Anda di halaman 1dari 12

Manajemen Keperawatan

Planning
Dosen Pembimbing : Ridwan Ph.D

Nama : Meta Trissya


Nim : S22142002

PROGRAM STUDI S2 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2021
Perencanaan (planning), merupakan fungsi dasar dari manajemen dan semua fungsi
dalam manajemen tergantung dari fungsi perencanaan. Marquis & Huston (2017)
mengungkapkan bahwa proses manajemen keperawatan terdiri dari planning, organaizing,
staffing, directing, dan controling. Peran dan kepemimpinan yang berhubungan dengan hierarki
perencanaan, yaitu;

1. Mengkaji lingkungan eksternal dan internal


2. Berpikir kreatif dan inovatif dalam perencanaan
3. Mempengaruhi dan menginspirasi anggota agar aktif terlibat dalam perencanaan jangka
panjang
4. Secara periodik melakukan klarifikasi nilai untuk meningkatkankesadaran diri
5. Mengarahkan untuk mendengarkan aktif dan memberikan umpan balik
6. Mengkomunikasikan tujuan organisasi kepada anggota
7. Memotivasi anggota untuk terlibat aktif dalam mengambil keputusan
8. Terbuka untuk ide baru dan berbagai ide
9. Menjadi model peran dalam menetapkan metode perencanaan

Perencanaan merupakan langkah utama yang penting dalam keseluruhan proses


manajemen agar faktor produksi yang biasanya sangat terbatas dapat diarahkan secara maksimal
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, oleh karena itu perencanaan harus mengandung
unsur-unsur yang dapat menjawab What, Why, Where, When, Who dan How. Rencana disusun
dengan proses perencanaan, dimulai dengan menganalisa faktor internal yang berhubungan
dengan kekuatan (strenght) dan kelemahan (weaknes), selanjutnya melakukan analisa factor
eksternal yang berhubungan dengan peluang (opportunity) dan tekanan/ancaman (threat).
Setelah diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman selanjutnya disusun rencana
strategis untuk mencapai tujuan organisasi. Rencana strategis harus diterjemahkan ke dalam
rencana operasional yang mencantumkan target yang harus dicapai. Komponen dalam
melakukan perencanaan;

1. Berubah (change)

Perubahan pelayanan keperawatan mempunyai dua pilihan utama, yaitu mereka


melakukan inovasi dan berubah atau mereka yang diubah oleh suatu keadaan dan situasi.
Perawat harus mempunyai keterampilan dalam proses perubahan. Keterampilan pertama
adalah proses keperawatan. Proses keperawatan merupakan pendekatan dalam menyelesaikan
masalah yang sistematis dan konsisten dengan perencanaan perubahan. Keterampilan kedua
adalah ilmu teoretis dan pengalaman praktik. Perawat harus diajarkan ilmu teoritis di kelas
dan mempunyai pengalaman praktik untuk bekerja secara efektif dengan orang lain.
Perubahan pelayanan kesehatan/keperawatan merupakan kesatuan dalam perkembangan dan
perubahan keperawatan di Indonesia. Bahkan, menjadi hal yang aneh atau tidak semestinya
terjadi, apabila masyarakat umum dan lingkungannya terus-menerus berubah, sedangkan
keperawatan yang merupakan bagian masyarakat tersebut tidak berubah dalam menata
kehidupan profesi keperawatan. Perubahan adalah cara keperawatan mempertahankan diri
sebagai profesi dan berperan aktif dalam menghadapi era global. Masyarakat ilmuwan dan
profesional keperawatan Indonesia melihat dan mempersiapkan proses profesionalisasi pada
era global ini bukan sebagai suatu ancaman untuk ditakuti atau dihindari, tetapi merupakan
tantangan untuk berupaya lebih keras memacu proses profesionalisasi keperawatan di
Indonesia serta menyejajarkan diri dengan keperawatan di negara-negara lain. Mewujudkan
keperawatan sebagai profesi di Indonesia bukan hanya sekadar perjuangan untuk membela
nasib para perawat yang sudah lama kurang mendapat perhatian. Namun lebih dari itu, upaya
ini dilakukan untuk memenuhi hak masyarakat dalam mendapat asuhan keperawatan yang
profesional (Nursalam, 2014).

Contoh di RS Universitas Tanjungpura;

Pada bulan Mei tahun 2022, direncanakan akan dilaksanakannya proses akreditasi
KARS. Oleh karena itu Bidang Keperawatan bersama Komite Keperawatan Rumah Sakit
Universitas Tanjungpura akan melakukan perubahan pada Model Praktek Keperawatan
Profesional ( MPKP ) pada komponen standar asuhan keperawatan, dimana sebelumnya
menggunakan metode Tim pada ruangan rawat inap di rubah menggunakan metode Perawat
Primer ( PPJA ). Rencana perubahan penerapan metode perawat primer ini akan dilaksanakan
pada tanggal 1 Januari 2022 . Alasan dilakukan perubahan metode dikarenakan mengikuti
saran dari survivor KARS pada tahun 2018, dan juga dari penelusuran beberapa hasil
penelitian bahwa penerapan metode perawat primer ( PPJA ) dapat meningkatkan kualitas
pelayanan. Selain itu metode perawat primer ini adalah metode yang paling efektif yang bisa
di gunakan di Rumah Sakit Universitas Tanjungpura terkait dengan jumlah tenaga
keperawatan yang terbatas. Metode perawat primer ini pun bisa berjalan karena karakteristik
perawat yang memenuhi syarat untuk menjadi PPJA (minimal Pendidikan S1,Ners dan PK II )
sudah mencukupi di Rumah Sakit kami, sehingga metode ini bisa di terapkan.

2. Waktu (time)

Rencana harus disertai oleh suatu rincian yang cermat, artinya suatu rencana tidak
hanya mengandung jawaban terhadap pertanyaan apa, dimana, bilamana, bagaimana, siapa,
dan mengapa, tetapi juga penjabarannya dalam bentuk program kerja yang mendetail yang
menyangkut semua segi kehidupan organisasional antara lain: 1) tata ruang, 2) metode kerja,
3) sumber dana dan alokasinya, 4) target waktu, 5) target hasil, 6) standar mutu yang harus
terpenuhi, 7) kriteria pengukuran hasil dan prestasi kerja. Dalam manajemen keperawatan
pertanyaan yang harus dijawab dan diselesaikan yaitu “Kapan rencana itu harus dikerjakan?
Penjelasan kapan dimulainya tindakan dan kapan selesainya di setiap unit organisasi dengan
penggunaan standar waktu yang telah ditentukan”.

Perencanaan dalam manajemen keperawatan berdasarkan jangka waktunya dibagi


menjadi 3 jenis, yaitu perencanaan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
Perencanaan jangka pendek atau yang disebut sebagai perencanaan operasional adalah
perencanaan yang dibuat untuk kegiatan dengan kurun waktu satu jam sampai dengan satu
tahun. Perencanaan jangka menengah adalah perencanaan yang dibuat untuk kegiatan dengan
kurun waktu antara satu tahun sampai lima tahun (Marquis & Huston, 2017), sedangkan
perencanaan jangka panjang atau sering disebut perencanaan strategis adalah perencanaan
yang dibuat untuk kegiatan tiga sampai 20 tahun. Dalam perencanaan di ruang perawatan
biasanya yang digunakan adalah perencanaan jangka pendek yaitu rencana harian, bulanan
dan rencana tahunan.

Contoh di RS Universitas Tanjungpura :

Contoh perencanaan dalam manajemen keperawatan berdasarkan jangka waktu,


contoh dibawah ini adalah perencanaan jangka pendek : Rencana kegiatan akan
dilaksanakannya pelatihan manajemen kepala ruangan yang bertugas di semua unit Rumah
sakit Universitas Tanjungpura. Dengan program kerja :
a. Tata Ruang : Pelatihan manajemen kepala ruangan akan dilaksanakan pada
tanggal 1 Desember 2021- 2 Desember 2021 di ruang Kalimantan Gedung A,
lantai 3 Rumah Sakit Untan. Pelatihan ini akan diperuntukkan kepada semua
kepala ruangan yang bertugas di semua Unit ruangan Rumah sakit Untan, dengan
kriteria tidak sedang menjalankan cuti.
b. Metode Kerja : Pelatihan Manajemen kepala ruangan akan dilaksanakan selama
2 hari dari tanggal 1 Desember – 2 Desember 2021.
Persiapan kegiatan :
1. Membentuk panitia pelaksanaan, beserta membagi uraian tugas dari masing –
masing panitia
2. Menyiapkan segala kebutuhan pelatihan, yang diperlukan dalam proses
pelatihan
3. Merancang anggaran biaya pelaksanaan pelatihan
4. Merancang jadwal evaluasi untuk melihat hasil dari pelatihan terhadap semua
kepala ruang unit, apakah sudah diterapkan dengan baik, ilmu yang di dapat
dari pelatihan yang sudah diikuti.
5. Menyusun jadwal kegiatan :

Tanggal Waktu Kegiatan Keterangan

1 Desember 2021 07.00-08.30 WIB Registrasi Panitia

08.30-09.00 WIB Pembukaan Bidang Keperawatan

09.00-10.30 WIB Materi Nara Sumber

10.30-10.45 WIB Coffebreak -

10.45-12.00 WIB Materi Nara Sumber

12.00-13.00 WIB Ishoma -

13.00-15.00 WIB Materi Nara Sumber

2 Desember 2021 09.00-10.30 WIB Materi Nara Sumber


10.30-10.45 WIB Coffebreak -

10.45-12.00 WIB Praktek Fasilitator


Manajemen

12.00-13.00 WIB Ishoma -

13.00-14.30 WIB Praktek Fasilitator


Manajemen

14.30-15.00 Penutupan Bidang Keperawatan

c. Sunber dana dan Alokasinya : Sumber dana di peroleh dari proses pengajuan
proposal kegiatan ke bagian Diklit Rumah Sakit Untan untuk ditindak lanjuti ke
Direktur Rumah sakit. Setelah proposal disetujui mulai diarahkan ke bagian
keuangan Rumah sakit untuk pencairan dana. Dana khusus pengembangan SDM di
Rumah sakit Untan memang sudah di porsikan untuk digunakan pada kegiatan
pelatihan dan Pendidikan.
Alokasi dana akan dirincikan sesui kebutuhan kegiatan pelatihan, diantaranya :
 Biaya barang – barang ATK yang diperlukan saat kegiatan
 Biaya anggaran Transportasi Nara Sumber
 Biaya anggaran penginapan Nara Sumber
 Biaya anggaran Honor Nara Sumber
 Biaya Cendramata untuk Nara Sumber
 Biaya konsumsi selama proses kegiatan
 Biaya anggaran tidak terduga.
d. Target Waktu : Pelaksanaan pelatihan manajemen keperawatan dilaksanakan
selama 2 hari yaitu tanggal 1-2 Desember 2021, Kemudian kepala ruangan akan
dilakukan evaluasi untuk melihat kemampuan kepala ruangan menerapkan ilmu
yang di dapat dari hasil pelatihan manajemen kepala ruangan, akan dilakukan
evaluasi bertahap selama 1 bulan berjalan, 3 bulan, 6 bulan (termasuk perencanaan
jangka menengah)
e. Target Hasil :
Dalam kurun waktu 1 – 6 bulan pasca pelatihan, dengan bertahap Hasil yang ingin
dicapai adalah :
1. Kepala ruangan memahami tugas dan tanggung jawabnya terhadap ruang unit
yang dipimpinnya
2. Meningkatnya tingkat pengetahuan kepala ruangan dalam mengelola dan
mengembangkan unit yang dipimpinnya
3. Kepala ruangan mampu meningkatkan kinerja perawat pelaksana di unitnya
4. Kepala ruangan mampu meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit
5. Kepala ruangan memiliki kemampuan dengan cepat dalam pengambilan
keputusan
6. Kepala ruangan mampu memonitor atau menjalankan standar asuhan
keperawatan yang sesuai standar
7. Kepala ruangan mampu meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga.
f. Standar Mutu Yang Harus Dipenuhi : Diharapkan dengan dilaksanakannya
pelatihan ini, dalam kurun waktu 1-6 bulan, sudah mampu meningkatkan mutu
rumah sakit, diantaranya adalah :
1. Meningkatnya kualitas mutu proses keperawatan pada 5 komponen yaitu :
pengkajian, menentukan diagnos, Menyusun rencana keperawatan,
melaksanakan implementasi keperawatan, dan melakukan dokumentasi.
2. Meningkatnya derajat Kesehatan dan kepuasan pasien
3. Meningkatnya kemampuan untuk memberikan pelayanan keperawatan yang
tepat dan akurat
4. Mampu memberikan pelayanan yang cepat berdasarkan keluhan pasien
5. Menjalankan standar PMKP rumah sakit dengan baik.
g. Kriteria pengukuran hasil dan prestasi kerja : Dalam kurun waktu 1-6 bulan
bidang keperawatan Bersama kasi pelayanan keperawatan bekerja sama
melakukan penilaian kinerja kepada kepala ruang unit Rumah sakit Untan dengan
kriteria :
1. Melakukan wawancara kepada perawat pelaksana di setiap unit prihal kinerja
dari kepala ruangan.
2. Melakukan penilaian evaluasi dengan menggunakan nilai skor 1-4, dengan
pernyataan dan bukti fisik, diantaranya :
 Memiliki program rencana kerja kepala ruangan (skor 1-4)
 Merencanakan kebutuhan tenaga perawat di unit (skor 1-4)
 Mensosialisasikan visi dan misi rumah sakit (skor 1-4)
 Melaksanakan penilaian kinerja seluruh perawat di unit, baik perawat
primer, dan perawat pelaksana (skor 1-4)
 Kepatuhan menjalankan MPKP dengan baik di unit (skor 1-4)
 Kepatuhan menjalankan SOP dengan baik di unit (skor1-4)
 Pengawasan menajalankan proses keperawatan sesuai standar (skor 1-4)
 Melaporkan laporan BOR,LOS,TOI , serta jumlah pasien di unit setiap
bulannya kepada atasan (skor 1-4 ).

3. Fiskal

Perencanaan fiskal juga membutuhkan visi, kreativitas, dan pengetahuan menyeluruh


tentang kekuatan politik, sosial, dan ekonomi yang membentuk perawatan kesehatan.
Perencanaan fiskal yang rumit dalam organisasi perawatan kesehatan saat ini adalah tujuan
ganda dari pengendalian biaya dan perawatan berkualitas, yang tidak selalu memiliki
hubungan linier. Pengendalian biaya mengacu pada penyampaian layanan yang efektif dan
efisien sambil menghasilkan pendapatan yang dibutuhkan untuk produktivitas organisasi yang
berkelanjutan. Pengendalian biaya adalah tanggung jawab setiap penyedia layanan kesehatan,
dan kelangsungan hidup sebagian besar organisasi layanan kesehatan saat ini bergantung pada
kemampuan mereka untuk menggunakan sumber daya fiskal mereka dengan bijaksana.

Fitur penting dari perencanaan fiskal adalah akuntansi pertanggungjawaban, yang


berarti bahwa setiap pendapatan, pengeluaran, aset, dan kewajiban organisasi adalah tanggung
jawab seseorang. Sebagai akibat wajar, orang dengan kendali atau pengaruh paling langsung
pada salah satu elemen keuangan ini harus bertanggung jawab atas mereka. Pada tingkat unit,
pertanggungjawaban ini umumnya jatuh kepada manajer. Pemimpin-manajer, kemudian,
harus menjadi peserta aktif dalam penganggaran unit, memiliki tingkat kontrol yang tinggi
atas apa yang termasuk dalam anggaran unit, menerima laporan data reguler yang
membandingkan pengeluaran aktual dengan pengeluaran yang dianggarkan, dan bertanggung
jawab atas keuangan.

Keterampilan kepemimpinan memungkinkan manajer untuk melibatkan semua


pemangku kepentingan yang tepat dalam mengembangkan anggaran dan menerapkan
reformasi yang diperlukan. Ini mungkin tidak pernah sepenting saat ini, mengingat iklim
reformasi layanan kesehatan saat ini dengan inisiatif yang hampir tak terhitung jumlahnya dan
implementasi bertahap. Keterampilan kepemimpinan lain yang diperlukan dalam perencanaan
fiskal termasuk fleksibilitas, kreativitas, dan visi mengenai kebutuhan masa depan. Pemimpin
yang terampil mampu mengantisipasi keterbatasan anggaran dan bertindak proaktif.
Sebaliknya, banyak manajer membiarkan batasan anggaran untuk mendikte alternatif dalam
memenuhi kebutuhan pasien.

Contoh di Rumah Sakit Universitas Tanjungpura :

Contoh dibawah ini adalah perencanaan anggaran biaya pelatihan Internal Rumah
Sakit Universitas Tanjungpura Tahun 2021 :
ESTIMASI UNIT ESTIMASI
NO NAMA PELATIHAN PESERTA JUMLAH PESERTA
PELAKSANAAN KERJA BIAYA
1 Pelatihan Pengendalian dan - Dokter Semua Unit 60.000.000
pencegahan Infeksi - Perawat 50 0RANG
- Bidan
- Apoteker
- Bagian Administrasi
- Bagian Keuangan
- Cleaning Service
- Satpam
2 Code Blue -Dokter 50 Orang 100.000.000
-Perawat
3 Basic Trauma & Cardio Life Perawat 40 Orang 200.000.000
Support ( BTCLS)
5 Manajemen Nyeri Perawat, Dokter 50 Orang 50.000.000
6 Pelatihan Komunikasi Informasi - 50.000.000
yang Edukatif 50 Orang
7 Patien Safety Perawat, Dokter 50 Orang 50.000.000
8 Pelatihan Emergency Code Perawat, Dokter 50 Orang 50.000.000
9 Pelatihan EKG Perawat, Dokter 40 Orang 30.000.000
Total 590.000.000
4. Karir (career)

Untuk menjadi profesional yang terlibat penuh membutuhkan komitmen untuk


pengembangan karir. Pengembangan karir adalah perencanaan karir yang disengaja dan harus
dilihat sebagai proses kehidupan yang kritis dengan melibatkan individu dan pemberi kerja.
Sebelum individu dapat merencanakan program pengembangan karir yang sukses, mereka
perlu memahami tahapan karir normal individu. Shirey (2009) menunjukkan bahwa ada tiga
fase atau tahapan karir yang berbeda di antara perawat: janji, momentum, dan panen. Janji
adalah awal dari fase karir dan biasanya mencerminkan 10 tahun pertama pekerjaan
keperawatan. Individu dalam tahap ini kurang berpengalaman dan cenderung mengalami
realitas yang berlebihan sebagai hasilnya. Membuat pilihan karir awal yang bijaksana sangat
penting dalam fase ini. Hal yang ingin dicapai antara lain sosialisasi peran keperawatan;
membangun pengetahuan, keterampilan, kemampuan, kredensial, dan basis pendidikan;
mendapatkan paparan berbagai pengalaman; mengidentifikasi kekuatan dan membangun
kepercayaan diri; dan positioning untuk masa depan.

Shirey (2009) menunjukkan bahwa momentum adalah fase karir menengah dan
biasanya mencerminkan perawat dengan 11 sampai 29 tahun pengalaman. Perawat dalam fase
ini adalah tenaga kesehatan berpengalaman dengan pengetahuan ahli, keterampilan,
kemampuan, kredensial, dan dasar pendidikan. Ini adalah saat pencapaian, tantangan, dan
tujuan, dan individu sering kali mencapai tingkat keahlian yang cukup tinggi untuk menjadi
panutan bagi orang lain. Tonggak pencapaian yang harus dilampaui termasuk membangun
kepercayaan diri lebih lanjut dalam kompetensi seseorang; mengembangkan pengalaman,
memperoleh penguasaan, dan membangun rekam jejak profesional; dan menemukan suara
dengan menyelaraskan kekuatan dengan hasrat. Tantangan paling signifikan bagi perawat
dalam fase ini, bagaimanapun, kemungkinan menciptakan kemungkinan untuk kemajuan karir
daripada stagnasi. Komitmen untuk belajar sepanjang hayat dan bersedia untuk menangkap
peluang tak terduga yang mungkin muncul dari waktu ke waktu sering kali menjadi kunci
divergensi karier pada titik kehidupan ini.

Shirey (2009) mencatat bahwa tahap terakhir adalah panen, dimulai pada akhir karir.
Shirey melabeli perawat dengan 30 hingga 40 tahun sebagai memiliki pengalaman “utama”
dan perawat dengan pengalaman lebih dari 40 tahun sebagai tenaga kesehatan. Meskipun
dipandang sebagai perawat ahli, nilai pengalaman perawat dalam fase panen mungkin mulai
menurun jika orang lain menganggap mereka usang. Perawat-pemimpin utama atau warisan
ini kemudian harus secara aktif berjuang untuk memperbarui nilai potensial mereka kepada
rekan kerja mereka. Sukses kemudian didefinisikan tidak hanya dengan menjadi
berpengetahuan tetapi juga dengan menjadi cerdas dan mudah beradaptasi. Potensi divergensi
karir dalam fase ini beragam, tergantung pada pilihan yang dibuat dalam fase momentum.

Akhirnya, argumen mungkin dibuat bahwa ada tahap karir lain dalam keperawatan
yaitu masuk kembali. Bersamaan dengan kekurangan keperawatan, banyak perawat yang
tidak lagi bekerja dalam profesinya tetapi memiliki pelatihan dan pengalaman yang
diperlukan untuk melakukannya dapat masuk kembali ke lingkungan kerja.

Contoh di RS Universitas Tanjungpura :

Rumah Sakit Untan bulan Juni 2021 mengadakan rapat antara bidang keperawatan
Bersama komite keperawatan merencanakan pelaksanaan kegiatan jenjang karir perawat
dengan proses kredensial untuk semua perawat Rumah sakit Untan, mengingat jenjang karir
terakhir dilaksanakan pada tahun 2018.

Kegiatan kredensial direncanakan pada tanggal 1 Agustus 2021 dan target


penyelesaiannya pada bulan Desember 2021, dimulai dari pra-PK samapai ke PK III. Rumah
sakit Untan sudah memiliki Asesor yang cukup untuk mengkredensial perawat Rumah sakit
untan, sehingga kami tidak perlu mencari Asesor di luar Rumah sakit Untan.

Saat ini proses kredensial masih berjalan pada tahap kredensial PK II. Pelaksanaan
kredensial ini akan membantu semua perawat untuk meningkatkan jenjang karir,
meningkatkan kompetensi, dan memberikan kewenangan klinis.

Anda mungkin juga menyukai