Laporan Akhir
Laporan Akhir
NRM : 1306620032
Asisten Laboratorium:
- Fiqri Aditya Riyanto (1306619007)
- Wildan Nurrahman(1306619044)
- Firman Prastiawan (1302619076)
- Febian Riza Rhamadhan (1306619032)
- Rendy Setiabudi (1302619070)
2021
MODUL 3
A. TUJUAN
4. Dapat menyimpulkan bahwa rangkaian ini hanya dapat meloloskan sinyal yang
berfrekuensi rendah saja
B. TEORI DASAR
Grafik yang memperlihatkan variasi tegangan atau varias arus yang terdapat di dalam
sebuah rangkaian listrik dikenal sebagai bentuk gelombang (waveform). Terdapat banyak
bentuk gelombang yang akan ditemui dalam rangkaian–rangkaian listrik, diantaranya
sinus (atau sinusoida), persegi (square), segitiga (triangel), gigi gergaji (yang dapat dinilai
positif atau negatif, dan pulsa (pulse). Bentuk gelombang kompleks seperti percakapan
atau musik umumnya memiliki banyak komponen gelombang pada frekuensi–frekuensi
yang berbeda–beda. Bentuk gelombang pulsa biasanya dikategorikan sebagai berulang
(repetitive) atau tidak berulang (non repetitive).
Sinyal dapat disampaikan dengan menggunakan salah satu atau lebih dari sifat-sifat suatu
bentuk gelombang dan dikirimkan melalui kawat, kabwl, saluran optik, dan saluran radio.
Sinyal juga dapat diproses dengan berbagai cara dengan menggunakan penguatan
(amplifier), modulator, tapis (filter), dll.
𝑉̅0 (ω ) =
Berdasarkan teori bilangan kompleks, besar fungsi alih kompleks, G(ω), adalah
G(ω) =
Grafik fungsi alih G(ω), disebut tanggapan ampltudo. Untuk rangkaian di atas, jika
dinyatakan dalam dB, fungsi alih, G(ω), mempunyai nilai :
𝑉0 (𝜔)
G(ω)(dB) = 20 log = 20log = 20log 𝜔𝑃 – 10log( 𝜔2 + 𝜔𝑃2 )
𝑉𝑖 (𝜔
Untuk frekuensi yang jauh lebih kecil dari frekuensi kutub, (ω<<𝜔𝑃), G(ω)(dB)=0,
artinya 𝑉0(𝜔)= 𝑉𝐼(𝜔)
Untuk frekuensi yang jauh lebih besar dari frekuensi kutub, maka :
Tapis lolos rendah adalah tapis aktif yang keluarannya akan tetap ketika diberi
beban sehingga tidak mengurangi tegangan sebelumnya seperti tapis lolos rendah
butterworth yang tersusun dari tapis lolos pasif dan penguat operasional. (Yasin
Maulana Rahmat, dkk, “Rancang Bangun Sistem Kontrol Berbasis Biopotensial
Mata”, Jurnal Teras Fisika, Vol. 1, No. 1, 2018, hal: 9-22).
Gambar 1. Low Pass Filter Butterworth
Pada rangkaian tapis lolos rendah pasif terjadi bagi tegangan antara R dan C dan yang
memasuki penguat adalah tegangan dari kapasitor. Gain dari tegangan pada rangkaian
low pass filter adalah
Kurva fungsi alihG (ω) vs ω jika diplot dalamskala logaritma disebut dengan
kurva tanggap amplitude. Batas frekuensi Vi yang dikuatkan disebut frekuensi potong
(fp) yaitu frekuensi dimana nilai G (ω) = -3 dB. (Toifur, M., dkk, “Penentuan
Kehalusan Lapisan Tipis Ni80 Fe20 Melalui Nilai Kapasitansi Lapisan Pada Untai
Tapis R-C Lolos Rendah”, Jurnal SainsMateri Indonesia, Vol. 7, No. 1, 2005, hal:
30–36).
Salah satu jenis filter yaitu filter lolos rendah. Rangkaian filter RC lolos rendah terdiri
dari R dan C yang terusun seri dan dihubungkandengan sumber tegangan AC
berbentuk kotak. Rangkaian ini akan men$adirangkaian tapis lolos rendah (LPF, low
pass filter) jika dioperasikan padakawasan frekuensi yang bertujuan untuk meloloskan
sinyal tegangan Vi pada frekuensi rendah. (http://elka-spirit.blogspot.com/p/makalah-
rangkaian-filter.html)
Tapis pelewat rendah atau tapis lolos rendah (low-pass filter) digunakan untuk
meneruskan sinyal berfrekuensi rendah dan meredam sinyal berfrekuensi tinggi.
Sinyal dapat berupa sinyal listrik seperti perubahan tegangan maupun data-data
digital seperti citra dan suara.
Untuk sinyal berupa data-data digital dapat difilter dengan melakukan operasi
matematika seperti konvolusi. Finite impulse response (FIR) dan Infinite impulse
response (IIR) adalah algoritma untuk memfilter sinyal digital. Contoh aplikasi low-
pass filter pada sinyal digital adalah memperhalus gambar dengan Gaussian blur.
(Saleh, K. dan Oktavianus, 2013, Modul Praktikum Elektronika Dasar. Indralaya :
Universitas Sriwijaya)
Batas frekuensi antara sinyal yang dapat diteruskan dan yang diredam disebut
dengan frekuensi cut-off. Frekuensi cut-off dapat ditentukan dengan perhitungan
sebagai berikut. Low-pass filter yang dirangkai dengan high-pass filter (filter yang
meneruskan frekuensi tinggi) akan membentuk filter baru, yaitu band-pass filter
(meneruskan sinyal pada jangkauan frekuensi tertentu) ataupun band-stop filter
(menghambat sinyal pada frekuensi tertentu). (Charles K. Alexander, Matthew N.O.
Sadiku. Fundamentals of Electric Circuits. 5th Edition. NewYork: Mc Graw Hill,
2013).
1. Kapasitor
2. Resistor
4. Osiloskop
5. Probe
6. AVOmeter
7. Audiogenerator
D. PROSEDUR PERCOBAAN
5. Hitunglah tegangan keluaran untuk frekuensi input 0,001fp; 0,01fp; fp; 10 fp; 100
fp, untuk masukan sebesar 12 V
Jawab:
𝑓1 = 10−3 𝑓𝑝 𝑓1 = 10−2 𝑓𝑝 𝑓1 = 10−1 𝑓𝑝
𝑉0 = 𝐺(𝜔)𝑉𝑖 𝑉0 = 𝐺(𝜔)𝑉𝑖 𝑉0 = 𝐺(𝜔)𝑉𝑖
𝑓𝑝 𝑓𝑝 𝑓𝑝
= = =
√𝑓𝑝2 + 𝑓 2 √𝑓𝑝2 + 𝑓 2 √𝑓𝑝2 + 𝑓 2
𝑓𝑝 𝑓𝑝 𝑓𝑝
= = =
√10−6 𝑓𝑝2 + 𝑓 2 √10−4 𝑓𝑝2 + 𝑓 2 √10−2 𝑓𝑝2 + 𝑓 2
= 11,999 𝑉 = 11,999 𝑉 = 11,999 𝑉
Vinput
1 = 0.001fp ; 2= 0.01fp ; 3= 0.1fp ; 4 = fp ; 5 = 10fp ; 6 = 100fp
No V No V
(𝑉𝑟𝑚𝑠 ± ∆𝑉𝑟𝑚𝑠) =
(𝑉𝑟𝑚𝑠 ± ∆𝑉𝑟𝑚𝑠) =
(2.07 ± 0.005)𝑉
(2.11 ± 0.005)𝑉
Voutput
1= 0.001fp ; 2 = 0.01fp ; 3 = 0.1 fp ; 4 = fp ; 5= 10fp; 6 = 100fp
No V No V
1 Vrms = 0.00314 volt 2 Vrms = 2.08 volt
(0.00314 ± 0.005)𝑉
(3 AP) (3 AP)
R = 4700 Ω , C = 3.3 nF
𝑓 = 3.25 × 10−3 𝐻𝑧
1
∆𝑓 = × 0.01 = 0.005 𝐻𝑧
2
∆𝑓 0.005
𝐾𝑆𝑅 = . 100% = × 100% = 153.84% (1 𝐴𝑃)
𝑓 0.00325
1
∆𝑓 = × 0.01 = 0.005 𝐻𝑧
2
∆𝑓 0.005
𝐾𝑆𝑅 = . 100% = × 100% = 126.58% (1 𝐴𝑃)
𝑓 −0.0395
(𝑓 ± ∆𝑓) = (−0.0395 ± 0.005)𝐻𝑧
• 𝑓 = 1𝑓𝑝 = 1.03 × 104
𝑓 = 20 log 1.03 × 104 − 10 log((1.03 × 104 )2 + (1.03 × 104 )2 )
𝑓 = 20 log 1.03 × 104 − 10 log(1.06 × 108 + 1.06 × 108 )
𝑓 = 20 log 1.03 × 104 − 10log (1.06 × 200000000)
𝑓 = −3 𝐻𝑧
1
∆𝑓 = × 0.01 = 0.005 𝐻𝑧
2
∆𝑓 0.005
𝐾𝑆𝑅 = . 100% = × 100% = 0.16% (3 𝐴𝑃)
𝑓 −3
(𝑓 ± ∆𝑓) = (−3 ± 0.005)𝐻𝑧
∆𝑓 0.005
𝐾𝑆𝑅 = . 100% = × 100% = 0.024% (4 𝐴𝑃)
𝑓 −20.03
𝑓 = −39.99 𝐻𝑧
1
∆𝑓 = × 0.01 = 0.005 𝐻𝑧
2
∆𝑓 0.005
𝐾𝑆𝑅 = . 100% = × 100% = 0.012% (4 𝐴𝑃)
𝑓 −39.99
PERHITUNGAN
• Percobaan I ( )
-
-
-
-
-
• Percobaan II ( )
-
-
-
-
• Percobaan III ( )
• Percobaan IV ( )
• Percobaan V ( )
• PercobaanVI ( )
-
Perubahan Fasa
• f = 1.03 × 101 Hz
= 0.014𝑜
• f = 1.03 × 102 Hz
= 1.004𝑜
• f = 1.03 × 103 Hz
= 0.99𝑜
• f = 1.03 × 104 Hz
= 0.66𝑜
• f = 1.03 × 105 Hz
= 0,00108𝑜
• f = 1.03 × 106 Hz
= 0.0022𝑜
H. ANALISIS DATA DAN GRAFIK
• Menghitung nilai penguat tegangan (Av) berdasarkan
percobaan:
a. Diketahui (0.001fp)
c. Diketahui (0.1fp)
Vin = 2.09 Volt
Vout = 2.07 Volt
F = 1.03 . 103
𝑉𝑜𝑢𝑡 2.07
𝐴𝑣 = 𝑉𝑖𝑛
= 2.09 = 0.99 kali
d. Diketahui (1fp)
Vin = 2.09 Volt
Vout = 1.38 Volt
F = 1.03 . 104
𝑉𝑜𝑢𝑡 1.38
𝐴𝑣 = 𝑉𝑖𝑛
= 2.09 = 0.66 kali
e. Diketahui (10fp)
Vin = 1.72 Volt
Vout = 0.00186 Volt
F = 1.03 . 105
𝑉𝑜𝑢𝑡 0.00186
𝐴𝑣 = 𝑉𝑖𝑛
= 1.72
= 0.00108 kali
f. Diketahui (100fp)
Vin = 1.37 Volt
Vout = 0.00314 Volt
F = 1.03 . 106
𝑉𝑜𝑢𝑡 0.00314
𝐴𝑣 = 𝑉𝑖𝑛
= 1.37
= 0.00229 kali
I. TUGAS AKHIR
𝑉 (𝜔)
1. Hitunglah 𝐺(𝜔)(𝑑𝐵) = 20𝑙𝑜𝑔 𝑉0(𝜔) untuk setiap hasil percobaan diatas
𝐼
Jawaban :
• Percobaan I ( )
-
-
• Percobaan II ( )
-
• Percobaan III ( )
-
• Percobaan IV ( )
• Percobaan V ( )
-
• Percobaan VI ( )
-20
Amplitudo
-30
-40
-50
y = 7.51x - 5.7637
-60 R2 = 0.1683
-70
-80
Frekuensi
3. Hitunglah perubahan fasa untuk setiap hasil percobaan
diatas
Jawaban :
• f = 1.03 × 101 Hz
= 0.014𝑜
• f = 1.03 × 102 Hz
= 1.004𝑜
• f = 1.03 × 103 Hz
= 0.99𝑜
• f = 1.03 × 104 Hz
= 0.66𝑜
• f = 1.03 × 105 Hz
= 0,00108𝑜
• f = 1.03 × 106 Hz
= 0.0022𝑜
4. Apa kesimpulan anda terhadap hasil percobaan ini ?
Jawaban :
Rangkaian tapis lolos rendah akan meloloskan isyarat masukan yang
berfrekuensi rendah dan menahan/menghambat isyarat masukan yang
berfrekuensi tinggi. Semakin besar frekuensi masukan yang diberikan, maka
tegangan yang dihasilkan (Vout) dan amplitudonya akan semakin kecil,
sehingga gelombang yang tebentuk akan semakin kecil.
PEMBAHASAN
Tapis lolos rendah itu bertindak sebagai tapis/filter yang meloloskan frekuensi
rendah dan menahan /melemahkan frekuensi tinggi. Pada saat tegangan penguat
berdasarkan percobaan, ketika frekuensi dinaikan sedikit demi sedikit maka
penguatan pada rangkaian terpengaruh dilihat dari nilai tegangan penguat yang
semakin kecil saat frekuensi dinaikkan.
Frekuensi 𝐆(𝛚)(𝐝𝐁)
KESIMPULAN :
1. Tapis lolos rendah adalah suatu rangkaian yang berfungsi sebagai filter yang
meloloskan sinyal dengan frekuensi rendah dan menahan/melemahkan sinyal
dengan frekuensi tinggi.
2. Rangkaian tapis lolos rendah akan meloloskan isyarat masukan yang
berfrekuensi rendah dan menahan/menghambat isyarat masukan yang
berfrekuensi tinggi. Tapis lolos rendah akan menyaring dan tidak meloloskan
frekuensi masukan yang lebih tinggi dan tegangan keluaran yang dihasilkan
akan semakin kecil.
3. Semakin besar frekuensi yang diberikan maka tegangan penguatan saat
percobaan semakin kecil.
4. Untuk nilai G(ω) (dB) semakin besar frekuensinya maka nilainya semakin
besar nilainya.
5. Dalam praktikum ini hasil yang didapatkan kurang maksimal
dikarenakan kesalahan praktikan dalam mengambil data dan tidak cermatnya
praktikan dalam pengolahan data.
DAFTAR PUSTAKA
- B. Murtianta. (2015). Sistem Modulator dan Demodulator BPSK dengan Costas Loop.
Jurnal Techn Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer Universitas Kristen Satya
Wacana.
- Yasin Maulana Rahmat, dkk. (2018). Rancang Bangun Sistem Kontrol Berbasis
Biopotensial Mata. Jurnal Teras Fisika.
- Susilo, D., dkk. (2016). Perancangan Sistem Modulator Binary Phase Shift Keying.
Techné Jurnal Ilmiah Elektroteknika,
- Toifur, M., dkk. (2015). Penentuan Kehalusan Lapisan Tipis Ni80 Fe20 Melalui Nilai
Kapasitansi Lapisan Pada Untai Tapis R-C Lolos Rendah. Jurnal SainsMateri
Indonesia.
- Bakri, Abdul Haris, M. Agus Martawijaya & Muh. Saleh. 2015. Dasar-Dasar
Elektronika. Makassar: Edukasi Mitra Grafika
- http://elka-spirit.blogspot.com/p/makalah-rangkaian-filter.html