Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

  

A. Latar Belakang Masalah

Program Keluarga Berencana nasional bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu

dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang sejahtera bahagia melalui pengendalian

kelahiran dan pertumbuhan penduduk, melalui usaha untuk penurunan tingkat kelahiran

penduduk dengan peningkatan jumlah dan kelestarian akseptor dan usaha untuk membantu

peningkatan kesejahteraan ibu dan anak, perpanjangan harapan hidup, menurunnya tingkat

kematian bayi dan balita, serta menurunnya tingkat kematian ibu karena kehamilan dan

persalinan.1

Keluarga sebagai unit terkecil dalam kehidupan berbangsa diharapkan menerima Norma

Keluarga kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada “Catur Warga” atau Zero

Population Grow (pertumbuhan seimbang) yang menghasilkan keluarga berkualitas. Sasaran

utama program Keluarga Berencana (KB) adalah Pasangan Usia Subur (PUS). 1 Dalam hal ini

gerakan Keluarga Berencana tidak hanya meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak, namun yang

lebih penting lagi adalah kontribusi KB dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia

(SDM) dan keluarga yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas bangsa.2

Berbagai usaha dibidang gerakan KB sebagai salah satu kegiatan pokok pembangunan

keluarga sejahtera telah dilakukan baik oleh pemerintah, swasta maupun masyarakat sendiri.

Untuk ini antara lain dengan senantiasa memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada PUS

untuk ikut berpartisipasi dalam meningkatkan NKKBS melalui pemakaian alat kontrasepsi.1,2
Gerakan KB Nasional selama ini telah berhasil mendorong peningkatan peran serta

masyarakat dalam membangun keluarga kecil yang makin mandiri. Keberhasilan ini mutlak

harus diperhatikan bahkan terus ditingkatkan karena pencapaian tersebut ternyata belum merata.

Ada daerah-daerah yang kegiatan keluarga berencananya sudah tinggi, sementara itu daerah lain

masih rendah dalam menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Pada umumnya

masyarakat lebih memilih alat kontrasepsi yang praktis namun efektivitasnya juga tinggi, seperti

metode non MKJP yang meliputi pil KB dan suntik. Sehingga metode KB MKJP seperti Intra

Uterine Devices (IUD), Implant, Medis Operatif Pria (MOP) dan Medis Operatif Wanita (MOW)

kurang diminati.2,3

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau IUD (Intra Uterine Devices) adalah salah

satu alat kontrasepsi jangka panjang yang sangat efektif untuk menjarangkan kelahiran anak.

IUD sangat efektif, efektivitasnya 92-94% dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya

kontrasepsi jenis pil. Keuntungan dari dari IUD ini pun sangat banyak diantaranya sebagai

pencegah kehamilan jangka panjang yang ampuh, paling tidak 10 tahun dan tidak perlu diganti,

tidak mempengaruhi hubungan seksual, tidak ada efek samping hormonal, tidak ada interaksi

dengan obat-obat, tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI, dan aman untuk ibu menyusui,

serta dapat digunakan sampai menopause. Implant juga merupakan salah satu kontrasepsi jangka

panjang dimana memiliki efektivitas hingga 98% dalam mencegah kehamilan, dan keuntungan

diantaranya tidak memerlukan pemeriksaan dalam, bebas dari pengaruh estrogen, tidak

menggangu kegiatan senggama, tidak menggangu ASI, dapat dicabut setiap saat sesuai dengan

kebutuhan.3

Salah satu masalah utama yang dihadapi saat ini adalah masih rendahnya penggunaan KB

Intra Uterine Device (IUD), sedangkan kecenderungan penggunaan jenis KB sederhana seperti
pil dan suntik jumlahnya terus meningkat tajam. Hasil penelitian terhadap kontrasepsi

implant/IUD, sampai saai ini belum menunjukan hasil yang maksimal, kurangnya dukungan dari

para tokoh tentang IUD, yang seharusnya dapat dijadikan sebagai contoh bagi sebagian

masyarakat mengenai keberhasilannya. Beberapa faktor lain yang diduga ikut mempengaruhi

rendahnya penggunaan KB IUD diantaranya adalah ekonomi yang relatif masih rendah

(keterjangkauan harga), pengetahuan mengenai alat kontrasepsi yang kurang, sikap yang tertutup

dan kurangnya motivasi dari keluarga serta tenaga kesehatan. Sementara keberadaan implant-

IUD ini sangatlah penting dalam rangka sebagai kontrasepsi jangka panjang yang memiliki

keunggulan dan keefektivitasan serta keuntungan dibandingkan dengan kontrasepsi jenis lain.2,3

Berdasarkan data statistik BKKBN di Indonesia Agustus 2015 peserta KB Baru secara

nasional sebanyak 4.142.186 peserta. Apabila dilihat per mix kontrasepsi maka persentasenya

adalah sebagai berikut: 287.028 peserta IUD (6,93%), 66.456 peserta MOW (1,60%), 5.925

peserta MOP (0,14%), 217.817 peserta Kondom (5,26%), 391.464 peserta Implant (9,45%),

2.135.259 peserta Suntikan (51,55%), dan 1.038.237 peserta Pil (25,06%). Mayoritas peserta KB

baru bulan Agustus 2015, didominasi oleh peserta KB yang menggunakan Non Metode

Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP), yaitu sebesar 81,87% dari seluruh peserta KB.

Sedangkan peserta KB baru yang menggunakan metode jangka panjang seperti IUD, MOW,

MOP dan Implant hanya sebesar 18,13%.

Target untuk pencapaian KB MKJP di Indonesia sendiri pada tahun 2022 sebanyak

968.729, sedangkan pada tahun 2021 target 895.873 peserta KB MKJP di seluruh Indonesia.

Peningkatan target metode KB MKJP ini menjadi salah satu acuan untuk dilaksanakan mini

project mengenai tingkat KB MKJP khususnya yang dilakukan di Puskesmas Cakung Barat.
Penggunaan KB di wilayah kerja puskesmas kelurahan cakung barat pada tahun 2022

sampai dengan bulan Oktober 2022 yaitu sebanyak 1457 KB aktif dari 3.301 PUS yang berada

khususnya di RW 08 Kelurahan Cakung Barat

Dilihat dari data di atas pemakai alat kontrasepsi jangka panjang yakni implant/IUD

sangat rendah di wilayah Cakung Barat khususnya di RW 08.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti pengetahuan Wanita

Usia Subur (WUS) saat pre dan post diberikan materi mengenai pemakaian kontrasepsi jangka

panjang yaitu Implant dan Spiral sehingga dapat meningkatkan pemakaian metode kontrasepsi

implant-IUD pada ibu-ibu di wilayah kerja Puskesmas Cakung Barat khususnya di RW 08.

C. Tujuan Penelitian

Untuk meningkatkan pemakaian metode kontrasepsi implant-IUD pada ibu-ibu di wilayah

kerja Puskesmas Cakung Barat khususnya di RW 08.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan guna meningkatkan cakupan

kontrasepsi implant/IUD demi tercapainya target metode kontrasepsi efektif dan berjangka

panjang.

Anda mungkin juga menyukai