Anda di halaman 1dari 73

Pemantapan Koding dalam Aturan

INA-CBG
Yokyakarta; 17-19 2023,
Struktur Icd 10
Komponen ICD 10
1. Volume I Tabular list yang berisi list dari penyakit-penyakitdan kelompok penyakit, d
catatan inklusi dan eksklusi dan beberapa rule pengkodean
2. Volume II Intruction Manual
•Pengantar& instruksi bagaimana menggunakan volume 1 & 3
•Petunjuk untuk melakukan sertifikasi dan Aturan pengkodean mortalitas

•Petunjuk untuk pencatatan dan pengkodean morbiditas


3. Volume III Alphabetical Index, terdiri dari :
Section I - Alphabetical Index
Section II - External Causes of Injury
Section III - Tables of Drugs And Chemicals
Struktur dari kode adalah Alphanumerik
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARU
KODING
Sistem Pembayaran JKN di FKRTL

Perpres No.82/2018 Dasar


•pengelompokan
Pengelompokan Permenkes No. 26
diagnosis Tahun 2021 tentang
INA-CBG penyakit
Pedoman INA-CBG
merupakan berdasarkan
ICD-10 versi th Dalam Pelaksanaan
sistem
2010 WHO JKN
pembayaran • Pengelompokan
berdasarkan prosedur
pengelompoka berdasarkan
Sistem
ICD-9-CM versi
pengelompokan
n diagnosis Pengelompokan
th 2010
penyakit dan INA-CBG Permenkes No. 3 TH
menggunakan
prosedur yang aplikasi E-klaim
2023 tentang
memiliki klinis INA-CBG untuk Standar Tarif
menghasilkan kode
dan sumber dan tarif INA-CBG, Pelayanan
daya yang dimana di dalamnya Kesehatan Dalam
terdapat grouper utk
hampir sama. mengelompokan Penyelenggaraan
yaitu UNU-Grouper JKN
berasal dari UNU
IIGH (United Nation
University
International
Institute For
Global Health)
ALUR KLAIM JKN DI FKRTL
Pengaturan Koding di
Permenkes No. 26 Data entry &
Pelayanan JKN di Penyiapan Tahun 2021 Grouping Aplikasi E-
FKRTL Berkas Klaim JKN Klaim INA-CBG
(Rajal, Ranap, IGD) di FKRTL Pengkodingan Penyakit
dan Prosedur
(ICD 10-2010 dan ICD 9
CM-20210)

Pending/Disput
e
Verifikasi Klaim Pengajuan
Hasil verifikasi oleh BPJS oleh BPJS Klaim oleh
Kesehatan kepada RS: Kesehatan RS
•Layak Bayar
•Tidak Layak Bayar
•Pending
.txt
•Dispute .txt

Pengaturan Koding di
Permenkes No.
Pembayaran Klaim Utk 26/2021
Yang Layak Bayar
Tugas dan Tanggung Jawab
1. Dokter:
Tugas dan tanggung jawab dokter yaitu menegakkan dan menulis
diagnosis utama, diagnosis sekunder dan Tindakan/prosedur yang telah
dilaksanakan serta membuat resume medis pasien secara lengkap, jelas dan
spesifik selama pasien dirawat di rumah sakit
2. Koder
Tugas dan tanggung jawab seorang koder yaitu melakukan kod
Tindakan/prosedur yang ditulis oleh dokter yang merawat pasien sesuai
2010 untuk diagnosis dan ICD 9CM Tahun 2010 untuk Tindakan/prosedur
rekam medis pasien.

3. Verifikator BPJS Kesehatan


Tugas dan tanggung jawab verifikator BPJS Keseh
verifikasi terhadap kelengkapan berkas klaim yang diaju
diagnosis serta Tindakan yang ditulis oleh dokter di resume
dan ICD 9 CM Tahun 2010
Definisi Koding
Sesuai PMK 26 th 2021 Koding adalah kegiatan memberikan k
diagnosis utama dan diagnosis sekunder sesuai dengan ICD-10
Tahun 2010 yang diterbitkan oleh WHO serta memberikan kod
tindakan/prosedur sesuai dengan ICD-9-CM Versi Tahun 2010.
KODING INA-CBG
Diagnosis utama
merupakan diagnosis yang ditegakkan oleh dokter pada akhir
episode perawatan yang menyebabkan pasien mendapatkan
perawatan atau pemeriksaan lebih lanjut.
Jika terdapat lebih dari satu diagnosis, maka dipilih yang
menggunakan sumber daya paling banyak
Diagnosis Sekunder

diagnosis yang menyertai diagnosis utama pada saat pasien m


atau yang terjadi selama episode perawatan. Diagnosis sekun
merupakan komorbiditas dan/atau komplikasi

Komorbid
diagnosis yang menyertai diagnosis utama pada saat pasien m
atau yang terjadi selama episode perawatan. Diagnosis sekun
merupakan komorbiditas dan/atau komplikasi
Komplikasi
adalah penyakit yang timbul dalam masa perawatan
dan memerlukan pelayanan tambahan yang
mendapatkan tatalaksana sewaktu episode pelayanan
Aturan Koding Morbiditas
Dalam hal koder tidak berhasil melakukan klarifikasi kep
Penanggung Jawab Pasien (DPJP), maka koder menggunakan
sampai MB5 untuk memilih kembali kode diagnosis utama (‘re-

a. Rule MB1
Rule MB1 merupakan kondisi minor tercatat sebagai diagnosis
sedangkan kondisi yang lebih berarti dicatat sebagai diagnosis
contoh :
Diagnosis Utama : Arthritis rematoid
Diagnosis Sekunder : Diabetes mellitus
Hernia femoralis terpuntir
Arteriosklerosis generalisata
Prosedur : Herniorrhaphy
Spesialisasi : Bedah umum
Dikode K41.3 (Unilateral Or Unspecified Femoral Hernia, Wit
Obstruction, Without Gangrene) sebagai diagnosis utama, ar
rematoid, diabetes mellitus, dan arteriosklerosis generalisata
diagnosis sekunder.
b. Rule MB2
Rule MB2 merupakan beberapa kondisi dicatat sebagai d
utama.
Jika beberapa kondisi yang tidak bisa dikode bersamaan t
sebagai diagnosis utama, dan menunjukkan bahwa satu d
antaranya adalah diagnosis utama pada asuhan pasien, p
tersebut.
contoh :
Diagnosis Utama : Gastritis kronis
Keganasan sekunder di nodus limfe axill
Karsinoma mammae
Diagnosis Sekunder : -
Prosedur : Mastektomi
Dikode C50.9 (Malignant Neoplasm, Breast, Unspecified) se
diagnosis utama, gastritis kronis dan keganasan sekunder d
limpe axilla sebagai diagnosis sekunder
c. Rule MB3
Rule MB3 merupakan kondisi yang dicatat sebagai diagnosis utama me
dari kondisi yang telah didiagnosis dan diobati.

Jika suatu gejala atau tanda (pada umumnya diklasifikasikan pada Bab X
bisa diklasifikasikan pada Bab XXI, dicatat sebagai diagnosis utama, dan
tanda, gejala atau masalah dari kondisi yang telah didiagnosis sebagai d
sekunder dan telah dirawat, maka pilihlah kondisi yang didiagnosis terse
diagnosis utama
contoh :
Diagnosis Utama : Koma
Diagnosis Sekunder : Penyakit jantung iskemik
Otosklerosis
Diabetes mellitus, insulin dependent
Spesialisasi : Endokrinologi
Perawatan : Penentuan dosis insulin yang tepat
Dikode E10.0 (Insulin-Dependent Diabetes Mellitus With Coma) sebagai
utama, koma disebabkan oleh diabetes mellitus, Penyakit jantung iskem
otosklerosis sebagai diagnosis sekunder
d. Rule MB4
Rule MB4 merupakan kespesifikan. Jika suatu diagnosis dicatat
diagnosis utama yang menggambarkan kondisi yang bersifat um
sedangkan ada diagnosis lain yang lebih spesifik/rinci mengena
atau penyebab, maka dipilih diagnosis yang lebih spesifik/rinci s
diagnosis utama.
contoh :
Diagnosis Utama : Penyakit jantung kongenital
Diagnosis Sekunder : Defek septum ventrikel
Dikode Q21.0 (Ventricular septal defect) sebagai diagnosis
dan penyakit jantung kongenital tidak dikoding
e. Rule MB5
Rule MB5 merupakan diagnosis alternatif, yaitu:
jika terdapat gejala atau tanda yang ditulis sebagai diagnosis ut
kemungkinan saling berkaitan, maka gejala tersebut sebagai dia
contoh:
Diagnosis Utama : Sakit kepala mungkin karena stress atau tega
sinusitis akut
Diagnosis Sekunder : -
Dikode R51 (Headache) sebagai diagnosis utama
Aturan Koding Spesifik
a. Pengodean kondisi dugaan (suspek), gejala, penemuan abnor
tanpa penyakit.
Jika pasien dalam episode rawat, koder harus hati-hati dalam
mengklasifikasikan Diagnosis Utama pada Bab XVIII (Kode R) da
Kategori Z03.–
digunakan untuk diagnosis “suspek” setelah dilakukan pemeriks
sesuai dengan standar pelayanan dan diagnosis tidak ditegakka
Diagnosis suspek adalah:
1) diagnosis sebelum diagnosis pasti dapat ditegakkan; dan/ata
2) diagnosis yang ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan kli
pemeriksaan penunjang.
Contoh 1:
Ditemukan massa/benjolan di payudara kiri berd
pemeriksaan klinis yang prominen maka diagnosis
suspek neoplasma di payudara kiri sehingga dikode Z03.
For Suspected Malignant Neoplasm).

Untuk kasus neoplasma dengan hasil pemeriksaan pa


(PA) dinyatakan sebagai neoplasm of uncertain or unk
maka menggunakan kode diagnosis D37-D48 tergantung
Pengodean kategori kombinasi.
ICD menyediakan kategori tertentu dimana dua di
berhubungan diwakili oleh satu kode.
contoh 1:
Diagnosis Utama : Gagal ginjal
Diagnosis Sekunder: Penyakit ginjal hipertens
Dikode I12.0 (Hypertensive Renal Disease With R
sebagai diagnosis utama.
Hypertensi dengan gagal ginjal

Hypertension, hypertensive (accelerated) (benign) (essentia


(idiopathic) (malignant) (primary) (systemic) I10
- with
- - heart involvement (conditions in I51.4–I51.9 due to
hypertension) (see also Hypertension, heart) I11.9
- - kidney involvement (see also Hypertension, kidney) I12.9
- - renal sclerosis (conditions in N26.-) (see also Hypertensio
kidney) I12.9
- - - with
- - - - failure (conditions in N18.-, N19.-) I12.0
contoh 2:
Diagnosis Utama :Glaukoma karena peradang
Diagnosis Sekunder: –
Dikode H40.4 (Glaucoma Secondary To Eye Infla
sebagai diagnosis utama.
contoh 3:
Diagnosis Utama : Obstruksi usus
Diagnosis Sekunder: Hernia inguinalis kiri
Dikode K40.3 (Unilateral Or Unspecified Inguinal Her
Obstruction, Without Gangrene) sebagai diagnosis utam
Hernia inguinal dengan obstruction
Hernia
- inguinal (direct) (external) (funicular) (indirect) (internal) (oblique) (s
(sliding) K40.9
- - with
- - - gangrene (and obstruction) K40.4
- - - obstruction K40.3
- - bilateral K40.2
- - - with
- - - - gangrene (and obstruction) K40.1
- - - - obstruction K40.0
- - unilateral K40.9
- - - with
- - - - gangrene (and obstruction) K40.4
- - - - obstruction K40.3
contoh 4:
Diagnosis Utama :Katarak diabetes tergantung insulin
Diagnosis Sekunder : Hipertensi
Spesialisasi : Oftalmologi
Dikode E10.3† (Insulin-Dependent Diabetes Mellitus With
Complications) sebagai diagnosis utama dan H28.
Cataract (E10-E14 With Common Fourth Character
(Essential (Primary) Hypertension) sebagai diagnosis seku
Pengodean kondisi-kondisi akut d
pengodean kondisi-kondisi akut dan kronis diatur sebagai berikut:
1) jika diagnosis utama dicatat sebagai akut (atau subakut) da
menyediakan kategori atau subkategori yang berbeda untuk m
kategori, tapi tidak untuk gabungannya, kategori kondis
digunakan sebagai diagnosis utama.
contoh:
Diagnosis Utama : PPOK dengan eksaserbasi akut
Diagnosis Sekunder :-
Dikode J44.1 (Chronic obstructive pulmonary disease with acute
sebagai diagnosis utama karena disini terdapat kode gabungan aku
2) jika di dalam ICD tidak menyediakan kategori atau subkategori ya
untuk masing-masing kategori, maka kondisi akut harus digunakan s
diagnosis utama dan kondisi kronis menjadi diagnosis sekunder.

contoh:
Diagnosis Utama : Gagal ginjal akut dan kronik
Diagnosis sekunder : -
Tindakan :-
Dikode N17.9 (Acute Renal Failure, Unspecified) sebagai diag
gagal ginjal kronik sebagai diagnosis sekunder.
Failure
- renal N19
- - with
- - - hypertension (see also Hypertension, kidney) I12.0
- - - hypertensive heart disease (conditions in I11) I13.1
- - - - with heart failure (congestive) I13.2
- - - tubular necrosis (acute) N17.0
- - acute N17.9
- - - with
- - - - cortical necrosis N17.1
- - - - medullary necrosis N17.2
- - - - tubular necrosis N17.0
- - - specified NEC N17.8
- - chronic N18.9
3) jika terdapat kondisi lain dimana kondisi akut dan kronis te
organ/sistem yang berbeda, maka yang dikode sebagai diagno
adalah kondisi yang menghabiskan sumber daya yang paling b
contoh:
Diagnosis Utama : Gastritis Akut
Diagnosis Sekunder : CKD Stage 5
Tindakan : Hemodialisa
Dikode N18.5 (Chronic Kidney Disease, Stage 5) sebagai diagnos
(Other Acute Gastritis) sebagai diagnosis sekunder dan Hem
Tindakan.
Pengodean untuk penyakit Human Immunod
Virus (HIV) (B20-B24).

1) dalam koding INA-CBG menggunakan kode 4


untuk subkategori pada B20-B23. P
penggunaan subkategori 4 karakter pada B20-
kode penyebab ganda adalah untuk mengid
kondisi yang lebih spesifik.
contoh 1:
Diagnosis Utama : Penyakit HIV dan sarkoma Kapos
Diagnosis Sekunder :-
Dikode B21.0 (HIV Disease Resulting In Kaposi's Sar
diagnosis utama.

contoh 2:
Diagnosis Utama : Penyakit HIV dan kandidiasis
Diagnosis Sekunder :-
Dikode B20.4 (HIV Disease Resulting In Candidiasis) seb
utama.
2) jika diagnosis utama yang dicatat adalah penyakit H
multiple penyakit penyerta, maka subkategori .7 dar
harus dikode. Subkategori B22.7 harus digunaka
terdapat kondisi yang bisa diklasifikasikan pada dua ka
lebih pada B20-B22. Kode tambahan dari dalam blok
digunakan sebagai diagnosis sekunder.
Contoh 2:
Diagnosis Utama : Penyakit HIV dengan
Pneumocystis carinii, limfoma
kandidiasis mulut.
Diagnosis Sekunder : -
Dikode B22.7 (HIV Disease Resulting In Multiple Diseas
Elsewhere) sebagai diagnosis utama, B20.6
Resulting In Pneumocystis Carinii Pneumonia)
Disease Resulting In Burkitt's Lymphoma), dan
Disease Resulting In Candidiasis) sebagai diagnos
Pengodean Neoplasma.

1) kasus neoplasma baik primer atau sekunder (met


merupakan fokus perawatan, harus dicatat dan di
diagnosis utama. contoh:
Diagnosis Utama : Karsinoma prostat
Diagnosis Sekunder : Bronkitis kronis
Prosedur : Prostatektomi

Dikode C61 (Malignant Neoplasm Of Prostate) sebagai d


dan J42 (Unspecified Chronic Bronchitis) sebagai diagn
1) Pasien dengan riwayat neoplasma ganas yang tidak mendapa
menggunakan kode Z85.0 – Z85.9 (Personal history of malign

Contoh 1:
Diagnosis Utama : Karsinoma mammae – diangkat dua tahun
Diagnosis Sekunder : Karsinoma sekunder paru-paru
Prosedur :Bronkoskopi dengan biopsi
Dikode C78.0 (Secondary Malignant Neoplasm Of Lung) s
utama, Z85.3 (Personal History Of Malignant Neop

sebagai diagnosis sekunder.


2. Pasien yang menjalani pemeriksaan neoplasma
riwayat keluarga dengan neoplasma
menggunakan kode Z80.0 – Z80.9 (Family his
malignant neoplasm).
Pengodean diabetes mellitus (E10-E14
Karakter keempat dari kode diabetes mellitus (E10-E14) yaitu sebaga

1)Digit 0 sampai digit 5 (.0 sampai .5) dan digit 7 (.7) cukup jelas ses
aturan ICD-10 Versi Tahun 2010.

Contoh

Diagnosis Kaidah koding


Dx Utama: Gagal ginjal akibat glomerulonefrosis E14.2t DM with komplikasi
diabetes N08.3* nephropathy
Dx Sekunder:
Contoh 2:
Diagnosa utama : Diabetel Melitus tergantung insulin den
nefropati, gangren., dan katarak
Diagnosa sekunder :-

Dikode E10.7 (Insulin-Dependent Diabetes Mellitus With


Complication) sebagai diagnosis utama, E10.2† dan N08.3
Dependent Diabetes Mellitus With Renal Complications),
(Insulin-Dependent Diabetes Mellitus With Peripheral Cir
Complications) dan E10.3† dan H28.0* (Insulin-Dependen
Mellitus With Ophthalmic Complications) sebagai diagno
sekunder.
Diagnosis Kaidah koding

Dx Utama: IDDM dengan komplikasi E10.7


nefropati,gangrene, katarak E10.2+N08.3*
Dx Sekunder: E10.5
E10.3+H28.0*
2) Digit 6 (.6) digunakan jika diabetes mellitus dengan
spesifik lainnya selain yang terdapat pada digit 0 sam
(.0 sampai .5). Keterangan pada digit 6 (.6) dalam ICD
merupakan sebagian contoh kasus karena tidak terdap
dagger (†) setelah digit keempat.
Contoh:

Pasien laki – laki usia 65 tahun datang ke rumah sakit untuk


peneriksaan kedokter, dari hasil pemeriksaan dokter m
diagnosis Dermatitis diabetikum
Diagnosis Kaidah koding
Dx Utama: Dermatitis diabetikum E14.6+ DM
Dx Sekunder: L99.8* Dermatitis
3) Digit 8 (.8) digunakan jika diabetes mellitus de
komplikasi yang tidak dijelaskan atau tidak spesifik.

4) Digit 9 (.9) digunakan jika diabetes mellitus tanpa


komplikasi
Pengodean Persalinan (O80-O84).

1) Kode-kode O80-O84 (Delivery) digunakan sebagai


sekunder untuk menunjukkan metode persalinan.
2) Jika tidak terdapat komplikasi atau penyulit persalin
maka kode O80-O84 (Delivery) digunakan sebagai
utama.
3) Kode Z37.0 – Z37.9 (Outcome of delivery) digunak
diagnosis sekunder.
Kriteria Kode O80

1. Persalinan sepenuhnya normal (persalinan dengan kelahi


tanpa atau dengan bantuan minimal, baik dengan
episiotomi)
2. Tidak ada manipulasi janin (misalnya, versi rotasi) atau in
(forceps).
3. Ada persalinan spontan, sefalik, pervagina.
4. Presentasi saat melahirkan bisa hanya sefalik (kepala) atau
NB. Pedoman kode diagnosis & tindakan Obsgyn di era JKN
ICD-10-CM with Answers, 2019 Rev. Ed
Contoh 1:
Diagnosis Utama : Persalinan.
Diagnosis Sekunder : -
Prosedur : Persalinan dengan forseps
rendah
Dikode O81.0 (Low Forceps Delivery) sebagai dign
karena tidak ada informasi lain tersedia
(Outcome of delivery) dikode sebagai diagnosis
Contoh 2:
Diagnosis Utama : Persalinan anak kembar.
Diagnosis Sekunder : -
Prosedur : Persalinan spontan
Dikode O30.0 (Twin Pregnancy) sebagai diagnosis utam
O84.0 (Multiple Delivery, All Spontaneous) dan Z37.- (O
of delivery) dikode sebagai diagnosis sekunder
Contoh 2:
Diagnosis Utama : Ketuban Pecah Dini
Diagnosis Sekunder : Persalinan SC
Anemia
Bayi lahir hidup tunggal
Spesialisasi : Obgyn
Dikode O42.- (Premature rupture of membranes) seb
utama, O99.0 (Disruption Of Caesarean Section Woun
(Anaemia, Unspecified), O82,- (Single delivery b
section) serta Z37.0 (Single Live Birth) sebagai diagno
ICD-9-CM Versi Tahun 2010

ICD-9-CM Versi Tahun 2010 terdiri dari 3 volume. Namun yang digunaka
untuk mengkode tindakan/prosedur adalah volume 3.
Aturan dalam koding ICD-9-CM Versi Tahun 2010:
a. kata “See, See also” (lihat, lihat juga);
b. kata “omit code” (tidak dikoding);
c. kata “code also” (dikoding juga);
d. kata “exclude” (tidak termasuk) e. kata “includes” (termasuk).
“OMIT CODE “

Pernyataan “omit code” maka prosedur tersebut adalah bagian dari kode
lain yang berhubungan dan tidak dikode.
Omit kode di buat bukan untuk meniadakan tindakan/ prosedur lain tapi u
pembuktian dugaan kasus yg blum pasti pada penegakan suatu diagnosis
Ex: laparatomy biasanya dilakukan karna indikasi peritonitis. Jika setelah d
oprasi ternyata tidak ditemukan peritonitis sehingga koding berlaku hanya
single cause dan laparatomy tidak bisa dikoding karena tidak ada explora
dugaan dual causes yaitu peritonitis
Aturan Koding Lainnya yang Berlaku U
INA-CBG
Aturan koding lainnya adalah aturan tambahan yang dibu
untuk kebutuhan pengodean dalam INA-CBG.

1. Jika dalam ICD 10 Versi Tahun 2010 volume I (tab


terdapat catatan “use additional code, if desired, to
specified condition”, maka diagnosis tersebut dikod
diagnosis sekunder jika mendapatkan tatalaksana sesu
yang spesifik sesuai dengan kondisi pasien dan bukan m
kode gabung.
Contoh:
Pasien perempun usia 29 tahun masuk rumah sakit untuk dirawat atas
dokter dengan diagnose Toxoplasmosis dalam keadaan hamil

Diagnosa Kaidah koding

Dx utama: Toxoplasmosis O98.6


Dx sekunder: Kehamilan B58.9
Pengodean sistem dagger (†) dan ast

1 . Jika diagnosis utama yang ditegakkan dokter dalam ICD 10 menggun


dagger (t) dan asterisk (*) maka yang dikode sebagai utama adalah kode
sedangkan kode asterisk (*) sebagai diagnosis sekunder

2. Jika diagnosis sekunder yang ditegakkan do


ICD 10 menggunakan kode dagger (†) dan asteris
kedua kode tersebut menjadi diagnosis sekunde
dan (*) tidak diinput di dalam aplikasi INA-CBG.
contoh 1:
Diagnosis Utama : Anemia
Diagnosis Sekunder : Ca Mammae
Dikode C50.9† (Malignant Neoplasm, Breast, U
sebagai diagnosis utama dan D63.0* (Anaemia In
Disease) sebagai diagnosis sekunder.
Bayi Lahir Dengan Tindakan

1. Terhadap bayi lahir dengan tindakan persalinan dal


sehat yang mendapatkan pelayanan neonatal esen
klaimnya dibayarkan dalam 1 (satu) paket persalinan ib
2. Terhadap bayi lahir dengan tindakan persalinan dal
sakit yang mendapatkan pelayanan neonatal ese
membutuhkan perawatan pelayanan kesehatan la
klaimnya dibayarkan terpisah dari klaim ibunya.
Pengodean Kontrol Ulang

1. Dalam hal pasien yang datang untuk control ulang di rawat


diagnosis yang sama pada kunjungan sebelumnya, ditetapkan seb
utama menggunakan kode “Z” dan diagnosis sekunder dikode
penyakitnya
b. Dalam hal bayi usia kurang dari 7 (tujuh) hari datang untuk con
pelayanan rawat jalan maka menggunakan kode P96.8 (Other specifi
originating in the peribatal period) sebagai diagnosis utama

Pasien datang ke rumah sakit usia kurang dari 7 hari untuk kontrol

Diagnosis dokter Kaidah kodin

Dx Utama : Kontrol ulang P96.8 Other condition peri


Pengodean Kemoterapi dan
Radioterapi.
a. Pasien yang datang ke rawat jalan dan mendapatkan obat kemoterapi
menggunakan kode Z51.1 (Chemotherapy Session For Neoplasm) sebaga
utama dan kode neoplasma tidak dikode sebagai diagnosis sekunder.
contoh:
Diagnosis utama : Kemoterapi oral di rawat jalan
Diagnosis sekunder : Ca paru
Tindakan :-
Dikode Z51.1 (Chemotherapy Session For Neoplasm)
sebagai diagnosis utama dan Ca paru tidak dikode sebagai diagnosis sek
b. Pasien yang datang ke rawat jalan atau rawat inap dan mendapatkan
injeksi, maka menggunakan kode Z51.1 (Chemotherapy Session For Neo
diagnosis utama dan kode neoplasma sebagai diagnosis sekunder.
Contoh:
Diagnosis utama : kemoterapi
Diagnosis sekunder : Ca. Mammae
Tindakan : injeksi kemoterapi
Dikode Z51.1 (Chemotherapy Session For Neoplasm) sebagai diagnosis u
Malignant Neoplasm sebagai diagnosis sekunder ( c50.9 ) dan
99.25 (Injection or infusion of cancer chemotherapeutic substance) seba
c. Pasien yang datang ke rawat jalan atau rawat inap hanya untuk r
menggunakan kode Z51.0 (Radiotherapy Session) sebagai diagnos
neoplasma menjadi diagnosis sekunder.

d. Pasien yang datang ke rawat jalan atau rawat inap untuk kemote
radioterapi dalam satu episode perawatan yang sama maka yang
diagnosis utama adalah yang menghabiskan sumber daya paling
e. Pasien yang dirawat inap dilakukan tindakan operasi yan
dengan kemoterapi dan/atau radioterapi dalam satu ep
maka yang menjadi diagnosis utama adalah yang berhu
tindakan utama.
f. Pasien yang dirawat untuk mengatasi anemia yang ter
neoplasma dan perawatan hanya untuk anemia, ma
neoplasma sebagai diagnosis utama sedangkan kode
(Anaemia In Neoplastic Disease) sebagai diagn
Kode Z51.5 (Palliative Care) hanya digunakan jika dokter se
spesifik menuliskan diagnosis perawatan paliatif (palliative

Untuk pasien yang didiagnosis oleh DPJP adalah perawatan paliatif (palli
dikode Z51.5 (Palliative Care) sebagai diagnosis utama. Penetapan dan p
paliatif (palliative care) ditetapkan oleh DPJP dan tim multidisiplin paliat
Untuk pasien perawatan paliatif (palliative care) yang datang kembali de
medis yang lain maka dikoding sesuai dengan penyakit yang mendasari p
masuk ke FKRTL.
Jika pada saat dilakukan tindakan ditemukan penyulit yang m
tindakan tersebut tidak dapat diselesaikan, maka dikode sesu
tersebut dilakukan.

contoh 1:
Pasien datang untuk dilakukan tindakan eksisi tumor dengan laparotom
namun pada saat tindakan terdapat penyulit yang tidak bisa dilakukan e
yang dikode hanya laparotomi saja.
BY PPII
@warti nendra

Anda mungkin juga menyukai