Organisasi Sel
Organisasi Sel
(ORGANISASI SEL)
Disusun Oleh :
KELOMPOK 4
KELAS C
a
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat hidayah dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah biokimia mengenai organisasi sel.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami banyak menemukan
hambatan. Namun, berkat dukungan pihak-pihak yang telah membantu, kami dapat
menyelesaikannya dengan baik. Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
kepada orang-orang yang telah membantu kami dalam penulisan makalah ini dengan
baik.
Kritik dan saran kami harapkan untuk perbaikan di kemudian hari. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kami khususnya dan para pembaca pada umumnya. Atas
perhatiannya kami mengucapkan terima kasih.
Kelompok 4 Kelas C
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 2
1.2 Tujuan ........................................................................................... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 3
2.1 Sel Sebagai Unit Hidup Tubuh....................................................... 3
2.2 Sejarah Penemuan Sel.................................................................... 5
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dieksresi. Dalam tulisan ini akan dikaji lebih lanjut lagi mengenai pengertian,
fungsi dan komunikasi antarsel.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa (i) mengetahui struktur sel
2. Mahasiswa (i) memahami fungsi organel sel
3. Mahasiswa (i) memahami komunikasi antar sel
2
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
1. Air
Medium cair semua protoplasma adalah air dengan konsentrasi antara 70 – 85 %.
Bayank zat – zat kimia sel terlarut dalam air, sedangkan lainnya tersuspensi dalam
bentuk partikel – partikel kecil. Sifat air yang cair memungkinkan zat terlarut dan
tersuspensi berdifusi atau mengalir keberbagai bagian sel.
2. Elektrolit
Elektrolit yang paling penting dalam sel adalah aklium, magnesium, fosfat, sulfat,
bikarbonat dan jumlah kecil yaitu natrium, klorida dan kalsium. Elektrolit – elektrolit
terlarut dalam air merupakan zat kimia anorganik bagi reaksi seluler. Entitas juga
penting untuk kerja beberapa mekanisme pengawasan sel. Misalnya, elektrolit Na+ dan
K- berperanan pada membran sel memungkinkan transmisi implus elektrokimia dalam
3
saraf dan serabut otot. Elektrolit intrasel menentukan aktivitas berbagai reaksi – reaksi
yang dikatalisis secara enzimatik untuk metabolisme sel.
3. Protein
Selain air, zat yang paling banyak dalam kebanyakan sel adalah protein, yang dalam
keadaan normal merupakan 10 – 20 % massa sel. Protein dapat dibagi dalam dua jenis,
protein structural dan enzim. Protein struktural bersama – sama membentuk struktur sel,
misalnya terdapat dalam membran sel, membran inti, membrane sekitar struktur intra
sel seperti relitikum endoplasma dan mitokondria. Sebagian besar protein structural
adalah fibrosa, yaitu masing-masing molekul protein berpolimerasi membentuk benang-
benang fibrosa yang panjang. Benang-benang ini selanjutnya memberikan daya
regangan pada struktur sel.
Sebaliknya enzim, merupakan protein yang bentuk keseluruhannya berbeda, yaitu
terdiri atas molekul protein tunggal atau kumpulan beberapa molekul dalam bentuk
globular. Berbeda dengan protein fibrosa, protein ini sering kali larut dalam cairan sel.
Enzim-enzim berhubungan langsung dengan berbagai zat di dalam sel dan
mengkatalisis reaksi-reaksi kimia. Misalnya pemecahan glukosa menjadi bagian-bagian
komponennya dan menggabungkannya dengan oksigen untuk membentuk karbon
dioksida dalam air. Pada saat yang sama enzim menghasilkan energy untuk fungsi sel.
Selain kedua jenis protein tersebut, terdapat pula protein khusus dalam inti dan
sitoplasma yaitu nucleoprotein.
4. Lipid
Lipid merupakan berbagai zat yang larut dalam pelarut lemak. Lipid yang paling
banyak terdapat dalam jaringan binatang adalah trigliserida atau lemak netral. Selain itu
juga terdapat fosfolipid dan kolesterol.
Sel biasanya mengandung 2-3% lipid yang terbesar di seluruh sel. Konsentrasi lipid
tertinggi terdapat pada membrane sel, membrane sel, dan membrane yang membatasi
organel-organel intrasitoplasma, seperti reticulum endoplasma dan mitokondria. Sifat
lipid yang tidak larut atau hanya sebagian yang larut dalam air membuat membrane
kedap terhadap banyak zat yang larut.
4
5. Karbohidrat
Pada umunya, karbohidrat mempunyai fungsi structural yang kecil dalam sel, tetapi
fungsinya memegang peranan penting dalam nutrisi sel. Sebagian besar sel hewan tidak
dapat menyimpan karbohidrat dalam jumlah besar, biasanya hanya berkisar % dari
massa total. Tetapi, karbohidrat dalam bentuk glukosa, selalu terdapat disekitar cairan
ekstra sel sehingga ia dengan mudah tersedia bagi sel. Dalam jumlah kecil karbohidrat
yang disimpan dalam sel hampir seluruhnya terdapat dalam bentuk glikogen, yang
merupakan polimer glukosa yang tidak larut.
Mikroskop majemuk dengan dua lensa telah ditemukan pada akhir abad ke-16 dan
selanjutnya dikembangkan di Belanda, Italia, dan Inggris. Hingga pertengahan abad ke-
17 mikroskop sudah memiliki kemampuan perbesaran citra sampai 30 kali. Ilmuwan
Inggris Robert Hooke kemudian merancang mikroskop majemuk yang memiliki sumber
cahaya sendiri sehingga lebih mudah digunakan. Ia mengamati irisan-irisan
tipis gabus melalui mikroskop dan menjabarkan struktur mikroskopik gabus sebagai
"berpori-pori seperti sarang lebah tetapi pori-porinya tidak beraturan" dalam makalah
yang diterbitkan pada tahun 1665. Hooke menyebut pori-pori itu cells karena mirip
dengan sel (bilik kecil) di dalam biara atau penjara. Sebenarnya yang dilihat oleh Hooke
adalah dinding sel kosong yang melingkupi sel-sel mati pada gabus yang berasal dari
kulit pohon ek. Ia juga mengamati bahwa di dalam tumbuhan hijau terdapat sel yang
berisi cairan.
5
yang memerinci kegiatannya kepada Royal Society, perkumpulan ilmiah Inggris, yang
lalu menerbitkannya. Pada salah satu suratnya, Leeuwenhoek menggambarkan sesuatu
yang bergerak-gerak di dalam air liur yang diamatinya di bawah mikroskop. Ia
menyebutnya diertjen atau dierken (bahasa Belanda: 'hewan kecil', diterjemahkan
sebagai animalcule dalam bahasa Inggris oleh Royal Society), yang diyakini sebagai
bakteri oleh ilmuwan modern.
6
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Sel
Sel merupakan unit terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis.
Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat
berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Makhluk
hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular), misalnya bakteri, Archaea,
serta sejumlah fungi dan protozoa) atau dari banyak sel (multiselular). Pada organisme
multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang menjadi dasar
bagi hirarki hidup.
7
Bersifat semipermiabel (zat-zat tertentu saja yang dapat melewati membrane
plasma), hidup, dan sangat tipis. Komposisi kimia membran plasma yaitu lapisan luar
dan dalam berupa molekul protein sedangkan bagian tengah molekul lemak.
Berfungsi untuk:
a. Mengontrol pertukaran zat antara isi sel dengan lingkungan sekitar
b. Melindungi isi sel
c. Mengatur keluar masuknya molekul-molekul
d. Sebagai reseptor (penerima) rangsangan dari luar sel.
3.2.3. Sitoplasma
Sitoplasma terisi oleh partikel-partikel dan organel kecil dan besar. Bagian cairan
yang jernih dimana pertikel-partikel tersebar, dinamakan hialoplasma; hialoplasma
terutama mengandung protein yang terlarut, elektolit, glukosa, dan dalam jumlah sedikit
fospolipid, kolesterol dan asam lemak teresterifikasi . Sitoplasma memiliki organel-
organel, yaitu:
1. Retikulum Endoplasma
Merupakan membrane lipoprotein dan sitoplasma yang terletak antara membrane inti
dengan membrane sitoplasma. Dengan adanya system endomembran ini, maka
terbentuklah lumen yang menyerupai “terowongan” yang menghubungkan nucleus
dengan bagian luar sel.
Ada 2 macam RE, yaitu :
a. RE kasar/granuler ; bila pada permukaan membrane RE ini ditempeli ribosom
sehingga tampak berbintil-bintil. RE kasar merupakan penampung protein yang
dihasilkan ribosom. Protein yang dihasilkan masuk kedalam rongga RE
b. RE halus ; bila pada membrane RE ini tidak ditempeli ribosom sehingga tampak
halus. Sel-sel kelenjar mengandung lebih banyak RE dibandingkan sel-sel bukan
kelenjar
Fungsi dari RE diantaranya sebagai alat transportasi zat-zat yang diperlukan inti sel
dari luar inti sel.
2. Badan Golgi
8
Berbentuk tumpukan kantong-kantong pipih yang sangat komplek dan pada bagian
dalam kantong-kantong tersebut terdapat ruang-ruang kecil atau vakuola. Membrane
badan golgi terbentuk dari lipoprotein. Badan golgi banyak terdapat pada sel-sel
kelenjar seperti kelenjar ludah, hati, pancreas, dan hormone.
Fungsi badan golgi :
a. sebagai organ sekresi, karena mengeluarkan zat yang masih dibutuhkan yaitu berupa
sekret dalam bentuk butiran getah
b. membentuk enzim yang belum aktif (zimogent/proenzym)
c. membentuk glikoprotein (musin/mucus/lendir)
3. Lisosom
Lisosom hanya terdapat pada sel hewan. Lisosom merupakan membrane berbentuk
kantong kecil yang berisi hidrolitik yang disebut lisozim. Enzim ini berfungsi dalam
pencernaan intrasel, yaitu mencernakan zat-zat yang masuk kedalam sel. Lisosom
berfungsi sebagai tempat pembuatan enzim-enzim pencernaan.
4. Mitokondria
Mitokondria bentuknnya bulat lonjong atau bercabang, ukurannya 500 sampai 2000
nm. Mitokondria banyak terdapat pada sel yang sedang aktif.
Struktur mitokondria dikelilingi dua lapisan membrane yaitu membrane dalam dan
terbentuk Krista. Ruang dalam mitokondria berisi matrix mitokondria. Fungsi
mitokondria adalah tempat respirasi atau oksidasi karbohidrat yang menghasilkan energi
(ATP).
5. Ribosom
Ribosom sangat kecil (diameternya 20 – 25 nm), terdapat pada sitoplasma secara
bebas atau menempel pada RE. fungsi dari ribosom adalah tempat berlangsungnya
sintesa protein.
6. Flagel dan Silia
Pada Makhluk hidup bersel satu misalnya pada protozoa ada yang memiliki alat
gerak flagel dan silia. Struktur flagel terdiri dari 2 fibril yang dikelilingi oleh 9 fibril
yang terletak disebelah luar. Sedangkan fibril keluarnya dari granula basal dan secara
kimia terdiri dari tubulin dan protein dinein dan ATP.
9
7. Sentrosom
Umumnya sel hewan mengandung sentrosom yang letaknya pada sitoplasma dekat
membrane inti. Pada saat pembelahan mengandung 2 sentriol. Sebuah sentrosom
terbentuk dari 9 set tabung masing-masing set terdiri dari 3 buah microtubule yang
berfungsi menggerakan kromosom pada saat pembelahan sel. Sentriol sendiri
merupakan organel sel yang dapat dilihat ketika sel mengadakan pembelahan.
8. Badan mikro:
a. Perioksisom, terdapat pada sel hewan dan tumbuhan, berisi enzim katalase dan
oksidase
b. Glioksisom, hanya terdapat pada sel tumbuhan, berisi semua atau sebagian enzim
dari daur glioksiat disamping katalase dan oksidase.
9. Mikrofilamen
berfungsi sebagai:
a. Sebagai sitoskleton dalam sel
b. Berperan dalam pembelahan sel, pada Amoeba berfungsi dalam pembentukan
Pseudopoda, gerakan sel dan gerakan sitoplasma.
c. Membentuk alat gerak seperti silia dan flagella
10. Mikrotubule
Berfungsi sebagai
a. Mengendalikan gerakan kromosom dari daerah equator ke kutub masing-masing
pada anaphase
b. Penyusun sentriol, flagel dan silia sehingga berperan dalam pergerakan sel
10
Klorofil Ada Tidak Ada Tidak Ada
Vakuola Ada Tidak Ada Tidak Ada
Sel Prokariotik
11
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dalam biologi, sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup
dan merupakan unit penyusun semua makhluk hidup. Sel mampu melakukan semua
aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan
berlangsung di dalam sel. Setiap sel melakukan aktivitasnya masing-masing layaknya
indivudu. Didalam sel terdapat bagian-bagian yang terdiri dari bagian hidup mati seperti
dinding sel dan vakuola dan bagian yang hidup seperti, plasma sel, dan organel-organel
sel. Bagian-bagian tersebut bekerja sama dalam melakukan kegiatannya. Namun, tidak
semua memiliki bagian tersebut. Pada sebagian sel prokariot hanya memiliki beberapa
bagian saja.
12
DAFTAR PUSTAKA
Kasper, Craig. 2005. Fish Cell Biology and Genetics Basic: HCC Brandon
Kusnadi, dkk. 2010. Buku Saku Biologi SMA. Jakarta : PT Kawan Pustaka
13