Sampling - Variabel Independen Yang Digunakan Dalam Penelitian Ini Adalah Ukuran
Sampling - Variabel Independen Yang Digunakan Dalam Penelitian Ini Adalah Ukuran
Oleh:
AGUNG KURNIAWAN
NPM :0711031002
Tlpn :081957387675
Email :agungvanpersi@gmail.com
Pembimbing I : Hi Harsono Edwin Puspita, S.E., M.Si.
Pembimbing II : Yenni Agustina, S.E., M.Sc., Akt.
Kata kunci: Equity risk premium, Ukuran Perusahaan, Return on equity, Debt to
equity ratio
2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar modal saat ini memiliki peran yang penting dalam kegiatan ekonomi suatu
negara. Dilihat dari fungsi pasar modal sebagai sumber pembiayaan dan investasi,
maka dua pelaku utama dalam pasar modal adalah emiten dan investor. Emiten
ialah perusahaan yang memperoleh dana dari pasar modal, sedangkan investor
High risk, high return merupakan prinsip dalam berinvestasi. Prinsip tersebut
yang tinggi tentu tidak ingin mendapatkan tingkat return yang sama dengan
menanggung resiko pada suatu investasi. Tambahan retun yang didapatkan oleh
premi resiko ekuitas atau equity risk premium. Annin dan Falaschetti (1998)
mendefinisikan equity risk pemium sebagai ekstra return yang didapatkan investor
kemungkinan resiko yang disebabkan oleh minimnya informasi ini semakin besar.
memiliki resiko informasi yang tinggi, sehingga investor cenderung untuk tidak
lebih yang tersedia dan semakin likuid saham pada perusahaan-perusahaan besar
bahwa ukuran perusahaan secara umum memiliki pengaruh negatif pada equity
Selain dari ukuran perusahaan yang dianggap dapat memberikan informasi yang
jelas mengenai kondisi perusahaan, investor secara detail akan menganalisa rasio-
sebagai perusahaan yang memiliki kinerja yang baik, sedangkan perusahaan yang
Rasio keuangan yang berasal dari laporan keuangan ini sering disebut faktor
fundamental. Return on equity merupakan rasio yang umun dipakai investor untuk
ekuitas sehingga dalam return on equity tersebut investor dapat melihat kinerja
negatif dan signifikan antara laba dengan resiko. Artinya semakin tinggi tingkat
efisiensi perusahaan dalam mengelola dananya maka akan semakin rendah resiko
yang ada, hal ini menyebabkan equity risk premium semakin rendah.
Selain itu yang diperhatikan investor adalah tinggi rendahnya tingkat hutang suatu
perusahaan. Hal ini dikarenakan rasio hutang dapat mempengaruhi tingkat return
yang akan investor dapatkan. Debt to equity ratio merupakan rasio yang
ekuitas yang dimiliki perusahaan. Debt to equity ratio yang tinggi menunjukan
beban perusahaan juga semakin berat. Tingkat hutang perusahaan yang tinggi
investor sebagai resiko perusahaan sehingga akan meningkatkan nilai equity risk
premium.
perusahaan memiliki pengaruh negatif pada equity risk premium tapi tidak
penelitian yang dilakukan Saiful & Erlina (2010) menyimpulkan bahwa ukuran
al. (2004) tentang biaya ekuitas dan atribut laba menemukan bahwa semakin
tinggi kualitas laba perusahaan, maka semakin rendah equity risk premium
terhadap return on equity dan didukung juga oleh penelitian Wijaya Oka (2000)
semakin tinggi resiko yang diterima, hal ini akan menaikan nilai equity risk
negatif dan signifikan antara return on equity dengan resiko. Sehingga semakin
tinggi return on equity maka semakin rendah yang diterima, hal ini akan
6
baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan hutang yang
melebihi targer struktur modal normal. Hal ini bermakna bahwa perusahaan
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Saiful &
Erlina (2010) yang berjudul “ Equity risk premium perusahaan yang terdaftar di
serta berbeda dalam periode penelitian. Berdasarkan latar belakang di atas serta
equity risk premium , maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul
LANDASAN TEORI
Capital asset pricing model diperkenalkan oleh Sharpe (1964) dan Linter (1965)
yang digunakan untuk menentukan return suatu asset pada saat kondisi
menggambarkan hubungan antara resiko dan return yang diharapkan, model ini
merupakan hasil utama dari ekonomi keuangan modern. Capital asset pricing
model (CAPM) memberikan prediksi yang tepat antara hubungan risiko sebuah
aset dan tingkat harapan pengembalian (expected return). Capital asset pricing
model sudah luas digunakan karena capital asset pricing model memiliki akurasi
Risk premium = Beta ( Expected Return on Market Portofolio – Risk Free Rate).
Dimana (expected return on market portofolio – risk free rate) disebut juga premi
Equity risk premium merupakan salah satu faktor dalam capital asset pricing
model. Anin dan Falascheti (1998) mendefinisikan equity risk premium sebagai
8
sehubungan dengan ekuitas miliknya. Sementara itu Martin dan Lillo (2003)
Terdapat dua cara umum untuk mencari equity risk premium, pertama
menggunakan data historis dan yang lain menggunakan perkiraan atau proyeksi
pasar. Dengan menggunakan data historis, asumsinya adalah bahwa apa yang
terjadi di masa lalu menggambarkan apa yang mungkin terjadi di masa depan.
lalu menyediakan indikasi terbaik dari apa yang akan terjadi di masa depan.
Mereka menyatakan bahwa return yang diharapkan terdiri dari dua komponen
utama, yaitu, tingkat return bebas risiko dan premi risiko yang dapat dirumuskan
sebagai berikut:
E(Ri) = Rf + β RPm
Keterangan:
β = beta saham i
RPm adalah selisih antara tingkat bunga investasi bebas resiko dengan tingkat
return investasi pasar modal. Penentuan equity market risk premium dengan
seperti volatilitas harga saham untuk menghasilkan base equity market risk
Beta (β) adalah faktor untuk meliput risiko sistematis dari suatu ekuitas. Beta
akan dikalikan dengan base equity market risk premium untuk mendapatkan
B. Ukuran Perusahaan
Tujuan utama ukuran perusahaan dapat didefinisikan sebagai upaya penilaian besar
atau kecilnya sebuah perusahaan. Ukuran perusahaan akan sangat penting bagi
investor dan kreditor karena akan berhubungan dengan resiko investasi yang
berdasarkan total asset, penjualan dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total
asset, penjualan, dan kapitalisasi pasar, semakin besar pula ukuran perusahaan
tersebut. Semakin besar asset maka akan semakin besar modal yang ditanam,
semakin besar penjualan, maka semakin besar perputaran uang, dan semakin besar
Diantara ketiganya, total asset dinilai lebih stabil dibandingkan dengan penjualan
kecilnya perusahaan yang nampak dalam nilai total asset perusahaan pada neraca
akhir tahun. Rachmawati dan Triatmoko (2007) menyatakan bahwa perusahaan yang
memiliki total asset besar dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu
tentang perusahaan yang lebih besar dan saham-saham mereka yang lebih likuid.
Semakin banyak informasi tersedia tentang perusahaan dan lebih likuid saham,
semakin rendah resiko yang dirasakan dalam perusahaan, maka semakin rendah
menengah atau kecil. Ukuran perusahaan yang didasarkan pada total aktiva yang
dimiliki oleh perusahaan diatur dengan ketentuan BAPEPAM No. 11/PM/1997, yang
menyatakan bahwa :
Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total asset yang dimiliki perusahaan.
Dikarenakan total asset bernilai miliyaran rupiah maka hal ini dapat disederhanakan
C. Retur on Equity
perusahaan. Return on Equity (ROE) merupakan salah satu alat utama investasi
yang paling sering digunakan dalam menilai sebuah perusahaan. Monteiro (2006)
menyatakan bahwa ROE adalah suatu rasio yang penting yang harus
equity (ROE) dihasilkan dari pembagian laba dengan ekuitas selama satu tahun
terakhir.
Rohaeni (2008) menemukan hubungnan yang negatif dan signifikan antara laba
dengan resiko.. Return on equity (ROE) yang tinggi merupakan cerminan dari
meminimalkan resiko yang ada pada perusahaan sehingga equity risk premium
efisien akan memperoleh laba diatas rata-rata laba normal. Return on equity
Debt to equity ratio (DER) merupakan kelompok dalam rasio solvabilitas. Rasio
ini menunjukkan komposisi atau struktur modal dari total pinjaman (hutang)
12
total utang dengan total modal. Westerfield dan Randolph (2002) menyatakan
debt to equity ratio merupakan suatu proksi untuk mengestimasikan hutang dalam
suatu perusahaan.
Debt to equity ratio (DER) dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal
yang dimiliki oleh perusahaan sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak
terbayarkan suatu hutang. Debt to equity ratio (DER) juga menunjukkan tingkat
hutang yang besar. Seperti apa yang disebutkan dalam teori trade-off penggunaan
hutang yang terlampau besar akan menimbulkan biaya kebangkrutan yang tinggi.
berpengaruh positif dan signifikan terhadap equity risk premium. Para investor
yang tinggi. Ketika terdapat penambahan jumlah hutang secara absolut maka akan
F. Desain Penelitian
Gambar 1
Rerangka Pemikiran
Ukuran Perusahaan
G. Pengembangan Hipotesis
Fama dan French (1995) berpendapat bahwa perusahaan yang mempunyai nilai
untuk memproduksi barang dengan jumlah terbatas. Oleh karena itu, perusahaan
yang berskala kecil mempunyai risiko yang lebih besar daripada perusahaan besar.
Perusahaan yang mempunyai risiko yang besar biasanya menawarkan return yang
perusahaan kecil memiliki risiko dan return yang lebih tinggi dibanding
perusahaan besar.
14
bisnis dan keuangan secara jelas dapat membantu investor dalam memahami
perusahaan tersebut.
informasi- informasi publik tentang perusahaan yang lebih besar dan saham-
saham mereka yang lebih likuid. Semakin banyak informasi tersedia tentang
perusahaan dan lebih likuid saham, semakin rendah resiko yang dirasakan
dalam perusahaan, maka semakin rendah equity risk premium yang terealisasi.
Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Boone,et al (2008) yang
informasi yang diterima investor cenderung lebih tinggi. Oleh karena itu, variabel
perusahaan.
yang tinggi bagi perusahaan itu sendiri dan juga bagi pemegang saham.
(Widodo, 2007).
Rohaeni (2009) menemukan hubungan yang negatif dan signifikan antara return
on equity dengan resiko. Sehingga semakin tinggi return on equity maka semakin
rendahi resiko yang diterima, hal ini akan menurunkan nilai equity risk premium.
modal sendiri untuk menghasilkan laba maka akan semakin rendah resiko yang
dirasakan oleh investor, maka akan semakin tinggi efisiensi perusahaan yang
tercermin dari return on equity maka equity risk premium yang akan terealisasi
akan semakin rendah. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis kedua yamg
diajukan adalah:
equity ratio (DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap equity risk
perusahaan
.
Debt to equity ratio yang tinggi akan mengakibatkan risiko finansial perusahaan
yang semakin tinggi. Dengan penggunaan hutang yang semakin besar akan
resiko keuangan suatu perusahaan, semakin besar tingkat risiko maka semakin
Dari penelitian diatas dapat disimpulkan semakin tinggi hutang perusahaan akan
semakin rendah tinggi resiko kebangkrutan yang akan dialami oleh perusahaan.
Semakin tinggi debt to equity ratio perusahaan maka equity risk premium yang
akan terealisasi akan semakin tinggi. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis
METODE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, digunakan tiga variabel independen dan satu variabel
return on equity, dan debt to equity ratio. Sedangkan variabel dependen dalam
B. Variabel Dependen
Variabel dependen yakni variabel yang dipengaruhi atau tertanggung oleh variabel
lain. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah equity risk premium. Equity
risk premium dapat dicari dengan pendekatan data historis dan pendekatan
proyeksi pasar. Pada penelitian ini, equity risk premium diukur menggunakan
terdiri dari dua komponen utama, yaitu, tingkat return bebas risiko dan premi
E(Ri) = Rf + β RPm
Keterangan:
β = beta saham i
RPm adalah selisih antara tingkat bunga investasi bebas resiko dengan tingkat
return investasi pasar modal. Penentuan equity market risk premium dengan
seperti volatilitas harga saham untuk menghasilkan base equity market risk
pada pasar negara berkembang (emerging market). Untuk penilaian base equity
market risk premium menggunakan tingkat premi risiko berdasarkan hasil riset
Tabel 1
US Market
Year risk
Premium
2011 6.04%
2010 5.20%
2009 4.36%
2008 6.43%
2007 4.37%
Social science researech network : http://pages.stern.nyu.edu/~adamodar/
Tabel 2
Menurut moodys.com obligasi dengan katagori B1, B2, B3 adalah obligasi yang
Beta (β) adalah faktor untuk meliput risiko sistematis dari suatu ekuitas. Beta akan
dikalikan dengan base equity market risk premium untuk mendapatkan equity risk
premium.
C. Variabel Independen
a. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dalam penelitian ini merupakan ukuran perusahaan (firm size)
b..Return on Equity
Return on Equity diukur dengan membagi laba setelah pajak dengan total ekuitas
perusahaan :
c. Debt EquityRatio
Debt to equity ratio (DER) adalah tingkat penggunaan hutang terhadap total
ekuitas yang dimiliki perusahaan. Debt to equity ratio (DER) dapat dihitung
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di BEI
tahun 2011
2. Perusahaan yang diteliti memiliki nilai laba bersih dan ekuitas yang positif.
penelitian.
Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan merupakan data sekunder
diterbitkan setiap tahunnya. Sumber data yang digunakan ini diperoleh melalui
1. Statistik Deskriptif
meliputi antara lain mean, median, maksimum, minimum, dan deviasi standar.
21
Data yang diteliti dikelompokkan menjadi empat yaitu equity risk premium,
regresi :
Keterangan:
α : Konstanta
e : Error
Tabel 3
Sampel Penelitian
Kriteria
Perusahaan yang mengalami ekuitas dan laba yang bernilai negatif. (30)
22
Total sampel 25
B. Pengujian Hipotesis
1. Statistik Deskriptif
Tabel 4
Deskriptif Variabel Penelitian
Descriptive Statistics
Tabel 5
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Dari persamaan diatas, nilai konstanta bernilai positif, artinya bahwa jika
debt to equity ratio konstan, maka akan meningkatkan nilai equity risk premium.
Tabel 6
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Dari tabel 4.8 diketahui bahwa nilai adjusted R square sebesar 0.131. Hal ini
berarti bahwa 13,1% equity risk premium dapat dijelaskan oleh variasi variabel
independen yaitu ukuran perusahaan, return on equity, dan debt to equity ratio
sisanya sebesar 86,9% (100% - 13,1%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar
model.
Uji Hipotesis
Tabel 7
Hasil Uji Hipotesis
Unstandardized
Coefficients
4.227 dengan signifikansi sebesar 0.037 dan < 0.05 yang berarti bahwa model
(X1) berpengaruh terhadap equity risk premium (Y) atau dengan kata lain H1 yang
premium diterima.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yakni hasil penelitian
yang tersedia pada perusahaan besar akan semakin rendah resiko yang dirasakan
dalam perusahaan, maka equity risk premium akan semakin rendah. Penelitian ini
Hasil pengujian menunjukkan nilai variabel return on equity (X1) sebesar -0.339
dengan signifikansi sebesar 0.000 dan < 0.05 yang berarti bahwa model regresi
berpengaruh terhadap equity risk premium (Y) atau dengan kata lain H1 yang
premium diterima.
negative dan signifikan terhadap equity risk premium . Hasil penelitian ini
25
yang meneliti biaya ekuitas dan atribut laba menemukan bahwa semakin tinggi
3. Pengaruh debt to equity ratio (X3) terhadap equity risk premium (Y).
Hasil pengujian menunjukkan nilai variabel debt to equity ratio (X3) sebesar
0.145 dengan signifikansi sebesar 0.025 dan < 0.05 yang berarti bahwa model
regresi tersebut signifikan. Dengan demikian secara parsial debt to equity ratio
(X3) berpengaruh terhadap equity risk premium (Y) atau dengan kata lain H1
yang menyatakan terdapat pengaruh antara debt to equity ratio terhadap equity
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa debt to equity ratio memiliki pengaruh
positifdan signifikan terhadap equity risk premium. Hasil penelitian ini konsisten
berpendapat bahwa tingkat yang lebih tinggi dari hutang diperkirakan akan
meningkatkan resiko yang dirasakan dan hal ini akan meningkatkan equity risk
(2008) dan Saiful & Erlina (2010) yang meyatakan bahwa hutang berpengaruh
.PENUTUP
A. Simpulan
Penelitian ini menguji pengaruh ukuran perusahaan, return on equity dan debt to
equity ratio terhadap equity risk premium. Dalam penelitan ini terdapat tiga
26
hipotesis yang diajukan dan ketiga hipotesis tersebut diterima secara statistik.
kali ukuran perusahaan akan menurunkan equity risk premium sebesar 4.227
kenaikan 1 kali debt to equity ratio akan menaikkan equity risk premium
B. Saran
subsector manufaktur.
Hal ini berarti bahwa 13,1 % equity risk premium dapat dijelaskan oleh
resiko tinggi. Resiko tidak selalu dikaitkan dengan sesuatu yang buruk. Di
bidang keuangan, resiko memilik arti yang berbeda dan lebih luas. Resiko
dengan apa yang investor inginkan. Ketika anda mendapatkan return yang
DAFTAR PUSTAKA
Annin, Michael and Dominic, Falaschetti. 1998.” Equity Risk Premium Article.”
IL: Ibbotson Associates.
28
Banz, Rolf W.1981.” The Relationship between Return and Market Value of
Common Stock.” Journal of Financial Economics. Vol. 9.
Boone, Jeff P., Khurana, Inder K. and Raman, K. K. 2008.” Audit Firm
Tenure and the Equity Risk Premium, Journal of Accounting Auditing and
Finance, Forthcoming”. www.ssrn. Com
Erb, Claude, Campbell R. Harvey and Tadas Viskanta, 1995, Country risk and
global equity selection, Journal of Portfolio Management, 21, Winter, 74--
83.
Gebhardt, W., Lee, C., dan Swaminathan, B. 2000. “ Toward and Implied Cost
of Capital”.Journal of Accounting Research 39 (1): 135-176
29
Rohaeni,Heni .2009.” Analsis dana pihak ketiga dan kredit bermasalah terhadap
laba ( study kasus PT Bank X).Skripsi. Jurusan Manajemen. IPB
Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, 2000, Analisis Laporan Keuangan, cetakan
kedua, Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Martin, J. Rudrigo, Fuentes, San and Lilo, Salvador, Zurita. (2003). The Equity
Risk Premium in Emerging Market: The Case of Chile.
Miswanto dan Suad Husnan. 1999. The Effect of Operating Leverage, Cyclicality,
and Firm Size on Business Risk. Gadjah Mada International Journal of
Business. Vol 1 No 1 (Mei) : 29-43.
Saiful dan Erlina. 2010.” Equity Risk Premium Perusahaan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya”
Simposium Nasional Akuntansi XIII
30