LP Askep Ca Ovarium
LP Askep Ca Ovarium
Adalah gonad wanita, dua struktur kecil yang terletak pada kedua sisi uterus.
Kelenjar yanng berada di bawah pengaruh sikliis hormon hipofise ini menghasilkan oosit
Ovarium adalah salah satu di antara beberapa organ reproduksi wanita yang berfungsi
untuk menghasilkan sel telur. Setiap wanita memiliki dua ovarium, terletak pada rongga
Ovarium merupakan bagian dari sistem reproduksi wanita. Setiap wanita memiliki dua
ovarium. Mereka oval, sekitar empat sentimeter panjang dan berbaring di kedua sisi rahim
(uterus) terhadap dinding panggul di daerah yang dikenal sebagai fossa ovarium. Mereka
diadakan di tempat oleh ligamen melekat pada rahim, tetapi tidak secara langsung melekat
pada sisa saluran reproduksi wanita, misalnya saluran telur. (Kliksama, 2015)
a. Menyimpan ovum (telur) yang dilepaskan satu setiap bulan, ovum akan melalui tuba
fallopi tempat fertilisasi dengan adanya sperma kemudian memasuki uterus, jika
terjadi proses pembuahan (fertilisasi) ovum akan melekat (implantasi) dalam uterus
dan berkembang menjadi janin (fetus), ovum yang tidak mengalami proses fertilisasi
akan dikeluarkan dan terjadinya menstruasi dalam waktu 14 hari setelah ovulasi.
menstruasi.
c. Ovarium berfungsi mengeluarkan hormon steroid dan peptida seperti estrogen dan
progesteron. Kedua hormon ini penting dalam proses pubertas wanita dan ciri-ciri
seks sekunder. Estrogen dan progesteron berperan dalam persiapan dinding rahim
untuk implantasi telur yang telah dibuahi. Selain itu juga berperan dalam memberikan
Ovarium adalah dua organ kecil, seukuran ibu jari Anda, yang terletak di panggul
perempuan. Mereka melekat pada rahim, satu di setiap sisi, dekat pembukaan tuba fallopi.
Ovarium berisi sel gamet wanita, disebut oosit. Dalam istilah non medis, oosit disebut
“telur”. Ovarium merupakan bagian dari sistem reproduksi wanita. Setiap wanita memiliki
dua indung telur. Mereka oval, sekitar empat sentimeter panjang dan berbaring di kedua
sisi rahim (uterus) dinding panggul di wilayah yang dikenal sebagai fossa ovarium.
Mereka ditahan oleh ligamen melekat pada rahim tetapi tidak secara langsung melekat
a. Korteks disebelah luar yang diliputi oleh epitelium germinativum yang berbentuk
wanita terdapat kira-kira 100.000 folikel primer. Tiap bulan satu folikel akan keluar,
Graff. Folikel-folikel ini merupakan badian terpenting dari ovarium dan dapat dilihat
di korteks ovarii dalam letak yang beraneka ragam dan pula dalam tingkat-tingkat
perkembangan dari satu sel telur dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel saja sampai
menjadi folikel de Graff yang matang terisi dengan likuor folikulli, mengandung
Kanker ovarium adalah tumor ganas yang tumbuh pada ovarium (indung telur)
yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 – 70 tahun. Kanker ovarium bisa
menyebar melalui system getah bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke
Kanker ovarium adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian
dan mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan tidak normal, cepat dan
Kanker indung telur atau kita sebut dengan kanker ovarium, adalah kanker yang berasal
merupakan suatu bentuk kanker yang menyerang ovarium. Kanker ini bisa berkembang
sangat cepat, bahkan, dari stadium awal hingga stadium lanjut bisa terjadi hanya dalam
satu tahun saja. Kanker ovarium merupakan suatu proses lebih lanjut dari suatu tumor
malignan di ovarium. Tumor malignan sendiri merupakan suatu bentuk perkembangan sel-
sel yang tidak terkontrol sehingga berpotensi menjadi kanker. Wikipedia Kanker adalah
menyebar ke organ tubuh lain yang letaknya jauh (Corwin, 2009, Hal; 66).
dapat berasal dari ketiga demoblast (ektodermal, endodermal, mesoderal) dengan sifat-
sifat histologis maupun biologis yang beraneka ragam (Smeltzer & Bare, 2002).
Terdapat pada usia peri menopause kira-kira 60%, dalam masa reproduksi 30%
dan 10% terdapat pada usia yang jauh lebih muda. Tumor ini dapat jinak (benigna), tidak
jelas jinak dan tidak jelas pasti ganas (borderline malignancy atau carsinoma of low-
Kanker ovarium adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian
dan mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan tidak normal, cepat dan
tidak terkendali. (Apotik Online dan Media Informasi Obat-Penyakit. Hal.2 di akses tgl
20-7-2009).
Kanker ovarium adalah salah satu kanker ginekologi yang paling sering dan
(Smeltzer, 2001;1570)
pelvis
Stadium III : Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium dengan metastasis
metastasis jauh
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kanker indung telur atau kita
sebut dengan kanker ovarium, adalah kanker yang berasal dari sel-sel ovarium atau indung
telur. dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga
2. Epidemiologi
Kanker ovarium adalah kanker yang membuat frustasi bagi pasien dan pemberi
pelayanan kesehatan karena awitannya yang tersembunyi dan tidak adanya gejala
peringatan adalah penyeab mengapa penyakit ini telah mencapai tahap lanjut ketika
didiagnosa. Kejadian merupakan penyebab kematian utama di antara malignan si
ginekologis. Penyakit ini mempunyai angka kejadian sekitar 13,8 wanita per 100.000.
Sayang sekali, sekitar 75% dari kasus dideteksi pada tahap lanjut. Amatlah sulit untuk
mendiagnosa dan adalah unik sehingga kemungkinan kondisi ini merupakan awal dari
banyak kanker primer dan mungkin menjadi tempat metastase dari kanker lainnya.
Kondisi ini membawa angka kematian 14.500 setiap tahunnya dan merupakan penyebab
prevalen keenam dari kematian akibat kanker pada wanita ( Wingo et. al. , 1995 ).
Sebagian kasus mengenai wanita usia 50 – 59 tahun. Insidens tertingginya adala di negara
Wanita dengan kanker ovarium mempunyai resiko mengidap kanker payudara tiga
sampai empat kali lipat dan wanita dengan kanker payudara mempunyai resiko yang
meningkat terhadap kanker ovarium. Tidak ada faktor penyebab definitif yang telah
ditetapkan, tetapi kontraseptif oral tampak memberikan efek protektif. Hereditas dapat
berperan dalam menimbulkan penyakit ini, dan banyak dokter menyarankan pemeriksaan
pelvis bimanual bagi wanita yang mempunyai satu atau dua orang saudara dengan kanker
ovarium. Meskipun dengan pemeriksaan yangn cermat, tumor ovarium biasanya terdapat
jauh di dalam dan sulit untuk dideteksi. Belum ada skrinng dini yang tersedia saat ini,
meskipun penanda tumor sedang dalam penelitian. Sonogram transvaginal dan pengujian
antigen Ca-125 sangat membantu pada mereka yang beresiko tinggi untuk mengalami
kondisi ini. Akhir – akhir ini, antigen yang berkaitan dengan tumor membantu dalam
perawatn tindak lanjut setelah didiagnosis dan pengobatan, tetapi tidak pada skrining
umum dini.
Faktor – faktor resiko termasuk diet tinggi lemak, merokok, alkohol, penggunaan
bedak talk perineal, riwayat kanker payudara, kanker kolon, kanker endometrium, dan
riwayat keluarga dengan kanker payudara atau ovarium. Nulipara, infertilitas, dan tak-
ovulasi adalah faktor – faktor resiko. Angka kelangungan hidup tergantung pada tahap
mana kanker didiagnosis. Lebih dari 80% kanker ovarium epitelial ditemukan pada wanita
pascamenopause. Usia 62 tahun adalah usia di mana kanker ovarium epitelial paling
sering ditemui. Kanker ovarium epitelial jarang ditemukan pada usia kurang dari 45 tahun.
ginekologi, di antaranya 13,6% adalah kanker ovarium. Umumnya (72%) adalah kanker
ovarium epitelial yang datang dalam stadium lanjut, sedangkan stadium I-II (42,5%).
Mortalitas karena kanker ovarium adalah 22,6% dari 327 kematian kanker ginekologi.
3. Etiologi
Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang
Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk
penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang
Hipotesis Gonadotropin
Teori ini didasarkan pada pengetahuan hasil percobaan binatang pada data
beberapa percobaan pada binatang rodentia. Pada percobaan ini ditemukan bahwa jika
kadar hormon esterogen rendah di sirkulasi perifer, kadar hormon gonadotropin akan
Hipotesis androgen
Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium. Hal
ini didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung reseptor
Hipotesisi Progesteron
yang hanya mengandung progesteron yang menekan ovulasi juga menurunkan resiko
a. Faktor lingkungan
Kebiasaan makan, kopi dan merokok, adanya asbestos dalam lingkungan, dan
penggunaan bedak talek pada daerah vagina, semua itu dianggap mungkin
menyebabkan kanker.
b. Faktor endokrin
Faktor risiko endokrin untuk kanker ovarium adalah perempuan yang nulipara,
menarche dini, menopause yang lambat, kehamilan pertama yang lambat, dan tidak
untuk 10 tahun atau lebih berkaitan dengan peningkatan kematian akibat kanker
ovarium
c. Faktor genetic
Kanker ovarium herediter yang dominan autosomal dengan variasi penetrasi telah
ditunjukkan dalam keluarga yang terdapat penderita kanker ovarium. Bila terdapat
dua atau lebih hubungan tingkat pertama yang menderita kanker ovarium, seorang
Ada beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya kanker ovarium yaitu:
Merokok
Alkohol
Nulipara
Infertilitas
Menstruasi dini
Kontrasepsi oral
Berawal dari hyperplasia endometrium yang berkembang menjadi karsinoma.
Menarche dini
4. Patofisiologi
Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone dan kegagalan
pembentukan salah satu hormone tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium
tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormone
hipofisa dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan
penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel
tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara
tidak sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk kista di dalam ovarium. Setiap hari,
ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut Folikel de Graff. Pada
pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan
oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang
memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi
pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif.
Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara
dengan abdomen dan pelvis dan sel-sel yang menempatkan diri pada rongga abdomen dan
pelvis. Sel-sel ini mengikuti sirkulasi alami cairan peritoneal sehingga implantasi dan
Limfatik yang disalurkan ke ovarium juga merupakan jalur untuk penyebaran sel-sel
ganas. Semua kelenjar pada pelvis dan kavum abdominal pada akhirnya akan terkena.
Penyebaran awal kanker ovarium dengan jalur intraperitoneal dan limfatik muncul tanpa
gejala yang spesifik. Gejala tidak pasti yang akan muncul seiring dengan waktu adalah
perasaan berat pada pelvis, sering berkemih dan disuria dan perubahan fungsi
gastrointestinal, seperti rasa penuh, mual, tidak enak pada perut, cepat kenyang dan
konstipasi. Pada beberapa perempuan dapat terjadi perdarahan abnormal vagina sekunder
abdomen dapat timbul mendadak bila terdapat perdarahan dalam tumor , ruptur atau torsi
ovarium. Namun tumor ovarium paling sering terdeteksi selama pemeriksaan pelvis rutin.
5. Pathway
6. Klasifikasi
Tumor-tumor epitel
Terdapat tiga ketegori utama tumor sel germinal yaitu : tumor jinak (kista dermoid),
tumor ganas (bagian dari kista dermoid), tumor sel germinal primitive ganas (sel
Dua pertiga persen kanker ovarium adalah tumor sel germinal primitive ganas. Penting
o Stadium 1a : pertumbuhan terbatas pada suatu ovarium, tidak ada asietas yang berisi
o Stadium 1b : pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak asietas, berisi sel
kedua ovarium atau kapsul pecah atau dengan asietas berisi sel ganas atau dengan
Stadium II : Pertumbuhan pada satu atau dua ovarium dengan perluasan ke panggul
o Stadium 2c : tumor stadium 2a dan 2b tetapi pada tumor dengan permukaan satu atau
kedua ovarium, kapsul pecah atau dengan asitas yang mengandung sel ganas dengan
Stadium III : tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant di peritoneum
di luar pelvis dan atau retroperitoneal positif. Tumor terbatas dalam pelvis kecil tetapi
o Stadium 3a : tumor terbatas di pelvis kecil dengan kelenjar getah bening negatif tetapi
o Stadium 3b : tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant dipermukaan
peritoneum dan terbukti secara mikroskopis, diameter melebihi 2 cm, dan kelenjar
o Stadium 3c : implant di abdoment dengan diameter > 2 cm dan atau kelenjar getah
Stadium IV : pertumbuhan mengenai satu atau kedua ovarium dengan metastasis jauh.
Bila efusi pleura dan hasil sitologinya positif dalam stadium 4, begitu juga metastasis
ke permukaan liver.
b. Darah menstruasi yang banyak (menoragia) dengan nyeri tekan pada payudara
c. Menopause dini
d. Dispepsia
g. Perubahan fungsi gastrointestinal, seperti rasa penuh, mual, tidak enak pada perut,
2001;1570)
Pada pemeriksaan fisik hasil yang sering didapatkan pada tumor ovarium adalah
massa pada rongga pelvis. Tidak ada petunjuk pasti pada pemeriksaan fisik yang mampu
membedakan tumor adneksa adalah jinak atau ganas, namun secara umum dianut bahwa
tumor jinak cenderung kistik dengan permukaan licin, unilateral dan mudah digerakkan.
Sedangkan tumor ganas akan memberikan gambaran massa yang padat, noduler, terfiksasi
dan sering bilateral. Massa yang besar memenuhi rongga abdomen dan pelvis lebih
mencerminkan tumor jinak atau keganasan derajat rendah. Adanya asites dan nodul pada
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien kanker ovarium yaitu :
c. Tes darah khusus : CA-125 (Penanda kanker ovarium epitelial), LDH, HCG, dan
d. Laparoskopi
e. Laparotomi
sigmoidoskopi.
a. Riwayat
Kanker ovarium pada stadium dini tidak memberikan keluhan. Keluhan yang
timbul berhubungan dengan peningkatan massa tumor, penyebaran tumor pada permukaan
serosa dari kolon dan asites. Rasa tidak nyaman dan rasa penuh diperut, serta cepat merasa
kenyang sering berhubungan dengan kanker ovarium. Gejala lain yang sering timbul
adalah mudah lelah, perut membuncit, sering kencing dan nafas pendek akibat efusi pleura
Dalam melakukan anamnesis pada kasus tumor adneksa perlu diperhatikan umur
penderita dan faktor risiko terjadinya kanker ovarium. Pada bayi yang baru lahir dapat
ditemukan adanya kista fungsional yang kecil (kurang dari 1-2 cm) akibat pengaruh dari
hormon ibu. Kista ini mestinya menghilang setelah bayi berumur beberapa bulan. Apabila
menetap akan terjadi peningkatan insiden tumor sel germinal ovarium dengan jenis yang
kemungkinan keganasan akan meningkat pula. Secara umum akan terjadi peningkatan
risiko keganasan mencapai 13% pada premenopause dan 45% setelah menopause.
Keganasan yang terjadi bisa bersifat primer dan bisa berupa metastasis dari uterus,
ukuran, lokasi, konsistensi dan mobilitas dari massa tumor. Pada pemeriksaan
parametrium, kavum Dauglas dan rektum. Adanya nodul di payudara perlu mendapat
perhatian, mengingat tidak jarang ovarium merupakan tempat metastasis dari karsinoma
payudara.
Hasil yang sering didapatkan pada tumor ovarium adalah massa pada rongga
pelvis. Tidak ada petunjuk pasti pada pemeriksaan fisik yang mampu membedakan tumor
adneksa adalah jinak atau ganas, namun secara umum dianut bahwa tumor jinak
cenderung kistik dengan permukaan licin, unilateral dan mudah digerakkan. Sedangkan
tumor ganas akan memberikan gambaran massa yang padat, noduler, terfiksasi dan sering
bilateral. Massa yang besar yang memenuhi rongga abdomen dan pelvis lebih
mencerminkan tumor jinak atau keganasan derajat rendah. Adanya asites dan nodul pada
diagnosis suatu tumor adneksa ganas atau jinak. Pada keganasan akan memberikan
gambaran dengan septa internal, padat, berpapil, dan dapat ditemukan adanya asites .
Walaupun ada pemeriksaan yang lebih canggih seperti CT scan, MRI (magnetic
resonance imaging), dan positron tomografi akan memberikan gambaran yang lebih
mengesankan, namun pada penelitian tidak menunjukan tingkat sensitifitas dan spesifisitas
yang lebih baik dari ultrasonografi. Serum CA 125 saat ini merupakan petanda tumor yang
paling sering digunakan dalam penapisan kanker ovarium jenis epitel, walaupun sering
disertai keterbatasan. Perhatian telah pula diarahkan pada adanya petanda tumor untuk
jenis sel germinal, antara lain alpha-fetoprotein (AFP), lactic acid dehidrogenase (LDH),
human placental lactogen (hPL), plasental-like alkaline phosphatase (PLAP) dan human
chorionic gonadotrophin(hCG).
a. Torsi
c. Perdarahan
d. Keganasan
12. Penatalaksanaan
Adapun tindakan yang dilakukan pada penanganan kanker ovarium antara lain:
(Smeltzer, 2001;1570)
Intervensi bedah untuk kanker ovarium adalah histerektomi abdominal total dengan
Terapi radiasi dan implantasi fosfor 32 (32P) interperitoneal, isotop radioaktif, dapat
Kemoterapi dengan preparat tunggal atau multiple tetapi biasanya termasuk sisplantin,
mencegah pemecahan struktur yang mirip benang ini. Secara umum, sel-sel tidak
dapat berfungsi ketika mereka terlilit dengan mikrotubulus dan mereka tidak dapat
membelah diri. Karena medikasi ini sering menyebabkan leucopenia, pasien juga
Pengambilan cairan asites dengan parasintesis tidak dianjurkan pada penderita dengan
asites yang disertai massa pelvis, karena dapat menyebabkan pecahnya dinding kista
akibat bagian yang diduga asites ternyata kista yang memenuhi rongga perut.
Pengeluaran cairan asites hanya dibenarkan apabila penderita mengeluh sesak akibat
1. Pengkajian
yang akurat dan sistematis akan membantu pemantauan status kesehatan dan pola
1) Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelemahan dan atau keletihan, perubahan pola istirahat dan jam kebiasaan tidur
pada malam hari, adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur misalnya nyeri, ansietas,
berkeringat malam, keterbatasan partisipasi dalam hobi, latihan. Pekerjaan atau profesi
2) Sirkulasi
Gejala: Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stres
pembedahan. Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu,
4) Eliminasi
Gejala: Perubahan pada pola defekasi misal darah pada feces, nyeri pada defekasi.
Perubahan eliminasi urinarius misal nyeri atau rasa terbakar pada saat berkemih sering
berkemih.
5) Makanan/cairan
Gejala : Kebiasaan diet buruk (misal rendah serat, tinggi lemak, aditif, bahan pengawet),
6) Neurosensori
Gejala : Pusing
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala : Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi misal ketidaknyamanan ringan sampai
8) Keamanan
9) Pernapasan
Gejala : Merokok (tembakau, hidup dengan seseorang yang merokok), pemajanan asbes.
10) Seksualitas
Gejala: Masalah seksual misal dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat kepuasan
nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun, multigravida, pasangan seks multipel, aktivasi
dengan kepuasan di rumah, dukungan atau bantuan), masalah tentang fungsi atau
Pemeriksaan fisik meliputi keadaan umun pasien, kesadaran, tekanan darah, respirasi,
berat badan
a. Mata : Meliputi pemeriksaan kelopak mata, gerakan mata, konjungtiva, sclera, pupil,
akomodasi.
e. Pernafasan : kaji jalan nafas, suara nafas, kaji adanya penggunaan otot bantu
pernafasan
f. Sirkulasi jantung : kaji kecepatan denyut apical, irama, kelainan bunyi jantung, sakit
dada
1) Pemeriksaan darah : Hb dan leukosit menurun, trombosit meningkat, ureum dan
kreatinin meningkat.
Tujuan dan
Intervensi
No. Dx Kriteria Hasil Rasional
(SIKI)
(SLKI)
S :Data subjektif yaitu informasi berupa ungkapan yang didapat dari pasien setelah
dilakukan tindakan keperawatan.
O :Data objektif yaitu data yang didapat dari hasil observasi perawat, termasuk
tanda-tanda klinik dan fakta yang berhubungan dengan penyait pasien (meliputi :
data fisiologi dan informasi dari pemeriksaan tenaga kesehatan yang lain).
A :Analisis yaitu analisa ataupun kesimpulan dari data subjektif dan data objektif
dengan tujuan dan kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan bahwa masalah
teratasi, teratasi sebagian, atau tidak teratasi.
PENGKAJIAN
Pekerjaan : Pelajar
Lama Bekerja : -
Riwayat Penyakit : Pasien mengatakan lemas, pasien mengeluh nyeri perut kurang
lebih 1 minggu yang lalu di ketahui ca ovarium sejak 5/11/2020 dan
BAB susah dalam satu bulan
1. Keluarga terdekat yang dapat dihubungi (orang tua, wali, suami, istri, dan lain-
lain)
Pekerjaan : Pedagang
Pendidikan :
3. Kebiasaan
Merokok / kopi / obat / alkohol / lain-lain
4. Obat-obatan
Lamanya :-
Sendiri :-
5. Pola nutrisi :
Frekuensi/porsi makan : pasien mengatakan makan sedikit
[ ] bertambah ........................... kg
[ ] tetap
[ √ ] berkurang ........................... kg
6. Pola eliminasi:
a. Buang air besar
Frekuensi : Waktu : pagi/siang/sore/malam
Warna : Konsistensi :
Penggunaan Pencahar : -
Bau :
[ v ] sering/mudah terbangun
9. Pola kerja :
Jenis pekerjaan : lamanya -
Jadwal kerja : -
Lain-lain (sebutkan) -
Bahaya : -
[ ] membaca/menulis
2. Persepsi diri
Hal yang dipikirkan saat ini : tentang penyakitnya
[ ] mampu mengekspresikan
b. Tempat tinggal
[ ] sendiri
c. Kehidupan keluarga
Adat istiadat yang dianut : hindu
5. Kebiasaan seksual
a. Gangguan hubungan seksual disebabkan kondisi sebagai berikut :
[ ] fertilitas [ ] menstruasi
[ ] libido [ ] kehamilan
[ ] tidur
V. Pengkajian Fisik
A. Vital Sign
Suhu : 360 c
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 16x/menit
Eye :
Motorik :
Verbal :
C. Keadaan umum :
Skala nyeri : 2
BB : 42 TB : 148
Rambut
Warna : hitam
Mata
Data tambahan
Hidung
Telinga
Leher
Thorax
Abdomen
Kembung : 1. ya 2. tidak
Genetalia
Pimosis : 1. ya 2. tidak
Kulit
Di
daerah………….....................................................................
Ekstremitas
Kekuatan otot :
Lain-lain :-
1. Data Penunjang
a. Pemeriksaan Penunjang: Laboratorium, rongent, USG, MRI, dll
b. Program Terapi: -
ANALISIS DATA
Kondisi pembedahan
Nyeri akut
PELAKSANAAN
DO:pasien tampak
meringis
P = Nyeri timbul
saat di graka
Q = Nyeri di tusuk
tusuk
R = Nyeri di bagian
kiri perut
S = Skala Nyeri 2
T = Sewaktu-
waktu
Mengurasi nyeri yang
dirasakan oleh pasien
DS: pasien
dengan cara mengkompres
mengatakan
09.45
iya
Wita
DO: pasien tampak
mengerti
Meringankan rasa nyeri
yang dirasakan
DO:pasien tampak
mengerti
Melatih pasien dan
keluarga secara mandiri
untuk mengurangi rasa
DS: pasien
10.55 nyeri
mengatakan
Wita iya
Mengetahui lokasi,
DS: pasien
karakteristik, durasi,
07/04/2021 mengatakan
frekuensi, kualitas dan
nyeri terasa
13.00 intensitas nyeri
berkurang
Wita
DO:
P = Nyeri timbul
saat digerakan
menurun
Q = Nyeri di tusuk
tusuk menurun
R = Nyeri di bagian
kiri perut
menurun
S = Skala Nyeri 1
T = Sewaktu-
waktu
DO:pasien tampak
mengerti
S = Skala nyeri 1
P = Lanjutkan Intervensi
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta : EGC
Manuaba, I Gede Bagus. 2004. Kapita Selekta Kedokteran dan KB. Jakarta : EGC
Jakarta : EGC
Smeltzer. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth. Volume
3. Jakarta : EGC
Wilkinson M. Judith, dkk. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Diagnosis NANDA,
RSUP SANGLAH
OLEH :
NIM. P07120018182
TINGKAT 3.5
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2021