Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS FAKTOR BUDAYA, SOSIAL, PRIBADI TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN GUNA KEBERLANGSUNGAN USAHA DI


RAMAYANA CIPLAZ MALL BANDAR LAMPUNG
(Di ajukan untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis)
Dosen Pengampu :

Dr. Hanif,S.E.,M.M

Disusun oleh :

KELOMPOK 4

Anisa Paraswati (2051040016)

Fajar Kahfi Al-Thariq (2051040352)

Mayang Putri (2051040097)

MANAJEMEN BISNIS SYARIAH/E/6

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan
kesehatan jasmani dan rohani serta rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah Manajemen Risiko dengan waktu yang telah di tentukan.

Kemudian shalawat beserta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda tercinta Nabi
Muhammad SAW yang mudah-mudahan kita selaku umat-Nya mendapatkan syafa'atul 'uzma
nya dihari kiamat kelak.

Makalah dengan judul ANALISIS FAKTOR BUDAYA, SOSIAL, PRIBADI


TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN GUNA KEBERLANGSUNGAN USAHA DI
RAMAYANA CIPLAZ MALL BANDAR LAMPUNG kami susun untuk memenuhi tugas
UAS mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis Untuk itu kami menyusun makalah ini dengan harapan
dapat membantu pembaca untuk lebih memahami lagi tentang makalah kami

Namun demikian tentu saja dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dalam penulisan dan pemilihan kata yang kurang tepat. Oleh karena itu, kami
memohon maaf jika dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan. Harapan kami semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
C. Tujuan ...................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN
A. Industri Ritel ............................................................................................. 4
B. Perbandingan antara bisnis ritel dan bisnis online .................................... 8
C. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat beli konsumen ............... 9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .............................................................................................. . 11
B. Saran ......................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Perkembangan di era globalisasi dan pertumbuhan ekonomi, pengusaha banyak yang


membuka bisnis salah satunya bisnis ritel di pusat perbelanjaan. Terjadinga persaingan di
dalam pasar ritel yang berkembang sangat cepat dan seiringnya dengan dinamika
perkembangan masyarakat dan teknologi yang semakin maju. Menurut Pratikno (2003),
dimanapun perusahaan akan dihadapkan dengan ancaman produk-produk komoditas
dimana perusahaan lain akan dengan mudah memasuki pasar dengan menyediakan produk
atau jasa kepada konsumen secara lebih baik, lebih cepat, dan lebih murah. Hal ini
dikarenakan peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik semakin
besar, yang mengakibatkan perusahaan domestic semakin sulit untuk mendapatkan
konsumen yang setia. Peluang tersebut dimanfaatkan oleh perite lasing untuk masuk ke
pasar domestik sehingga mengakibatkan terjadinya globalisasi.

Faktor yang mendukung perkembangan ritel khususnya di Indonesia adalah


peningkatan pendapatan per kapita penduduk yang berdampak pada kemampuan daya beli
terhadap produk dan jasa. Berdasarkan data Global Retail Development Index 2021, nilai
penjualan ritel Indonesia mencapai US$350 miliar atau sekitar Rp4,6 kuadriliun. Berikut
adalah grafik nilai penjualan ritel di beberapa negara di asia.

1
Dapat di amati bahwa di Indonesia pasar ritel ini sangat berpotensi dan menjanjikan
untuk masa yang akan datang, karena berada ditiga besar setelah Tiongkok dan India.Oleh
karena itu, perusahaan ritel banyak yang melakukan ekspansi guna memperluas pangsa
pasar dan terus berinovasi agar mengikuti perkembangan zaman dengan mengembangkan
ritel modern

Ritel modern memberikan banyak tawaran seperti suasana toko yang nyaman,
kegiatan promosi penjualan dan display produk yang menarik,sehingga dapat menciptakan
ketertarikan pada diri konsumen untuk melakukan pembelian secara spontan
(Leba,2015).Sedangkan Ainietal(2016) menyatakan bahwa,toko yang memiliki atmosfer
yang nyaman mampu membangkitkan emosi konsumen. Didukung dengan promosi
penjualan yang menarik, membuat minat beli konsumen meningkat. Oleh karena itu,mall
hadir memberikan kemudahan kepada konsumen dengan menghadirkan konsep retail
modern.

2
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah produksi di Ciplaz Mall Lampung sudah cukup lengkap?

2. Apakah sosial, budaya, dan pribadi konsumen mall sudah menciptakan hubungan antar
konsumen dan karyawan?

C. TUJUAN
Untuk mengetahui besarnya pengaruh budaya, sosial, pribadi terhadap keputusan
pembelian serta dampaknya pada keberlangsungan usaha ritel di Ciplaz Mall Bandar
Lampung.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. INDUSTRI RITEL

Di Indonesia Industri ritel memiliki perkembangan yang semakin luas, dengan


mengikuti perkembangan jaman yang memiliki perubahan dan semakin membaik. Ritel
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh para pembisnis dengan cara penjualan
barang dan jasa kepada para pembeli untuk dimanfaatkan sebagai kebutuhan rumah tangga,
(Levy dan Weitz, 1995). Ritel diindonesia awal mulanya masih bersifat tradisional seperti
pasar, kelontongan, maupun warung-warung yang hampir selalu ada di setiap daerah.
Seiring dengan berkembangnya teknologi, perekonomian dan gaya hidup pada masyarakat
membuat masyarakat khususnya kelas menengah keatas menginginkan kenyamanan lebih
dalam berbelanja yang tidak dirasakan diritel internasional. Awal mula sejarah ritel modern
diindonesia terjadi sejak tahun 1960 dengan berdirinya Sarinah sebagai sebuah toko serba
atau departemen store pertama diindonesia , pada 23 April 1963 dijalan M.H. Thamrin,
Jakarta. Kemudian pada tahun 1970-1980 meningkatkan keadaan ekonomi ditandai dengan
munculnya golongan kelas menengah keatas yang menyebabkan munculnya ritel modern
dengan format supermarket dan department store. Pada tahun 1990 perkembangan ritel
diindonesia semakin berkembang yang ditandai dengan maraknya pertumbuhan
minimarket seperti indomaret didirikan pada tanggal 21 November 1988 dan Alfamart
didirikan pada tanggal 22 Februari 1989. Setelah memberikan kepercayaan yang tinggi dari
konsumen toko-toko ritel membuka cabangnya di kota-kota seluruh Indonesia dan salah
satunya adalah kota Bandar Lampung.

Saat ini perkembangan mall di kota Bandar Lampung selama 5 tahun terakhir sangatlah
massif hal ini dibuktikan dengan banyaknya mall yang tumbuh di setiap sudut untuk
memenuhi konsumen di Kota Bandar Lampung. Berdasarkan data bandar lampung dalam
angka dari tahun 2018-2022, pertumbuhan mall di kota bandar lampung mengalami
pertumbuhan lebih dari 50% yang dimana puncaknya terdapat di tahun 2023 dengan
jumlah 23 mall yaitu central plaza, mall kartini, lampung city mall, Chandra tanjungkarang,
Chandra telukbetung, gelael, Ramayana, simpur center, ciplaz mall lampung, bambu

4
kuningn square, cosmo, fitrinof, super indo, giant kedaton, mall bumi kedaton, transmart,
Chandra antasari.

Namun dengan banyaknya mall yang ada dikota Bandar Lampung membuat persaingan
mall dikota Bandar Lampung semakin ketat sehingga mall dituntut berinovasi secara
kreatif dengan mengikuti perkembangan zaman, terlebih zaman modern seperti sekarang
banyak orang yang berjualan online yang menjual berbagai barang dan keperluan yang
menyediakan semuanya seperti di mall dan juga sangat memudahkan konsumen untuk
berbelanja tanpa harus keluar rumah untuk pergi ke mall dan membuat orang semakin
malas untuk sekedar keluar berbeanja , tetapi bisnis online juga memudahkan para wanita
karrier untuk berbelanja kebutuhan rumah maupun pribadi, karena dilihat dari kondisi saat
ini mall bukan lagi menjadi tempat belanja melainkan juga menjadi Lifesytle.

Ciplaz Mall Lampung didirikan pada tahun 2012 berada di Jalan Zainal Abidin Pagar
Alam, Kecamatan Rajabasa di kelola langsung oleh Ramayana Lestari Sentosa,Tbk.dengan
membangun konsep lifestyle dari yang sebelumnya hanya shoppingmall. Sekretaris
Perusahaan Ramayana Setiadi Surya menjelaskan tentang ,transformasi dilakukan untuk
menggaet pasar,utamanya segmen milenial dengan mengkombinasikan antara bisnis
ritel,hiburan,makanan dan minuman (cnbcindonesia.com, 2019). Ciplaz Mall Lampung
memberikan berbagai macam penjualan yaitu pakaian pria,pakaian wanita,pakaian anak
anak,tas,sepatu,akesoris, mainan,alat alat kantor, perabotan rumah, makanan dan minuman
segar, perlengkapan toilet dan fasilitas spesial.Berikut adalah grafik pembagian komposisi
penjualan Ciplaz Mall Lampung.

5
pembagian komposisi penjualan Ciplaz Mall Lampung dapat diamati komposisi
penjualan Ciplaz Mall Lampung di dominasi oleh pakaian pria sebesar 34,2 persen dan
yang terendah0,5persenya itu fasilitas spesial,pengelolaan penjualan Ciplaz Mall Lampung
sendiri dikelola oleh berbagai tenant yaitu Ramayana department store yang mengelola tas,
sepatu, aksesoris, pakaian pria, pakaian wanita,pakaian anak anak,mainan,alat-alat
kantor,dan perabotan rumah,Robinson yang mengelola makanan, minuman segar,dan
perlengkapan toilet,dan fasilitas spesial seperti XXI dan Zoom2000.Oleh karena itu dengan
banyaknya penawaran di Ciplaz Lampung konsumen semakin nyaman dan betah dalam
berbelanja.

Selain beragam nya penawaran dan fasilitas yang ada, Ciplaz Mall Lampung juga
banyak melakukan berbagai macam promosi yang dilakukan diluar dan di dalam toko
bertujuan untuk menarik konsumen untuk berkunjung ke Ciplaz Mall Lampung, oleh
karena itu promosi yang dilakukan didalam toko diharapkan dapat memberikan stimulus
yang dapat merangsang keputusan pembelian konsumen didalam toko, baik keputusan
yang belum direncanakan sebelum datang ke toko (Maula,2014).

Ciplaz Mall Lampung masih bertahan sampai saat ini karena melakukan transformasi
pada bisnis utamanya, dengan merombak penampilan outlet, melakukan rebranding, hingga
mengubah konsep mall yang tidak hanya tempat berbelanja tetapi sebagai lifestyle
sehingga konsumen bisa mempertimbangkan keputusan pembelian.

Keputusan pembelian menurut menurut Kotler & Armstrong (2012) adalah


pengambilan, keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli. Biasanya
keputusan pembelian itu dibuat, saat seseorang sudah menentukan apa yang harus dibeli.
Keputusan tersebut biasanya memakan waktu yang lama, dibuat saat semua alternatif
pilihan yang ada tidak sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan dan hanya tersisa dua
pilihan yang ada sehingga telah ditentukan apa yang harus dibeli. Keputusan pembelian
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu budaya, sosial, pribadi dan psikologis Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspitarini (2013) yang menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh positif terhadap faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologi terhadap
keputusan pembelian.

6
Budaya menurut Kotler (2008) adalah segala penyebab yang paling mendasar dari
keinginan dan tingkah laku sesorang, tingkah laku seseorang itu dipelajari dan tumbuh
dalam suatu masyarakat, sebagaimana seseorang telah mempelajari nilai-nilai dasar
persepsi, keinginan dan tingkah laku dari keluarga serta lembaga-lembaga penting dalam
masyarakat yang lain.

Faktor sosial merupakan faktor yang dihasilkan dari interaksi sosial antara individu
dengan individu lainnya dalam suatu masyarakat.Perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh
faktor sosial. Menurut Tantri (2012) mengatakan faktor sosial merupakan sekelompok
orang yang sama-sama mempertimbangkan secara dekat persamaan di dalam status atau
penghargaan komunitas yang secara terus-menerus bersosialisasi di antara mereka sendiri
baik secara formal dan informal. Lebih lanjut dikatakan oleh Rudito (2008) bahwa faktor
sosial merupakan segala sesuatu yang digunakan sebagai pendekatan dalam berinteraksi
antara manusia dalam konteks masyarakat atau komunitas, sebagai acuan berarti sosial
bersifat abstrak yang berisi simbol-simbol berkaitan dengan pemahaman terhadap
lingkungan dan berfungsi untuk mengatur tindakan-tindakan yang dimunculkan oleh
individu-individu sebagai anggota suatu masyarakat.

Faktor pribadi menurut Sumarwan (2011) adalah perbedaan karakteristik yang paling
dalam pada diri manusia.Perbedaan tersebut menggambarkan ciri unik dari masing-masing
individu.Faktor pribadi dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam mengambil
keputusan.Selanjutnya Setiadi (2010) menyatakan bahwa faktor pribadi merupakan umur
dan tahapan dalam siklus hidup, konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus
hidup keluarga.Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam
siklus hidup psikologis.Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau
transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya

Banyak aspek yang mempengaruhi serta memastikan aktivitas berbisnis. Sebagai


aktivitas sosial, bisnis dengan banyak metode terjalin dengan kompleksitas warga modern.
Dalam aktivitas berbisnis, mengejar keuntungan merupakan perihal yang normal, asalkan
dalam menggapai keuntungan tersebut tidak merugikan banyak pihak. Jadi,dalam
menggapai tujuan dalam aktivitas berbisnis terdapat batasnya. Kepentingan serta hak-hak
orang lain perlu dicermati. Sikap Sosial dalam aktivitas berbisnis merupakan suatu yang

7
berarti demi kelangsungan hidup bisnis itu sendiri. Bisnis yang tidak memiliki hubungan
sosial antar individu dapat merugikan binis itu sendiri paling utama bila dilihat dari
perspektif jangka panjang. Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang menguntungkan, namun
bisnis yang baik merupakan tidak hanya bisnis tersebut menguntungkan juga bisnis yang
baik secara aspek sosial dan individu . Sikap yang baik, pula dalam konteks bisnis,
merupakan sikap yang cocok dengan nilai-nilai moral.

B. Perbandigan antara bisnis ritel dan bisnis online

Kondisi persaingan ketat memperebutkan atensi konsumen, serta dunia bisnis yang
terus menjadi kompetitif, bagian pemasaran industry dan produksi hendak terus mencari
terobosan baru lewat promosi buat mengimbangi ataupun menanggulangi usaha-usaha
promosi oleh pesaing. Dapat dilihat dari presentase penjualan produk pada Ciplaz
Ramayana Mall Bandar Lampung, masih ada beberapa produk yang presentasenya rendah,
sehingga perusahaan ritel seharusnya harus memerhatikan produk juga yang dimana
dibisnis online seperti shopee,toko pedia,dan e-commers lainnya banyak yang menjual
perlengkapan serta produk yang lengkap sesuai kebutuhan yang diinginkan. Dan juga
bisnis online kini sangat memudahkan para konsumen untuk berbelanja selain menghemat
waktu konsumen juga jadi malas untuk keluar rumah karena apa yang diinginkan
konsumen kemungkinan besar sudah banyak diaplikasi bisnis online tersebut. Itulah yang
menjadi persaingan atau rendahnya penjualan perusahaan ritel walaupun mereka berbisnis
online tetapi itu sangat berpengaruh bagi para pembisnis, sehingga sekarang Mall hanya
digunakan untuk kebutuhan lifestyle, social, dan budaya trend kekinian, dan juga pribadi
modern yang hanya memikirkan eksistensi. Dan kebanyakan dari pribadinyalebih memilih
pembelian barang dionline karena harga yang terjangkau dan memudahkan konsumen.

8
C. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat pembelian konsumen

Swatha dan Irawan (2005) menyatakan faktor yang mempengaruhi minat membeli
berhubungan dengan perasaan emosi. Apabila merasa senang dan puas dalam membeli
barang atau jasa seseorang akan memiliki minat yang kuat untuk membelli. Kegagalan
bisanya menghilangkan minat. Tidak ada pembelian yang terjadi jika konsumen tidak
pernah menyadari kebutuhan dan keinginannya. Pengenalan masalah (problem
recongnition) terjadi ketika konsumen melihat perbedaan yang signifikan atara produk
yang dimiliki dan produk yang di butuhkan. Berdasarkan pengenalan masalah, selanjutnya
konsumen mencari atau mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tetntang produk.
Sikap positif tidak selalu mengarah pada pembelian. Beberapa kondisi yang Churchill
menyatakan bahwa ”minat adalah perilaku di masa depan yang diantisipasi atau
direncanakan. Dalam pemasaran, niat (intension) seringkali dirangsang dengan meminta
para responden untuk menunjukkan mana yang paling tepat untuk menggambarkan rencana
mereka berkaitan dengan produk atau jasa baru”. Selanjutnya menurut Kotler ”untuk
mengestimasi permintaan di masa depan, perusahaan dapat menggunakan beberapa
metode peramalan utama : survei minat pembeli, gabungan pendapat tenaga penjual,
pendapat ahli, pengujian pasar, analisis deret waktu, dan analisis permintaan secara
statistik. Metode ini berbeda dalam keselarasannya dengan tujuan ramalan, jenis produk
dan keandalan dan keberadaan data”.

Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan renggangnya hubungan sikap dan perilaku
adalah :

a. Harga

Kenaikan harga pada merek yang disukai mungkin dapat menyebabkan konsumen
berpindah merek tanpa suatu perbahan sikap. Selain itu promosi harga khusus atau
penawaran yang lebih baik daripada merek pesaing juga dapat menyebabkan
pembelian merek yang kurang disukai.

9
b. Ketersediaan produk

Tidak tersedianya suatu produk di pasar dapat mengarah pada pembelian merek yang
kurang disukai tanpa adanya perubahan sikap.

c. Perubahan kondisi pasar

Pengenalan produk baru atau merek yang ada dapat menyebabkan konsumen
mengubah rencana pembeliannya.

Strategi pemasaran terutama ditujukan untuk mempengaruhi sikap konsumen. Agar usaha
pemasaran lebih efektif dalam mengembangkan strategi dan kegiatan yang akan
mengukuhkan atau mengubah sikap konsumen, kita perlu memahami dua fase
pembentukan sikap :

a. Pada saat konsumen tidak mempunyai pengetahuan atau sikap terhadap merek,
pembentukan sikap terhadap merek sangat diperlukan.

b. Apabila sikap telah terbentuk, fase berikutnya adalah bagaimana mengubah


sikap.Konsumen mulai belajar tentang sikap terhadap merek produk tertentu sebelum
ia melakukan tindakan pembelian. Sikap konsumen akan berkembang melalui
pengalaman yang dirasakannya. Tindak lanjut dari sikap ini, baik dari orang lain
maupun diri sendiri dapat membentuk minat konsumen untuk melakukan pembelian.

Keputusan membeli seseorang merupakan hasil suatu hubungan yang saling


mempengaruhi dan yang rumit antara faktor-faktor budaya, sosial, pribadi . Banyak dari
faktor ini tidak banyak dipengaruhi oleh pemasar. Namun faktor-faktor ini sangat berguna
untuk mengidentifikasi pembeli-pembeli yang mungkin memiliki minat terbesar terhadap
suatu produk. Faktor-faktor dapat dipengaruhi oleh pemasar dan dapat mengisyaratkan
pada pemasar mengenai bagaimana mengembangkan produk, harga, distribusi dan
promosi.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi dapat disimpulkan bahwa ciplaz mall Bandar lampung ini masih kurang dalam
produksi barang masih kurang presntase persediaannya, sehingga memungkinkan para
konsumen memilih belanja online ditambah dengan jarak mall ciplaz ini lumayan jauh dari
perkotaan, walaupun mall ciplaz sering mengadakan promosi tetapi harga tidak jauh beda
dengan harga di e-commers.

B. Saran

Berdasarkan uraian diatas saran untuk pengelola / pengurus Ciplaz Mall Lampung
mencari kembali suplier yang sesuai untuk dijak bekerja sama agar dapat melengkapi
kekurangan produk yang di butuhkan konsumen, memberikan harga yang kompetetif
dengan market lainnya, bahkan kalau bisa berikan harga yang lebih murah, membina
hubungan jangka panjang dengan pelanggan, menciptakan hubungan personal
karyawan/pemilik perusahaan dengan pelanggan, mampu mengantisipasi perubahan atau
penambahan harapan pelanggan dengan meningkatkan kemampuan internal karyawan
untuk pelayanan, dan sebagainya. Dengan tujuan agar keberadaan bisnis ritel modern yang
tumbuh semakin pesat, diharapkan agar memiliki inofasi terbaru agar Ciplaz Mall
Lampung dapat terus bersaing dan menjadi pusat perbelanjaan bagai umat Islam di dunia.
Bagi konsumen agar menjadi konsumen yang jujur, meneliti sebelum Membeli.

11
DAFTAR PUSTAKA

Kotler,P&Amstrong,G.2008.Prinsip-prinsippemasaran.(AlihBahasaBobSabran). Jilid 1.Edisi


keduabelas.Jakarta:Erlangga.
Kotler,P&Amstrong,G,2012.PrinciplesofMarketing,12thEdition,Jilid1Terjemahan

Bob Sabran. Jakarta: Erlangga.Leba, Elizabet. (2015). Pengaruh Atmosfer Gerai dan Promosi
Terhadap Pembelian Impulsif yang Dimediasi Emosi Positif.Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen
Vol 4.Hal 16. Surabaya: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia.

Puspitarini, 2013.Pengaruh FaktorBudaya, Sosial, Dan Pribadi TerhadapKeputusan


Mengambil Kredit PadaKp-RiBinaMandir Pratikno,Andre.2003.Studi Mengenai Pemilihan
Merek.Jurnal Sains Pemasaran Indonesia.

Pembangunan Indonesia. Jakarta:ICSD. Samuel,H.2007.Perilakudan Keputusan Pembelian


Konsumen,Jurnal Manajemen Pemasaran, Surabaya:Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Setiadi, N.J. 2010.Perilaku Konsumen. Jakarta: Kencana.

Sugiyono.2009.Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif,dan R&D.Bandung: Penerbit


Alfabeta, Sugiyono.2015.MetodePenelitianKuantitatif, kualitatif,dan R&D.Bandung: Penerbit
Alfabeta,

Sumarwan, U.2011. Perilaku KonsumenTeori dan Penerapannya DalamPemasaran. Bogor:


GhaliaIndonesia Tantri, Fdan Abdullah, T. 2012. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada. Sumber Internet

katadata.co.id

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/06/06/berapa-nilai-penjualanritel-
indonesia#, diakses pada 01 Agustus 2020, pukul 21.19

https://www.cnbcindonesia.com/market/20190820180344-17-93410/pengunjung-mall-kian-
sepi-ini-strategi-ramayana-bertahan

12

Anda mungkin juga menyukai