Anda di halaman 1dari 24

METODE DAN DESAIN PENELITIAN

HOLISTIK :

METODE KUALITATIF

Di Susun oleh :

Meta Trissya, S. Kep., Ners NIM : S22142002

Uswatul Hasanah, S. Kep., Ners NIM : S22142001

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN


MUHAMMADIYAH PONTIANAK
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN
2022

1
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Metode penelitian adalah rangkaian kerja dari suatu kegiatan penelitian
yang didasari pada pandangan filosofis, asumsi dasar, ideologis, pertanyaan
serta isu yang sedang berkembang dan dihadapi.Penelitian kualitatif adalah
studi yang meneliti kualitas hubungan, aktivitas, situasi, atau berbagai material
(Sugiyono, 2016).
Masalah-masalah kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan
tingkat variasi yang rendah namun memiliki kedalaman bahasa yang tak
terbatas. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada deskriptif holistic, yang
menjelaskan secara detail tentang kegiatan atau situasi apa yang sedang
berlangsung daripada membandingkan efek perlakuan tertentu, atau
menjelaskan tentang sikap atau perilaku orang (Sahar, 2010).
Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-
strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel. Penelitian kualitatif ditujukan
untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang
partisipan.Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat
penemuan. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna dan terikat nilai
(Creswell, 2014).
Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk
mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk
mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah
perkembangan (Afiyanti & Rachmawati, 2014).
Masalah kesehatan global saat ini membutuhan keperawatan holistik
karena ada berbagai permasalahan yang dialami oleh pasien misalnya resisten
antibiotik mikroba meningkat, dan faktor – faktor ekonomi, lingkungan, dan
sosial yang mempengaruhi kesehatan. Keperawatan holistik pada penyakit
kronis secara global belum dikembangkan, padahal sangat dibutuhkan dalam

2
pelayanan yang sesuai dengan masalah yang di hadapi pasien yaitu bukan
hanya fisik,tetapi psikososial dan spiritual (Bec-Deva, 2010).
Untuk dapat mengetahui fenomena atau kejadian yang terjadi di
Pelayanan Kesehatan yang berkaitan dengan keperawatan holistik maka
dibutuhkan penelitian – penelitian kualitatif dalam dunia keperawatan dunia
khususnya Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan metode penelitian kualitatif?
2. Apa tujuan penelitian kualitatif?
3. Apa karakteristik penelitian kualitatif?
4. Apa saja jenis-jenis penelitian kualitatif?
5. Apa saja langkah-langkah penelitian kualitatif?
6. Apa saja dasar toritis penelitian kualitatif?
7. Apa yang dimaksud dengan holistik?
8. Apa yang dimaksud dengan pelayanan holistik?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui mengenai pengertian metode penelitian kualitatif
2. Untuk mengetahui mengenai tujuan penelitian kualitatif
3. Untuk mengetahui mengenai karakteristik penelitian kualitatif
4. Untuk mengetahui mengenai jenis-jenis penelitian kualitatif
5. Untuk mengetahui mengenai langkah-langkah penelitian kualitatif
6. Untuk mengetahui mengenai dasar teoritis penelitian kualitatif
7. Untuk mengetahui pengertian holistik
8. Untuk mengetahui pengertian pelayanan holistik

3
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Penelitian Kualitatif


Kata metode berasal dari istilah Yunani methodos (meta+bodos) yang
artinya cara. Penelitian adalah suatu usaha atau cara yang sistematis untuk
menyelidiki masalah tertentu dengan tujuan mencari jawaban dari masalah
yang diteliti dilakukan secara ilmiah. Sedangkan, kualitatif berarti sesuatu
yang berkaitan dengan aspek kualitas, nilai atau makna yang terdapat dibalik
fakta.Kualitas, nilai atau makna hanya dapat diungkapkan dan dijelaskan
melalui linguistik, bahasa atau kata-kata (Sugiyono, 2016).
Penelitian kualitatif mencakup catatan lapangan, wawancara,
percakapan, pemotretan, rekaman, dan memo untuk diri sendiri.Penelitian
kualitatif secara umum dapat digunakan untuk penelitian tentang kehidupan
masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, aktivitas sosial,
dan lain-lain (Georgalakis, 2020).
Jadi, penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial,
sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun
kelompok. Pengertian penelitian kualitatif menurut para ahli:
1. Lexy J. Moelong, “penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara
holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah”
2. Bogdan dan Taylor, “penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

4
orang-orang dan berperilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada latar
dan individu secara holistik (utuh)”
3. Strauss dan Corbin dalam Cresswell, J. (1998:24), yang dimaksud dengan
penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-
penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan
prosedur-prosedur statistic atau cara-cara lain dari kuantifikasi
(pengukuran).
Untuk itu dari metode kualitatif diperoleh data secara alamiah atau
natural dan komprehensif yang sesuai dengan latar dan data yang diperoleh
tidak merupakan hasil rekayasa atau manipulasi karena tidak ada unsur atau
variabel lain yang mengontrol.

B. Tujuan Penelitian Kualitatif


Tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk memahami fenomena
dan gejala sosial dengan lebih menitikberatkan pada gambaran yang lengkap
tentang fenomena yang dikaji daripada merincinya menjadi variabel-variabel
yang saling terkait (Beck, 2013).

C. Karakteristik Penelitian Kualitatif


Penelitian kualitatif memiliki karakteristik yang berbeda antara lain
seperti berikut:
1. Peneliti memaknai apa yang diteliti dengan persepsi-persepsi subjektif
untuk menghadirkan konteks yang menjelaskan suatu fenomena.
2. Tujuan penelitian adalah mengembangkan konsep-konsep yang dapat
menjelaskan makna suatu fenomena.
3. Tidak dilakukan pengujian hipotesis, karena konteks atau lingkungan
sosial menentukan bagaimana data dikumpulkan.
4. Konsep pengetahuan dalam bentuk tema, motif, taksonomi dan
generalisasi bukan operasionalisasi variabel.

5
5. Generalisasi tidak dilakukan mengacu pada kaidah probabilitas, tetapi
melalui ekstraksi kenyataan dari data yang ditemukan di lapangan dan
menyajikannya dalam gambaran yang koheren dan konsisten.

D. Jenis-Jenis Penelitian Kualitatif


Penelitian kualitatif memiliki 5 jenis penelitian menurut Afiyanti &
Rachmawati (2014) yaitu;
1. Biografi
Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya
yang dituliskan kembali dengan mengumpulkan dokumen dan arsip-
arsip.Tujuan penelitian ini adalah mengungkap turning point moment atau
epipani yaitu pengalaman menarik yang sangat mempengaruhi atau
mengubah hidup seseorang.Peneliti menginterpretasi subjek seperti subjek
tersebut memposisikan dirinya sendiri.
2. Fenomenologi
Penelitian fenimenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap
makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran
yang terjadi pada beberapa individu.Penelitian ini dilakukan dalam situasi
yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami
fenomena yang dikaji.
3. Grounded theory
Tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau
menemukan suatu teori yang berhubungan dengan situasi tertentu. Situasi
ini dimana individu saling berhubungan, bertindak, atau terlibat dalam
suatu proses sebagai respon terhadap suatu peristiwa. Inti dari pendekatan
grounded theory adalah pengembangan suatu teori yang berhubungan erat
kepada konteks peristiwa dipelajari.
4. Etnografi
Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem
kelompok sosial. Peneliti menguji kelompok tersebut dan mempelajari
pola perilaku, kebiasaan, dan cara hidup. Etnografi adalah sebuah proses

6
dan hasil dari sebuah penelitian. Sebagai proses, etnografi melibatkan
pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok, dimana dalam
pengamatan tersebut peneliti terlibat dalam keseharian hidup responden
atau melalui wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut.
Peneliti mempelajari arti atau makna dari setiap perilaku, bahasa, dan
interaksi dalam kelompok.
5. Studi kasus
Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu
masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang
mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi.Penelitian ini
dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari berupa program,
peristiwa, aktivitas, atau individu.

E. Langkah-Langkah Penelitian Kualitatif


No Langkah Penelitian
.
1 Definisi Masalah Penyelidikan mendefinisikan masalah penyelidikan
Penyelidikan berdasar fakta atau hasil-hasil observasi terdahulu.
2 Rumuskan Satu atau sejumlah hipotesis mengenai hubungan
Hipotesis antar variabel dinyatakan. Beberapa penyelidikan
tidak merumuskan hipotesis melainkan
menghasilkan hipotesis sebagai kesimpulan hasil
penyelidikannya.
3 Buat Definisi Konsep, construct, variabel, atau istilah dalam
Operasional penyelidikan ini didefinisikan. Definisi akan
memungkinkan para penyelidik mempunyai
pengertian sama atas sasaran-sasaran penyellidikan.
Definisi operasional sekaligus menggambarkan
bahwa metode observasi merupakan cara yang tepat
untuk penyelidikan di tetapkan.
4 Rancang Alat Pelaku pengamatan yang sesuai ditentukan.
Penyelidikan Penyelidikan dapat menggunakan data yang sudah
terkumpul pada penyelidikan-penyelidikan
terdahulu. Suatu petunjuk dibuat mengenai item-
item yang harus diamati dan dicatat serta cara
merekamnya. Pengamat dilatih dan alat penyelidikan
diuji coba. Kesahihan dan keandalan alat ditetapkan.

7
5 Kumpulkan Data Data dikumpulkan oleh pengamat dengan alat yang
telah ditetapkan.
6 Analisis Data Data yang diperoleh dibandingkan dengan hipotesis
yang dibuat. Penemuan penyelidikan yang baru,
mungkin tak berhubungan dengan hipotesis
dicermati oleh penyelidik. Interpretasi atas hasil
analisis dilakukan. Pembahasan dilakukan dengan
mengadu hasil penemuan dengan hasil-hasil
penyelidikan yang lebih dahulu ada.
7 Tarik Kesimpulan Kesimpulan ditarik, dapat mendukung atau
menggugurkan hipotesis. Penyelidikan yang sifatnya
eksploratif dapat cukup menghasilkan hipotesis.
Kesimpulan haruslah berupa informasi spesifik yang
dapat membantu pengambilan keputusan.
Rekomendasi kea rah pengambilan keputusan dibuat
berdasarkan kesimpulan ini.
8 Laporan Laporan penyelidikan ditulis selengkap dan
Penyelidikan seperlunya.
Sumber: Afiyanti & Rachmawati (2014)

F. Dasar Teoritis Penelitian Kualitatif


Pada penelitian kualitatif, teori diartikan sebagai paradigma.Seorang
peneliti dalam kegiatan penelitiannya, baik dinyatakan secara eksplisit atau
tidak, menerapkan paradigma tertentu sehingga penelitian menjadi terarah
(Chesnay, 2014). Dasar teoritis dalam pendekatan kualitatif adalah
1. Pendekatan fenomenologis
Dalam pandangan fenomenologis, peneliti berusaha memahami arti
peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-
situasi tertentu.
2. Pendekatan interaksi simbolik
Dalam pendekatan interaksi simbolik diasumsikan bahwa objek
orang, situasi, dan peristiwa tidak memiliki pengertian sendiri, sebaliknya
pengertian itu diberikan kepada mereka. Pengertian yang diberikan orang
pada pengalaman dan proses penafsirannya bersifat esensial serta
menentukan.
3. Pendekatan kebudayaan

8
Untuk menggambarkan kebudayaan menurut perspektif ini seorang
peneliti mungkin dapat memikirkan suatu peristiwa dimana manusia
diharapkan berperilaku secara baik.Peneliti dengan pendekatan ini
mengatakan bahwa bagaimana sebaiknya diharapkan berperilaku dalam
suatu latar kebudayaan.
4. Pendekatan etnometodologi
Etnometodologi berupaya untuk memahami bagaimana masyarakat
memandang, menjelaskan, dan menggambarkan tata hidup mereka sendiri.
Etnometodologi berusaha memahami bagaimana orang-orang mulai
melihat, menerangkan, dan menguraikan keteraturan dunia tempat mereka
hidup.Seorang peneliti kualitatif yang menerapkan sudut pandang ini
berusaha menginterpretasikan kejadian dan peristiwa sosial sesuai dengan
sudut pandang dari objek penelitiannya.
Munculnya penelitian kualitatif adalah karena reaksi dari tradisi
yang terkait dengan positivisme dan postpositivisme yang berupaya
melakukan kajian budaya dan interpretative sifatnya.

G. Perbedaan Penelititan Kualitatif dan Kuantitatif


Perbedaan penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif menurut
suharsini arikunto
Penelitian kuantitatif Penelitian kualitatif
1. Kejelasan unsur: tujuan, 1. Kejelasan unsur: subjek
pendekatan, subjek sumber data sampel, sumber data tidak
sudah mantap dan rinci sejak mantap dan rinci, masih
awal. fleksibel, timbul dan
berkembangnya sambil jalan
2. Langkah penelitian: segala
(emergent).
sesuatu direncanakan sampai
matang ketika persiapan disusun.2. Langkah penelitian: baru
diketahui dengan mantap dan
3. Dapat menggunakan sampel dan
jelas setelah penelitian selesai.
hasil penelitiannya diberlakukan
untuk populasi. 3. Tidak dapat menggunakan
pendekatan populasi dan
4. Hipotesis: (jika memang perlu)
sampel. Dengan kata lain,
a. Mengajukan hipotesis yang dalam penelitian kualitatif tidak
akan diuji dalam penelitian dikenal istilah populasi dan

9
b. Hipotesis menentukan hasil sampel. Istilah yang digunakan
yang diramalkan........a priori adalah setting. Hasil penelitian
hanya berlaku bagi setting yang
5. Desain: dalam desain jelas
bersangkutan.
langkah-langkah penelitian dan
hasil yang diharapkan. 4. Hipotesis:
a. Tidak mengemukakan
hipotesis sebelumnya,
6. Pengumpulan data: kegiatan
tetapi dapat lahir selama
dalam pengumpulan data
penelitian
memungkinkan untuk diwakilkan.
berlangsung ......tentotif
7. Analisis data: dilakukan sesudah
b. Hasil penelitian terbuka
semua data terkumpul
5. Desain: desain penelitiannya
adalah fleksibel dengan
langkah dan hasil yang tidak
dapat dippastikan sebelumnya.
6. Pengumpulan data: kegiatan
pengumpulan data selalu harus
dilakukan sendiri oleh peneliti
7. Analisis data: dilakukan
bersamaan dengan
pengumpulan data.
Sumber: Afiyanti & Rachmawati (2014)

Perbedaan penelitian kuantitatif dan kualitatif menurut hamid potilima


Penelitian kualitatif Penelitian kuantitatif
1. Satuan-satuan individual tidak 1. Satuan individu digolongkan ke
dipilah-pilah dalam variabel- dalam variabel-variabel dengan
variabel ciri tertentu sesuai kepentingan
panalitian.
2. Tidak ada konsep sampel
2. Karena besarnya populasi maka
3. Data dalam bentuk narasi atau
dalam penelitian kuantitatif
angka
digunakan sampel
4. Analisis data dijadikan bukti
3. Data dalam bentuk angka
untuk mendukung kebenaran
dari hipotesa yang dibuat 4. Analisis data dijadikan
pembuktian yang dapat
5. Instrumen penelitian adalah
digunakan untuk menerima atau
diri sendiri
menolak hiipotesa yang dibuat
5. Instrumen penelitian adalah
kuisioner

10
Sumber: Afiyanti & Rachmawati (2014)

Perbedaan istilah dalam pengujian keabsahan data antara metode


kualitatif dan kuantitatif
Aspek Metode kualitatif Metode kuantitatif
1. Nilai kebenaran Validitas internal Kreadibilitas (credibility)
2. Penerapan Validitas eksternal/ Transferability/ keteralihan
generalisasi
3. Konsistensi Auditability dependability
Reliabilitas
4. Netralisasi Confirmability (dapat di
Objektivitas konfirmasi)
Sumber: Afiyanti & Rachmawati (2014)

H. Teknik Pengumpulan Data


Berbagai cara pengumpulan data untuk penellitian kualitatif terus
berkembang, namun demikian pada dasarnya ada empat cara yang mendasar
untuk mengumpulkan informasi yaitu:
1. Observasi
Observasi yaitu tindakan yang merupakan penafsiran dari teori
(karl popper). Namun dalam penelitian, pada waktu memasuki ruang kelas
dengan maksud mengobservasi, sebaiknya meninggalkan teori-teori untuk
menjustifikasi sebuah teori atau menyanggah. Observasi merupakan
tindakan atau proses pengambilan informasi melalui media pengamatan.
Observasi yaitu teknik pengumpulan yang mengharuskan peneliti
turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang,
tempat, pelaku, kegiatan, waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan.
Observasi yang paling efektif adlaah melengkapinya dengan format
atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi
item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan
terjadi.

11
Metode observasi dibedakan menjadi:
a. Observasi biasa
Observasi biasa si peneliti tidak boleh terlibat dalam hubungan
emosi pelaku yang menjadi sasaran penelitian
b. Observasi terkendali
Para pelaku yang akan diamati dan dikondisi-kondisi yang ada
dalam tempat kegiatan. Pelaku diamati dan dikendalikan si peneliti.
c. Observasi terlibat
Observasi terlibat merupakan teknik pengumpulan data yang
mengharuskan peneliti melibatkan diri dalam kehidupan dari
masyarakat yang di teliti untuk dapat melihat dan memahami gejala
yang ada, sesuai maknanya dengan yang diberikan dipahami oleh para
warga yang ditelitinya. Kegiatan observasi terlibat bukan hanya
mengamati gejala yang ada dalam masyarakat yang diteliti, tetapi juga
melakukan wawancara, mendengarkan, memahamidan dalam batas-
batas tertentu mengikuuti kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat
yang diteliti. Keterlibatan peneliti dapat dibedakan menjadi empat
kelompok yaitu:
1) Keterlibatan pasif: peneliti tidak terlibat dalam kegiatan yang
dilakukan oleh pelaku yang diamati dan tidak terjadi interaksi sosial
dengan pelaku yang diamati
2) Keterlibatan setengah-setengah: peneliti mengambil sesuatu
kedudukan yang berada dalam 2 hubungan struktural yang berbeda,
yaitu antara struktur yang menjadi wadah bagi kegiatan yang diamati
dan struktur dimana pelaku sebagai pendukung
3) Keterlibatan aktif: peneliti ikut mengerjakan apa yang dilakukan
para pelaku yang diamati dalam kehidupan sehari-hari
4) Keterlibatan penuh/ lengkap: bila kegiatan peneliti telah menjadi
bagian dari kehidupan pelaku yang diamati.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan observasi:

12
a. Memperhatikan fokus penelitian, kegiatan apa yang harus diamati
apakah yang umum atau yang khusus.
b. Menentukan kriteria yang diobservasi, dengan terlebih dahulu
mendiskusikan ukuran-ukuran apa yang akan digunakan.

Fase-fase dalam observasi:


a. Pertemuan perencanaan
b. Observasi kelas
c. Diskusi balikan
Ada berbagai keterbatasan observasi, yaitu sebagai berikut:
a. Banyak kejadian yang tidak dapat dicapai dengan observasi
langsung, misalnya kehidupan pribadi seseorang yang sangat
rahasia
b. Bila mengetahui bahwa dirinya diteliti, para observer mungkin
dengan maksud-maksud tertentu dengan sengaja berusaha
menimbulkan kesan yang menyenangkan atau sebaliknya pada
observer.
c. Timbul kejadian yang tidak selalu dapat diramalkan sehingga
observer dapat hadir untuk mengobservasi kejadian itu. Jika
penelitian dilakukan terhadap typical behavior, menunggu
timbulnya behavior yang diharapkan itu secara spontan kerapkali
memakan waktu yang panjang dan sangat membosankan.
d. Tugas observasi menjadi terganggu pada waktu-waktu ada
peristiwa yang tidak terduga-duga, misalnya keadaan cuaca.
e. Terbatasi oleh lamanya kelangsungan suatu kejadian
Kelebihan observasi:
a. Merupakan metode yang dapat langsung digunakan untuk meneliti
bermacam-macam gejala. Banyak aspek tingkah laku manusia
yang hanya dapat diteliti melalui observasi langsung.

13
b. Untuk subjek yang diteliti, observasi ini lebih sedikit tuntutannya,
orang-orang yang selalu sibukpun mungkin tidak berkeberatan
untuk diamat-amati, walau dia mungkin keberatan menjawab
kuesioner.
c. Memungkinkkan pencatatan yang serempak dengan terjadinya
sesuatu gejala.
d. Tidak tergantung kepada self-report
e. Dengan metode observasi, peneliti dapat memperoleh pandangan
yang holistik/ menyeluruh terhadap responden yang diteliti
f. Peneliti dapat menggunakan variasi pendekatan termasuk
pendekatan inductive discovery (yaitu pengamatan yang
mendasarkan kepada kejadian spesifik mendalam dan realistik serta
merefleksikan keadaan responden)
g. Peneliti dapat melihat hal-hal yang tidak dapat diungkap dengan
teknik lain termasuk perilaku biasa
h. Peneliti dapat mengetahui dan melaporkan apa adanya tentang
perilaku responden yang biasa maupun diluar konteks
permasalahan yang hendak diteliti.
Hambatan-hambatan dalam pengamatan berasal dari 2sumber, yaitu:
a. Hambatan dari dalam, termasuk diantaranya:
1) Kurangnya persiapan apa yang dilakukan sebelum
berinteraksi dengan responden
2) Perasaan terasing dari peneliti terhadap responden
3) Kurang bisanya peneliti beradaptasi dengan kegiatan,
kebiasaan,dan tata cara hidup responden
4) Tidak dapat memanfaatkan peran informan di lapangan.
b. Hambatan yang berasal dari luar, diantaranya:
1) Peneliti larut dengan responden dan kehilangan arah tentang
informasi apa yang perlu diambil dari interaksi dengan
responden

14
2) Peneliti tidak dapat mengidentifikasi gejala yang diinginkan
karena adanya aturan yang harus ditaati di lapangan
3) Minimnya perlengkapan yang dimiliki peneliti dalam
melakukan observasi di lapangan
2. Wawancara
Wawancara yaitu pertemuan yang langsung direncanakan antara
pewawancara dan yang diwawancarai untuk memberikan/ menerima
informasi tertentu. Wawancra adalah kegiatan percakapan dengan maksud
tertentu yang dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu pewawancara dan
yang diwawancarai.
Wawancara merupakan pertanyaan yang dilakukan secara verbal
kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau
penjelasan hal-hal yang dipandang perlu. Ada tiga teknik wawancara
yaitu:
a. Wawancara baku dan terjadwal
b. Wawancara baku dan tidak terjadwal
c. Wawancara tidak baku
Beberapa hal yang harus diperhatikan agar wawancara berlangsung
efektik:
a. Bersikaplah sebagai pewawancara yang simpatik, yang berperhatian
dan pendengar baik, tidak berperan terlalu aktif, untuk menunjukkan
bahwa anda menghargai pendapat anak
b. Bersikaplah netral dalam relevansinya dengan pelajaran
c. Bersikaplah tenang, tidak terburu-buru atau ragu-ragu dan anak akan
menunjukkan sikap yang sama.
d. Secara khusus perhatikan bahasa yang anda gunakan untuk wawancara
Ada beberapa bentuk wawancara:
a. Wawancara terstruktur yaitu apabila pewawancara sudah
mempersiapkan bahan wawancara terrlebih dahulu
b. Wawancara tidak terstruktur yaitu apabila prakarsa pemilihan topik
bahasan diambil oleh orang yang di wawancarai

15
c. Wawancara semi terstruktur yaitu bentuk wawancara yang sudah
dipersiapkan, akan tetapi memberikan keleluasaan kepada responden
untuk menerangkan agak panjang mungkin tidak langsung ke fokus
bahasan/ pertanyaan, atau mungkin mengajukan topik bahasan sendiri
selam wawancara berlangsung.
3. Dokumen
Dokumen yang menyangkut para partisipan penelitian akan
menyedeikan kerangka bagi data yang mendasar, yang termasuk
didalamnya:
b. Koleksi dan analisis buku teks
c. Kurikulum dan pedoman pelaksanaannya
d. Arsip penerimaan murid baru
e. Catatan rapat
f. Catatan tentang siswa
g. Rencana pelajran dan catatan guru
h. Hasil karya siswa
i. Kumpulan dokumen pemerintah
j. Koleksi arsip guru berupa buku harian, catatan peristiwa penting (logs)
dan kenang-kenangan dari siswa angkatan lama
Macam-macam dokumen:
a. Silabi dan rencana pembelajaran
b. Laporan diskusi-diskusi tentang kurikulum
c. Berbagai macam ujian dan tes
d. Laporan rapat
e. Laporan tugas siswa
f. Bagian-bagian dari buku teks yang digunakan dalam pembelajaran
g. Contoh essay yang ditulis siswa
4. Triangulasi
Merupakan teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah
ada, tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang

16
beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti
terhadap apa yang telah ditemukan.

I. Validitas dan Reliabilitas


Validitas alat ukur diselidiki dengan (1) logika (2) statistik validitas
ada macam-macam yaitu validitas isi, validitas prediktif dan validitas
construct (konstruk);

1. Validitas isi
Dengan validitas isi dimaksud bahwa isi/bahan yang diuji atau
dites relevan dengan kemampuan, pengetahuan, pelaksanaan, pengalaman
dan latar belakang orang yang diuji.
Validitas diperoleh dengan menagadakan sampling yang baik,
yakni memilih item-item yang representatif dari keseluruhan bahan yang
berkenaan dengan hal yang mengenai bahan pelajaran mungkin tidka sukar
dicapai. Kesulitan dengan validitas isi ialah pilihanitem dilakukan secara
subjektif yakni berdasarkan logika si peneliti.
2. Validitas prediktif
Dengan validitas prediktif di maksudkan adanaya kesesuaian antara
ramalan (prediksi) tentang kelakuan seseorang dengan kelakuannya yang
nyata.
3. Validitas konstruk
Digunakan bila kita sangsikan apakah gejala yang dites hanya
mengandung satu dimensi, bila ternyata gejala itu mengandung lebih dari
satu dimensi, maka validitas itu dapat diragukan. Keuntungan validitas
konstruk kita mengetahui komponen-komponen sikap/sifat yang diukur
dengan tes itu.
Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi
pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Jadi

17
data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan
oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian.
Validitas dibedakan menjadi:
a. Validitas internal: berkenaan dengan derajat akurasi desain penelitian
dengan hasil yang dicapai.
b. Validitas eksternal: berkenaan dengan derajat akurasi apakah hasil
penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada objek
penelitian.
4. Reliabilitas
Berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau
temuan. Suatu data dikatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam
objek yang sama atau peneliti sama dalam waktu yanng berbeda akan
menghasilkan data yang sama atau sekelompok data apabila dipecah
menjadi dua menjadi data yang tidak berbeda. Suatu data yang reliabel
akan cenderung valid, walaupun belum tentu valid.
Suatu alat pengukur dikatakan reliable bila alat itu dalam
mengukru suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa
menunjukkan hasil yang sama. Jadi alat yanng reliable secara konsisten
memberi hasil ukuran yang sama. Reliabilitas merupakan syarat mutlak
untuk menentukan pengaruh variabel yang satu terhadap variabel yangsatu
lagi. Reliabilitas juga merupakan syarat bagi validitas satu tes, tes yang
tidak reliable dengan sendirinya tidak valid.
Pengujian validitas dan reliabilitas dalam uji keabsahan data
meliputi:
a. Uji kredibilitas
Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil
penelitian dapat dilakukan dengan;
1) Perpanjangan pengamatan
2) Meningkatkan ketekunan
3) Triagulasi (pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai
cara dan berbagai waktu)

18
4) Analisis kasus negatif
5) Menggunakan bahan referensi
6) Mengadakan member check (proses pengecekan data yang
diperoleh peneliti kepada pemberi data). Tujuan dari member
check adalah agar informasi yang diperoleh dan digunakan dalam
penulisan laporan sesuai dengan apa yanng dimaksud sumber data
atau informan.
b. Pengujian transferability
Transferability merupakan validitas eksternal

c. Pengujian depenability
Dilakukan denga melakukan audit terhadap keseluruhan proses
penelitian.
d. Pengujian konfirmability
1) Uji konfirmability mirip dengan uji depenobility, sehingga
pengujian dapat dilakukan secara bersamaan.
2) Uji konfirmability berarti menguji hasil penelitian dikaitkan
dengan proses yang dilakukan.

J. Keperawatan Holistik
Pengertian holistik adalah komprehensif atau menyeluruh yang terdiri dari
body to body, mind to mind and spirit to spirit atau bisa juga dikatakan secara bio,
psiko, sosial dan cultural (Dossey, 2005). Pengertian lain tentang pelayanan
holistik adalah melihat pasien secara holistik yang terdiri dari masalah fisik,
psikososial, spiritual dan kultural yang mempengaruhi persepsi tentang sakit
(Salbiah,2006). Proses spiritual yang mempengaruhi seseorang secara
komprehensif. Setiap manusia mempunyai pengalaman yang meliputi komponen
tubuh-pikiran-jiwa. Pikiran-tubuh-jiwa ini adalah komponen penting dari proses
penyembuhan termasuk masalah emosional, fisik dan spiritual semua tak
terpisahkan dan merupakan bagian dari proses penyembuhan (Smucker, 1998).

19
Dari dua pengertian holistik tersebut dapat diketahui bahwa pasien adalah
manusia yang terdiri dari body, mind and spirit, pasien yang sehat adalah sehat
secara fisik, mental, emosi dan spiritual sehingga memerlukan pelayanan yang
holistik dan berpusat pada kebutuhan pasien. Hal tersebut merupakan suatu
keharusan mengingat bahwa pasien adalah manusia yang mempunyai nilai
personal dan system kepercayaan yang berdampak pada sikap dan respon terhadap
pelayanan kesehatan yang diberikan (Salbiah, 2006).
Holistik sangat terkait dengan kesejahteraan (Dossey, 2005) yang diyakini
mempunyai dampak pada status kesehatan seseorang. Untuk mencapai kesehatan
dan kesejahteraan seacara holistik terdapat lima dimensi yang harus diperhatikan:
1. Dimensi fisik: Kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-
hari secara umum melakukan kebiasan hidup positif.
2. Dimensi sosial: melakukan kegiatan sosial dan mampu berinteraksi
dengan orang lain.
3. Dimensi emosional : mengekspresiksn emosi dan mengendalikan stres
4. Dimensi intelektual :kemampuan cognitive untuk belajar.
5. Dimensi spiritual :Terkait dengan keyakinan dalam beberapa hal seperti:
alam, ilmu, agama atau kekuatan yang lebih tinggi yang membantu manusia
mencapai tujuan kehidupan. Meliputi moral, nilai, dan etik yang dimiliki
seseorang (Salbiah, 2006).
Pendekatan holistik keperawatan mencakup intervensi yang berfokus pada
respons pasien yang menyembuhkan orang secara menyeluruh dan membantu
adanya keseimbangan, terapi, dan seni penyembuhan yang dilakukan sendiri
bukanlah esensi dari holisme dan kesehatan. Perawat holistik membantu pasien
untuk bertanggung jawab pada kesehatan pribadi dengan berberan sebagai role
model kesehatan yang mengintegrasikan perawatan diri dalam kehidupan dan
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan American Holistic Nurses’ Association, hal ini akan membantu
pasien mengatasi stres dan memberi banyak energi untuk membantu pasien
dengan membentuk keseimbangan antara apa yang diberikan kepada diri sendiri
dan apa yang diberikan kepada orang lain.

20
K.Aplikasi penelitian kualitatif dalam keperawatan holistik.
Judul pertama : Peran perawat dalam melakukan pengkajian kebutuhan
pasien berdasarkan aspek biologis, psikologis, sosiologis, spritual di ruang
rawat inap.
Hasil analisa : Penelitian ini dilaksanakan di daerah Jember, pada salah
satu rumah sakit, tepatnya di ruang rawat inap penyakit dalam. Penelitian ini
memiliki tujuan untuk menganalisis peran perawat dalam melakukan pengkajian
holistik pada pasien di ruang rawat inap penyakit dalam. Jenis penelitiannya yaitu
penelitian kualitatif dengan metode pengambilannya datanya adalah dengan
Purposive sampling. Data di dapatkan dari kepala ruangan, perawat pelaksana,
dan pasien. Pengumpulan data ini dilakukan dengan melaksanakan wawancara
mendalam, dokumen, observasi, dan dilakukan rekaman dengan menggunakan
alat perekam. Kemudian hasil dari penelitian tersebut di dapatkan bahwa
pengkajian psikologis, sosiologis, dan spritual hanya pada pasien paliatif.
Dimana yang kita ketahui bersama bahwa dalam melakukan pelayanan
keperawatan harusnya dilaksanakan secara holistik, tidak melihat atau
memandang status pasien, atau pun kondisi pasien saat itu, semua pasien dalam
kondisi apapun, baik palitatif atau terminal, ataukah tidak palitatif tetap harus
diberikan pelayanan keperawatan secara holistik. Karena pelayanan yang
diberikan secara holistik, dimulai dari pengkajian secara holistik, hal ini akan
mampu mendeteksi lebih awal kondisi pasien secara bio psiko sosial dan spritual,
sehingga pelayanan keperawatan yang diberikan pada pasien akan tepat dan cepat,
serta akan mempengaruhi percepatan perbaikan kondisi pasien. Oleh karena itu
untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan dalam suatu rumah sakit,
kita harus memperhatikan dengan seksama dalam hal pengkajian awal secara
holistik, sehingga intervensi tepat sasaran dan pengobatan menghasilkan hasil
yang terbaik untuk pasien.
Jenis metode penelitian kualitatif digunakan dalam melakukan penelitian
pengkajian secara holistik ke pasien ini, adalah jenis metode yang sangat tepat,

21
karena kita akan menemukan jawaban yang bervariasi, dan sampel dapat
mendeskripsikan dengan jelas dalam proses pengkajian holistik.

Judul kedua : Spritualitas dalam perawatan kesehatan harian yang


disediakan di Brasil : Makna dan Praktik Tim Perawat

Hasil Analisa : Penelitian ini dilakukan di Brasil, di salah satu rumah


sakitnya, tepatnya di ruang Onkologi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
memahami makna dan praktik terkait spritualitas yang dialami oleh tim
Keperawatan dalam perawatan sehari-hari pada pasien di Onkologi. Metode yang
digunakan adalah jenis kualitatif, dipandu oleh teori keperawatan Holistik oleh
Myra Levine. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan
berpedoman pada naskah semi terstruktur. Hasil yang didapatkan dari penelitian
ini adalah bahwa para tim professional menangani spiritual pasien dengan cara
yang berbeda.
Dapat disimpulkan dari penelitian tersebut bahwa pendekatan secara
holistic, dimana yang salah satunya adalah spritualitas, dan itu merupakan salah
satu tugas dan kewajiban perawat profesional terhadap pasien dalam kondisi
apapun. Oleh karena itu sangat penting sekali, jika pelatihan keperawatan holistic
ini masuk dalam perencanaan pelatihan yang terjadwal setiap tahun nya, agar
perawat mampu memberikan perawatan holistic sesuai dengan standar teori. Dan
yang sangat di harapkan dengan adanya pemberian pelatihan kepada perawat,
pemberian perawatan holistik akan membantu memperkuat kemampuan dalam
pelayanan bio psiko sosial spiritual dalam menjalankan pelayanan keperawatan
sehari-hari pada semua pasien.
Jadi poin penting yang di gambarkan pada penelitian ini adalah bahwa
semua tenaga keperawatan professional harus dibekali dengan kemampuan
menjalankan pelayanan keperawatan holistic melewati pelatihan-pelatihan, agar
pelayanan keperawatan holistic diberikan sesuai standar, seragam, dan manusiawi.

22
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial,
sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun
kelompok.Penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan untuk
penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku,
fungsionalisasi organisasi, aktivitas sosial, dan lain-lain.
Dalam penelitian kualitatif terdapat 5 jenis penelitian yaitu biografi,
fenomenologi, grounded theory, etnografi, dan studi kasus. Terdapat 4 dasar
teoritis yaitu pendekatan fenomenologis, pendekatan interaksi simbolik,
pendekatan kebudayaan, pendekatan etnometodologi.
Keperawatan holistik pada penyakit kronis secara global belum
dikembangkan, padahal sangat dibutuhkan dalam pelayanan yang sesuai
dengan masalah yang di hadapi pasien yaitu bukan hanya fisik,tetapi
psikososial dan spiritual (Bec-Deva, 2010). Oleh karena itu di butuhkan

23
penelitian – penelitian yang berkaitan dengan keperawatan holistik, yang
mana dapat berbentuk penelitian kualitatif.

DAFTAR PUSTAKA

Afiyanti, Y., & Rachmawati, I. N. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif


Dalam Riset Keperawatan. Rajagrafindo Persada.
Beck, C. T. (2013). Routledge International Handbook of Qualitative Nursing
Research. Routledge. https://doi.org/10.4324/9780203409527
Chesnay, M. De. (2014). Nursing Research Using Phenomenology: Qualitative
Designs and Methods in Nursing (Vol. 13). Springer Publishing Company.
Creswell, J. W. (2014). Penelitian kualitatif & desain riset: Memilih di antara
lima pendekatan (S. Z. Qudsy (ed.); 3rd ed.). Pustaka Pelajar.
Georgalakis, J. (2020). A disconnected policy network: The UK’s response to the
Sierra Leone Ebola epidemic. Social Science and Medicine, 250(August
2019), 112851. https://doi.org/10.1016/j.socscimed.2020.112851
Sahar, J. (2010). Kritik pada penelitian kualitatif. Jurnal Keperawatan Indonesia,
12(3), 197–203. https://doi.org/10.7454/JKI.V12I3.222
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (ke-23).
Alfabeta.

24

Anda mungkin juga menyukai