eksternal yang menyangkut peluang maupun ancaman yang ada
5) Menilai lingkungan internal yang berhubungan dengan kekuatan yanng dimiliki
institusi maupun kelemahan yang ada
6) Mengidentifikasi isu strategis yang dihadapi lembaga menyangkut tujuan, cara,
falsafah, lokasi, keakuratan waktu dan kelompok-kelompok yang memperoleh
keuntungan atau mengalami kerugian jika strategi baru dijalankan
7) Merumuskan strategi untuk mengolah atau menangani isu-isu yang ada
8) Menciptakan suatu visi institusi atau lembaga yang efektif bagi masa depan.15
Dari delapan langkah pokok tersebut, terlihat bahwa lingkungan eksternal dan
internal merupakan langkah penting dalam melaksanakan telaah lingkungan strategik.
Hal ini juga dapat diterapkan untuk lembaga Pendidikan, Manajemen pendidikan dapat
menganalisa dan mengkaji lingkungan strategisnya yang terdiri dari lingkungan eksternal
dan internal untuk mencapai tujuannya. Pelaksanaan Telaah lingkungan strategik
merupakan bagian dari komponen perencanaan strategis dan merupakan suatu proses
untuk selalu menempatkan lembaga pada posisi strategis sehingga dalam
perkembangannya akan selalu berada pada posisi yang menguntungkan. Lingkup telaah
14
Akdon, Strategik Management For Educational Management, (Bandung: Alfabeta, 2007), Hllm. 107
15
Muhamad Khoirul Umam, Lembaga Pendidikan Islam Dalam Telaah Lingkungan Strategik, (Kediri:Jurnal Tinta,
2019), Hlm. 21
7
lingkungan strategik meliputi: Analisis Lingkungan Eksternal dan Analisis Lingkungan
Internal.
Aris Widodo menyebutkan tujuan analisis lingkungan dari beberapa perusahaan,
antara lain:
1) Untuk menyediakan kemampuan dalam menggapai masalah-masalah kritis dalam
lingkungan bagi manajemen perusahan.
2) Untuk menyelidiki kondisi masa depan dari lingkungan lembaga dan kemudian
mencoba masukkannya kedalam pengambilan keputusan lembaga.
3) Untuk mengenali masalah-masalah mendesak yang signifikan bagi perusahaan, dan
memberikan prioritas terhadap masalah tersebut, serta mengembangkan sutau
rencana untuk menanganinya.16
Bryson menyebutkan beberapa langkah utama dalam telaah lingkungan strategik,
antara lain:
1) Mengidentifikasi Sumber-sumber Untuk Melakukan Scanning
Langkah awal dalam telaah lingkungan adalah melakukan identifikasi berbagai
sumber untuk melakukan telaah lingkungan strategik. Sumber-sumber ini pada
dasarnya dibagi menjadi tiga level, yaitu task environment, industry/organization
environment, serta macro environment. Lebih lanjut disebutkan bahwa task
environment adalah sumber yang berkaitan dengan tugas-tugas (tugas pokok dan
fungsi). Misalnya individu dalam lembaga, unit lembaga, kapasitas lembaga, serta
struktur lembaga. Industry/organization environment berkaitan dengan berbagai
lembaga lain yang memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya baik lembaga
publik maupun privat. Macro environment merupakan level yang paling luas. Level
ini meliputi sektor sosial, politik, ekonomi serta ilmu pengetahuan dan teknologi,
yang dapat memberikan pengaruh terhadap lembaga baik secara langsung maupun
tidak langsung. Dengan mengetahui keberadaan sumber-sumber tersebut akan
mempermudah langkah selanjutnya dari telaah lingkungan strategik yaitu scanning
terhadap lingkungan internal dan eksternal.
2) Melakukan Scanning Terhadap Lingkungan Internal dan Eksternal
Sebelum suatu lembaga membuat rencana hari depan, lembaga itu harus menentukan
di mana ia sekarang berada. Mekanisme yang digunakan untuk mengukur kondisi di
16
Umam, M. K. (2018, April). Reconstruction of Integrative Islamic Education in The Transformative Profetical
Education Framework. In Proceedings of Annual Conference for Muslim Scholars (No. Series 1, pp. 511-520).
8
dalam dan di luar lembaga dilakukan dengan jalan menjawab “di mana sekarang kita
berada” hal itu merupakan penilaian internal dan eksternal lembaga. Inilah inti dari
kegiatan scanning terhadap lingkungan internal dan eksternal. Penilaian internal dan
eksternal adalah suatu telaah dan identifikasi tentang kondisi internal dan data
eksternal, serta faktor yang mempengaruhi lembaga. Hasil dari kegiatan ini adalah
identifikasi berbagai kekuatan dan kelemahan lembaga yang merupakan hasil dari
secanning lingkungan internal; dan dari lingkungan eksternal akan diperoleh
identifikasi peluang dan tantangan yang dihadapi lembaga.
3) Melakukan Analisis Untuk Menilai Hasil Scanning
Tahap ketiga dari kegiatan telaah lingkungan strategik adalah melakukan analisis
terhadap hasil scanning. Hasil dari kegiatan tahap ini adalah penilaian terhadap hasil
scanning. Penilalian biasanya difokuskan pada sisi input yang dibutuhkan serta
output yang dikeluarkan oleh instansi. Pada sisi input umumnya berupa antara lain:
anggaran yang dipergunakan oleh instansi, jumlah pegawai dan aspek lain.
Sedangkan pada sisi output, umumnya berupa jumlah dan jenis produk atau jasa
yang dihasilkan instansi, jumlah pelanggan yang harus dilayani, dan lainnya.
Sementara dari lingkungan eksternal dapat dilakukan penentuan berbagai kejadian
diluar instansi yang dapat memberikan pengaruh terhadap lembaga/instansi. Secara
umum, kejadian-kejadian tersebut dapat digolongkan ke dalam kejadian yang
berkaitan dengan aspek-aspek ekonomi, politik, sosial, perkembangan teknologi,
kebijakan pemerintah dan persaingan.
4) Merumuskan Hasil Scanning Untuk Keperluan Penentuan Action Plan
Dalam kegiatan penyusunan telaah lingkungan internal = PLI (SIE = Scanning
Internal Environment) dan telaah lingkungan eksternal = PLE (SEE = Scanning
Eksternal Environment) serta Kesimpulan Analisis Faktor Internal = KAFI (IFAS =
Internal Factor Analysis Summary) dan Kesimpulan Analisis Faktor Eksternal =
KAFE (EFAS = Eksternal Factor Analysis Summary) harus berpedoman pada visi
(Vision), Misi (Mission) dan nilai-nilai (Value) yang telah disepakati sebelumnya
dan berlaku di lingkungan lembaga yang bersangkutan. Kesesuaian antara hasil
scanning dengan visi, misi dan nilai dalam lembaga merupakan dasar dalam
9
pembuatan action plan sehingga action plan dibuat sesuai dengan keberadaan
Lembaga.17
Dasar pemikiran mengapa analisis lingkungan ini harus dilakukan adalah general
system theory. Menurut teori ini, organisasi dewasa ini lebih merupakan system yang
terbuka. Oleh karena itu organisasi sangat dipengaruhi dan berinteraksi secara konstan
dengan lingkungan yang melingkupinya. Dengan demikian tugas utama yang paling
penting bagi manajemen perusahaan adalah memastikan bahwa pengaruh tersebut dapat
disalurkan melalui arah yang positif dan dapat memberikan konstribusi optimal terhadap
keberhasilan dan pencapaian daya saing organisasi secara keseluruhan.
Pelajaran-pelajaran dari masa lalu yang telah terinternalisasi secara mendalam dan
terus dilanjutkan dari satu generasi manajer ke manajer berikutnya kadang kala
menimbulkan bahaya tersendiri bagi organisasi secara keseluruhan. Pertama, dengan
berjalannya waktu, orang mungkin lupa mempercayai atau melakukan apa yang
dipercayai dan melakukan. Kedua, mungkin para manajer jadi percaya apa yang
diketahui tidaklah penting untuk diketahui. Dengan kata lain, apa yang telah diwariskan
dari masa lalu seperti tujuan, misi, dan strategi telah menjadi suatu hal yang dogmatis
untuk dilaksanakan masa kini.
17
Muhamad Khoirul Umam, Lembaga Pendidikan Islam Dalam Telaah Lingkungan Strategik, (Kediri:Jurnal Tinta,
2019), Hlm. 23
10
Secara umum, tujuan melakukan analisis lingkungan adalah untuk menilai
lingkungan organisasi secara keseluruhan. Lingkungan organisasi ini adalah factor-faktor
yang berada di luar atau di dalam organisasi yang dapat memengaruhi organisasi tersebut
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Dengan demikian, manajemen dapat
memberikan reaksi yang sesuai dan proporsional untuk mencapai keunggulan bersaing
yang berkesinambungan. Menurut Certo dan Peter dalam Hubeis dan Najib (2014), ada
beberapa peran utama mengenai analisis lingkungan :
1) Policy-Oriented Role
Yaitu peran analisis yang berorientasi pada kepada kebijakan manajemen tingkat
atas dan bertujuan untuk memperbaiki kinerja lembaga dengan memberikan
informasi bagi manajemen tingkat atas tentang kecenderungan utama yang muncul
dalam lingkungan.
2) Integrated Strategic Planning Role
Peran ini bertujuan untuk memperbaiki kinerja lembaga dengan membuat
manajemen tingkat atas dan manajer divisi menyadari segala isu yang terjadi di
lingkungan perusahaan memiliki implikasi langsung pada proses perencanaan.
3) Function-Oriented Role
Peran ini bertujuan untuk memperbaiki kinerja lembaga dengan menyediakan
infomasi lingkungan yang memberi perhatian pada efektivitas kinerja fungsi
lembaga tertentu.18
18
Muhamad Khoirul Umam, Lembaga Pendidikan Islam Dalam Telaah Lingkungan Strategik, (Kediri:Jurnal Tinta,
2019), Hlm. 22
11
kelemahan. Tidak semua kelemahan dari organisasi/institusi harus diperbaiki,
terutama untuk hal-hal yang tidak berpengaruh terhadap lingkungan sekitar.
2) Lingkungan Eksternal (Peluang dan Ancaman)
Peluang adalah factor yang diperoleh dengan membandingkan analisis internal
yang dilakukan di suatu usaha/institusi (strength dan weakness) dengan analisa
internal dan competitor lain. peluang juga harus dicapai dalam strategi
organisasi/institusi.
Terdapat dua model dalam Analisis Lingkungan Strategik yaitu Analisis SWOT
dan Analisis TOWS.
19
Muhamad Khoirul Umam, Lembaga Pendidikan Islam Dalam Telaah Lingkungan Strategik, (Kediri:Jurnal Tinta,
2019), Hlm. 26
12
dianggap bersifat lebih dinamis dan bersaing Sesudah mendapatkan informasi
eksternal, barulah dilakukan beberapa penyesuaian sampai perbaikan potensi
internal untuk menciptakan peluang menguntungkan.
Berdasarkan analisa TOWS Matrix tersebut kemudian dilakukan 4 langkah
berikutnya, yaitu;
a) Memaksimalkan potensi atau kekuatan.
b) Memastikan kelemahan tidak membebani usaha atau kemajuan.
c) Memaksimalkan peluang yang tersedia.
d) Mengantisipasi segala bentuk tantangan & menyediakan beberapa solusi
Berdasarkan analisa TOWS Matrix itu juga dihasilkan 4 strategi pencapaian
target, yaitu;
a) SO (Aggressive Strategy): Menggunakan kekuatan internal untuk mengambil
kesempatan yang ada di luar.
b) ST (Diversification strategy): Menggunakan kekuatan internal untuk
menghindari ancaman yang ada di luar.
c) WO (Turn Around): Menggunakan kesempatan eksternal yang ada untuk
mengurangi kelemahan internal.
d) WT (Defensive strategy): Meminimalkan kelemahan dan ancaman yang
mungkin ada.
Analisa TOWS Matrix lebih memastikan kita dapat memperhitungkan dan
memanfaatkan dengan baik setiap peluang di luar untuk peningkatan bisnis. Di saat
bersamaan kita juga dapat mengetahui dan memanfaatkan potensi internal. Dengan
menganalisa eksternal tersebut (TOWS Matrix) kita juga mampu mengantisipasi
tantangan dari setiap perubahan eksternal, bahkan mengubahnya (tantangan)
menjadi peluang baru.20
20
Muhamad Khoirul Umam, Lembaga Pendidikan Islam Dalam Telaah Lingkungan Strategik, (Kediri:Jurnal Tinta,
2019), Hlm. 27
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat. Tentunya masih banyak kesalahan terdapat
dalam makalah ini untuk menuju yang lebih baik lagi kritik dan saran kami butuhkan
demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Kami ucapkan terimakasih dan mohon maaf
apabila masih banyak kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin..
14
DAFTAR PUSTAKA
Akdon, Strategik Management For Educational Management, (Bandung: Alfabeta, 2007), 107
15