Anda di halaman 1dari 9

modul

Pengujian CBR Lapangan


BALAI BAHAN DAN PERKERASAN JALAN
2009

DEPARTEMEN PEKERJAA N UMUM


BADAN P E N E L IT IA N DAN PENGEM BANGAN
PUSAT L IT B A N G JA LAN DAN JE M B A T A N
Kata Pengantar
Daftar Isi

Halaman

Kata pengantar i
Daftar isi ii
1 Pendahuluan ............................................................................................... 1
2 Pengujian CBR lapangan ....................................................................... 2
2.1 Maksud, tujuan, lingkup, dan kegunaan ............................................ 2
2.2 Peralatan ........................................................................................... 2
2.2.1 Peralatan untuk pengujian langsung ditempat (in place) ... 2
2.2.2 Peralatan untuk pengambilan contoh asli tanah dengan 2
cetakan CBR (undistrub) ....................................................
2.3 Persiapan pengujian .......................................................................... 3
2.3.1 Persiapan tempat ............................................................. 3
2.3.2 Pemasangan alat pengujian untuk pengujian CBR lang- 3
sung ditempat (in place) ...................................................
2.3.3 Pengambilan contoh asli tanah dengan ctakan CBR 3
(indistrub) ........................................................................
2.4 Prosedur/Pelaksanaan pengujian .................................................... 3
2.4.1 Pengujian CBR langsung ditempat (in place) .................... 3
2.4.2 Pengujian contoh asli tanah dengan cetakan CBR
4
(undistrub) ...........................................................................
2.4.3 Perhitungan .......................................................................... 4

Daftar Pustaka
Lampiran
Pengujian CBR Lapangan

1 Pendahuluan
CBR (California Bearing Ratio) in place, merupakan salah satu cara uji untuk
menentukan kekuatan jalan dengan cara mengukur nilai CBR langsung ditempat.
CBR (California Bearing Ratio) merupakan parameter kekuatan relatif yang paling sering
digunakan dalam disain perkerasan.
Metoda pengujian CBR dikembangkan pada tahun 1930 oleh California Division of
Highways dan kemudian diikuti dan disesuaikan oleh berbagai institusi dan negara di
dunia. The Corps of Engineers menganut dan menyesuaikan metoda tersebut sejak
tahun 1940-an dan dipandang paling umum diikuti, baik tanpa maupun dengan
penyesuaian kecil. Pada tahun 1961, the American Society for Testing and Materials
mengangkat metoda pengujian CBR dengan kode ASTM D 1883, Bearing Ratio of
Laboratory-Compacted Soils.
Dalam beberapa aspek, metoda pengujian menurut ASTM berbeda dengan metoda
menurut the Corps of Engineers dan dengan metoda menurut the American Association
of State Haighway and Transportation Officials (AASHTO), yang mengangkat metoda
pengujian CBR pada tahun 1972 dengan kode AASHTO T 193.
Pengujian CBR pada dasarnya dilakukan dengan mengukur beban yang diperlukan oleh
batang penekan berukuran standar untuk menembus tanah pada kecepatan tertentu.
Dengan demikian, CBR adalah perbandingan antara beban yang diperlukan untuk
mendorong batang masuk ke dalam tanah dengan beban yang diperlukan untuk
mendorong batang masuk ke dalam ke dalam batu pecah sampai kedalaman tertentu,
yang dinyatakan dalam persen.
Dalam hal tersebut, beban dinyatakan dalam satuan mega pascal (psi) dimana untuk
batu pecah telah dibuat standarnya. Kedalaman yang biasa dijadikan acuan adalah 2,5
atau 5 mm (0,1 atau 0,2 in), meskipun kedalaman 7,5, 10 dan 12,5 mm (0,3, 0,4 dan 0,5
in) juga dapat digunakan bila diperlukan.
Bila tidak diperlukan CBR tanpa direndam (unsoaked), maka dapat dilakukan pengujian
langsung ditempat
Bila karena sesuatu hal tdak dapat dilakukan pengujian langsung ditempat (misal tanah
dasar terlalu dalam atau kendaraan truk untuk beban tidak dapat masuk kelokasi), maka
dapat dilakukan pengambilan contoh asli tanah dengan cetakan CBR (undistrub)
Bila diperlukan harga CBR direndam (soaked), maka harus dilakukan pengambilan
contoh asli tanah dengan cetakan CBR sebanyak minimum 2 buah, yaitu untuk harga
CBR direndam (soaked) dan CBR tidak direndam (unsoaked)
Dalam pelaksanaan pengujian CBR lapangan, tempatkan truk sehingga dongkrak
mekanis tepat berada diatas permukaan tanah yang telah disiapkan. Pasang dongkrak
CBR mekanis supaya piston penetrasi berada 1–2 cm dari permukaan. Letakkan
keeping beban berdiameter 25 cm sentries dibawah torak penetrasi sehingga torak
penetrasi tepat masuk dalam lubang pada keeping beban tersebut. Kemudian lakukan
pengujian CBR sesuai Cara Pengujian CBR Laboratorium.
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dan acuan dalam pengujian CBR (California
Bearing Ratio) langsung ditempat (in place). Dengan tujuan untuk mendapatkan nilai
CBR langsung ditempat.
Modul ini membahas cara penyiapan peralatan, persiapan pengujian, prosedur
/pelaksanaan pengujian CBR langsung ditempat
2 Pengujian CBR Lapangan

2.1 Maksud, Tujuan, Lingkup, dan Kegunaan


1) Maksud
Tata cara ini dimaksudkan dimaksudkan sebagai pegangan dan acuan dalam
pengujian CBR (California Bearing Ratio) langsung ditempat (in place)
2) Tujuan
Tujuan tata cara ini adalah untuk mendapatkan nilai CBR langsung ditempat.
3) Ruang Lingkup
Tata cara ini memuat uraian tentang cara penyiapan peralatan, persiapan
pengujian, prosedur/pelaksanaan pengujian CBR langsung ditempat
4) Kegunaan
Dapat digunakan sebagai salah satu masukan dalam penyusunan rencana dan
program pembinaan jaringan jalan.
CBR (California Bearing Ratio) merupakan parameter kekuatan relatif yang paling sering
digunakan dalam disain perkerasan.

2.2 Peralatan
2.2.1 Peralatan untuk Pengujian Langsung Ditempat (in place)
1) Dongkrak CBR mekanis dengan kapasitas 10 ton dilengkapi dengan “swivel head”
dan alat pengukur beban, cincin penguji (proving ring) dengan kapasitas 1,5 ton
(3.000 lb), 3 ton (6.000 lb), 5 ton (10.000 lb) atau sesuai kebutuhan;
2) Torak (piston) penetrasi;
3) Pipa penyambung;
4) Dua arloji untuk mengukur penetrasi dengan ketelitian 0,01 mm atau 0,0001‘’
dilengkapi balok penyokong dari besi profil sepanjang lebih kurang 2,5 m;
5) Keping beban berdiameter 25 cm (10’’) berlubang ditengah dengan berat 5 kg (10
lb) dan beban tambahan seberat 2,5 kg (5 lb) bila diperlukan;
6) Truk yang dibebani sesuai kebutuhan dan dibawahnya dapat dipasang dongkrak
CBR mekanis;
7) Dongkrak truk, alat penggali, alat penumbuk, alat perata dan
8) Alat tambahan lainnya.

2.2.2 Peralatan untuk Pengambilan Contoh Asli Tanah dengan Cetakan CBR
(undistrub)
1) Peralatan untuk pengujian sama dengan peralatan pada Cara Pengujian CBR
Laboratorium (SNI 03-1744-1989);
2) Cetakan CBR Ø bagian dalam 152,4 ± 0,6609 mm dan tinggi 177,8 ± 0,13 yang
harus dilengkapi bagian bawahnya dengan silinder lapisan tanah (sampling collar),
serta dilengkapi leher sambung dengan tinggi 50,8 mm (2,0”)
3) Dongkrak mekanis, yang dipasang dibawah truk atau portal besi yang diangker;
4) Alat penggali (cangkul, belincong, linggis), alat penumbuk, dan alat bantu lainnya;
5) Water pass, meteran, parafin, kaleng, dan pelumas;
6) Kompor untuk memanaskan parafin dalam kaleng;
7) Kotak kayu untuk menempatkan benda uji.
2.3 Persiapan Pengujian
2.3.1 Persiapan Tempat
1) Gali sampai lapisan yang dikehendaki dan ratakan seluas kira-kira 60 x 60 cm2,
kemudian bersihkan semua bahan-bahan yang lepas.
Untuk tempat yang belum ada perkerasan cukup dibersihkan dari akar rumput dan
bahan organik lain (biasanya sampai kedalaman 50 cm)
2) Mulailah pengujian atau pengambilan contoh asli tanah secepat mungkin sesudah
persiapan tempat.
Selama pemasangan alat-alat, permukaan tanah harus ditutup dengan lembaran
plastik untuk menghindarkan perubahan kadar air

2.3.2. Pemasangan Alat Pengujian untuk Pengujian CBR Langsung Ditempat (in
place)
1) Tempatkan truk sehingga dongkrak mekanis tepat berada diatas titik lokasi
pemeriksaan;
2) Gunakan dongkrak truk untuk menaikkan truk supaya tidak lagi bekerja diatas
pernya;
3) Pasang dongkrak CBR mekanis supaya piston penetrasi berada 1 cm – 2 cm dari
permukaan;
4) Letakkan keeping beban berdiameter 25 cm ( 10 ‘’) sentries dibawah torak penetrasi
sehingga torak penetrasi tepat masuk dalam lubang pada keeping beban tersebut;

2.3.3 Pengambilan Contoh Asli Tanah dengan Cetakan CBR (indistrub)


1) Timbang masing-masing cetakan CBR dan ukur isinya serta beri nomor;
2) Letakkan dongkrak mekanis di permukaan tanah yang sudah disiapkan atau
dengan cara lain yaitu dengan membuat kerucut terpancung;
3) Dengan menggunakan beban truk atau portal besi yang diangker, lakukan
penekanan sehingga cetakan terdesak masuk lapisan tanah/kirucut tanah;
4) Cetakan yang berisi benda uji kemuadian diangkat dengan cara membongkar
sekeliling luar cetakan.
Kemudian ratakan kedua permukaan contoh dengan pisau perata, selanjutnya tutup
dengan plastik;
5) Pada masing-masing cetakan diberi tanda yang lengkap (seperti : Bagian
atas/bawah, Km dari contoh, Tanggal, Bulan, dan Tahun pengambilan contoh).
Tutup dan sekrup dengan plat baja, sekeliling mulut cetakan dilapisi parafin yang
telah dipanaskan ( ± 1 cm), sehingga tidak terjadi perubahan kadar air.

2.4 Prosedur/Pelaksanaan Pengujian

2.4.1 Pengujian CBR Langsung Ditempat (in place)


1) Turunkan torak penetrasi pada permukaan tanah sehingga torak penetrasi
memberikan beban permulaan sebesar 4,5 kg (10 lb);
Apabila dikehendaki gunakan beban-beban tambahan
2) Atur arloji cincin penguji dan arloji penunjuk penetrasi pada angka nol;
3) Berikan pembebanan dengan teratur sehingga kecepatan penetrasinya mendekati
kecepatan tetap 1,25 mm (0,05 ‘’) per menit;
4) Catat pembacaan beban pada penetrasi:
 3,128 mm (0,0125‘’)
 0,620 mm (0,0250’’)
 1,250 mm (0,0500’’)
 0,187 mm (0,0750’’)
 2,500 mm (0,1000’’)
 3,750 mm (0,1500’’)
 5,000 mm (0,2000’’)
 7,500 mm (0,3000’’)
 10,00 mm (0,4000’’)
 12,50 mm (0,5000’’)
5) Tentukan kadar air dan berat isi bahan setempat;
6) Jumlah Pemeriksaan, ditentukan dengan :
(1) Pemeriksaan dilakukan minimum 3 kali dengan jarak minimum 30 cm;
(2) Jika hasil dari 3 pemeriksaan tersebut masih dalam batas toleransi, maka
harga CBR lapangan ditetapkan sama dengan harga rata-rata hasil
pemeriksanaan;
(3) Jika hasil dari 3 pemeriksaan tersebut melebihi batas toleransi, maka harus
dilakukan lagi 3 kali pemeriksaan.
Nilai CBR lapangan ditetapkan sama dengan harga rata-rata hasil 6
pemeriksanaan;
(4) Batas toleransi CBR lapangan.
 CBR < 10% : ± 3%
 CBR 10% - 30% : ± 5%
 CBR 30% - 60% : ± 10%
 CBR > 60% : ± 25%

2.4.2 Pengujian Contoh Asli Tanah dengan Cetakan CBR (undistrub)


1) Tutup cetakan benda uji pertama dibuka dari cetakannya, kemudian dilakukan
pengujian tanpa direndam, sesuai prosedur Cara Pengujian CBR Laboratorium (SNI
03-1744-1989);
2) Tutup cetakan benda uji kedua dibuka dari cetakannya, kemudian diperlakukan seba-
gai benda uji untuk CBR Laboratorium (direndam) dan diuji sesuai Cara Pengujian
CBR Laboratorium (SNI 03-1744-1989).

2.4.3 Perhitungan
Lakukan perhitungan sama seperti pada Pengujian CBR Laboratorium (SNI 03-1744-
1989).
Daftar Pustaka

1) SNI 03-1738-1989, “Metode Pengujian CBR Lapangan”

Anda mungkin juga menyukai