Hardware adalah semua jenis komponen pada komputer yang memiliki bentuk fisik,
bisa di lihat, dan dirasakan. Jadi, dapat dikatakan pengertian hardware dalam sistem
komputer adalah alat fisik komputer yang gunanya untuk melakukan beberapa proses
seperti input, output, dan proses.
1. Ciri-ciri Hardware
Beberapa ciri-ciri hardware adalah sebagai berikut.
• Memiliki bentuk fisik
Salah satu perbedaan software dan hardware adalah bentuknya. Software
hanya dapat di lihat tampilannya namun tidak memiliki bentuk fisik,
sementara hardware mempunyai bentuk fisik yang bisa di lihat dan dirasakan.
• Umumnya bersifat keras
Beberapa contoh hardware adalah keyboard, printer, scanner, dan perangkat
lainnya yang bersifat keras.
• Terdapat di bagian luar komputer
Kebanyakan hardware berada di bagian luar komputer. Namun, tidak
semuanya. Beberapa di antaranya ada yang berada di dalam komputer,
contohnya RAM dan CPU.
• Media penghubung antara user dan software
Hardware adalah perangkat yang berguna untuk menghubungkan antara user
dan software, dimana akan menerima input kemudian memberikan output
kepada user.
2. Fungsi Hardware
Utamanya, fungsi hardware adalah untuk memudahkan pengguna komputer
dengan seperangkat alat komputer yang bekerja secara baik. Namun, jika di
jabarkan ada beberapa fungsi hardware secara spesifik, yaitu:
a. Memberi output
Fungsi hardware yang pertama adalah untuk memberikan output kepada user
setelah proses pengolahan input di lakukan.
b. Menerima input
Fungsi hardware selanjutnya adalah menerima input. Selain memberikan
output, hardware juga menerima input yang di kirimkan oleh user.
c. Menyimpan informasi dan data
Hardware adalah perangkat keras di mana mempunyai fungsi untuk
menyimpan data output. Biasanya output tersebut akan di simpan dalam
perangkat penyimpanan komputer.
d. Mengolah informasi dan data
Selanjutnya, fungsi hardware adalah untuk mengolah data yang kemudian
menjadi informasi baru yang berguna agar dapat di pahami oleh manusia.
3. Jenis Hardware
Sejatinya, hardware masih terbagi menjadi lima bagian, yakni input device,
output device, processing device, storage device, dan peripheral device. Kelima
komponen ini memiliki peran dan fungsinya masing-masing:
a. Input device
Input device atau perangkat masukkan adalah perangkat keras yang berfungsi
untuk memasukkan perintah dan data ke dalam sebuah sistem komputer.
Dapat dikatakan bahwa input device merupakan sebuah gerbang masuk bagi
data yang nantinya akan diolah sistem komputer. Data yang sudah
dimasukkan kemudian akan dikonversi menjadi kode binary sehingga dapat
dibaca oleh memori utama komputer.
Di bawah ini adalah beberapa contoh dari perangkat input atau hardware
input device.
• Keyboard; Perangkat ini berfungsi untuk membantu user atau pengguna
memasukkan simbol, nomor, ke dalam komputer. Bentuknya seperti
papan dan masih ada banyak sekali tombol huruf, angka, dan simbol.
• Mouse; Perangkat yang berfungsi untuk menggerakkan kursor pada layar
perangkat komputer. Alat ini memudahkan kita memilih menu yang
terdapat di komputer.
• Scanner; Input device (perangkat masukan) ini berperan untuk mengubah
dokumen hard copy menjadi soft copy seperti PDF. Perangkat keras ini
sangat penting terkait pengarsipan dokumen-dokumen.
b. Processing device
Data yang telah dimasukkan melalui input device kemudian akan diolah pada
bagian processing device. Sebab, processing device sendiri adalah sebuah
perangkat yang berperan untuk mengolah data.
Proses ini secara spesifik dilakukan oleh Central Processing Unit (CPU) atau
yang juga dikenal sebagai otak dari sistem komputer. CPU bertugas untuk
menerima dan menjalankan data dan perintah ke bagian perangkat lunak
(software).
Setelah melalui processing device, data yang sudah diolah kemudian akan
dikeluarkan dan ditampilkan kepada pengguna. Data tersebut dapat berupa
gambar, video, serta audio (suara). Proses ini akan berlangsung di bagian
output device dan akan dikeluarkan melalui monitor, printer, headphone,
speaker, webcam dan mikrofon.
Di bawah ini adalah beberapa contoh dari perangkat output atau hardware
output device.
• Monitor; Ini adalah komponen utama yang wajib dimiliki dalam
melakukan berbagai macam pekerjaan yang berhubungan dengan
data serta dokumen.
• Printer; Printer adalah perangkat keras yang berfungsi untuk
mencetak berbagai dokumen yang dibutuhkan.
• Proyektor LCD; Proyektor LCD adalah perangkat keras yang
berfungsi untuk membantu menampilkan gambar atau video dari
sebuah perangkat komputer ke layar LCD.
d. Storage device
e. Peripheral device
Di bawah ini adalah beberapa contoh dari perangkat periferal atau hardware
peripheral device.
• Modem; Perangkat Keras ini adalah perangkat yang berfungsi
menjadi sebagai alat komunikasi, dimana mereka mengubah sinyal
Digital menjadi Frekuensi Analog, ataupun sebaliknya. Dengan
menggunakan Modem, maka akan dapat memungkinkan Komputer
untuk terhubung ke Internet.
• Wireless USB (WUSB); Ini adalah bentuk teknologi Universal Serial
Bus (USB) yang menggunakan tautan frekuensi radio (RF) daripada
kabel untuk menyediakan antarmuka antara komputer dan periferal,
seperti monitor, printer, drive eksternal, headset, pemutar MP3 dan
kamera digital.
C. Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak atau software adalah bagian dari komputer yang terdiri dari beberapa
perintah di mana pengoperasiannya di lakukan melalui mesin komputer. Dengan kata
lain, software adalah perangkat yang tidak punya wujud fisik. Penjelasan lebih lanjut,
pengertian software adalah perangkat lunak berisi data yang di program atau di
simpan dengan fungsi-fungsi tertentu.
3. Jenis-jenis Software
Semakin berkembangnya teknologi membuat jenis-jenis software pun makin
beragam. Bahkan saat ini sudah banyak perangkat lunak mulai dari yang gratis
hingga berbayar. Adapun jenis-jenis software adalah sebagai berikut.
a. Operating system
Salah satu jenis software adalah operating system. Perangkat lunak ini
berfungsi mengelola semua perangkat keras yang terhubung ke CPU
komputer. Operating system juga membantu menerjemahkan aktivitas
dengan mengelola proses yang di perintah pengguna lalu di sebarkan ke
CPU sehingga perintah tersebut dapat di jalankan dengan benar di
komputer. Contoh operating system software adalah Microsoft
Windows, UNIX, MacOS, Linux.
b. Programming language
Jenis software programming language adalah bahasa yang di gunakan
untuk menulis program. Contoh software ini meliputi HTML, JAVA,
PHP, C, C++ dan masih banyak lainnya. Bahkan jika kamu membuat
bahasa pemrograman ini, kamu tetap memerlukan perangkat lunak
khusus untuk merancang program berdasarkan metode dan struktur
dalam bahasa pemrograman itu sendiri.
c. Program aplikasi
Program aplikasi adalah perangkat lunak yang umumnya kita jumpai
dalam kegiatan sehari-hari. Perangkat lunak ini bisa berfungsi sesuai
tujuan pembuatannya. Contoh software program aplikasi adalah
Microsoft Office Excel, Microsoft Office Word, dan MYOB.
2. Fungsi Brainware
Setelah memahami penjelasan mengenai pengertian brainware diatas hingga
pengertiannya pada dunia bisnis, berikut ini adalah beberapa fungsi dari
brainware secara umum :
a. Sebagai Administrator
Administrator adalah tugas seorang yang dianggap memiliki kemampuan
untuk mengelola suatu sistem operasi berserta juga program- -program
yang dijalankan dari sebuah komputer atau jaringan dalam perusahaan.
Selain itu ada juga database administrator yang bertanggung jawab
terhadap kelancaran sistem database perusahaan termasuk juga bertugas
untuk mengatur, mengelola serta menyimpan arsip mau pun data- data
penting perusahaan.
b. Sebagai Programmer
Dengan bergantungnya dunia dengan teknologi, maka begitu juga
perusahaan yang mempunyai programmer mereka sendiri. Programmer
sendiri bertugas untuk membuat program yang dibutuhkan perusahaan
dalam sistem komputerisasi. Disamping itu programmer juga berperan
sebagai pihak yang turut menjaga keamanan dan kelancaran keseluruhan
sistem komputer perusahaan.
c. Sebagai Operator
Setelah Programmer dan Administrator, berikutnya adalah Operator
yang bertugas untuk menjalankan sistem operasi serta program dalam
perangkat komputer perusahaan. Disini Operator akan bertindak dalam
melakukan perawatan sistem operasi komputer, menyiapkan akses pada
data dan informasi dan lain- lain.
3. Jenis-jenis Brainware
Seorang pengguna komputer yakni brainware atau yang biasa disebut juga
dengan user, dapat dibagi menjadi beberapa jenisnya tersendiri mengikuti tugas
yang mereka lakukan. Beberapa jenis- jenis brainware adalah sebagai berikut :
a. Programer
Yakni seseorang yang mempunyai kemampuan dan keahlian dalam
menguasai salah satu atau lebih bahasa pemrograman dalam dunia
komputerisasi. Programmer disini bertugas untuk membuat dan
mempersiapkan program yang dibutuhkan serta juga dapat mendukung
sistem komputer yang akan dibuat atau telah dirancang. Posisi ini
menjadi posisi yang penting terlebih lagi jika adanya serangan hack atau
virus pada database perusahaan, maka Programmer akan melakukan
tindakan perlindungan yang diperlukan.
b. Operator Komputer
Berikutnya adalah operator komputer yakni seorang yang dianggap
memiliki kemampuan dalam pengoperasian sistem operasi mau pun
program- program yang dipakai oleh perusahaan. Ini juga termasuk
dalam menjalankan aplikasi- aplikasi, penyimpanan data dan lain- lain.
c. Teknisi Komputer
Teknisi komputer adalah seseorang dengan kemampuan, memiliki
keahlian khusus tersendiri untuk merawat, mengatasi hingga
memperbaiki berbagai jenis masalah yang sering atau mungkin terjadi
dan muncul pada komputer. Bidang pekerjaan ini menuntut pengetahuan
yang luas mengenai semua perangkat- perangkat yang berhubungan erat
dengan komputer.
d. Project Manager
Seorang pemimpin tentunya harus mempunyai kriteria tersendiri
mengingat ia akan memimpin banyak karyawan serta proyek pekerjaan
di bawahnya. Sehingga perusahaan yang ingin mempekerjakan seorang
sebagai project manager harus lebih dahulu mempunyai basic
kepemimpinan dan dedikasi dalam membimbing orang- orang yang
bekerja sebagai bawahannya nanti.
e. Konsultan
Seseorang dengan brainware di bidang yang satu ini juga harus
mempunyai kriteria spesifik pula. Seorang konsultan tidak hanya
mempunyai cangkupan ilmu yang luas dan bisa membaca arah serta
keadaan, namun juga dapat memberikan nasehat atau konsultasi yang
dapat membawa klien dalam menentukan langkah mereka selanjutnya.
BAB
A. Protokol Jaringan
1. Pengertian Protokol Jaringan
Dilansir dari lama techtaret, protokol jaringan adalah perangkat sistem yang
mengatur dan menentukan cara memformat, mengirim, dan menerima data,
sehingga perangkat jaringan komputer dapat berkomunikasi, terlepas dari
perbedaan infrastruktur, desain, atau standar yang mendasarinya.
Jadi secara sederhana, protokol jaringan merupakan sistem yang mengatur
komunikasi, hubungan, dan perpindahan data yang ada pada sebuah komputer
dan jaringan. Sistem ini lah yang menentukan aturan-aturan yang perlu ditaati
oleh perangkat pengirim dan juga penerima agar hubungan jaringan berlangsung
dengan baik.
Komputer dan perangkat lain tidak akan dapat berkomunikasi satu sama lain
tanpa menggunakan protokol jaringan. Akibatnya, hanya sedikit jaringan yang
dapat berfungsi, kecuali jaringan khusus yang dibangun dengan arsitektur
tertentu, tapi jaringan internet seperti yang kita kenal tidak akan ada. Hampir
semua perangkat akhir pada jaringan mengandalkan protokol jaringan untuk
konektivitas.
Pada awalnya, protokol jaringan hanya digunakan untuk menghubungkan
beberapa node saja. Namun seiring dengan perkembangan internet, munculah
beberapa jenis protokol yang berbeda.
Nah, untuk menghindari terjadinya ketidakcocokan antara jenis protokol jaringan
yang berbeda munculah sebuah standarisasi protokol yang disebut Open System
Interconnection (OSI). Sehingga OSI dapat berperan sebagai konsep dasar dan
preferensi teori cara protokol jaringan bekerja. Untuk saat ini, TCP/IP adalah
standar protokol yang sering digunakan dan diterima secara umum.
Contoh sebuah protokol jaringan adalah ketika Anda mencoba mengirimkan
email. Email dalam komputer bisa disebut dengan sebuah data. Sehingga email
yang dikirimkan pada seseorang dari komputer satu ke komputer lain merupakan
pengiriman data.
Jadi ketika Anda mengirimkan email, pasti email tersebut akan melewati
beberapa protokol jaringan. Dan semua protokol harus dilalui agar email tersebut
bisa terkirim dan diterima komputer lain pada jaringan yang sama atau berbeda.
B. TCP/IP
1. Pengertian TCP/IP
Secara garis besar, ketika sebuah perangkat dihubungkan atau dikoneksikan
dengan perangkat lainnya, protokol akan menjembatani proses komunikasi. Nah,
protokol paling terkenal dan sering digunakan yaitu TCP/IP.
Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) adalah suatu standar
komunikasi data dalam jaringan komputer yang digunakan untuk proses
pertukaran data antar perangkat. Pertukaran data tersebut biasanya dilakukan
oleh komunitas tertentu yang terhubung melalui jaringan internet. Dengan kata
lain, terdapat lebih dari satu perangkat komputer yang terhubung dan
berinteraksi menggunakan TCP/IP.
Sederhananya, tugas TCP/IP yaitu untuk mengatur semua perangkat atau
pengguna bisa menjalin komunikasi. Seluruh proses pengiriman dan penerimaan
data dilakukan dengan prosedur yang tepat dan aman. Sesuai namanya, terdapat
dua buah protokol yang digunakan TCP/IP yaitu protokol TCP dan protokol IP.
TCP/IP mulai dikembangkan pada akhir dekade 1970-an sebagai protokol
standar dalam membentuk Wide Area Network (WAN). Protokol ini merupakan
standar open-network yang sifatnya independen sehingga bisa digunakan
dimana saja. Selain itu, TCP/IP juga bersifat routable dimana memungkinkan
perangkat dengan sistem operasi berbeda tetap dapat dihubungkan, misalnya
Windows dan UNIX.
2. Fungsi TCP/IP
Seperti yang sudah Dewaweb singgung sebelumnya, fungsi utama TCP/IP
adalah menghubungkan sejumlah perangkat komputer agar dapat melakukan
komunikasi dalam jaringan internet. Namun, TCP/IP juga memiliki fungsi lain
yang diantaranya mencakup beberapa hal berikut:
• Mengirim file atau berkas terenkripsi.
• Memungkinkan melakukan fitur name server.
• Meski terkendala jarak, pengguna masih dapat masuk akses dengan cara
remote login di komputer lain.
• Menjalankan perintah massal pada produk yang persis sama di semua
perangkat yang tergabung dalam jaringan, atau disebut remote execution.
• Menerima atau mengirim computer mailing.
• Melakukan sharing file dengan memanfaatkan fitur Network File System
(NFS).
4. Layer TCP/IP
Berikut ini adalah beberapa layer utama dari protokol TCP/IP:
a. Application layer
Application layer atau lapisan aplikasi merupakan lapisan dasar dalam
protokol TCP/IP. Pada layer ini, protokol memiliki kontak dengan pengguna
komputer secara langsung. Aplikasi yang digunakan pengguna akan
mempengaruhi jenis protokol lanjutannya. Misalnya, ketika kamu membuka
dan menjalankan web browser, maka perangkat akan menjalankan protokol
HTTP secara otomatis.
b. Transport layer
Transport layer atau lapisan transportasi berfungsi untuk memastikan setiap
komunikasi dalam jaringan berjalan lancar. Transport layer berada satu
tingkat di atas lapisan aplikasi dengan dua protokol utama, yakni TCP dan
UDP. Protokol TCP berperan mengamankan pengiriman data, sementara
protokol UDP memungkinkan data dapat dikirim secara cepat.
c. Network layer
Network layer atau lapisan jaringan merupakan proses dimana setiap
perangkat komputer diberikan identitas berupa IP address. Pemberian IP
address berperan sebagai alamat yang berguna untuk mengkoneksikan
sejumlah perangkat dalam jaringan. Selain itu, IP address juga dapat
mencegah terjadinya kesalahan alamat ketika dilakukan pengiriman paket.
Pada prosesnya, network layer memecah data yang akan dikirim sesuai
ukuran media yang akan dilalui. Pecahan data tersebut kemudian
dienkapsulasi hingga akhirnya dikirimkan ke alamat tujuan berdasarkan IP
address dan jalur paketnya masing-masing.
d. Network interface layer
Network interface layer atau lapisan antarmuka jaringan merupakan bagian
yang melakukan interaksi dengan perangkat secara langsung. Hardware atau
dalam hal ini adalah komputer memiliki peran penting untuk mendukung
proses transmisi data berbentuk sinyal. Nah, sinyal tersebut selanjutnya
dikirimkan melalui media kabel tembaga (fiber optic), atau nirkabel
(wireless).
C. OSI Layer
1. Pengertian OSI Layer
Setiap komputer dalam jaringan memiliki cara berkomunikasinya masing-
masing. Komputer bermerek A memiliki bahasa sendiri, dan hanya bisa
berkomunikasi dengan perangkat lain yang bermerek sama. Hal tersebut juga
terjadi pada sistem jaringan. Di mana pertukaran informasi antar jaringan tidak
bisa terjalin dengan baik. Sementara tentu saja proses komunikasi dibutuhkan
tidak hanya oleh komputer dalam satu sistem jaringan tertentu.
Maka, dibutuhkan standar khusus untuk memungkinkan komunikasi dapat
terjalin secara menyeluruh. Oleh karena itulah, kemudian ISO (International
Standart Organization) menetapkan standar OSI Layer tentang protokol
komunikasi untuk segala jenis sistem jaringan.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa OSI Layer adalah sebuah konsep yang
memungkinkan pertukaran informasi terjadi antara berbagai jenis sistem
komunikasi komputer, dengan menggunakan protokol standar, yaitu TCP/IP.
Standar OSI Layer bekerja dalam prosedur yang sistematis. Konsep ini membagi
alur sistem komunikasi secara runtut ke dalam tujuh lapisan abstrak (layer)
dengan peranannya masing-masing. Berikut penjelasan mengenai tujuh lapisan
dalam konsep OSI Layer.
a. Application
Tahapan ini berhubungan langsung dengan pengguna. Application Layer
merupakan prosedur penyambungan komunikasi dari perangkat. Artinya,
Application Layer adalah penghubung antara perangkat dan sistem
komunikasi.
Contohnya saat mengirim surel. Program e-mail, seperti Gmail, akan
memulai komunikasi dengan jaringan sebelum pesan bisa dikirim. Di
sinilah Application Layer berlangsung melibatkan protokol HTTP,
SMTP, FTP, dan telnet.
b. Presentation
Presentation Layer bertanggung jawab untuk mempersiapkan data agar
bisa digunakan dengan program tertentu. Atau dengan kata lain,
mempresentasikan data agar program tersebut dapat menyerap,
mengakses, dan menggunakannya.
Presentation Layer berperan sebagai penerjemah bahasa komunikasi
yang berbeda antara dua perangkat komputer. Melakukan enkripsi data
dari perangkat sumber, lalu men-dekripsi-nya pada perangkat penerima.
c. Session
Durasi waktu yang diperlukan untuk berkomunikasi disebut Session atau
sesi. Lapisan ini bertanggung jawab untuk membuka jaringan dalam
durasi waktu yang cukup agar pertukaran data berjalan dengan baik.
Session Layer mengirimkan data melalui pos-pos. Contohnya, untuk
mengirim 100 data, Session Layer bisa mengatur penempatan pos setiap
10. Jika setelah mencapai 50 tiba-tiba jaringan putus, maka pengiriman
data bisa diulangi dari pos terakhir.
d. Transport
Transport Layer berperan sebagai penanggung jawab kiriman pesan
antara dua perangkat. Mengambil data dari layer sebelumnya dan
meneruskannya ke lapisan berikutnya, sekaligus memastikan bahwa data
tersampaikan dengan baik.
Lapisan ini juga bertanggung jawab mengendalikan alur komunikasi
antara dua perangkat yang kecepatan internetnya berbeda agar dapat
saling mengoptimalkan. Juga, memastikan data tersampaikan secara
lengkap dan meminta kiriman ulang jika gagal.
e. Network
Network berarti jaringan. Dalam hal ini, Network Layer bertugas untuk
memberikan jalur, sebagai fasilitas bagi proses pertukaran informasi
antara dua jaringan berbeda. Network Layer tidak diperlukan pada
komunikasi perangkat di jaringan yang sama.
Network Layer mencari jalur komunikasi terbaik antarjaringan (routing).
Lapisan ini menyalurkan data kiriman dari perangkat sumber dengan cara
membaginya dalam paket-paket kecil. Lalu menyusunnya kembali ketika
telah sampai pada perangkat penerima.
f. Data Link
Jika Network Layer adalah penyalur informasi antarjaringan, Data Link
merupakan pemberi jalur komunikasi di dalam jaringan yang sama.
Tugas-tugasnya hampir sama dengan Network Layer dan Transport
Layer, hanya saja internal dalam satu jaringan.
g. Physical
Lapisan paling dasar dari ketujuh OSI Layer. Bertanggung jawab
mentransmisikan data dalam bentuk bit stream. Physical Layer
mencakup segala peranti pertukaran informasi yang dimiliki oleh dua
perangkat yang melakukannya, termasuk kabel dan tombol-tombol.
Bit stream bisa dikatakan sebagai data digital. Bentuknya tak kasat mata
dan berurutan melalui alur tertentu yang bisa ditransmisikan melalui
media fisik. Contoh data digital, seperti tegangan listrik, frekuensi radio,
frekuensi internet, cahaya, dan lain-lain.
E-mail yang Anda kirimkan bergerak melalui ketujuh lapisan OSI Layer
di atas. Proses yang cukup panjang, bukan? Sebelumnya mungkin Anda
tak pernah membayangkan bagaimana proses itu berjalan.
D. Subnetting
1. Pengertian Subnetting
Subnetting adalah teknik memecah network (jaringan komputer) menjadi
beberapa subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP
Address kelas A, kelas B, dan Kelas C saja. Dan dengan teknik subnetting, maka
suatu network dapat menciptakan beberapa network tambahan, tetapi hal itu
sayangnya bisa mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network
tersebut.
Secara sederhana, subnetting itu sama halnya dengan analogi sebuah jalan.
Misalnya, Jalan Gatot Subroto terdiri dari beberapa rumah bernomor 01-08. Dan
rumah bernomor 08 adalah rumah ketua RT yang memiliki tugas untuk
mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah yang ada di wilayah
jalan Gatot Subroto tersebut.
Kemudian, ketika rumah di wilayah itu semakin banyak, pastinya hal tersebut
akan menimbulkan kemacetan dan hal-hal buruk merepotkan lainnya. Karena
itulah kemudian rumah-rumah baru tersebut akan diatur lagi, seperti dibuat gang-
gang, diberi nomor rumah, dan setiap gang memiliki ketua RT-nya masing-
masing. Upaya tersebut tentunya untuk memecahkan kemacetan, efiesiensi, dan
optimalisasi transportasi. Serta ketua RT dalam hal ini berperan sebagai
previledge untuk mengelola wilayahnya masing-masing di setiap gang.
Sebenarnya seperti itu pulalah cara kerja Subnetting. Namun Subnetting bukan
berupa jalan, tapi berupa network (jaringan komputer). Dalam artian untuk
memudahkan pengoptimalisasian jaringan komputer dalam suatu lembaga,
kantor, atau hal-hal lainnya yang rasanya perlu untuk di subnetting.
Misalkan saja sebuah kantor ingin membagi kerja menjadi 3 divisi, dengan
masing-masing divisi memiliki 15 komputer (host). Dan untuk dapat membagi
jaringan ke-3 divisi tersebut, dalam halnya untuk optimalisasi dan efisiensi kerja
jaringan, maka jaringan di kantor itu perlu untuk di Subnetting.
Ada beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan Subnetting, yang
diantaranya adalah,
• Untuk meng-efisienskan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan guna
dapat memaksimalkan penggunaan IP Address tersebut.
• Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan
dalam suatu jaringan komputer, karena pada dasarnya Router IP hanya
dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang
berbeda apabila network tersebut memiliki IP Address yang unik.
• Meningkatkan pengamanan dan mengurangi kongesti atau
ketidakstabilan akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.
Sedangkan untuk melakukan proses subnetting, maka kita perlu melakukan
beberapa proses yang diantara lain adalah:
• Menentukan jumlah subnet yang dihasilkan oleh subnet mask
• Menentukan jumlah host per subnet
• Menentukan subnet yang valid
• Menentukan alamat broadcast untuk tiap subnet
• Menentukan host – host yang valid untuk tiap subnet
Masih sama halnya dengan analogi jalan yang tadi dijelaskan di atas. Cara kerja
Subnetting pun mirip dengan nomor rumah jalan, ketua RT dan lain yang kita
jelaskan tadi. Seperti Network Address (ibaratnya nama jalan) dan Host Address
(nomor rumah) dan Broadcast Address (Ketua RT), yang bertugas mengirimkan
pesan ke semua host yang terdapat di network tersebut.
2. Subnetting FLSM
FLSM (Fixed Length Subnet Mask) singkatnya adalah sebuah metode
perhitungan atau cara untuk memecah sebuah network menjadi sub-network yang
lebih kecil, yang tiap subnetnya memiliki panjang yang sama.
IPv4 terdiri dari 32 bit, Nah 32 bit tersebut dibagi menjadi 4 Oktet bilangan
desimal. Pada setiap oktet terdapat 8 bit dan masing-masing oktet dipisahkan
menggunakan tanda titik / dotted.
a. Metode Pengalamatan
• Classfull yaitu metode pengalamatan menggunakan kelas IP.
• Classless adalah metode pengalamatan IP tanpa menggunakan Kelas,
Classless menggunakan CIDR atau yang biasa disebut dengan “prefix”
untuk menentukan panjang sebuah subnet.
1) Classfull
IP address dibagi menjadi beberapa kelas, seperti berikut.
Kelas A
Memiliki Network ID sebesar 8 bit dan Host ID sebesar 24 bit, Kelas A
memiliki Net ID yang lebih sedikit dibandingkan dengan Host ID.
bit pertama : 0
Oktet pertama : 0–127
Range : 1.0.0.1-126.255.255.254
Subnetmask : 255.0.0.0 /8
Kelas B
Memiliki Network ID sebesar 16 bit dan Host ID sebesar 16 bit, Kelas B
memiliki Net ID dan Host ID yang sama banyaknya.
bit pertama : 10
Oktet pertama : 128-191
Range : 128.1.0.1-191.255.255.254
Subnetmask : 255.255.0.0 /16
Kelas C
Memiliki Network ID sebesar 24 bit dan Host ID sebesar 8 bit, Kelas C
memiliki Net ID yang lebih banyak dibandingkan dengan Host ID
Kelas D
Digunakan untuk keperluan multicast group
Range : 224.0.0.0-239.255.255.255
Kelas E
Untuk keperluan penelitian, riset, dan eksperimen
Range : 240.0.0.0-254.255.255.254
2) Classless
CIDR atau yang biasa disebut dengan prefix, merupakan sebuah penentu
banyaknya bit bernilai 1 dalam suatu IP address.
b. Istilah-istilah dalam Subnetting
Net ID / Network ID
Digunakan untuk menentukan keberadaan sebuah komputer / host berada di
di dalam jaringan yang mana. Gampangnya Network ID ini seperti nomor
gang di kompleks perumahan.
Host ID
Sedangkan host ID adalah alamat IP address pada setiap host, ataupun
perangkat jaringan. Kalau di ibaratkan Network ID adalah sebuah nomor
gang, maka Host ID adalah nomor setiap rumah-rumah yang ada di dalam
gang tersebut.
Subnetmask
Digunakan untuk membedakan mana Host ID dan Net ID, Subnetmask
berfungsi untuk menentukan porsi sebuah Host ID dan Net ID pada sebuah
network.
Broadcast ID
adalah suatu alamat IP address yang difungsikan untuk mengirimkan paket
broadcast ke setiap host yang berada pada broadcast ID yang sama.
c. Perhitungan
Contoh soal pertama
Ada sebuah IP 192.168.100.10/25 tentukan Network, Range Host dan
Broadcast.
1) Mencari subnetmask diatas terdapat prefix 25 yang artinya ada 25 bit
yang bernilai 1 dan 7 bit yang bernilai 0.
11111111 = jika di desimalkan sama dengan = 255
10000000 = jika di desimalkan sama dengan = 128
jadi
11111111.11111111.11111111.10000000 =
255.255.255.128
Blok pertama
Network : 192.168.10.0 /25
Range Host : 192.168.10.1 - 192.168.10.126
Broadcast : 192.168.10.127
Blok Kedua
Network : 192.168.10.128 /25
Range Host : 192.168.10.129 - 192.168.10.254
Broadcast : 192.168.10.255
Karena 192.168.10.10 termasuk kedalam Blok pertama dengan range
Host 192.168.10.1–192.168.10.126 maka, jawabannya adalah.
Network : 10.10.0.0
Netmask : 255.255.128.0
Subnet : 2 pangkat 1 = 2
Host Valid : 2 pangkat 15 - 2 = 32766
Host Blok Subnet : 256-128 = 32 (0, 128, 256)
Blok Pertama
Network : 10.10.0.0 /17
Range Host : 10.10.0.1 - 10.10.127.254
Broadcast : 10.10.127.255
Blok Kedua
Network : 10.10.128.0 /17
Range Host : 10.10.128.1 - 10.10.255.254
Broadcast : 10.10.255.255
Karena 10.10.125.1 termasuk dalam range 10.10.0.1–10.10.127.254 pada
blok pertama maka hasilnya adalah.
3. Subnetting VLSM
Berbeda dengan FLSM yang sudah kita pelajari sebelumnya yang perhitungan
subnettingnya menghasilkan lebar subnet yang sama, di VLSM (Variable Length
Subnet Mask) kita dapat melakukan perhitungan subnetting yang lebar subnet
antar subnetnya bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
*Akan lebih mudah memahami VLSM apabila anda sudah menguasai FLSM.
Oke, Lanjutt, kita akan coba contoh kasus semisal dalam sebuah perusahaan
membutuhkan :
R2 : 50 Host
R4 : 110 Host
R3 : 200 Host
Subnet Pertama
Network : 172.168.0.0
Range Host Awal : 172.168.0.1
Range Host Akhir : 172.168.127.254
Broadcast : 172.168.127.255
Subnet Kedua
Network : 172.168.128.0
Range Host Awal : 172.168.128.1
Range Host Akhir : 172.168.255.254
Broadcast : 172.168.255.255
Bisa kita lihat IP 172.168.0.0/17 hanya menghasilkan 2 buah subnet yang setiap
subnetnya berisi 32764 Host, banyak sekali, sedangkan yang kita butuhkan
adalah 3 buah subnet dan host yang tidak lebih dari 254 Host pada setiap
subnetnya. Tentunya pada kasus diatas perhitungan FLSM tidak efisien karena
banyak menghasilkan IP yang tidak terpakai.
Untuk itu kita akan pakai perhitungan VLSM. Oke langsung gass.
R2 : 50 Host
R4 : 110 Host
R3 : 200 Host
R1 - R2
R1 - R4
R1 - R3
R1-R2
Karena hanya untuk kebutuhan Point to Point maka, kita hanya memerlukan
2 Buah IP untuk tiap Link, berarti kita menggunakan prefix /30 yang jumlah
hostnya 2.
Tersedia 2 Host
Network : 172.168.1.192/30
Range Host : 172.168.1.193 - 172.168.1.194
Broadcast : 172.168.1.195
R1-R4
Tersedia 2 Host
Network : 172.168.1.196/30
Range Host : 172.168.1.197 - 172.168.1.198
Broadcast : 172.168.1.199
R1-R3
Tersedia 2 Host
Network : 172.168.1.200/30
Range Host : 172.168.1.201 - 172.168.1.202
Broadcast : 172.168.1.203