Anda di halaman 1dari 7

Pertemuan 1

Al Baqoroh 30
ۖ ٓ
ِ ‫ض َخلِيفَ ٗة قَالُ ٓو ْا َأت َۡج َع ُل فِي َها َمن يُ ۡف‬
‫س ُد فِي َها‬ ِ ‫ل فِي ٱَأۡل ۡر‬ٞ ‫اع‬ ِ ‫َوِإ ۡذ قَا َل َربُّكَ لِ ۡل َم ٰلَِئ َك ِة ِإنِّي َج‬
َ ‫ِّس لَ ۖكَ قَا َل ِإنِّ ٓي َأ ۡعلَ ُم َما اَل ت َۡعلَ ُم‬
‫ون‬ َ ُ‫َويَ ۡسفِ ُك ٱل ِّد َمٓا َء َونَ ۡحنُ ن‬
ُ ‫سبِّ ُح بِ َحمۡ ِدكَ َونُقَد‬

30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui".

Pertemuan 1 (selasa 30-07-2019)


1. Hakekat Manusia
Hakikat adalah kebenaran atau sesungguh-sungguhnya

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dibekali dengan akal dan pikiran. Manusia
merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki derajat paling tinggi di antara
citaannya yang lain. Hal yang paling penting dalam membedakan manusia dengan makhluk
lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan, dan keyakinan
untuk mempertinggi kualitas hidupnya di dunia.
Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah, alaqah, dan
mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang memiliki berbagai
kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia yang telah diberikan
Allah Swt.
Dengan demikian al-Quran tidak berbicara tentang proses penciptaan manusia pertama.
Yang dibicarakan secara terinci namun dalam ungkapan yang tersebar adalah proses
terciptanya manusia dari tanah, saripati makanan, air yang kotor yang keluar dari tulang
sulbi, alaqah, berkembang menjadi mudgah, ditiupkannya ruh, kemudian lahir ke dunia
setelah berproses dalam rahim ibu.

QS Al Muminun 12-16

َ‫ين ثُ َّم َخلَ ۡقنَا ٱلنُّ ۡطفَة‬ ۡ ٰۡ ٰ


ٖ ‫ار َّم ِك‬ ٖ ‫ين ثُ َّم َج َعلنَهُ نُطفَ ٗة فِي قَ َر‬ ٖ ‫َولَقَ ۡد َخلَ ۡقنَا ٱِإۡل ن ٰ َس َن ِمن ُسلَلَ ٖة ِّمن ِط‬
‫ض َغةَ ِع ٰظَ ٗما فَ َك َس ۡونَا ۡٱل ِع ٰظَ َم لَ ۡح ٗما ثُ َّم َأن َش ۡأ ٰنَهُ َخ ۡلقًا‬ ۡ ‫ ۡٱل ُم‬6‫ض َغ ٗة فَ َخلَ ۡقنَا‬ ۡ ‫َعلَقَ ٗة فَ َخلَ ۡقنَا ۡٱل َعلَقَةَ ُم‬
َ ُ‫ون ثُ َّم ِإنَّ ُكمۡ يَ ۡو َم ۡٱلقِ ٰيَ َم ِة تُ ۡب َعث‬
‫ون‬ َ ِ‫ين ثُ َّم ِإنَّ ُكم بَ ۡع َد ٰ َذل‬
َ ُ‫ك لَ َميِّت‬ َ ِ‫ك ٱهَّلل ُ َأ ۡح َس ُن ۡٱل ٰ َخلِق‬ َ َ‫اخ ۚ َر فَتَب‬
َ ‫ار‬ َ ‫َء‬
12. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah.
13. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim).
14. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
15. Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.
16. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari
kiamat.

2. Hakekat Manusia Dalam Al Qur’an


Bayak sekali ayat Al Qur’an yang membicarakan tentang manusia. Bahasa yang digunakan
untuk menyebut manusia ada istilah pokok. Pertama, Menggunakan kata Annas seperti
dalam surat An-nas. Kedua, menggunakan kata insan seperti dalam surat Al insan. Ketiga
menggunakan kata basyar seperti dalam surat Ali Imran ayat 47. Dan yang keempat
menggunakan kata Bani Adam dan DZurriyat Adam seperti dalam surat Al Isra’ ayat 70.
2.1. Makna Kata An-Nas
Secara keseluruhan kata ini memiliki makna yang menunjukkan bahwasanya manusia
merupakan makhluk sosial yang seringkali digambarkan dengan sekumpulan manusia
(kelompok) yang suka melakukan mafsadah. Dalam Al Quran keterangan yang jelas
menunjukkan pada jenis keturunan nabi Adam as. Jumlah kata An-Nas ada 241 dan tersebar
dalam 55 surat.
2.2. Arti Kata Insan
Dalam Al Quran kata Insan disebutkan sebanyak 65 kali dan tersebar di 43 surat. KAta Insan
berasal dari kata Al Uns. Jika kita artikan secara etimologis, artinya adalah harmonis, lemah
lembut, tampak atau pelupa. Kata insan digunakan dalam Al Quran untuk menunjuk kepada
manusia dengan seluruh totalitasnya, jiwa dan raganya.
2.3. Arti Kata Basyar
Ditinjau secara etimologi, kata basyar memiliki arti wajah, kulit kepala atau bagian tubuh
yang menjadi tempat tumbuhnya rambut. Kata Basyar dalam Al quran disebutkan sebanyak
36 kali yang mana ayat tersebut tersebar di 26 surat.
Makna etimologis dapat dipahami bahwa manusia merupakan makhluk yang memiliki
segala sifat kemanusiaan dan keterbatasan, seperti makan, minum kebahagiaan dan
sebagainya.
Istilah manusia “Basyar” menunjukkan makna bahwa secara biologis yang mendominasi
manusia adalah pada kulitnya. Pada aspek ini terlihat perbedaan umum biologis manusia
dengan hewan yang lebih didominasi oleh bulu atau rambut.
2.4. Makna Kata Bani Adam
Bani Adam di sebutkan dalam Al Quran sebanyak 9 kali. Di antaranya pada surat Yasin ayat
60. Adam di dalam Al Quran mempunyai pengertian manusia dengan keturunannya yang
mengandung pengertian basyar, insan dan an-nas.
Kata Bani Adam lebih ditekankan pada aspek amaliah manusia, sekaligus pemberi arah ke
mana dan dalam bentuk apa aktivitas itu dilakukan.

2. Martabat manusia
Martabat saling berkaitan dengan maqam, maksud nya adalah secara dasarnya
maqam merupakan tingkatan martabat seseorang hamba terhadap khalikNya, yang juga
merupakan sesuatu keadaan tingkatannya seseorang sufi di hadapan tuhannya pada saat
dalam perjalanan spritual dalam beribadah kepada Allah Swt.
Maqam ini terdiri dari beberapa tingkat atau tahapan seseorang dalam hasil
ibadahnya yang di wujudkan dengan pelaksanaan dzikir pada tingkatan maqam tersebut,
secara umum dalam thariqat naqsyabandi tingkatan maqam ini jumlahnya ada 7 (tujuh),
yang di kenal juga dengan nama martabat tujuh, seseorang hamba yang menempuh
perjalanan dzikir ini biasanya melalui bimbingan dari seseorang yang alim yang paham akan
isi dari maqam ini setiap tingkatnya, seseorang hamba tidak di benarkan sembarangan
menggunakan tahapan maqam ini sebelum menyelesaikan atau ada hasilnya pada riyadhah
dzikir pada setiap maqam, ia harus ada mendapat hasil dari amalan pada maqam tersebut.
Tingkat martabat seseorang hamba di hadapan Allah Swt mesti melalui beberapa
proses sebagai berikut :
1. Taubat;
2. Memelihara diri dari perbuatan yang makruh, syubhat dan apalagi yang haram;
3. Merasa miskin diri dari segalanya;
4. Meninggalkan akan kesenangan dunia yang dapat merintangi hati terhadap tuhan
yang maha esa;
5. Meningkatkan kesabaran terhadap takdirNya;
6. Meningkatkan ketaqwaan dan tawakkal kepadaNya;
7. Melazimkan muraqabah (mengawasi atau instropeksi diri);
8. Melazimkan renungan terhadap kebesaran Allah Swt;
9. Meningkatkan hampir atau kedekatan diri terhadapNya dengan cara menetapkan
ingatan kepadaNya;
10. Mempunyai rasa takut, dan rasa takut ini hanya kepada Allah Swt saja.

Dengan melalui latihan di atas melalui amalan dzikir pada maqamat, maka seseorang
hamba akan muncul sifat berikut :
1. Ketenangan jiwa;
2. Harap kepada Allah Swt;
3. Selalu rindu kepadaNya dan suka meningkatkan ibadahnya;
4. Muhibbah, cinta kepada Allah Swt.

Martabat maksudnya adalah tingkatan mansuia di hadapan kholiknya


a. Marabat dan derajat manusia dibanding makhluk lainnya ialah yang paling tinggi
karena dibekali akal untuk berpikir, hati untuk merasakan, serta nafsu atau keinginan
sebagai pendorong. Bahkan manusia diberi kemampuan untuk berbicara sesuai
bahasa masing - masing.
b. Tinggi dan rendahnya martabat dan derajat manusia tergantung masing - masing
mereka dalam menggunakan akal , hati atau perasaan serta nafsunya untuk hal - hal
baik atau buruk.
c. Dengan kelebihan - kelebihan sebagai makhluk paling sempurna tersebut maka
manusia dijadikan khalifah di muka bumi (mengelola dan memelihara alam)

3. Tanggung Jawab Manusia


Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sesuatu
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Tanggung jawab dalam islam berkait erat dengan balasan. Dan balasan itu berupa pahala
dan atau siksa yang bergantung pada amal yang dilakukan oleh manusia itu sabagai manusia
yang mukalaf dan memikul tanggung jawab di depan Alloh SWT. Tidak ada seorang pun dari
kaum muslimin yang terlepas dari tanggung jawab islam ini, kecuali mereka yang belum
mukalaf ( belum balig atau tidak berakal ).
Manusia dapat memilih dua jalan (baik atau buruk), tetapi ia sendiri yang harus memper
tanggung-jawabkan perbuatannya. Manusia tidak membebani orang lain untuk memikul
dosanya, tidak juga orang lain dipikulkan keatas pundaknya. Tetapi dalam AL-Quran surat Al-
An’am ayat 164 dinyatakan bahwah tanggung jawab tersebut akan dimintai pertanggung
jawaban apabila telah memenuhi syarat-syarat tertentu,seperti pengetahuan,kemampuan,
serta kesadaran.
Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan kami tidak akan
menyiksa sebulum kami mengutus seorang rasul(QS Al-Isra’ 17:15).
Allah tidak membebani seorang kecuali sesuai dengan kemampuannya(QS Al-Baqarah
2:286).
Dari gabungan kedua ayat diatas, kita dapat memetik dua kaidah yang berkaitan dengan
tanggung jawab, yaitu:
1. Manusia tidak dimintai untuk mempertanggung jawabkan apa yang tidak diketahui atau
tidak mampu dilakukannya.
2. Manusia tidak dituntut untuk mempertanggung jawabkan apa yang tidak dilakukannya,
sekalipun hal tersebut diketahuinya.
Disisi lain, ditemukan ayat-ayat yang menegaskan bahwa pertanggung jawaban tersebut
berkaitan dengan perbuatan yang disengaja, bukan gerak refleks yang tidak melibatkan
kehendak Allah. Al-Quran secara tegas menyatakan: Allah tidak akan meminta pertanggung-
jawabanmu atas sumpah-sumpah yang tidak kamu sengaja, tetapi Dia akan meminta
pertanggung-jawabanmu terhadap apa yang disengaja dengan hatimu(QS Al-Baqarah
2:225).
Tetepi jika seseorang terpaksa, sedangkan ia tidak menginginkannya, dan tidak pula
melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya.(QS Al-Baqarah 2:173). Dapat juga
disimpulkan, bahwa karena manusia diberi kemampuan untuk memilih, maka pertanggung-
jawaban berkaitan dengan niat dan kehendaknya. atas dasar itu pula, maka niat dan
kehendak seseorang mempunyai peran yang sangat besar dalam nilai amal sekaligus dalam
pertanggung-jawabanya. Barang siapa yang kafir kepada Allah sesudah ia beriman, maka dia
akan mendapatkan kemurkaan Allah, kecuali orang-orang yang terpaksa kafir sedang
dihatinya tetap tenang dalam keimanan(QS An-Nahal 16:106). Jika seandainya kamu orang
baik-baik(Allah akan memaafkan sikap dan kelakuan yang telah kamu lakukan dengan
terpaksa, tidak sadar, atau yang berada diluar kontrol kemampuanmu) karena Allah Maha
Pengampun bagi orang-orang yang bertobat (QS Al-Isra 17:25).

Macam-macam tanggung jawab:


a. Tanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
Contoh tanggungjawab terhadap diri sendiri
   *Menjaga Kebersihan Diri
   *Menjauhkan Diri Dari Narkoba,Minuman Keras,Dan Rokok.
   *Menjaga Sikap/Perilaku Diri
   *Menjauhkan Diri Dari Free Sex
   *Belajar Dengan Sungguh Sungguh

b. Tanggung jawab terhadap kelurga.


Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri atas ayah-ibu, anak-anak, dan juga
orang lain yang menjadi anggota keluarga. setiap anggota keluarga wajib bertanggung-
jawab kepada keluarganya. Tanggung-jawab itu menyangkut nama baik keluarga. Tetapi
tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.
Untuk memenuhi tanggung-jawab dalam keluarga diperlukan pengorbanan.
*Menghormati Orang Tua
    *Menyayangi Adik
    *Menghormati Saudara Yang Lebih Tua Dari Kita (Abang/Kakak)
    *Menjaga Adik Bila Orang Tua Pergi Bekerja
    *Mengerjakan Pekerjaan Yang Diperintahkan Orang Tua (Hanya Bila Disuruh         
    *Melakukan Hal Yang Baik)

c. Tanggung jawab terhadap masyarakat.


Pada hakekatnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, sesuai dengan
kedudukan sebagai mahluk social. Karena membutuhkan manusia lain, maka ia harus
berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia disini
merupakan anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam
masyarakat tersebut. Wajarlah apabila semua tingkah laku dan perbuatannya harus
dipertanggung-jawabkan kepada masyarakat.
    *Ikut Dalam Kegiatan Di Desa
    *Berperan Dalam SISKAMLING
    *Menghormati Orang Tua Di Dalam Masyarakat
    *Menjaga Kebersihan Lingkungan Masyarakat
    *Mensosialisasikan Untuk Menjauhkan Diri Dari Free Sex,Rokok,Miras,Dan Narkoba

d. Tanggung-jawab terhadap Bangsa dan Negara.


Suatu kenyataan lagi bahwa setiap manusia, setiap individu adalah warga negara suatu
Negara. Dalam berfikir, berbuat, bertindak, bertingkah-laku manusia terikat oleh norma-
norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh Negara. Manusia tidak bisa berbuat semaunnya
sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung-jawabkan kepada
Negara.
1. Mengabdi kepada Negara Kita .
2.Membela Negara Kita Dengan Hati Nurani.
3.Mencintai dan Menjaga keindahan alam Negara .
4.Menjadi pribadi yang baik untuk Negara .
5.Membawa nama baik Negara pada saat ini hingga sampai saat ajal menjemput

e. Tanggung-jawab terhadap Tuhan.


Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawabmelainkan untuk
mengisi kehidupannya. Manusia mempunyai tanggung jawab langsung kepada Tuhan.
Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan
dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukum-hukum
tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan jika dengan peringatan yang keraspun
manusia masih juga tidak menghiraukan, maka Tuhan akan melakukan kutukan.
Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan
tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai Penciptanya,
bahkan untuk memenuhi tanggung jawabnya, manusia perlu pengorbanan.

1. Mengabdikan diri kepada Allah swt dengan beriman dan melakukan amal soleh mengikut
syariat yang ditetapakan oleh agama.

2. Melaksanakan amanah Allah swt memelihara dan mengawal agama Allah serta ajaran
Allah swt seperti FirmanNya; Surah Al Ahzab; 72 “Sesungguhnya Kami telah kemukakan
tanggung jawab amanah (Kami) kepada langit dan bumi serata gunung-gunung (untuk
memikul) maka mereka enggan memikulnya dan bimbang tidak dapat meyempurnakannya
(kerana tidak ada pada mereka persediaan untuk memikulnya) dan (pada ketika itu)
manusia (dengan persediaan yang ada padanya) sanggup memikulnya. (ingatlah)
sesungguhnya tabiat kebanyakan manusia adalah suka melakukan kezaliman dan suka pula
membuat perkara-perkara yang tidak patut dikerjakan.”- (Surah Al Ahzab: 72)
3. Melaksanakan amar makruf, nahi mungkar, yaitu sebagai khalifah Allah swt bertanggung
jawab menyebarkan Islam.
4. Menjaga kesucian agama, dengan menegakkan Islam dengan berdakwah dan
melaksanakan syariat Islam  yang telah ditetapkan agama.
5. Bertanggung jawab menjauh dan memelihara diri dan keluarga dari azab neraka

manusia dan tugasnya sebagai khalifah di bumi 

1. Qur'an Surat Al-Baqarah Aya 30 :

a. Arti surat Al-Baqarah ayat 30

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat, “ Aku hendak menjadikan
khalifah*) di bumi “ Mereka berkata, “ Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak
dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan
nama-Mu?” Dia berfirman, “ Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”

  *) Khalifah bermakna pengganti, pemimpin atau penguasa

b. Kandungan Ayat

Kandungan Al-Qur’an Surat Al Baqarah ayat 30 adalah :

 Allah mengabarkan kepada Malaikat tentang rencananya menciptakan makhluk yang


dinamakan  manusia menjadi khalifah di bumi.
 Para Malaikat ingin  mengetahui secara pasti dengan mengajukan pertanyaan “   Apakah
Allah akan menciptakan makhluk di bumi yang akan berbuat kerusakan dan pertumpahan
darah?”  Padahal mereka (Para Malaikat ) merupakan makhluk yang senantiasa bertasbih,
menyucikan Allah, mentaati perintah-Nya dan tidak mendurhakai-Nya.
 Ketidak tahuan para Malaikat dan kekhawatirannya setelah mendapatkan penjelasan
dari Allah, bahwa Allah lebih mengetahui dari apa yang telah di ketahui para Malaikat.

Anda mungkin juga menyukai