02B.Pengujian CBR Lapangan (CBR in Place)
02B.Pengujian CBR Lapangan (CBR in Place)
Halaman
Kata pengantar i
Daftar isi ii
1 Pendahuluan ............................................................................................... 1
2 Pengujian CBR lapangan ....................................................................... 2
2.1 Maksud, tujuan, lingkup, dan kegunaan ............................................ 2
2.2 Peralatan ........................................................................................... 2
2.2.1 Peralatan untuk pengujian langsung ditempat (in place) ... 2
2.2.2 Peralatan untuk pengambilan contoh asli tanah dengan 2
cetakan CBR (undistrub) ....................................................
2.3 Persiapan pengujian .......................................................................... 3
2.3.1 Persiapan tempat ............................................................. 3
2.3.2 Pemasangan alat pengujian untuk pengujian CBR lang- 3
sung ditempat (in place) ...................................................
2.3.3 Pengambilan contoh asli tanah dengan ctakan CBR 3
(indistrub) ........................................................................
2.4 Prosedur/Pelaksanaan pengujian .................................................... 3
2.4.1 Pengujian CBR langsung ditempat (in place) .................... 3
2.4.2 Pengujian contoh asli tanah dengan cetakan CBR
4
(undistrub) ...........................................................................
2.4.3 Perhitungan .......................................................................... 4
Daftar Pustaka
Lampiran
Pengujian CBR Lapangan
1 Pendahuluan
CBR (California Bearing Ratio) in place, merupakan salah satu cara uji untuk
menentukan kekuatan jalan dengan cara mengukur nilai CBR langsung ditempat.
CBR (California Bearing Ratio) merupakan parameter kekuatan relatif yang paling sering
digunakan dalam disain perkerasan.
Metoda pengujian CBR dikembangkan pada tahun 1930 oleh California Division of
Highways dan kemudian diikuti dan disesuaikan oleh berbagai institusi dan negara di
dunia. The Corps of Engineers menganut dan menyesuaikan metoda tersebut sejak
tahun 1940-an dan dipandang paling umum diikuti, baik tanpa maupun dengan
penyesuaian kecil. Pada tahun 1961, the American Society for Testing and Materials
mengangkat metoda pengujian CBR dengan kode ASTM D 1883, Bearing Ratio of
Laboratory-Compacted Soils.
Dalam beberapa aspek, metoda pengujian menurut ASTM berbeda dengan metoda
menurut the Corps of Engineers dan dengan metoda menurut the American Association
of State Haighway and Transportation Officials (AASHTO), yang mengangkat metoda
pengujian CBR pada tahun 1972 dengan kode AASHTO T 193.
Pengujian CBR pada dasarnya dilakukan dengan mengukur beban yang diperlukan oleh
batang penekan berukuran standar untuk menembus tanah pada kecepatan tertentu.
Dengan demikian, CBR adalah perbandingan antara beban yang diperlukan untuk
mendorong batang masuk ke dalam tanah dengan beban yang diperlukan untuk
mendorong batang masuk ke dalam ke dalam batu pecah sampai kedalaman tertentu,
yang dinyatakan dalam persen.
Dalam hal tersebut, beban dinyatakan dalam satuan mega pascal (psi) dimana untuk
batu pecah telah dibuat standarnya. Kedalaman yang biasa dijadikan acuan adalah 2,5
atau 5 mm (0,1 atau 0,2 in), meskipun kedalaman 7,5, 10 dan 12,5 mm (0,3, 0,4 dan 0,5
in) juga dapat digunakan bila diperlukan.
Bila tidak diperlukan CBR tanpa direndam (unsoaked), maka dapat dilakukan pengujian
langsung ditempat
Bila karena sesuatu hal tdak dapat dilakukan pengujian langsung ditempat (misal tanah
dasar terlalu dalam atau kendaraan truk untuk beban tidak dapat masuk kelokasi), maka
dapat dilakukan pengambilan contoh asli tanah dengan cetakan CBR (undistrub)
Bila diperlukan harga CBR direndam (soaked), maka harus dilakukan pengambilan
contoh asli tanah dengan cetakan CBR sebanyak minimum 2 buah, yaitu untuk harga
CBR direndam (soaked) dan CBR tidak direndam (unsoaked)
Dalam pelaksanaan pengujian CBR lapangan, tempatkan truk sehingga dongkrak
mekanis tepat berada diatas permukaan tanah yang telah disiapkan. Pasang dongkrak
CBR mekanis supaya piston penetrasi berada 1–2 cm dari permukaan. Letakkan
keeping beban berdiameter 25 cm sentries dibawah torak penetrasi sehingga torak
penetrasi tepat masuk dalam lubang pada keeping beban tersebut. Kemudian lakukan
pengujian CBR sesuai Cara Pengujian CBR Laboratorium.
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dan acuan dalam pengujian CBR (California
Bearing Ratio) langsung ditempat (in place). Dengan tujuan untuk mendapatkan nilai
CBR langsung ditempat.
Modul ini membahas cara penyiapan peralatan, persiapan pengujian, prosedur
/pelaksanaan pengujian CBR langsung ditempat
2 Pengujian CBR Lapangan
2.2 Peralatan
2.2.1 Peralatan untuk Pengujian Langsung Ditempat (in place)
1) Dongkrak CBR mekanis dengan kapasitas 10 ton dilengkapi dengan “swivel head”
dan alat pengukur beban, cincin penguji (proving ring) dengan kapasitas 1,5 ton
(3.000 lb), 3 ton (6.000 lb), 5 ton (10.000 lb) atau sesuai kebutuhan;
2) Torak (piston) penetrasi;
3) Pipa penyambung;
4) Dua arloji untuk mengukur penetrasi dengan ketelitian 0,01 mm atau 0,0001‘’
dilengkapi balok penyokong dari besi profil sepanjang lebih kurang 2,5 m;
5) Keping beban berdiameter 25 cm (10’’) berlubang ditengah dengan berat 5 kg (10
lb) dan beban tambahan seberat 2,5 kg (5 lb) bila diperlukan;
6) Truk yang dibebani sesuai kebutuhan dan dibawahnya dapat dipasang dongkrak
CBR mekanis;
7) Dongkrak truk, alat penggali, alat penumbuk, alat perata dan
8) Alat tambahan lainnya.
2.2.2 Peralatan untuk Pengambilan Contoh Asli Tanah dengan Cetakan CBR
(undistrub)
1) Peralatan untuk pengujian sama dengan peralatan pada Cara Pengujian CBR
Laboratorium (SNI 03-1744-1989);
2) Cetakan CBR Ø bagian dalam 152,4 ± 0,6609 mm dan tinggi 177,8 ± 0,13 yang
harus dilengkapi bagian bawahnya dengan silinder lapisan tanah (sampling collar),
serta dilengkapi leher sambung dengan tinggi 50,8 mm (2,0”)
3) Dongkrak mekanis, yang dipasang dibawah truk atau portal besi yang diangker;
4) Alat penggali (cangkul, belincong, linggis), alat penumbuk, dan alat bantu lainnya;
5) Water pass, meteran, parafin, kaleng, dan pelumas;
6) Kompor untuk memanaskan parafin dalam kaleng;
7) Kotak kayu untuk menempatkan benda uji.
2.3 Persiapan Pengujian
2.3.1 Persiapan Tempat
1) Gali sampai lapisan yang dikehendaki dan ratakan seluas kira-kira 60 x 60 cm2,
kemudian bersihkan semua bahan-bahan yang lepas.
Untuk tempat yang belum ada perkerasan cukup dibersihkan dari akar rumput dan
bahan organik lain (biasanya sampai kedalaman 50 cm)
2) Mulailah pengujian atau pengambilan contoh asli tanah secepat mungkin sesudah
persiapan tempat.
Selama pemasangan alat-alat, permukaan tanah harus ditutup dengan lembaran
plastik untuk menghindarkan perubahan kadar air
2.3.2. Pemasangan Alat Pengujian untuk Pengujian CBR Langsung Ditempat (in
place)
1) Tempatkan truk sehingga dongkrak mekanis tepat berada diatas titik lokasi
pemeriksaan;
2) Gunakan dongkrak truk untuk menaikkan truk supaya tidak lagi bekerja diatas
pernya;
3) Pasang dongkrak CBR mekanis supaya piston penetrasi berada 1 cm – 2 cm dari
permukaan;
4) Letakkan keeping beban berdiameter 25 cm ( 10 ‘’) sentries dibawah torak penetrasi
sehingga torak penetrasi tepat masuk dalam lubang pada keeping beban tersebut;
2.4.3 Perhitungan
Lakukan perhitungan sama seperti pada Pengujian CBR Laboratorium (SNI 03-1744-
1989).
Daftar Pustaka