900-Article Text-5682-1-10-20211228

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

2021 Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM) ISSN 2809-2767

Purwokerto, Indonesia, 06 Oktober 2021

Gambaran Keluarga dengan Ketidakmampuan


Koping Keluarga pada Kasus Asma Bronkial di
Kelurahan Baleraksa Karangmoncol Purbalingga

Mujib Sugiarto1, Wasis Eko Kurniawan2, Madyo Maryoto3


1,2,3
Program Studi Keperawatan Diploma Tiga, Universitas Harapan Bangsa, Banyumas 53182, Indonesia
1)* 2 3
enjoykyakye@gmail.com, wasisekokurniawan@uhb.ac.id, madyomaryoto81@yahoo.com

ABSTRACT

Asthma is a respiratory disease characterized by narrowing of the airways usually accompanied by


inflammation or inflammation and hyperresponsiveness to various chronic stimuli. The purpose of this
case study is to describe the implementation of family nursing care with family coping disabilities in
cases of bronchial asthma. Data collection techniques were carried out by means of observation,
interviews and documentation studies. The results of the case studies conducted showed that families
with family coping disabilities in cases of bronchial asthma had the characteristics of defecting from
proper care, ignoring their treatment program to health facilities, neglecting them, and families
believing that their health problems did not need to be treated at health facilities. The conclusion
obtained is that the implementation of nursing care in the family must use the principle of therapeutic
communication with reference to the task of family health care with reference to the following 5
elements: the inability of the family to recognize health problems, the inability of the family to make
appropriate decisions, the inability of the family to care for family members. sick, the inability of the
family to maintain or modify the environment that supports health, the inability of the family to use
health care facilities.

Keywords: family nursing care, bronchial asthma, inability to cope

ABSTRAK

Asma merupakan penyakit pernapasan yang ditandai dengan adanya penyempitan saluran
pernapasan biasanya disertai peradangan atau inflamasi dan hiperrespon terhadap berbagai stimulus
yang bersifat kronis. Tujuan dari studi kasus ini untuk mendeskripsikan pelaksanaan asuhan
keperawatan keluarga dengan ketidakmampuan koping keluarga pada kasus asma bronkial. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil studi
kasus yang dilakukan menunjukan bahwa keluarga dengan ketidakmampuan koping keluarga pada
kasus asma bronkial memiliki karakteristik membelot dari perawatan yang seharusnya, mengabaikan
program pengobatannya ke fasilitas kesehatan, pengabaian, serta keluarga yakin masalah
kesehatannya tidak perlu diobati ke fasilitas kesehatan. Kesimpulan yang didapat yaitu implementasi
asuhan keperawatan pada keluarga harus menggunakan prinsip komunikasi terapeutik dengan
mengacu pada tugas perawatan kesehatan keluarga dengan mengacu pada 5 unsur sebagai berikut :
ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan, ketidakmampuan keluarga dalam
mengambil keputusan dengan tepat, ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang sakit, ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi lingkungan yang
menunjang kesehatan, ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan.

Kata Kunci: asuhan keperawatan keluarga, asma bronkial, ketidakmampuan koping

Sugiarto, Kurniawan, & Maryoto 952


PENDAHULUAN (Kemkes RI, 2018). Pada tingkat provinsi
Asma merupakan penyakit pernapasan prevalensi kasus asma bronkial di Jawa
yang heterogen, yang ditandai oleh Tengah pada tahun 2018 berada diangka
adanya kondisi peradangan yang kronik sebesar 1,8% (Kemkes RI, 2018).
pada saluran pernapasan. Hal ini Prevalensi kasus asma di Kota
berdasarkan dengan munculnya riwayat Purbalingga pada tahun 2018 sebesar
gangguan pernapasan seperti napas yang 2,17% (Dinas Kesehatan Jawa Tengah,
terengah-engah, batuk, pernapasan 2018).
mengi, dada terasa seperti tertekan dan
Berdasarkan diagnosis dokter
berat, dengan waktu dan intensitas yang
prevalensi kasus asma bronkial pada
tidak menentu, dan terbatasnya aliran
kategori penduduk semua umur, menurut
udara saat ekspirasi yang bervariasi”
ditingkat provinsi prevalensi kasus asma
(Kementrian Kesehatan Republik
tertinggi berada di provinsi DI Yogyakarta
Indonesia, 2017).
sebesar 4,5% dari 14.002 diagnosis
Penyakit asma bronkial menjadi dokter. Kemudian menurut karakteristik
penyebab pasien membutuhkan perawatan kelompok umur 75+ sebesar 5,1% dari
tindak lanjut, baik perawatan di rumah sakit 18.565 diagnosis dokter. Pada jenis
atau dirumah sendiri. Sehingga penyait kelamin, laki-laki sebesar 2,3% dari
asma bronkial dapat diatakan penyakit 510.754, sedangkan perempuan sebesar
utama yang membutuhkan perawatan. 2,5% dari 506.576 diagnosis dokter.
Intervensi pada pasien dengan asma Menurut tempat tinggal, di perkotaan
bronkial bertujuan untuk perbaikan sebesar 2,6% dari 556.419 diagnosis
munculnya gejala-gejala dengan dokter sedangkan di pedesaan sebesar
mengurangi adanya sumbatan pada 2,2% dari 460.871 diagnosis dokter
saluran pernapasan sehingga jalan napas (Kementrian Kesehatan Republik
menjadi paten. Jumlah kasus asma Indonesia, 2017).
bronkial di kota Purbalingga Jawa Tengah
Keluarga merupakan mereka yang
pada tahun 2017 ditemukan sebanyak
hidup dalam satu rumah yang terikat oleh
461 kasus asma bronkial kemudian di tahun
adanya perkawinan, darah, atau dengan
2016 ditemukan 1.010 kasus angka
mengadopsi yang terdiri dari dua individu
tersebut menurun (Dinas Kesehatan
atau lebih atau jika terpisah mereka tetap
Kabupaten Purbalingga, 2017).
memperhatikan antara anggota satu
Kemudian pada tahun 2018 jumlah dengan anggota yang lainnya (Abi
kasus asma bronkial di kota Purbalingga Muhlisin, 2012). Keluarga berperan dalam
Jawa Tengah ditemukan kasus sebanyak mengurangi terjadinya angka kekambuhan,
2.888. Sedangkan pada tahun 2017 dikarenakan keluarga merupakan sebuah
ditemukan angka 461 kasus asma sistem pendukung yang utama dengan
bronkial angka ini cukup terjadi memberikan perawatan secara langsung
peningkatan. Sedangkan di tingkat dalam keadaan saat penderita mengalami
Kecamatan Karangmoncol kasus penyakit sakit maupun dalam keadaan sehat.
asma bronkial di UPTD Puskesmas Dengan demikian diharapkan dengan
Karangmoncol tahun 2018 sebanyak 95 adanya pendekatan keperawatan,
kasus. Kemudian pada tingkat Kelurahan, keluarga tidak hanya merawat anggota
di desa Baleraksa ditemukan 36 kasus yang sakit saja melainkan juga bertindak
asma bronkial (Dinas Kesehatan lebih proaktif dalam upaya perawatan
Kabupaten Purbalingga, 2018). pengobatan dan juga pencegahan agar
dapat mengurangi angka terjadinya
Prevalensi asma bronkial di Indonesia
kekambuhan serangan asma (Wahid,
berada diangka antara 5-7%. Kejadian ini
2013).
tentunya berbeda antara kota satu dengan
kota yang lain (Sukamto, 2014). Keluarga memiliki peran penting dalam
Prevalensi penyakit asma bronkial pada pengambilan keputusan untuk
tahun 2018 di Indonesia berada diangka menentukan tindakan lebih lanjut bagi
sebesar 2,4% menurut data RISKESDAS anggota keluarga yang sakit (Widyanto,

Sugiarto, Kurniawan, & Maryoto 953


2014). Dalam sebuah keluarga yang Berdasarkan latar belakang masalah
mana anggota keluarganya ada yang tersebut, sehingga penulis tertarik untuk
menderita asma bronkial, koping keluarga mempelajari lebih lanjut mengenai
sangat penting karena asma bronkial penyakit gangguan pada system
merupakan penyakit kronik yang diderita pernapasan khususnya penyakit asma
seumur hidup oleh paien dan keluarga. bronial dalam sebuah Karya Tulis Ilmiah
Kondisi seperti ini sering menjadikan (KTI) yang berjudul Asuhan Keperawatan
pasien atau penderita dan keluarga Keluarga Tn S, Dengan Ketidakmampuan
mengalami stress s e h i n g g a dapat Koping Keluarga Pada Kasus Asma
mempengaruhi di dalam pengambilan Bronkial Pada Tn S Di Kelurahan
sebuah keputusan selanjutnya (Ardian, Baleraksa Kecamatan Karangmoncol
2013). Hasil penelitian yang dilakukan Kabupaten Purbalingga.
oleh Ardian, (2013) disebutkan dari 8
keluarga yang menderita asma bronkial
METODE PENELITIAN
menunjukkan sebagian besar keluarga
Metode penelitian yang penulis
yang anggota keluarganya mengalami
gunakan ialah desain studi kasus
asma bronkial tidak mempunyai
deskriptif melalui pendekatan yang dipilih
kemampuan koping yang kompeten dan
yaitu asuhan keperawatan. Subyek
hasil penelitian menunjukkan 60%
penelitian ini yaitu pasien ketidakampuan
keluarga hanya menggunakan puskesmas
koping keluarga dengan asma bronkial.
untuk memeriksakan anggota keluarga
Lokasi penelitian bertempat di Kelurahan
yang menderita asma bronkial namun
Baleraksa Kecamatan Karangmoncol
data lain menunjukkan 60% keluarga tidak
Kabupaten Purbalingga dan dilaksanakan
melakukan pemeriksaan secara rutin dan
pada bulan Februari 2021. Tahapan
setelah dilakukan kegiatan peningkatan
pendekatan proses keperawatan yang
pemberdayaan keluarga menunjukkan
dilakukan oleh peneliti diantaranya yaitu:
hasil dari 8 responden 6 responden
1)Pengkajian keluarga 2)Diagnosa
mengalami peningkatan koping menjadi
keperawatan keluaga 3)Intervensi
sedang, sehingga depat disimpulkan
keperawatan keluarga 4)Implementasi
bahwa diperlukan peningkatan koping
kepeawatan keluarga 5)Evaluasi.
dengan melibatkan keluarga (Ardian,
2013).
HASIL
Menurut Kaakinen dan Coelho (2014)
Pengkajian
mengatakan bahwa ketidakmampuan
Didapatkan data pengkajian yang
koping keluarga dalam memutuskan suatu
diperoleh yaitu nama kepala keluarga Tn
masalah terkait mengenai tindakan yang
S, alamat rumah di Baleraksa, bahasa
akan diambil untuk mengatasi suatu
sehari-hari bahasa jawa, jarak layanan
masalah dapat diakibatkan adanya faktor-
kesehatan terdekat 700 meter, beragama
faktor yang mempengaruhi antara lain
islam dan suku jawa, alat transportasi
defisit pengetahuan atau keluarga kurang
menggunakan motor. Tn S hidup berdua
memahami atau tidak mengenal adanya
bersama anak nya yaitu An Y. usia 21
sifat, luasnya masalah dan beratnya suatu
tahun, pendidikan terakhir SMK, bekerja
masalah. Sehingga akan berpengaruh
sebagai karyawan swasta, tinggi badan
didalam pengambilan mengenai tindakan
(TB) 165 cm, berat badan (BB) 50 kg, BMI
untuk melakukan perawatan pengelolaan
20,2, tekanan darah (TD) 120/80 mmhg,
terhadap penyakit asma bronkial, yang
nadi (N) 85 x/menit, suhu 36,7’c, status
berakibat adanya resiko masalah
imunisasi lengkap (Hepatitis B, BCG,
komplikasi dari penyakit asma bronkial.
Polio, DPT/HB/HIB, Campak).
Dampak psikologis yang dapat muncul
akibat ketidakmampuan koping keluarga Pasien bernama Tn S menderita asma
pada penderita asma bronkial yaitu bronkial sejak umur 40 tahun. Pasien
perasaan negatif, penurunan citra tubuh berumur 61 tahun. Pasien adalah seorang
dan harga diri (Badrah Siti, dkk, 2014). kepala keluarga. Pendidikan terakhir Tn S
SMP, bekerja mencari pasir di sungai

Sugiarto, Kurniawan, & Maryoto 954


kemudian di jual ke toko bangunan, tinggi Intervensi
badan (TB) 155 cm, berat badan (BB) 45 Dalam melakukan asuhan keperawatan
kg, BMI 18,75, tekanan darah (TD) 110/70 selama tiga hari, penulis menggunakan
mmhg, nadi (N) 83 x/menit, suhu 36,6’ c, pedoman pengelolaan pasien
status imunisasi lengkap (Hepatitis B, ketidakmampuan koping keluarga pada
BCG, Polio, DPT/HB/HIB, Campak). kasus asma bronkial sebagai berikut:
Penampilan umum Tn S rapi, bersih, a. TUK 1 keluarga dapat mengenal
status kesehatan saat ini aktifitas aktif masalah asma bronkial, dengan
tanpa bantuan Tn S mencari pasir di kriteria hasil Pengetahuan : Proses
sungai, jika Tn S mengalami sesak pola penyakit (1803) yang direncanakan
aktifitas Tn S terhenti dan tidak bisa berdasarkan masalah. Intervensi
bekerja mencari pasir di sungai. Memiliki yang penulis susun yaitu pendidikan
riwayat penyakit asma, analissis masalah kesehatan (5510). Intervensi
kesehatan individu gangguan pernafasan tersebut bertujuan untuk
asma. Kemudian penampilan umum An Y meningkatkan pengetahuan dan
rapi, bersih, status kesehatan saat ini tidak pemahaman keluarga Tn S
mengeluhkan sakit, tidak ada riwayat mengenai pentingnya kesehatan.
sakit, analisis masalah kesehatan individu
b. TUK 2 keluarga dapat memutuskan
tidak ada. Penulis menggunakan metode
untuk merawat anggota keluarga
pengumpulan data yang digunakan
dengan asma bronkial, dengan
adalah:
kriteria hasil partisipasi dalam
a. Wawancara keputusan perawatan kesehatan
(1606) yang direncanakan
Hal-hal yang ditanyakan saat
berdasarkan masalah. Intervensi
wawancara meliputi identitas pasien, data
yang penulis susun yaitu dukungan
genogram, suku yang digunakan, agama,
pengambilan keputusan (5250).
tipe keluarga, status sosial ekonomi,
Intervensi tersebut bertujuan
aktifitas rekreasi, riwayat dan tahap
keluarga dapat mengenal dan
perkembangan keluarga, lingkungan
mengetahui akibat dari penyakit
dikeluarga, struktur keluarga, Stres dan
asma bronkial lebih lanjut dan dapat
koping keluarga, kemampuan keluarga
memilih tindakan pengobatan yang
dalam melakukan tugas pemeliharaan
tepat.
kesehatan anggota keluaga, pemeriksaan
fisik anggota keluarga, harapan keluarga. c. TUK 3 keluarga dapat merawat
anggota keluarga dengan asma
b. Observasi bronkial, dengan kriteria hasil
Data pengkajian yang bisa diobservasi dukungan keluarga selama
pada penelitian ini antara lain perawatan (2609) yang
pemeriksaan fisik, penampilan, direncanakan berdasarkan masalah.
pembicaraan, interaksi selama Intervensi yang penulis susun yaitu
wawancara, lingkungan fisik. dukungan pengasuhan / Caregiver
support (7040). Intervensi tersebut
c. Studi dokumentasi bertujuan untuk kelurga mampu
Peneliti memperoleh data berupa kartu melakukan perawatan pada
keluarga dan obat-obatan yang penderita asma bronkial dengan
dikonsumsi pasien. tepat pada anggota keluarga yang
mengalami sakit asma.
Diagnosa
Dari hasil pengkajian dan analisa data d. TUK 4 keluarga mampu
Tn. S yang sesuai dengan teori, peneliti memodifikasi dan menciptakan
merumuskan masalah keperawatan lingkungan yang sehat untuk
keluarga ketidakmampuan koping menunjang kesehatan keluarga,
keluarga. dengan kriteria hasil keamanan
lingkungan rumah (1910) yang
direncanakan berdasarkan masalah.

Sugiarto, Kurniawan, & Maryoto 955


Intervensi yang penulis susun yaitu puskesmas menggunakan BPJS yang
perlindungan lingkungan yang dimiliki.
beresiko (8880). Intervensi tersebut
bertujuan untuk keluarga dapat
PEMBAHASAN
memahami mengenai pengaruh
Penulis akan menguraikan tentang
lingkungan terhadap suatu penyakit.
hasil studi kasus Asuhan Keperawatan
e. TUK 5 keluarga dapat menggunakan keluarga pada keluarga Tn. S dengan
dan Memanfaatkan fasilitas masalah keperawatan ketidakmampuan
kesehatan yang ada, dengan kriteria koping keluarga pada kasus asma
hasil pengetahuan : Sumber-sumber bronkial di Kelurahan Baleraksa
kesehatan (1806) yang direncanakan Karangmoncol Purbalingga, kemudian
berdasarkan masalah. Intervensi akan dibandingkan dengan tinjauan teori
yang penulis susun yaitu panduan yang ada meliputi pengkajian, diagnosa
sistem pelayanan kesehatan (7400). keperawatan, intervensi, implementasi,
Intervensi tersebut bertujuan untuk dan evaluasi.
keluarga dapat mengatasi penyakit
Pengkajian
asma bronkial dan dengan dapat
Hasil dari pengkajian pada keluarga Tn
memanfaatkan dan menggunakan
S yang telah dilakukan pada tanggal 8
fasilitas pelayanan kesehatan
Februari 2021 pukul 10.00 WIB, hasil
dengan tepat.
perbandingan antara teori dengan kasus
Implementasi adalah sebagai berikut :
Implementasi keperawatan pada Tn. S Tabel 1. Perbandingan antara teori dan
dengan masalah keperawatan keluarga kasus
ketidakmampuan keluarga pada kasus
asma bronkial dilakukan dari tanggal 8 No Teori Kasus
sampai dengan 10 Februari 2021. 1. Dispnea Tn S mengalami sesak
nafas
Implementasi yang dilakukan oleh peneliti 2. Batuk dengan Tn S tidak mengalami
kepada Tn. S sesuai dengan intervensi sputum kental, batuk
jernih atau kuning
keperawatan yang telah dirancang yaitu 3. Sianosis Tn S tidak mengalami
dengan mengacu pada tugas kesehatan sianosis
keluarga yang meliputi 5 unsur. 3. Sianosis Tn S tidak mengalami
sianosis
Evaluasi 4. Takipnea Tn S mengalami
pernafasan cepat
Hasil evaluasi tindakan keperawatan
5. Wheezing Tn S mengalami
pada Tn. S dengan masalah keperawatan pernafasan mengi
keluarga ketidakmampuan koping
keluarga pada kasus asma bronkial Berdasarkan hasil perbandingan antara
salama tiga hari dari tanggal 8 sampai 10 teori dengan kasus dari data diatas, dapat
Februari 2021, didapatkan hasil keluarga disimpilkan bahwa:
Tn S mengatakan paham dengan materi
pendidikan kesehatan tentang asma yang a. Dispnea yang ada didalam teori
diberikan, keluarga Tn S sedikit paham menurut Joan & Lyndon (2014)
mengenai pengambilan keputusan, An Y muncul pada kasus, dimana Tn S
mengetahui penyekit yang di derita Tn S mengalami sesak nafas. Menurut
yaitu asma , An Y mengatakan membeli Almazini (2012) sesak nafas menjadi
obat ke warung, An Y mengatakan suatu pertanda seseorang
paham dengan apa yang diajarkan, An Y mengalami asma. Saluran napas
mengatakan ingin Tn S tidak kambuh lagi yang mengalami radang kronik
asmanya, keluarga Tn S mengatakan bersifat peka terhadap rangsangan
rumahnya memang gelap dan lembab, Tn tertentu sehingga jalan napas
S mengatakan ingin merenovasi menjadi tersumbat
rumahnya namun terhalang masalah b. Batuk dengan sputum kental, jernih
finansial, keluarga Tn S mengatakan akan atau kuning yang ada dalam teori
merencanakan untuk berobat ke menurut Joan & Lyndon (2014)

Sugiarto, Kurniawan, & Maryoto 956


tidak muncul pada kasus, dimana Tn terhadapa masalah kesehatan keduanya.
S tidak mengalami batuk. Menurut Ketidakmampuan koping keluarga terjadi
Riyadi (2015) pasien asma yang apabila ditemukan batasan karakteristik
mengalami batuk merupakan usaha sebagai berikut; penolakan, mengadopsi
saluran pernapasan untuk gejala penyakit klien, agresi, agitasi,
mengurangi penumpukan mukus ketergantungan pasien, membelot, tidak
yang berlebihan pada saluran menghargai kebutuhan pasien,
pernapasan dan partikel asing permusuhan, perilaku keluarga yang
melalui gerakan silia mukus yang mengganggu kesejahteraan gangguan
ritmik keluar. Pendeita asma kemampuan untuk menyusun kehidupan
bronkial yang mengalami batuk yang berarti, mengabaikan kebutuhan
bersifat produktif sering pada malam dasar klien, mengabaikan hubungan
hari dengan anggota keluarga, mengabaikan
program pengobatan (Herdman, 2018).
c. Sianosis yang ada dalam teori Batasan karakteristik yang terjadi pada
menurut Joan & Lyndon (2014)
kasus yaitu penolakan terhadap
tidak muncul pada kasus, dimana Tn
pengobatannya yaitu keluarga Tn S yakin
S tidak mengalami sianosis.
masalah kesehatannya tidak perlu diobati
Menurut Riyadi (2015) sianosis yang
ke fasilitas kesehatan, membelot dari
terjadi pada pasien asma bronkial
perawatan yang seharusnya,
sangat ditentukan oleh tingkat
mengabaikan program pengobatannya ke
keparahan penyempitan pada
fasilitas kesehatan, perilaku keluarga
bronkus. Pada pendeita yang
yang mengganggu kesejahteraan.
mengalami penyempitan bronkus
Batasan karakteristik pada kasus
yang luas penderita dapat
berdasarkan hasil pengkajian terjadi 4
mengalami pucat atau sianosis
gejala dari batasan karakteristik yang ada
karena kadar karbondioksida yang
dan sudah cukup untuk menegakkan
ada lebih tinggi dari pada kadar
diagnosa keperawatan ketidakmampuan
oksigen jaringan
koping keluarga.
d. Takipnea yang ada dalam teori Intervensi
menurut Joan & Lyndon (2014) Sesuai dengan teori dari Herawati
muncul pada kasus, dimana Tn S (2011) mengatakan bahwa tujuan dari
mengalami pernafasan cepat pendidikan kesehatan yaitu berubahnya
e. Wheezing yang ada dalam teori individu kelompok, masyarakat dalam
menurut Joan & Lyndon (2014) memahami dibidang kesehatan, untuk
muncul pada kasus, dimana Tn S mencapai tujuan hidup yang sehat yang
mengalami pernafasan mengi. menjadikan kesehatan bernilai mandiri
Menurut Riyadi (2015) wheezing dengan memanfaatkan dan menggunakan
pada penderita asma akan fasilitas atau faskes yang ada dengan
terdengar pada saat ekspirasi. tepat dan sesuai. Selain itu menurut teori
Suara ini dapat digambarkan Effendi (2013) mengatakan bahwa
sebagai bunyi yang bergelombang penyebab dari ketidakmampuan ini
yang dihasilkan dari tekanan aliran merupakan dari ketidaktahuan mengenai
udara yang melewati mukosa keadaan suatu penyakit antara lain
bronkus yang mengalami mengenai pengertian, karakteristik dari
pembengkakan tidak merata tanda dan gejala yang muncul serta
penyebab penyakit asma bronkial.
Keperawatan
Ketidakmampuan koping keluarga yaitu Duxbury dan Higgins (2014)
perilaku dari individu pendukung seperti mengatakan bahwa peran caregiver
anggota keluarga yang sakit, teman dekat informal atau anggota keluarga itu sendiri
atau orang terdekat yang membatasi memiliki peran yang lebih besar dalam
kemampuan dan kapasitas pasien untuk meawat anggota keluaga yang sakit,
secara tepat dan efektif dalam melakukan sehingga peran tesebut tidak boleh
tugas penting dalam beadaptasi diabaikan oleh keluarga. peran ini

Sugiarto, Kurniawan, & Maryoto 957


menyediakan bantuan langsung tehadap mengenal masalah kesehatan,
pasien yang mempunyai hubungan dekat kemampuan mengambil keputusan
atau pribadi dengan penderita sepeti tindakan kesehatan yang tepat,
keluarga, tetangga teman dan tidak kemampuan merawat anggota keluarga,
dibayar untuk menjalankan tugas kemampuan mempertahankan suasana
perawatan tersebut. Oleh karena hal rumah yang menyenangkan dan
tersebut memodifikasi lingkungan untuk menjamin
kesehatan keluarga, kemampuan
Effendi (2013) mengatakan bahwa
memanfaatkan fasilitas pelayanan
sangat diperlukan dukungan dari keluarga
kesehatan disekitarnya bagi keluarga.
dalam siklus kehidupan dan akan semakin
Asuhan pada keluarga efektif dalam
dibutuhkan ketika seseorang sedang
perawatan klien yang berpusat pada
mengalami sakit sehingga tecapai kualitas
keluarga dengan delapan prinsip
hidup yang lebih baik.
perawatan (menghormati pasien,
Sesuai teori Setiadi (2012) mengatakan preferensi, kebutuhan express, koordinasi
bahwa sejauh mana keluarga mengetahui dan integrasi perawatan, informasi dan
memodifikasi lingkungan sumber-sumber pendidikan, keterlibatan teman- teman
keluarga yang dimiliki, dan keluarga, kontinuitas dan transisi,
keuntungan/manfaat pemeliharaan akses ke pelayanan kesehatan (Setiadi,
lingkungan, mengetahui pentingnya 2012).
hygiene sanitasi dan kekompakan antar
Evaluasi
anggota keluarga.
Evaluasi merupakan perbandingan
Sesuai teori Menurut Setiadi (2012) sistematis dan terencana tentang
mengatakan bahwa kemampuan keluarga kesehatan keluarga dengan tujuan yang
memanfaatkan fasilitas pelayanan telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
kesehatan dimana keluarga mengetahui bersinambungan dengan melibatkan klien
apakah keberadaan fasilitas kesehatan, dan tenaga kesehatan lainnya. Evaluasi
memahami keuntungan yang diperoleh disusun mengunakan SOAP secara
dari fisilitas kesehatan, tingkat operasional dengan tahapan sumatif
kepercayaan keluarga terhadap petugas (hasil) dan formatif (proses) (Setiadi,
kesehatan dan fasilitas kesehatan tersebut 2012).
terjangkau oleh keluarga. Keluarga dalam
Menurut Carpenito (2000) dalam
memanfaatkan pelayanan kesehatan,
Sumantri (2014) faktor- faktor yang
dimana biasa mengunjungi pelayanan
mempengaruhi kepatuhan diantaranya
kesehatan yang biasa dikunjungi dan
tingkat pendidikan, pemahaman tentang
cenderung yang paling dekat misalnya
pengetahuan, dukungan keluarga,
posyandu, puskesmas maupun rumah
kesakitan dan pengobatan, keyakinan,
sakit, hal ini dilakukan dengan alasan lebih
sikap serta kepribadian tingkat ekonomi.
efisien waktu dan merasa cocok. Menurut
Dukungan keluarga sangat diperlukan
teori Effendi (2013) kemampuan keluarga
pasien asma untuk dapat bertahan dalam
dalam menggunakan fasilitas kesehatan
menjalani hidup, karena keluarga
sangat penting untuk keluarga yang
merupakan bagian terdekat dari pasien.
mempunyai masalah asma. Penderita
Dukungan keluarga akan membuat
dapat memeriksakan kesehatannya
pasien asma merasa dihargai dan
secara rutin dan sebagai tempat jika ada
diterima, sehingga dapat meningkatkan
keluhan.
semangat dan motivasi dalam dirinya
Implementasi (Herawati, 2011).
Andarmoyo (2012) mengatakan bahwa
keluarga diperlukan untuk meningkatkan
status kesehatan anggota keluarganya,
sesuai dengan fungsi pemeliharaan
kesehatan. Keluarga mempunyai 5 tugas
di bidang kesehatan yang perlu dipahami
dan dilakukan, yaitu kemampuan

Sugiarto, Kurniawan, & Maryoto 958


SIMPULAN mengatakan membeli obat ke warung,
1. Pengkajian keperawatan keluarga pada An Y mengatakan paham dengan apa
keluarga Tn S didapatkan hasil bahwa yang diajarkan, An Y mengatakan ingin
Tn S tidak memeriksakan penyakit Tn S tidak kambuh lagi asmanya,
asma nya ke fasilitas layanan keluarga Tn S mengatakan rumahnya
kesehatan, Tn S hanya membeli obat memang gelap dan lembab, Tn S
di warung. Hal ini dibuktikan dengan mengatakan ingin merenovasi
terdapat beberapa lempeng obat di rumahnya namun terhalang masalah
rumahnya. finansial, keluarga Tn S mengatakan
akan merencanakan untuk berobat ke
2. Diagnosa keperawatan yang muncul puskesmas menggunakan bpjs yang
pada keluarga Tn S adalah dimiliki.
ketidakmampuan koping keluarga
berhubungan dengan ketidakmampuan SARAN
keluarga dalam memanfaatkan fasilitas Diharapkan dari Institusi Universitas
pelayanan kesehatan. Dengan batasan Harapan Bangsa kedepannya akan ada
karakteristik membelot dari perawatan yang melanjutkan penelitian ini karena
yang seharusnya, mengabaikan pentingnya koping keluarga pada
program pengobatannya ke fasilitas penderita penyakit kronis. Diharapkan
kesehatan, pengabaian, serta keluarga penelitian ini bermanfaat untuk
Tn S yakin masalah kesehatannya tidak perkembangan ilmu keperawatan dan
perlu diobati ke fasilitas kesehatan. diharapkan agar lebih banyak penelitian-
3. Intervensi ketidakmampuan keluarga penelitian terhadap pentingnya koping
dalam memanfaatkan fasilitas keluarga karena masih sedikit yang
kesehatan mengacu pada NIC yang meneliti tentang ketidakmampuan koping
berfokus pada panduan sistem keluarga.
pelayanan kesehatan (7400). NOC
yang berfokus pada pengetahuan : DAFTAR PUSTAKA
sumber-sumber kesehatan (1806). Almazini. (2012). Bronchial Thermoplasty
Pilihan Terapi Baru Untuk Asma.
4. Implementasi keperawatan keluarga Fakultas Kedokteran Uniersitas
yang dilakukan yaitu mendiskusikan Indonesia.
perawatan kesehatan Tn S, Andarmoyo, S. (2012). Keperawatan Keluarga
mengedukasi An Y dan Tn S mengenai Konsep Teori, Proses dan Praktik
pentingnya memakai dan Keperawatan. Graha Ilmu.
memanfaatkan layanan kesehatan,
Ardian. (2013). Pemberdayaan Keluarga
mengedukasi An Y dan Tn S mengenai Meningkatkan Koping Keluarga Asma.
perbandingan biaya, waktu dan faktor
resiko antara berobat ke puskesmas Badrah Siti dkk. (2014). Pengalaman Keluarga
dan membeli obat ke warung, Dalam Merawat Kesehatan Lansia.
menganjurkan keluarga untuk Uniersitas Indonesia.
memeriksakan kesehatan Tn S ke Coelho, K. dan. (2014). Family Health Nursing
puskesmas, menganjurkan Tn S untuk (Theory, Practice, and Research). Davis
kontrol secara rutin ke puskesmas agar Company.
kesehatannya terpantau dengan baik Dinas Kesehatan Jawa Tengah. (2018). Buku
Profil Kesehatam Profinsi Jawa Tengah
5. Berdasarkan evaluasi hasil, masalah
2018.
keperawatan ketidakmampuan koping http://dinkesjatengprov.go.id/v2018/doku
keluarga didapatkan hasil keluarga Tn men/profil_2018/index.html [diakses
S mengatakan paham dengan materi tanggal 27 Oktober 2020 jam 20.10]
pendidikan kesehatan tentang asma
Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga.
yang diberikan, keluarga Tn S sedikit
(2017). Profil Kesehatan Kabupaten
paham mengenai pengambilan Purbalingga tahun 2017.
keputusan, An Y mengetahui penyakit https://dinkes.purbalinggakab.go.id/wp-
yang di derita Tn S yaitu asma , An Y content/uploads/2018/08/Profil-

Sugiarto, Kurniawan, & Maryoto 959


Kesehatan-Kabupaten-Purbalingga-
Tahun-2017.pdf [diakses tanggal 28
Oktober 2020 jam 19.40]
Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga.
(2018). Profil Kesehatan Kabupaten
Purbalingga tahun 2018.
https://dinkes.purbalinggakab.go.id/wp-
content/uploads/2018/08/Profil-
Kesehatan-Kabupaten-Purbalingga-
Tahun-2018.pdf [diakses tanggal 28
Oktober 2020 jam 19.40]
Duxbury dan Higgins. (2014). Gender
differences in Work Family Conflict. 60–
74.
Effendi. (2013). Keperawatan Kesehatan
Komunitas : Teori dan Praktek Dalam
Keperawatan. Salemba Medika.
Herawati, D. (2011). Pendidikan Kesehatan
Dalam Keperawatan. EGC.
Herdman, H. (2018). North American Nursing
Diagnosis Association (NANDA) 2018-
2020. EGC Medical Publisher.
Joan. M. R, dan L. S. (2014). Buku Ajar :
Visual Nursing, Jilid satu. Binarupa
Aksara Publisher.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
(2017). Profil Kesehatan Indonesia.
Kementrian Kesehatan Indonesia.
Kemkes RI. (2018). Laporan Riset Kesehatan
Dasar 2018.
https://www.litbang.kemkes.go.id/laporan
-riset-kesehatan-dasar-riskesdas/
[diakses tanggal 29 November 2020 jam
13.00]
Muhlisin, A. (2012). Keperawatan Keluarga.
Gosyen Publishing.
Riyadi. (2015). Asuhan Keperawatan Pada
Anak. Graha Ilmu.
Setiadi. (2012). Asuhan Keperawatan
Keluaega. Graha Ilmu.
Sukamto. (2014). Asma Bronkial. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam (September, pp.
483–488).
Sumantri. (2014). Asuhan Keperawatan
Keluarga. Salemba Medika.
Wahid, A. (2013). Keperawatan Medikal
Bedah Asuhan Keperawatan Pada
Gangguan Sistem Respirasi. CVvTrans
info Media.
Widyanto. (2014). Keperawatan Komunitas
Dengan Pendeatan Praktis. Sorowajan.

Sugiarto, Kurniawan, & Maryoto 960

Anda mungkin juga menyukai