BAB II Kehamilan
BAB II Kehamilan
TINJAUAN PUSTAKA
A. KEHAMILAN
1. Pengertian
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari
saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung
dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut
kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana
trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15
minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu
(minggu ke-28 hingga ke-40) (Prawirohardjo, 2014:213).
Kehamilan adalah mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri
dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan
zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh
kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010:75).
2. Tanda Gejala
Menurut Manuaba (2010), untuk dapat menegakkan kehamilan
ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan
gejala kehamilan, yaitu sebagai berikut:
a. Tanda dugaan kehamilan
1) Amenore (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan
folikel de Graaf dan ovulasi.
2) Mual dan muntah (emesis)
Pengaruh estrogen dan progesterone menyebabkan pengeluaran
asam lambung yang berlebihan. Mual dan muntah terutama pada
pagi hari disebut morning sickness.
3) Ngidam wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu.
6
7
b) Berat
Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1.000 gram
pada akhir bulan.
Tabel 2.2
Bentuk uterus berdasarkan usia kehamilan
b. Sistem Gastrointestinal
Rahim yang semakin membesar akan menekan rectum dan usus bagian
bawah sehingga terjadi sembelit atau konstipasi. Sembelit semakin berat
karena gerakan otot di dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar
progesterone (Sulistyawati, 2011:63).
c. Sistem Moskuloskeletal
Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada
kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior,
lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang ke arah dua tungkai. Sendi
sakroilliaka, sakrokoksigis dan pubis akan meningkatkan mobilitasnya, yang
diperkirakan karena pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut dapat
mengakibatkan perubahan sikap ibu dan akhirnya menyebabkan perasaan
tidak enakpada bagian punggung terutama pada akhir kehamilan
(Prawirohardjo, 2014:186).
d. Perubahan Psikologis
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, ibu akan mengalami
perubahan psikologis dan pada saat ini pula wanita akan mencoba untuk
beradaptasi terhadap peran barunya melalui tahapan sebagai berikut:
11
1) Tahap antisipasi
Dalam tahap ini wanita akan mengawali adaptasi perannya dengan mengubah
peran sosialnya melaui latihan formal (misalnya kelas-kelas khusus
kehamilan) dan informasi melalui model peran (role model). Meningkatnya
frekuensi interaksi dengan wanita hamil dan ibu muda lainnya aan
mempercepat proses adaptasi untuk mencapai penerimaan peran barunya.
2) Tahap honeymoon
Pada tahap ini waita sudah mulai menerima peran barunya dengan cara
mencoba menyesuaikan diri. Secara internal wanita akan mengubah posisinya
sebagai penerima kasih sayang dari ibunya menjadi pemberi kasih sayang
terhadap bayinya. Untuk memenuhi kebutuhan akan kasih sayang, wanita
akan menuntut dari pasangannya. Ia akan mencoba menggambarkan figur
ibunya dimasa kecilnya dan membuat suatu daftar hal-hal positif dari ibunya
untuk kemudian ia adaptasi dan terapkan kepada bayinya nanti.
3) Tahap stabil (bagaimana mereka dapat melihat penampilan dalam peran)
Tahap sebelumnya mengalami peningkatan sampai ia mengalami suatu titik
stabil dalam penerimaan peran barunya. Ia akan melakukan aktifitas-aktifitas
yang bersifat positif dan berfokus untuk kehamilannya, seperti mencari tahu
tentang informasi seputar persiapan kelahiran, cara mendidik dan merawat
anak, serta hal yang berguna untuk menjaga kondisi kesehatan keluarga.
4) Tahap akhir (perjanjian)
Meskipun ia sudah cukup stabil dalam menerima perannya, namun ia tetap
mengadakan “perjanjian” dengan dirinya sendiri untuk sedapat mungkin
“menepati janjinya” mengenai kesepakatan-kesepakatan internal yang telah ia
buat berkaitan dengan apa yang akan ia perankan sejak saat ini sampai
bayinya lahir kelak. (Sulistyawati, 2011:75-76)
Tabel 2.3
Garis besar Asuhan antenatal
Tabel 2.4
Jadwal imunisasi TT
b) Protein
Jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil adlaah 85 gram per
hari. Sumber protein tersebut dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan
(kacang-kacangan) atau hewani (ikan, ayam, keju, susu, telur).
Defisiensi protein dapat menyebabkan kelahiran premature, anemia,
dan edema.
c) Kalsium
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari. Kalsium
dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama bagi oengembangan
otot dan rangka. Sumber kalsium yang mudah diperoleh adalah susu,
keju, yogurt dan kalsium karbinat. Defisiensi kalsium dapat
menyebabkan riketsia pada bayi dan osteomalasia pada ibu.
d) Zat besi
Metabolisme yang tinggi pada ibu hamil memerlukan kecukupan
oksigenisasi jaringan yang diperoleh dari pengikatan dan pengantaran
oksigen melalui hemoglobin di dalam sel-sel darah merah. Untuk
menjaga konsentrasi hemoglobin yang normal, diperlukan asupan zat
besi bagi ibu hamil dengan jumlah 30 mg/hari terutama setelah
trimester kedua. Bila tidak ditemukan anemia pemberian besi per
minggu cukup adekuat. Zat besi yang diberikan dapat berupa ferrosus
gluconate, ferrosus fumarate, atau ferrosus sulphate. Kekurangan zat
besi pada ibu hamil dapat menyebabkan anemia defisiensi zat besi.
e) Asam folat
Selain zat besi, sel-sel darh merah juga membutuhkan asam folat bagi
pematangan sel. Jumlah asam folat yang dibutuhkan oleh ibu hamil
adalah 400 mikrogram per hari. Kekurangan asam folat dapat
menyebabkan anemia megaloblastik pada ibu hamil.
2) Perawatan payudara
Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat
segera berfungsi dengan baik pada saat diperlukan. Pengurutan payudara
untuk mengeluarkan sekresi dan membuka duktus dan sinus laktiferus,
sebaiknya dilikukan denga hati-hati dan benar karena pengurutan yang
21
Tabel 2.5
Ketidaknyamanan Kehamilan
1. Sering buang air kecil Kosongkan saat ada dorongan untuk kencing
Perbanyak minum pada siang hari
Jangan kurangi minum untuk mencegah nocturia
Batasi minum kopi, the dan soda
2. Hemoroid Hindari konstipasi
Makan makanan yang berserat dan banyak minum
Gunakan kompres es atau air hangat
Dengan perlahan masukkan kembali anus setiap
selesai BAB
3. Keputihan Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari
Memakai pakaian dalam dari bahan katun dan mudah
menyerap
Tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan buah
dan sayur
4. Sembelit/konstipasi Tingkatkan diet asupan cairan
Minum cairan dinginatau hangat, terutama saat perut
kosong
Istirahat cukup
Senam hamil
Membiasakan buang air besar secara teratur
Buang air besar segera setelah ada dorongan
5. Kram pada kaki Kurangi konsumsi susu (kandungan fosfornya tinggi)
Latihan dorsofleksi pada kaki dan meregangkan otot
yang terkena
Gunakan penghangat untuk otot
6. Napas sesak Merentangkan tangan di atas kepala serta menarik
napas panjang
Menforong postur tubuh yang baik, melakukan
pernapasan intercostal
7. Panas perut Makan sedikit-sedikit tapi sering
(heartburn) Hindari makan berlemak dan berbumbu tajam
Hindari rokok, asap rokok, alcohol dan coklat
Hindari berbaring setelah makan
Hindari minum air putih saat makan
Kunyah permen karet
Tidur dengan kaki ditinggikan
8. Pusing/sinkope Bangun secara perlahan dari posisi tidur
Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang
hangat dan sesak
Hindari berbaring dalam posisi terlentang
9. Varises pada kaki Tinggikan kaki sewaktu berbaring
Jaga kaki agar tidak bersilangan
Hindari duduk atau berdiri terlalu lama
23
6. Penapisan Awal
Ibu hamil yang akan melahirkan harus memenuhi beberapa persyaratan
yang disebut penapisan awal. Tujuan awal dari penapisan awal adalah untuk
menentukan apakah ibu tersebut boleh bersalin di BPM atau harus dirujuk.
Apabila terdapat satu atau lebih penyulit seperti dibawah ini, maka ibu harus
dirujuk di Rumah Sakit
Tabel 2.6
Penapisan Awal
Tabel 2.7
Nilai Batas Anemia pada Perempuan
c. Penggolongan anemia
1) Anemia defisiensi zat besi (kekurangan zat besi)
2) Anemia megaloblastik (kekurangan vitamin B12)
3) Anemia hemolitik (pemecahan sel-sel darah lebih cepat dari pembentukan)
4) Anemia hipoplastik (gangguan pembentukan sel-sel darah)
(Manuaba, 2010:239)
Hb 11 g% tidak anemia
Hb 9-10 g% anemia ringan
Hb 7-8 g% anemia sedang
Hb <7 g% anemia berat
(Manuaba, 2010:239)
(5) Kala empat dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan
atonie uteri
c) Pada kala nifas
(1) Terjadi subinvolusi uteri yang menimbulkan perdarahan post
partum
(2) Memudahkan infeksi peurperium
(3) Pengeluaran Air Susu ibu (ASI) berkurang
(4) Dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan
(5) Anemia pada kala nifas
(6) Mudah terjadi infeksi mamae
konstipasi, serta perubahan warna pada feses agak kehitaman dan agak keras.
Maka saran yang dianjurkan adalah minum tablet besi pada malam hari untuk
menghindari perasaan mual. Tablet Fe sebaiknya diberikan saat diketahui ibu
tersebut hamil sampai 1 bulan sesudah persalinan. Zat besi penting untuk
mengompensasi peningkatan volume darah yang terjadi selama kehamilan dan
untuk mengompensasi peningkatan volume darah yang terjadi selama
kehamilan dan untuk memastikan pertumbuhan serta perkembangan janin
yang adekuat (Hanni, dkk, 2011: 11-12).
Sedangkan, menurut Depkes (1999) pemberian zat besi untuk dosis
pencegahan 1x1 tablet dan untuk dosis pengobatan (bila hb kurang dari
11gr/dl) adalah 3x1 tablet (Ns. Tarwoto, 2007).
Tabel 2.8
Makanan yang Mengandung Zat Besi
Udang 8,0
Telor ayam 2,7
Telor bebek 2,8
Bayam 3,8
Daun singkong 2,0
Kangkung 2,5
Daun katuk 2,7
Pare 1,4
Kembang kol 1,1
Jambu biji 1,1
Mangga 1,9
Pepaya 1,7
Susu skim 9,7
Keripik kentang goreng 1,9
Brondong jagung 2,7
Sumber: Ns. Tarwoto, 2007
3) Keguguran
Keguguran diartikan sebagai keluarnya janin atau persalinan prematur
sebelum mampu untuk hidup. Resiko keguguran memiliki persentase
sebesar 15%-40% dari ibu hamil, dan 60-75% keguguran terjadi
sebelum usia kehamilan 3 bulan. Namun jumlah kejadian atau resiko
keguguran akan menurun pada usia kehamilan di atas 3 bulan.
4) Hamil dengan janin mati
Kematian janin dalam kandungan disebut Intra Uterin Fetal Death
(IUFD), yakni kematian yang terjadi saat usia kehamilan lebih dari 20
minggu atau pada trimester kedua. Jika janin sudah meninggal di dalam
kandungan maka rahim tidak akan membesar lagi, pembesarannya akan
berhenti sesuai dengan usia kehamilan saat janin meninggal.
5) Kehamilan yang tidak diinginkan
Kehamilan tidak hanya terjadi pada remaja akibat hubungan yang
terlampau bebas, tetapi juga pada wanita yang telah menikah sebagai
akibat dari kegagalan kontrasepsi atau penolakan pada jenis kelamin bayi
yang ia kandung.
6) Hamil ketergantungan obat
Ketergantungan obat adalah suatu keadaan kebutuhan fisik atau
mental atau kedua-duanya yang terjadi sebagai akibat pemakaian abat
secara terus-menerus atau secara periodik.