Anda di halaman 1dari 9

Pertemuan 3

Tutor : Ns. Nurul Fauziah, S.Kep, M. Med, Ed

Waktu: 2 x 60 menit

Submateri pertemuan:
1. Penghitungan kebutuhan cairan 24 jam (dewasa dan anak)
2. Formula Parkland
3. Penghitungan tetesan infus
4. Penghitungan dosis obat
5. Derajat dehidrasi

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia


MENGHITUNG ESTIMASI KEBUTUHAN CAIRAN
a. Dewasa
1. Berdasarkan umur dan berat badan
Umur (tahun) Kebutuhan cairan
(ml/kgBB)

16 – 30 40

31 – 55 35

56 – 75 30

≥ 76 25

Sumber: Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) (Kemenkes, 2014)

2. Berdasarkan kebutuhan kalori


1 ml per kkal

Sumber: Nelms et al. 2011

b. Anak
1. Berdasarkan berat badan (Holliday – Segar formula):
Berat Badan Kebutuhan cairan
(BB) (ml / 24 jam)

0 – 10 kg 100 ml / kgBB

11 – 20 kg 1000 ml + (50 ml x (BB – 10 kg))

≥ 20 kg 1500 ml + (20 ml x (BB – 20 kg))

Sumber: Nelms et al. 2011

Penghitungan kebutuhan cairan berdasarkan formula Holliday – Segar biasanya


digunakan pada anak-anak. Namun beberapa literature menyebutkan bahwa formula
ini juga dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan cairan pada orang dewasa.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia


Contoh Soal:
1. Seorang anak (6 tahun) memiliki berat badan 18 kg. Berapakah kebutuhan cairan anak
tersebut?
Jawaban:
Diketahui:
- Usia anak 6 tahun
- BB = 18 kg  gunakan rumus untuk BB 11 – 20 kg

Ditanya: kebutuhan cairan 24 jam

Perhitungan:
Kebutuhan cairan = 1000 ml + (50 ml x (18 – 10 kg)
= 1000 ml + (50 ml x 8)
= 1000 ml + 400 ml
= 1400 ml

2. Seorang klien (23 tahun) dengan berat badan 55 kg, tinggi badan 166 cm dengan kebutuhan
energi 2146 kkal. Berapakah estimasi kebutuhan cairan pada klien?
Jawaban:
Diketahui:
- Usia klien 23 tahun
- BB = 55 kg
- Kebutuhan kalori = 2146 kkal

Ditanya: kebutuhan cairan 24 jam

Perhitungan:
a. Menggunakan rumus berdasarkan umur dan BB (rumus BB 16 – 30 kg)
Kebutuhan cairan = 40 ml x kgBB
= 40 ml x 55 kg
= 2200 ml / 24 jam

b. Menggunakan rumus berdasarkan kebutuhan kalori


Kebutuhan cairan = 1 ml x kebutuhan kalori
= 1 ml x 2146 kkal
= 2146 ml / 24 jam

c. Menggunakan rumus Holliday – Segar (rumus untuk BB > 20 kg)


Kebutuhan cairan = 1500 ml + (20 ml x (BB – 20 kg)
= 1500 ml + (20 ml x (55 – 20 kg)
= 1500 ml + (20 ml x 35)
= 1500 ml + 700 ml
= 2200 ml / 24 jam

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia


FORMULA PARKLAND / BAXTER

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia


PENGHITUNGAN TETESAN INFUS (TERAPI CAIRAN INTRAVENA)

a. Flow rate (jumlah aliran)

Flow rate adalah jumlah volume cairan (milliliter) yang diberikan dalam 1 (satu) jam
atau 1 (satu menit).

Total volume yang dibutuhkan


= Flow rate
Waktu yang ditentukan (jam atau menit)

b. Drip rate (jumlah tetesan)

Menentukan jumlah tetes infus yang diperlukan:

Volume yang dibutuhkan


× Faktor tetesan = Jumlah tetes per menit
Waktu yang ditentukan (menit)

ATAU

Flow rate × Faktor tetes = Jumlah tetes per menit

Volume yang dibutuhkan 1


× = Jumlah tetes per menit
Waktu (jam) (60 : faktor tetes)

ATAU

1
Flow rate × = Jumlah tetes per menit
(60 : faktor tetes)

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia


c. Infusion time (waktu infus)

Infusion time adalah waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan volume infus yang
sudah ditentukan

Total volume yang diinfuskan


= Infusion time (waktu infus)
Flow rate

Faktor tetes:
 Faktor makro : 10, 15, atau 20 tetes/mL
 Faktor mikro : 60 tetes/mL

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia


PENGHITUNGAN DOSIS OBAT

Sebagai awal, mari kita mengulangi kembali konversi berat yang sering digunakan sebagai
satuan berat obat seperti gr (gram), mg (milligram), mcg (microgram) dan satuan volume obat
seperti ml (milliliter) atau cc dan L (liter).

Konversi:

Penghitungan Dosis Obat Oral


a. Berdasarkan sediaan obat

Dosis order
× sediaan (tablet, ml cairan) = Dosis yang diberikan
Dosis tersedia

b. Berdasarkan berat badan

BB (Kg) × ukuran dosis per KgBB = Dosis yang ditentukan

Setelah rumus b, kemudian penghitungan dosis dilanjutkan dengan rumus a.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia


DEHIDRASI

Dehidrasi merupakan kondisi kehilangan air dari tubuh atau jaringan atau keadaan yang merupakan
akibat dari kehilangan air abnormal (Guyton, 1995).

Klasifikasi atau derajat dehidrasi adalah sebagai berikut:

TANDA DAN GEJALA RINGAN SEDANG BERAT

(3 – 5 %) (6 – 10 %) (> 10 %)

Status mental Baik – gelisah Gelisah – apatis Letargi – koma

Heart rate Normal – meningkat Takikardi Takikardi

Napas Normal Takipnea Takipnea, dalam

Nadi Normal Normal – menurun Menurun – tidak


teraba

CRT Normal (< 2 detik) Normal – memanjang Memanjang (> 4 detik)


(2 – 4 detik)

Perfusi Hangat Dingin Dingin, berbintik-bintik

Tekanan darah Normal Normal Hipotensi

Mata Normal Agak cekung Cekung

Air mata (pada bayi / Normal Berkurang Tidak ada


anak)

Membrane mukosa Lembab Lengket Sangat kering

Turgor kulit Kembali dengan cepat > 2 detik Memanjang

Output urin Normal – agak Berkurang Minimal


berkurang

Rasa haus Biasa, tidak haus Haus, ingin minum Malas minum, tidak
banyak bisa minum

Sumber: Hostetler (2014), Mansjoer et al (2003)

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia


Catatan penting:
1. Kondisi dehidrasi berat merupakan penyebab timbulnya komplikasi berupa syok hipovolemik.
Tanda dan gejala dehidrasi berat kurang lebih sama dengan syok hipovolemik sehingga
intervensinya juga mirip.
2. Syok hipovolemik dapat disebabkan oleh etiologi yang bervariasi seperti dehidrasi berat,
perdarahan internal dan eksternal, penyakit gastrointestinal (mual – muntah), disfungsi ginjal,
dan penurunan permeabilitas vaskuler (Groenefeld, 2008)

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia

Anda mungkin juga menyukai