05.3 Bab 3
05.3 Bab 3
yang dapat diakui hukum adalah suatu perjanjian yang proses pembentukan,
fondasi hukum yang kuat. Fondasi di dalam hukum dikenal dengan asas
segala bentuk perjanjian yang akan dibuat para pihak. Bila asas – asas
konsekuensi hukum yang fatal berupa perjanjian akan batal demi hukum
111
112
sistem check and balance. Asas-asas ini sering menunjuk ke arah yang
yang terdapat dalam Buku III KUHPerdata atas dasar kesepakatan dari para
pihak, akan tetapi bila para pihak tidak mengaturnya maka ketentuan dalam
disimpangi dalam Buku III KUHPerdata yakni Pasal 1338 ayat (3), Pasal
1682 KUHPerdata dan Pasal 1851 ayat (1) KUHPerdata. 211 Dalam hal ini,
penulis akan memfokuskan mengenai Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata yang
209
Henry P. Panggabean, Op.Cit., hlm. 7.
210
Ibid.
211
Ridwan Khairandy, Perjanjian Jual Beli, Op.Cit., hlm. 22.
113
Pada pasal tersebut memiliki sifat pemaksa sebab terdapat kata “harus”
dalam rumusan Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata. 212 Kata harus dapat
dimaknai sebagai kata pemaksa yang memiliki implikasi kepada para pihak
perjanjian dengan itikad baik dan para pihak tidak diperkenankan untuk
menyimpanginya.
Itikad baik merupakan suatu asas yang hingga saat ini belum memiliki
definisi yang seragam. Hal tersebut berimbas kepada makna, tolok ukur dan
fungsi dari itikad baik yang lebih banyak disandarkan pada sikap atau
penulis itikad baik dapat dimaknai secara sempit, sebagai asas yang harus
Itikad baik terbagi menjadi dua yakni itikad baik subjektif yang
memfokuskan pada nilai keadilan dan kepatutan. Asas itikad baik subjektif
pelaksanaan kontrak.
212
Ridwan Khairandy, Perjanjian Jual Beli, Loc.Cit.,
213
Ridwan Khairandy, Iktikad Baik dalam Kebebasan Berkontrak, Loc.Cit.,
114
tawar menawar mengenai harga mobil dengan bagian pemasaran dari PT. X
Saat proses tawar menawar atau negosiasi, bagian pemasaran tersebut hanya
3. uang muka;
dibeli;
angusran; dan
6. cara pembayaran.
Pada tahap pra kontrak, para pihak memiliki hak untuk melaksanakan
baku sehingga isi dan bentuk perjanjian telah ditentukan oleh pihak kreditor.
dikemudian hari.
kepada pembeli apabila belum mencapai kata sepakat. PT.X dari perusahaan
angusaran;
kepada konsumen;
kepada kreditor;
menawar mengenai harga, uang muka dan jumlah angsuran yang akan
Asas itikad baik pra kontrak atau dalam arti subjektif merupakan suatu
asas itikad baik yang didasarkan pada sikap batin seseorang. 214 Menurut
oleh kedua belah pihak.215 Kejujuran harus berjalan dalam hati sanubari
Menurut Ridwan Khairandy, itikad baik sudah harus ada sejak fase
pra kontrak saat para pihak melakukan negosiasi hingga mencapai kata
kontrak merupakan sikap batin bagi para pihak untuk menyadari atau
pihak dapat memberitahu atau menjelaskan dan meneliti fakta materiel yang
Asas itikad baik subjektif atau pra kontrak sebenarnya ingin menilai
ada atau tidaknya suatu kejujuran maupun niat baik para pihak yang hendak
maupun pemaknaan.
Hal ini dilihat dari fakta yang didapat penulis dari wawancara dengan
pokoknya saja seperti dokumen apa saja yang dibutuhkan, uang muka,
hak fidusia pada mobil yang akan dibeli, mekanisme pembelian mobil
yang akan timbul dikemudian hari. Tindakan bagian pemasaran yang tidak
yakni harus meneliti banyak hal yang berkaitan dengan hal-hal sebagai
berikut:
4. Peralihan resiko;
5. Proses pembayaran;
tidaknya itikad baik dalam poses pra kontrak atau negosiasi. Konsumen
negosiasi yang dilakukan para pihak tidak dilandasi dengan itikad baik pra
pembayaran secara angsuran selain itu, debitur memiliki posisi tawar yang
yang akan di terapkan dikemudian hari bila terjadi kesepakatan diantara para
pihak.
121
1. Persyaratan umum:
listrik/PDAM;
tinggal calon konsumen dengan mencocokan data yang telah diberikan oleh
221
Syarat Administratif dari perusahaan pembiayaan X
122
data dari calon konsumen. Bila disetujui oleh perusahaan pembiayaan maka
telah dicapai para pihak akan memberikan implikasi bagi pihak konsumen
uang muka yang telah disepakati kepada kreditor dan kreditor akan
hak fidusia.
serah terima mobil maka pada tanggal 8 Agustus 2015 pihak konsumen
perjanjian.
Pasal 34 ayat (1) telah menentukan hal – hal apa saja yang harus dimuat
pembayaran secara angsuran dan berita acara serah terima mobil akan
dana. Proses ini terjadi sekitar kurang lebih dua hari. Setelah melewati
proses ini, pihak kreditor akan memberikan tanggal sesuai tanggal dana cair
222
J. Satrio, Hukum Perjanjian..., Loc.Cit.,
125
dengan pembayaran secara angsuran dan berita acara serah terima tersebut.
angsuran dan berita acara serah terima merupakan perjanjian bawah tangan.
yang sempurna.
223
Muhammad Syaifuddin, Hukum Kontrak Memahami Kontrak dalam Pespektif
Filsafat, Teori, Dogmatik, dan Praktik Hukum (Seri Pengayaan Hukum Perikatan, Ctk. Pertama,
CV. Mandar Maju, Bandung, 2012, hlm. 182.
224
Pasal 1875 KUHPerdata
126
berita acara serah terima mobil dilakukan pada tanggal 5 Maret 2020. Pada
pembuktian hanya ada pada para pihak saja.225 Jika di kemudian hari terjadi
persengketaan, maka para pihak berhak untuk mencari bukti sendiri untuk
dapat mempersulit kreditor untuk meminta uang angsuran tiap bulan yang
225
Ahdian Yuni Lestari dan Endang Heriyani, Op.Cit., hlm. 33.
127
Itikad baik pelaksanaan kontrak dapat disebut juga itikad baik objektif
yang objektif merupakan dasar – dasar norma yang tidak tertulis yang
berkaitan erat dengan tingkah laku yang tidak didasarkan pada penilaian diri
baik.226
yang rasional yang dapat dilakukan para pihak yang mana sesuai dengan
hak dan kewajiban yang dipikul para pihak serta para pihak dapat
Dilangsungkan
bagi para pihak yang terlibat dalam suatu perjanjian. Kepastian hukum dapat
kehendak bebas dan dalam suasana yang bebas pula. Cacat kehendak
2. Paksaan (dwang);
227
Ridwan Khairandy, Hukum Kontrak Indonesia …, Op.Cit., hlm. 217.
129
3. Penipuan (bedrog);
4. Penyalahgunaan keadaan.
perjanjian. Selain itu pada Pasal 1322 ayat (2) KUHPerdata mengatur bahwa
jika perjanjian itu telah dibuat, terutama karena diri orang yang
Paksaan (dwang) diatur dalam Pasal 1323, 1324, 1326, dan 1327
228
Ridwan Khairandy, Hukum Kontrak Indonesia …, Op.cit., hlm. 220.
229
Ibid., hlm. 221.
130
maksud dari paksaan tidak hanya ditujukan pada seseorang saja, namun juga
tidak hanya berupa tindakan kekerasan saja, tetapi memiliki cakupan yang
lebih luas lagi yakni meliputi juga ancaman terhadap kerugian kepentingan
hukum seseorang.231
yang dipakai oleh salah satu pihak sedemikian rupa sehingga secara nyata
bahwa pihak lainnya tidak akan mengadakan perjanjian tanpa adanya tipu
terjadi tindakan penipuan tidak cukup bila hanya ada unsur kebohongan.
penandatanganan perjanjian.
dengan isi perjanjian, namun berhubungan dengan apa yang terjadi pada
pembayaran secara angsuran sudah dijelaskan secara detail pada sub bab
posisi tawar antara konsumen dan perusahaan pembiayaan, hal ini sesuai
disepakati.
234
Ibid., hlm. 43.
132
sangat memiliki peranan yang penting sebab sangat berkaitan erat dengan
ekonomi yang lebih kuat dari konsumen. Posisi yang kuat ini akan
contract-terms);
235
J. Satrio, Hukum Perjanjian..., Loc.Cit.,
236
Setiawan, Aneka Masalah Hukum dan Hukum Acara Perdata, Alumni, Bandung,
1992, hlm. 191.
133
(dwang positie);
lain;
237
Henry P. Panggabean, Op.Cit., hlm. 44.
134
tawar antara konsumen dan perusahaan pembiayaan, hal ini sesuai dengan
keuntungan dari lemahnya posisi tawar pihak lain dalam kontrak. 238 Sejalan
posisi tawar yang lebih tinggi dan telah mengambil keuntungan dari
telah dibuat oleh salah satu pihak yang dalam hal ini perusahaan
untuk menentukan bentuk dan isi suatu perjanjian. Sifat yang menonjol dari
perjanjian baku yakni “take it or leave it” sehingga bila pihak konsumen
238
Ridwan Khairandy, Iktikad Baik dalam Kontrak…, Op.Cit., hlm. 246.
136
dari perjanjian ini”. Kalimat tersebut tertera diatas tanda tangan pihak
239
Purwahid Patrik, Asas Iktikad Baik dan Kepatutan dalam Perjanjian, Fakultas
Hukum Undip, Semarang, 1986, hlm. 38.
240
Ibid., hlm. 47.
137
keadaan dalam arti keunggulan kejiwaan. Bahwa menurut Van Dunne tidak
sebagainya.
pembiayaan. Selain itu perjanjian baku memiliki ciri khas berupa bahasa yang
241
Henry P. Panggabean, Loc.Cit..
138
sehingga segala resiko yang akan timbul di kemudian hari akan ditanggung
terkadang tidak dapat dipahami maknanya oleh konsumen. Fakta dari hasil
disusun dengan bahasa yang sulit dipahami dan konsumen tidak mau
menyalahgunakan keadaan.
139
istimewa dari pihak lain yakni berupa tidak berpengalaman dan kurang
dimana salah satu pihak belum pernah mengadakan perjanjian dengan pihak
dimana salah satu pihak memiliki tingkat literasi yang rendah akan hukum
perjanjian.
format baku dan disusun secara sepihak oleh pihak perusahaan pembiayaan.
rupa dengan menggunakan bahasa yang sulit dipahami orang awam. Oleh
isi perjanjian.
digolongkan sebagai kausa yang tidak halal, sebab kausa yang tidak halal
Selain itu, akibat hukum antara kausa yang tidak halal dan penyalahgunaan
242
Henry, P. Panggabean, Loc.Cit.
141
keadaan sangatlah berbeda, akibat hukum kausa yang tidak halal adalah
yang mendalilkan.
cacat kehendak merupakan suatu bentuk tindakan yang lebih sesuai dengan
perjanjian yang telah terjadi bukanlah kehendak dari pihak penggugat atau
penyalahgunaan keadaan saat ini juga dapat dijadikan sebagai alasan untuk
244
Henry P. Panggabean, Op.Cit., hlm. 64-66.
143
perjanjian tersebut. Hal ini sejalan dengan Pasal 1338 ayat (1)
KUHPerdata.
dalam arti objektif. Hal ini terjadi karena dalam suatu kontrak sering
tidak disusun secara tealiti sehingga hak – hak dan kewajiban para
pihak tidak begitu jelas. Hakim dapat membatasi diri pada penjelasan
bahasa murni yang terlihat pada isi kontrak tatapi dapat juga
Hakim dalam hal ini tidak melihat adanya problematika yang terjadi
4. Penyalahgunaan hak
telah dinilai tidak adil (unfair) sehingga menurut hakim merugikan pihak
tertuang dalam Akta No. 41 dan 42 oleh orang yang sedang ditahan
lain”.
penyalahgunaan keadaaan.”
kasus.
salah satu pihak melakukan pembatal perjanjian. Pihak yang dirugikan dapat