Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH HUBUNGAN ANTARA

FILSAFAT, MANUSIA DAN


PENDIDIKAN UPAYA PENINGKATAN
SUMBER DAYA MANUSIA
DOWNLOAD MAKALAH INI DISINI 
A.    Manusia dan Filsafat
Manusia adalah hewan yang berakal sehat, yang mengeluarkan pendapatnya, yang
berbicara berdasarkan akal pikirannya (the animal that reasons). Manusia adalah hewan yang
berpolitik (zoo politicon, political animal), hewan yang berfamili dan bermasyarakat
mempunyai kampung halaman dan negara.[1]
 Karena manusia itu memiliki akal pikiran yang senantiasa bergolak dan berfikir, dan
karena situasi dan kondisi alam dimana dia hidup selalu berubah-ubah dan penuh dengan
peristiwa-peristiwa penting bahkan dahsyat, yang kadang-kadang dia tidak kuasa untuk
menentang dan menolaknya, menyebabkan manusia itu tertegun, termenung, memikirkan
segala hal yang terjadi disekitar dirinya. Dipandangnya tanah tempat dia berpijak, dilihatnya
bahwa segala sesuatu tumbuh diatasnya, berkembang, berbuah, dan melimpah ruah. Segala
peristiwa berlaku diatas permukaanya. Dan didalam siang dan malamnya dia menyaksikan
kebaikan dan keburukan, kebaktian dan kejahatan, sehat dan sakit, suka dan duka, malang
dan senang, hidup dan mati dan sebagainya, yang meliputi dan melingkupi kehidupan
manusia. Diarahkan pandnganya kelangit biru, maka nampak olehnya , benda-benda angkasa,
mengambang dab bersemayam dilangit tinggi. Matahari memberikan sinar dan cahaya, terang
benderang meliputi segenap sudut dan penjuru dunia ini. Menaburkan panas dan kehangatan
yang nyaman dan menyegarkan dan kadang-kadang membara dan membakar, meresahkan
seluruh mahluk diatas permukaan bumi.
Dengan sinarnya yang gilang gemilang itu, dia membersihkan kehidupan dan
menyalurkan ruh dan jiwa kepada benda-benda yang mati, mencairkan benda-benda yang
beku, menimbulkan topan dan gelombang, menggerakan angin, air bah dan banjir, dinyalakan
api ditengah padang , dihiasinya keindahan alam dengan warna, disemerbakanya bunga
dengan keharuman dan kewangian surgawi. Hal-hal seperti itulah yang menakjubkan
manusia, menyebabkan dia termenung, merenungka segala sesuatu. Dia berfikir dan berfiki,
sepanjang masa dan sepanjang zaman. Dia memikirkan dirinya sebagai micro kosmos dan
memikirka jagad raya sebagai  macro kosmos. Dia memikirkan juga lam gaib, alam dibalik
dunia yang nyata ini, alam metafisika. Dan diapun mulai membangun pemikiran filsafat.
Didalam sejarah umat manusia, setelah kemampuan intelektual dan kemakmuran
manusia meningkat tinggi, maka tampilah manusia-manusia yang unggul merenung dan
memikir, menganalisa, membahas dan menghapus berbagai problema dan permasalahan
hidup dan kehidupan, sosial kemasyarakatan, alam semesta dan jagad raya. Maka lahirlah
untuk pertama kalinyafilsafat alam periode pertama, selanjutnya filsafat alam periode kedua,
lalu Shopiesme, kemudian filsafat klasik yang bermula kurang lebih enam abad sebelum
masehi.
Memang filsafat alam, baik periode pertam maupun periode kedua, begitu pula
pemikiran Shopiesme, belumlah mempunyai pengaruh mendalam dalam bidang pendidikan.
Barulah setelah lahir filsafat klasik yang dipelopori oleh Socrates (470 SM-399 SM) dan
murid-muridnya Plato dan Aristoteles, filsafat mulai berpengaruh positif dalam bidang
pendidikan.

B.     Filsafat dan Teori Pendidikan


Sebenarnya kita ketahui, ilmu jiwa bagi ilmu pendidikan adalah suatu komplementasi
yang amat bernilai. Pedogogik tanpa ilmu jasa, sama dengan praktek tanpa teori, pendidikan
tanpa mengerti untuk apa, bagaimana dan mengapa manusi dididik. Tanpa pengertian atas
manusia baik sifat-sifat individualitasnya yng unik maupun potensi-potensi yang justru akan
dibina, Pendidikan akan salah arah. Bahkan pengertian yang baik, pendidikan akan
memperkosa kodrat manusia.[2]
Banyak diantara masalah-masalah kependidikan tersebut yang merupakan pertanyaan-
pertanyaan filosifos, yang memerlukan pendekatan filosofis pula dalam pemecahanya.
Analisa filsafat terhadap masalah-masalah kependidikan tersebut, dengan berbagai cara
pendekatanya, akan dapat menghasilkan pandangan-pandangan tertentu mengenai masalah-
masalah kependidikan tersebut, dan atas dasar itu bisa disusun sistematis teori-teori
pendidikan.
Hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan tersebut secara lebih rinci
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Filsafat dalam arti analisa, filsafat adalah salah satu cara pendekatan yang
digunakan oleh para ahli pendidikan dalam memecahkan problematika pendidikan dan
menyusun teori-teori pendidikanya. Disamping mengunakan metoda-metoda ilmiah lainya.
Sementara itu dengan filsafat, sebagai pandangan tertentu terhadap suatu objek, misalnya
filsafat idealisme, realisme, materealisme dan sebagainya. Akan mewarnai pula pandangan
ahli pendidikan tersebut dalam teori-teori pendidikan yang dikembangkanya. Aliran filsafat
tertentu akan mempengaruhi dan memberikan bentuk serta corak tertentu terhadap teori-teori
pendidikan yang dikembangkan atas dasar aliran fisafat tersebut.
2. Filsafat juga berfungsi memberikan arah agar teori pendidikan yang telah
dikembangkan oleh para ahlinya, yang berdsarkan dan menurut pandangan dan aliran filsafat
tertentu, mempunyai relevansi dengan kehidupan nyata. Artinya mengarahkan agar teori-teori
dan pandangan filsafat pendidikan yang telah dikembangkan tersebut bisa diterapkan dalam
praktek kependidikan sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan hidup yang juga berkembang
dalam masyarakat. Disamping itu, adalah merupakan kenyataan bahwa setiap masyrakat
hidup dengan pandangan dan filsafat hidupnya sendiri-sendiri yang berbeda antara satu
dengan yang lainya dan dengan sendirinya akan menyangkut kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
Disinilah letak fungsi filsafat dan filsafat pendidikan dalam memilih dan mengarahkan teori-
teori pendidikan dan kalau perlu juga merevisi teori pendidikan tersebut, yang sesuai dengan
relevan dengan kebutuhan, tujuan dan pandangan hidup dari masyarakat.
3. Filsafat, termasuk juga filsafat pendidikan, juga mempunyai fungsi untuk
memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu
pengetahuan atau pedagogis. Suatu praktek kependidikan yang didasarkan dan diarahkan oleh
suatu filsafat pendidikan tertentu, akan menghasilkan dan menimbulkanbentuk-bentuk dan
gejalah-gejalah kependidikan yang tertentu pula. Hal ini adalah merupakan data-data
kependidikan yang ada dalam suatu masyarakat tertentu. Analisa filsafat berusaha untuk
menganalisa dan memberikan arti terhadap data-data kependidikan tersebut dan untuk
selanjutnya menyimpulkan serta dapat disusun teori-teori pendidikan yang realistis dan
selanjutnya akan berkembanglah ilmu pendidikan (pedagogik).
Disamping hubungan fungsional tersebut, antara filsafat dan teori pendidikan, juga
terdapat hubungan yang bersifat suplementer, sebagaimana dikemukakan oleh Ali Saefullah,
sebagai berikut:
a. Kegiatan merumuskan dasar-dasar dan tujuan-tujuan pendidikan, konsep tentang
hakikat manusia serta konsepsi hakikat dan segi-segi pendidikan serta isi moral pendidikanya.
b. Kegiatan merumuskan sistem atau teori pendidikan (science of education) yang
meliputi politik pendidikan, kepemimpinan pendidikan atau organisasi pendidikan,
metodologi pendidikan dan pengajaran, termasuk pola-pola akulturasi dan peranan
pendidikan dalam pembangunan masyarakat dan negara.
Definisi diatas merangkum dua cabang ilmu pendidikan, yaitu filsafat pendidikan dan
sistem atau teori pendidikan dan hubungan antara keduanya adalah bahwa yang satu
suplemen terhadap yang lain dan keduanya diperlukan oleh setiap guru sebagai pendidik dan
bukan hanya sebagai pengajar bidang studi tertentu.

C.     Hubungan Antara Filsafat, Manusia dan Pendidikan


a.       Kedudukan Filsafat dalam Ilmu Pengetahuan
Dalam ilmu pengetahuan, filsafat mempunyai kedudukan sentral, asal atau pokok. Karena
filsafatlah yang mula-mula merupakan satu-satunya usaha manusia dibidang kerohanian
untuk  mencapai kebenaran atau pengetahuan. Lambat laun sesuai dengan sifatnya, manusia
tidak pernah merasa puas dengan meninjau suatu hal dari sudut yang umum, melainkan juga
ingin memperhtikan hal-hal yang khusus. Maka kemudian timbulah penyelidikan mengenai
hal-hal yang khusus yang sebelumnya masuk dalam lingkungan filsafat. Jika penyelidikan ini
mencapai tingkat yang tinggi, maka cabang penyelidikan itu melepaskan diri dari filsafat
sebagai cabang ilmu pengetahuan yang baru dan berdiri sendiri. Adapun yang pertama kali
melepaskan diri dari filsafat ialah ilmu pasti, kemdian disusul oleh ilmu-ilmu pengetahuan
lainya. Akan tetapi meskipun lambat laun banyak ilmu pengetahuan yang melepaskaan diri
tidakla berarti ilmu pengetahuan itu sama sekali tidak membutuhkan bantuan dari ilmu
filsafat. Misalnya makna dari pengetahuan tentang atom, baru mulai nampak bila
dihubungkan dengan peradaban. Seorang ahli atom berusaha menemukan fakta kemudian
menciptakan tekhnik-tekhnik yang diperlukan. Semuanya itu dilakukan dari pengetahuan
tentang atom yang semakin meluas dan mendalam. Namun para ahli atom kadang-kadang
atau tidak memperhatikan apa yang dilakukan manusia. Karena atom hanya untuk
kepentingan perang yang dapat membawa malapetaka kepada manusia. Hal ini menjadi tugas
dari filsafat, karena menyangkut masalah ini yang berarti filsafat akan memberikan alternatif
mana yang paling baik untuk dijadikan pegangan manusia.
Kemudian bahasan tentang kedudukan atau hubungan antara filsafat dan ilmu
pengetahuan atau berfikir filosofis dan berfikir ilmiah akan dilengkapi uraian ini dengan
Pieget tentang epistemologi genetis, yaitu fase-fase berfikir dan pikiran manusia dengan
mengambil contoh perkembangan akan mulai dari tahun pertama usia anak hingga dewasa
sebagaimana diuraiakan oleh Halford sebagai berikut:
Jasa utama dari Pieget adalah uraiannya mengenai perkembangan anak dalam hal tingkah
laku yang terdiri atas empat fase, yaitu:
1)   Fase sensorimotor, berlangsung antara umur 0 tahun sampai usia dimana cara berfikir
anak masih sangat ditentukan oleh kemampuan pengalaman sensorinya, sehingga sangat
sedikit terjadi peristiwa berfikir yang sebenarnya, dimana tanggapan tidak berperan sama
sekali dalam prosees berfikir dan pikiran anak.
2)   Fase Pra-operasional, pada usia kira-kira antara 5-8 tahun, yang ditandai adanya
kegiatan berfikir dengan mulai mengunakan tanggapan (disebut logika fungsional). Ia tidak
menyebut dengan berfikir berdasar hubungan sebab akibat, seperti pendapat para ahli
psikologi perkembangan.
3)   Fase Operasional yang konkrit, yaitu kegiatan berfikir untuk memecahakan persoalan
secara konkrit dan terhadap benda-benda yang konkrit pula.
4)   Fase Operasi Formal, pada anak dimulai pada usia 11 tahun. Anak telah mulai
berfikir abstrak, dengan menggunakan konsep-konsep yang umum dengan menggunakan
hipotesaserta memprosesnya secara sistematis dalam rangka menyelesaikan problema
walaupun si anak belum mampu membayangkan kemungkinan-kemungkinan bagaimana
realisasinya.
Dari uraian dan contoh tadi dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan itu menerima
dasarnya dari filsafat, dengan rincian antara lain:

1)      Setiap ilmu pengetahuan itu mempunyai objek dan problem.


2)      Filsafat juga memberikan dasar-dasar yang umum bagi semua ilmu pengetahuan
dan dengan dasar yang umum itu dirumuskan keadaan dari ilmu pengetahuan itu.
3)      Disamping itu filsafat juga memberikan dasar-dasar yang khusus yang digunakan
dalam tiap-tiap ilmu pengetahuan.
4)      Dasar yang diberikan oleh filsafat yaitu mengenai sifat-sifat ilmu dari semua ilmu
pengetahuan. Ilmu pengetahuan memperoleh sifat ilmu itu kalau menepati syarat-syarat yang
telah ditentukan oleh filsafat. Artinya tidak mungkin tiap ilmu itu meninggalkan dirinya
sebagai ilmu pengetahuan dengan meningggalkan syarat yang telah ditentukan oleh filsafat.
5)      Filsafat juga memberikan metoda atau cara kepada tiap ilmu pengetahuan.
Manusia merupakan subyek pendidikan dan sebagai objek pendidikan, karena itu sikap
untuk dididik dan siap untuk mendidik dimilikinya. Berhasil tidakya suatu usaha atau
kegiatan banyak tergantung pada jelas tidak adanya tujuan. Maka pendidikan di indonesia
mempunyai tujuan pendidikan yang berlandaskan pada filsafat hidup bangsa indonesia, yaitu
pancasila yang menjadi pokok dalam pendidikan, melalui usaha-usaha pendidikan, dalam
keluarga masyarakat, sekolah dan perguruan tinggi.[3]

b.      Kedudukan Filsafat dalam kehidupan Manusia


Untuk memberikan gambaran bagaimana kedudukan filsafat dalam kehidupan manusia
maka terlebih dahulu diungkapkan kembali pengetian filsafat. Dalam bahasan sebelumnya,
filsafat mengandung pengertian adalah suatu ikhtiar untuk berfikir secara radikal, dalam arti
mulai dari akarnya suatu gejala (hal kehendak permasalahan) sampai mencapai kebenaran
yang dilakukan dengan kesungguhan dan kejujuran  melalui tahapan-tahapan pikiran. Oleh
karena itu seorang yang berfilsafat adalah orang yang berfikir secara sadar dan bertanggung
jawab dengan pertama adalah tehadap dirinya sendiri.
Kebenaran dalam pengetahuan yang diterima filsafat adalah apabila isi pengetahuan yang
diusahakan sesuai dengan objek yang diketahui yang didasari oleh kebebasan berfikir (diatur
oleh logika) untuk menyelidiki atau tata pikir yang bermetoda, bersistem, dan berlaku
universal, sehingga dengan demikian filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari ketetapan
dan sebab-sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu (seluruh dunia dan alam ini),
sebagai pandangan hidup. Apabila pandangan ini mengenai manusia adalah meliputi segala
soal hidup manusia: pikiran, budi, tingkah laku dan nilai-nilainya dan tujuan hidup manusia,
baik didunia maupun sesudah didunia ini tiada yang kemudian dikenal dengan sebutan
pedoman hidup.
Filsafat sebagai ikhtiar berfikir maka bukan berarti untuk merumuskan suatu doktrin yang
final, konklusif, dan tidak bisa diganggu gugat. Dia bukan sekedar idealis seperti apa yang
kita alami sebagai realita. Disamping itu ada pula anggapan bahwa filsafat adalah hanya suatu
kegiatan perenungan yang bertujuan mencapai pengetahuan tentang hakikat dari segala yng
nyata, tetapi filsafat sebenarnya untuk sampai kepada pengertian yang lebih jauh dari pada
ssekedar persepsi, yaitu berupa kegiatan mental dalam wujud konseptualisasi.
Ada seorang guru/pemikir yang mempunyai kesadaran diri untuk mendapatkan dan
meningkatkan pemahaman yang ada didalam kehidupan yang nyata, misalnya bagaimana
pengetahuan tersebut diperolehnya, dan bagaiman bentuk dari apa yang telah dikuasai itu,
maka filsafatlah yang membantu mereka untuk menjawabnya. Karena memang didalam abad
ini persoalan pengetahuan merupakan pusat permasalahan didalam agenda didalam seorang
ahli filsafat. Sejarah ilmu filsafat selalu menaruh perhatian kepada permasalahan pertama
filsafat realita, pengetahuan dan nilai (akan dibicarakan dalam problema pokok filsafat dan
filsafat pendidikan). Guru pemikir tadi menyatakan pendapatnya dengan dukungan yang
persuasif ialah apa yang diketahui ialah apa saja yang kita buktikan. Apakah kita pernah
membantah bbahwa hari cerah dan tidak ada  mendung bila kita dan orang lain melihat sinar
matahari? Apakah sinar matahari telah tertanggkap oleh mata kita? Dan apakah kita masih
akan membantah bahwa api itu panas setelah kita masukan jari ketempat api, dan segera
menariknya kembali karena panas melalui jari. Jika kita pikirkan semua itu, maka kita akan
memperoleh seperangkat pengetahuan dari pengalaman empiriat (sensoris). Pengetahuan
yang berguna tidak senantiasa langsung diperoleh, tetapi dapat juga secara tidak langsung
yang merupakan eksistensi pengertian yang diambil sacara empiris. Dengan membatasi
pengetahuan pada pengalaman empiris saja berarti mengabaikan sekian banyak yang kita rasa
telah diketahui. Kita telah merasa apa yang kit sukai atau tebaik untuk diri kita dalam suatu
atau lain keadaan meskipun kita tidak dapat membuktikanya. Kita hanya merasa memiliki
perasaan yang kuat semacam intuisi, meskipun kit tidak dapat membuktikanya. Dan kita
menjadikan perasaan tersebut sebagai suatu dasar untuk sikap atau keputusan.[4]

D.    Pengembangan Sumber Daya Manusia 


Manusia adalah sumberdaya primer dan sangat menentukan dalam pembangunan suatu
bangsa. Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya dalam organisasi meliputi
semua orang yang melakukan aktivitas. Oleh karena itu jika suatu bangsa ingin maju dan
sejahtera, maka bangsa itu harus memprioritaskan investasi dalam pemgembangan sumber
daya manusia (human capital). Investasi yang sehat dalam membangun sumber daya manusia
ditempatkan pada tujuan strategis untuk mencapai tingkat nilai yang tinggi. Penekanan nilai
tersebut membantu manusia lebih prduktif, lebih kreatis, mampu memecahkan masalah-
masalah yang dihadapinya dan bekerja keras dengan dedikasi tinggi yang pada akhirnya
dapat meningkatkan kesejahteraan. Dalam pengembangasn sumber daya manusia ada dua sisi
pokok, yaitu sisi Sumber daya dan sisi manusia, dimensi pokok sisi sumber daya adalah
konstribusinya terhadap organisasi dan lingkungannya, sedangkan sisi pokok manusia adalah
perlakuan lingkungan dan organisasi terhadapnya, yang pada gilirannya menentukan kualitas
dan kapabilitas hidupnya. Dengan demikian dapat digambarkan bahwa kualitas manusia
dapat merosot atau menurun yang disebabkan oleh sesuatu kekuatan baik internal maupun
eksternal. Dalam perkembangan dan penemuan ilmu Pengetahuan mempunyai nilai
pembentukan, nilai itu sangat dopengaruhi oleh penggunaan temuan (cration invention) ilmu
pengetahuan itu disebut Teknologi. Sejarah membuktikan bahwa teknologi tidak pernah susut
atau surut, selain semakin pesat perkembangannya juga semakin tinggi dari teknologi alat
sampai pada bioteknologi. Perkembangan atau pertumbuhan ekonomi saat ini masih
tergantung pada sumber daya alam seperti mineral, hutan, perkebunan besar, lahan pertanian
dan industri pengelola sumber daya alam. Kemampuan sumber daya alam dengan
peningkatan kebutuhan manusia yang menjadi beban pertumbuahan ekonomi, hal ini
disebabkab kemampuan sumber alam tidak sebanding dengan peningkatan jumlah penduduk
akibatnya banyak Negara-negara yang merosot akibat ulahnya sendiri. Dewasa ini sejumlah
Negara-negara dikawasan dunia ini khidupan Negara yang bersangkutan nyaris tidak
memiliki sumber daya alam. Hal diakibatkan kualitas sumber daya alamnya rendah. Sumber
daya manusia berkualitas tinggi adalah sumber daya manusia yang mampu menciptakan
bukan saja nilai komperatif tetapi juga nilai kompetitif-generatif-inovatif yang menggunakan
energi yang tinggi seperti Integence Creativity dan Imagination, tidak lagi semata-mata
menggunakan energi kasar seperti bahan mentah lahan, air, tenaga otot dan sebagainya.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia tertentu berbeda dari zaman ke zaman. Sifat
bentuk dan arahannya tergantung pada kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat
masing-masing. Dimasyarakat tradisional,peningkatan kualitas sumber daya manusia masih
terbatas pada aspek-aspek tertentu,yang erat kaitannya dengan tradisi setempat namun yang
jelas peningkatan itu tak lepas hubungannya dengan filsafat hidup dan kepribadian masing-
masing.dalam pengertian sederhana, filsafat diartikan sebagai kepribadian jati diri dan
pandangan hidup seseorang,masyarakat,atau bangsa.kondisi ini dibentuk oleh tradisi
kehidupan masyarakat ataupun oleh usaha yang terprogram.namun demikian sesederhana
apapun,pembntukan itu tak lepas dari peran pendidikan. Pendidikan,menurut Hasan
Langgulung,pada prinsipnya dapat dilihat dari dua sudut pandang : individu dan masyarakat,
Jalaluddin dan Idi (2012 : 186-187). Jadi, untuk mendapatkan sumber daya manusia yang
berkualitas tinggi, ada suatu jalan pemecahan yang harus ditempuh, yakni melalui pendidikan
dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihanlah yang akan meningkatkan kemauan, kemampuan,
dan kesempatan bagi seseorang untuk berperan dalam kehidupannya, secara individu maupun
masyarakat.
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan demi tercapainya pengembangan sumber
daya manusia.
1. Informasi-informasi yang luas, aktual, dan hangat agar dapat membuka ketertutupan
pandangan dan wawasan, dan pada tahap selanjutnya akan menimbulkan gairah untuk
melakukan sesuatu yang diperlukan (tumbuh kemauan dan keinginan berprestasi)
2. Motivasi dan arahan yang dapat menumbuhkan semangat untuk melaksanakan sesuatu
atau beberapa tugas pekerjaan dengan adanya kepercayaan diri yang kuat, sehingga ada
gairah untuk mewujudkan suatu tujuan (peningkatan produktivitas dan kemampuan diri)
3. Metodologi dan system kerja yang dapat memberikan cara penyelesaian masalah
dengan efektif dan efesien, secara terus-menerus (manusia potensial, actual, dan fungsional) 

E.     Filsafat Pendidikan Peningkatan Sumber Daya Manusia 


Manusia adalah makhluk yang memiliki beberapa potensi bawaan. Dari sudut
pandang yang dimiliki itu,manusia dinamai dengan berbagai sebutan. Dilihat dari potensi
inteleknya manusia disebut homo intelectus.manusia juga disebut sebagai homo faber, karena
manusia memiliki kemampuan untuk membuat barang atau peralatan.kemudian manusia pun
disebut sebagai homo sacinss atau homo saciale abima ,karena manusia adalah mahkluk
bermasyarakat.di lain pihak manusia juga memiliki kemampuan merasai, mengerti,
membeda-bedakan,kearifan,kebijaksanaan, dan penetahuan.atas dasar adanya kemampuan
tersebut,manusia disebut homo sapiens . Filsafat pendidikan,seperti dikemukakan oleh Imam
Barnadib (dalam Jalaluddin dan Idi, 2012 : 194 -198) disusun atas dua pendekatan.
Pendekatan pertama bahwa filsafat pendidikan diartikan sebagai aliran yang didasarkan pada
pandangan filosofis tokoh-tokoh tertentu. Sedangkan pandangan ke dua adalah usaha untuk
menemukan jawaban dari pendidikan beserta problem-problem yang ada yang memerlukan
tinjauan filosofis. Dari pendekatan pertama, terkait dengan kualitas potensi manusia, terdapat
tiga aliran filsafat. Pertama,aliran natularisme, yang menyatakan bahwa manusia memiliki
potensi bawaan yang dapat berkembang secara alami, tanpa memerlukan bantuan dari luar.
Secara alami manusia akan bertambah dan berkembang sesuai dengan kodratnya masing-
masing.tokoh aliran ini adalah Jean Jacques Rosseau. Kedua aliran empirisme. Menurut
aliran ini manusia bertumbuh dan berkembang atas bantuan atau karena adanya intervensi
lingkungan.tokoh aliran ini adalah Schopenhauer. Ketiga aliran konfergensi, yang memiliki
pandangan gabungan antara empirisme dan naturalism. Menurut aliran ini,manusia secara
kodrati memang telah dianugrahi potensi yang disebut bakat.namun selanjutnya agar potensi
itu dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik,perlu adanya pengaruh dari luar berupa
tuntunan dan bimbingan melalui pendidikan.tokoh aliran ini adalah Jhon Locke. Ketiga aliran
tersebut kemudian menjadi dasar pemikiran tentang manusia dalam kaitan dengan problema
pendidikan.namun kemudian,Kohnstamm menambahkan faktor kesadaran sebagai faktor ke
empat. Dengan demikian menurutnya selain faktor dasar (natur) dan faktor ajar (empiri),yang
kemudian dikonvergensikan,masih perlunya faktor kesadaran individu. Menurutnya
walaupun manusia memiliki bakat yang baik, kemudian dididik secara baik pula,maka
hasilnya akan menjadi lebih baik bila ada motivasi intrinsik dari peserta didik itu sendiri.
Kohnstamm,melihat bahwa faktor lingkungan belum dapat memberi hasil yang optimal bila
tidak disertai dorongan dari dalam diri peserta didik.pendapat ini dapat dilihat sebagai temuan
yang memperkaya pemikiran tentang manusia dalam kaitannya dengan pendidikan. Keempat
tokoh tersebut telah mengangkat latar belakang potensi manusia.kecuali J.J Rousseau,ketiga
tokoh berikutnya seakan menyatu dalam pendapat bahwa potensi manusia dapat diintervensi
oleh pengaruh lingkungan. Seperti yang dikatakan Imam Barnadib,bahwa filsafat pendidikan
sebagai system dapat dilihat dari dua pendekatan. Pendekatan pertama sebagai pendekatan
filosofis,sebagaiman telah diuraikan terdahulu.dalam pandangan ini terungkap bahwa konsep
pendidikan dalam berbagai aliran itu mengakui bahwa manusia memiliki potensi untuk
dididik. Selanjutnya pendekatan kedua adalah filsafat pendidikan dilihat dari sudut pandang
pendidikan.berdasarkan pendekatan ini,filsafat pendidikan merupakan usaha untuk
menemukan jawaban tentang pendidikan dan problema-problema yang ada yang memerlukan
tinjauan filosofis .dalam pandangan ini,filsafat pendidikan menjadi tumpuan bagi penyesunan
system pendidikan. Menurut Hasan Langgulung,pendidikan dalam hubungannya dengan
individu dan masyrakat,dapat dilihat dari bagaimana garis hubungannya dengan filsafat
pendidikan dan sumberdaya manusia.dari sudut pandang individu, Pendidikan merupakan
usaha untuk mengembangkan potensi individu,sebaliknya dari sudut pandang
kemasyrakatan,pendidikan adalah sebagai pewaris nilai-nilai budaya. Dalam pandangan ini
pendidikan mengemban dua tugas utama, yaitu peningkatan potensi individu, dan pelestarian
nilai-nilai budaya.manusia sebagai mahkluk berbudaya dan hakikatnya adalah pencipta
budaya itu sendiri. Budaya itu kemudian meningkat sejalan dengan peningkatan potensi
manusia pencipta budaya itu. Tingkat perkembangan kebudayaan suatu masyarakat atau
bangsa sangat ditentukan oleh tingkat kualitas sumber daya manusia yang menjadi
pendukung nilai-nilai budaya tersebut.pada masyarakat yang masih memiliki kebudayaan
asli,berbeda dengan masyarakat yang memiliki kebudayaan campuran. Kemajuan peradapan
manusia sebagian besar ditentukan oleh IPTEK.makin tinggi tingkat penguasaan IPTEK,
makin maju pula perdapan suatu bangsa.juga tingkat kualitas sumberdaya manusianya.salah
satu sarana yang paling efektif dalam pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya
anusia adalah pendidikan. Sejalan dengan tujuan tersebut, disusunlah suatu system
pendidikan yang layak dan serasi dengan tujuan pengembangan sumberdaya manusia sebagai
pendukung nilai-nilai budaya bagi peningkatan kemajuan peradapan yang dimiliki. Kemudian
agar system pendidikan tersebut tetap terjaga, diperukan adanya suatu landasan filsafat
pendidikan yang dinilai mengakarpada kepribadian bangsa itu masing-masing.dalam kaitan
ini, terlihat bagaiman kaitan hubungan antara filsafat pendidikan dengan peningkatan kualitas
sumberdaya manusia. Kegiatan manusia untuk mengembangkan potensi dirinya dan
menemukan pengetahuan yang benar adalah sesuatu yang mutlak dilakukan karena manusia
selalu berpikir. Namun setiap manusia berbeda cara berpikirnya untuk menemukan suatu
kebanaran yang hakiki. lewat kegiatan berpikir dan dapat dikembangkan dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini merupakan sember bagi setiap orang atau diri seseorang. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi cara bepikir seseorang maka otomatis
pengembangan potensi yang ada pada diri seseorang semakin tinggi pula, dengan kata lain
peranan ilmu atau filsafat pendidikan terhadap pemgembangan sumber daya manusia sangat
erat kaitannya atau saling ketergantungan. Karena sumber daya manusia yang tinggi
tergantung dari pemikiran-pemikiran atau ilmu pendidikan yang dimiliki manusia. Manusia
mengembangkan pengetahuan, dari pengetahuannya itu muncul daya pikir bagaimana
mengatasi kebutuhan dan kelangsunga hidup. Jadi potensi yang dimiliki seseorang menjadi
penentu kehidupan pada dirinya. Sehingga peranan filsafat pendidikan terhadap
pengembangan sumber daya manusia saling berkaitan satu sama lain. 
BAB III
PENUTUP
1.      Kesimpulan
Manusia adalah hewan yang berakal sehat, yang mengeluarkan pendapatnya, yang
berbicara berdasarkan akal pikirannya (the animal that reasons). Manusia adalah hewan yang
berpolitik (zoo politicon, political animal), hewan yang berfamili dan bermasyarakat
mempunyai kampung halaman dan negara.
Dua cabang ilmu pendidikan, yaitu filsafat pendidikan dan sistem atau teori
pendidikan dan hubungan antara keduanya adalah bahwa yang satu suplemen terhadap yang
lain dan keduanya diperlukan oleh setiap guru sebagai pendidik dan bukan hanya sebagai
pengajar bidang studi tertentu.
Manusia merupakan subyek pendidikan dan sebagai objek pendidikan, karena itu
sikap untuk dididik dan siap untuk mendidik dimilikinya. Berhasil tidakya suatu usaha atau
kegiatan banyak tergantung pada jelas tidak adanya tujuan. Maka pendidikan di indonesia
mempunyai tujuan pendidikan yang berlandaskan pada filsafat hidup bangsa indonesia, yaitu
pancasila yang menjadi pokok dalam pendidikan, melalui usaha-usaha pendidikan, dalam
keluarga masyarakat, sekolah dan perguruan tinggi.

[1] Endang Saifudin Anshari. 1982. Hal: 5


2 Mohammad Noor Syam. 1984. Cet ke-2 Hal: 160-161
3 Dr. Jalaluddin dan Drs. Abdullah Idi. 1997. Hal: 112
 4  Drs. Prasetya. 2002. Cet ke3 Hal: 146-154
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook
on 8:12:00 PM by Ayo Belajar | Leave a comment 
Newer Post Older Post Home

Anda mungkin juga menyukai