Anda di halaman 1dari 5

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP 2022 - 2023

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : MANAJEMEN MUTU

Dosen Pengampu : Dr.Tri Hartiti,SKM,MKep

Disusun Oleh :

Alfi Prahastuti
G4A022027

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN FAKULTAS


ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2023
PETUNJUK : JAWABLAH DENGAN SINGKAT TEPAT DAN JELAS
SOAL :
1. Apa yang anda ketahui dengan Manajemen mutu, mengapa perlu
diterapkan dan menurut anda apakah yang harus dilakukan dalam
mencapai mutu
2. Pada unsur garansi, jelaskan bagaimanakah menurut anda garansi
pelayanan keperawatan yang dapat kita berikan kepada pasien kita
3. Jelaskan yang anda ketahui tentang standar akreditasi internasional untuk
Rumah sakit
4. Menurut anda bagaimanakah cara mengetahui bahwa manajemen yang
kita terapkan sudah bermutu

JAWABAN :

1. Manajemen Mutu dapat didefinisikan sebagai sistem dimana organisasi bertujuan


untuk mengurangi dan pada akhirnya menghilangkan spesifikasi, standar, dan harapan
pelanggan yang tidak sesuai dengan cara yang paling efektif dan efisien. Definisi lain
mengatakan bahwa Manajemen Mutu merupakan sistem manajemen yang
mengedepankan kualitas sebagai strategi bisnis dan berorientasi pada kepuasan
pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi dan merupakan sistem
manajemen yang berfokus pada pada orang / karyawan.

Apa Tujuan Sistem Manajemen Mutu?

 Menetapkan visi untuk karyawan.


 Menetapkan standar bagi karyawan.
 Membangun motivasi dalam perusahaan.
 Menetapkan tujuan untuk karyawan.
 Membantu melawan resistensi terhadap perubahan dalam organisasi.
 Membantu mengarahkan budaya perusahaan.

Manajemen Mutu adalah tindakan mengawasi semua kegiatan dan tugas-tugas yang
diperlukan untuk mempertahankan tingkat mutu yang diinginkan. Ini termasuk penentuan
kebijakan mutu, menciptakan dan menerapkan perencanaan mutu dan jaminan, dan kontrol
kualitas dan peningkatan kualitas. Hal ini juga disebut sebagai Total Management Quality
(TQM). Manajemen Mutu merupakan filosofi bisnis bahwa keberhasilan jangka panjang
perusahaan berasal dari kepuasan pelanggan. Mensyaratkan bahwa semua pemangku
kepentingan dalam bisnis bekerja sama untuk meningkatkan proses, produk, layanan dan
budaya perusahaan itu sendiri. Manajemen Mutu merupakan gabungan semua fungsi
manajemen, seluruh bagian dari suatu perusahaan dan semua orang ke dalam filosofi holistik
yang dibangun atas dasar konsep kualitas, kerjasama, kinerja, dan kepuasan pelanggan.

Komponen Utama Manejemen Mutu

 Pengendalian Mutu.
 Jaminan Mutu.
 Perbaikan mutu.

Manajemen Mutu tidak hanya fokus pada mutu produk namun juga cara untuk mencapainya,
yakni dengan menggunakan pengendalian dan jaminan terhadap proses produk untuk
mencapai mutu secara lebih konsisten. Manajemen Mutu merupakan fenomena mutakhir dari
kemajuan kebudayaan yang mendukung seni dan kerajinan yang membolehkan pembeli
memilih barang dengan standar mutu yang lebih tinggi dibandingkan dengan barang normal
didalam masyarakat yang menghargai seni dan kerajinan. Contoh salah satu tugas dari sang
pemilik adalah mengepalai bengkel seni, serta melatih dan mengawasi pegawai dan pemagang.
Sang pemilik menetapkan suatu standar, menilai pekerjaan pegawai dan memerintahkan
pengerjaan ulang maupun perbaikan yang diperlukan. Pekerjaan seperti ini memiliki
keterbatasan yaitu hanya mampu menghasilkan sedikit produk, namun dipihak lain memiliki
keunggulan yaitu setiap produk dapat dibuat secara sesuai dengan keinginan pemesan.
Pendekatan pekerjaan kerajinan terhadap mutu merupakan gagasan utama saat pembentukan
awal Manajemen Mutu sebagai bagian dari ilmu manajemen.

2. Kualitas pelayanan kesehatan sebenarnya menunjukkan kepada


penampilan (performance) dari pelayanan kesehatan. Secara umum
disebutkan bahwa makin sempurna penampilan pelayanan kesehatan, makin
sempurna pula kualitasnya. Penampilan merupakan keluaran (output)
dipengaruhi oleh a) proses (proces) meliputi tindakan medis dan non-medis
sesuai dengan standar (standar of cunduct), b) masukan (input) yang meliputi
tenaga, dana, sarana serta c) lingkungan (environment) meliputi kebijakan,
organisasi dan manajemen.
Kepuasan konsumen dalam hal ini pasien penting karena konsumen yang
puas akan menjaga hubungannya dengan provider. Sedangkan Strasser dan
Davies, menyatakan bahwa konsumen memainkan peran yang besar
sebagai evaluator mutu atau kualitas, maka keberhasilan organisasi di masa
depan akan tergantung pada derajat kepuasan konsumen.
Kepuasan konsumen dapat diartikan sebagai sikap konsumen, yakni
berapa derajat kesukaan atau ketidaksukaannya terhadap pelayanan yang
pernah dirasakan. Oleh karena itu perilaku konsumen dapat juga sebagai
model perilaku pembeli, sedangkan kepuasan dan kesetiaan (loyalitas)
pasien sebagai pengguna pelayanan adalah unsur pokok diantara kepuasan
dan kesetiaan lainnya.
Dengan kata lain unsur garansi pelayanan keperawatan bergantung dari kualitas
pelayanan yang telah di berikan oleh pemberi pelayanan. Dan tolak ukur dari kualitas
pelayanan di dapat dari kepuasan konsumen yang menerima kualitas pelayanan
tersebut, sedangkan kepuasan pasien tergantung dari perilaku konsumen tersebut.

3. Akreditasi JCI merupakan salah satu elemen penting bagi rumah sakit, karena dapat
menjadi bukti atas kualitas layanan yang diberikan kepada pasien. Joint Commission
International (JCI) merupakan lembaga akreditasi unggulan berskala internasional yang
ditujukan untuk sektor pelayanan kesehatan berskala Internasional. Lembaga ini telah
berdiri sejak tahun 1951 dan memiliki standar akreditasi yang telah diakui sejak tahun
1994.

Selain itu, akreditasi JCI juga berhasil menciptakan standar kualitas pelayanan kesehatan
yang seragam di lebih dari 100 negara, tersebar mulai dari Eropa, Asia, Afrika, Amerika
Selatan, hingga Timur Tengah. Maka dari itu, tidak mengherankan jika rumah sakit yang
telah memenuhi syarat akreditasi JCI biasanya dibanjiri oleh calon pasien, karena
memang kualitas layanannya telah diakui secara internasional.

Akan tetapi, belum semua rumah sakit atau klinik mengenal akreditasi JCI untuk rumah
sakit. Bahkan menurut laporan Bisnis.com pada tahun 2019 yang lalu menyebutkan, baru
sekitar 36 rumah sakit di Indonesia yang lolos akreditasi internasional, termasuk
akreditasi JCI.

4. Mengukur mutu pelayanan kesehatan baik di tingkat primer seperti Puskesmas dan
tingkat lanjut seperti rumah sakit memerlukan indikator mutu yang jelas. Namun
menyusun indikator yang tepat tidaklah mudah. Kita perlu mempelajari pengalaman
berbagai institusi yang telah  berhasil menyusun indikator mutu pelayanan kesehatan
yang kemudian dapat digunakan secara efektif mengukur mutu dan meningkatkan
mutu.
Salah satu pengalaman tersebut dapat dipelajari dari program : Performance
Assessment Tool  for Quality Improvement in Hospital (PATH) dengan langkah-langkah
sebagai berikut (WHO, 2006):
1. Menyusun model konseptual: identifikasi dimensi dan sub-dimensi dan bagaimana
hubungan antaranya satu sama lain
2. Melakukan penapisan awal indikator kinerja yang ada dan critical review 
3. Menetapkan indikator komplementer untuk mengisi area-area yang belum
ditunjang oleh indikator awal berdasarkan literatur ilmiah
4. Melakukan pemilihan awal indikator berdasarkan expert opinion dan bukti-bukti
awal
5. Melakukan penelitian yang ekstensif untuk mendapatkan literatur mengenai angka
prevalensi, bukti pendukung, reliabitas dan validitas, survey pada negara yang
berpartisipasi
6. Melakukan pemilihan akhir berdasarkan pakar, berdasarkan informasi yang didapatkan
pada langkah 5, menggunakan nominal group tehnic (NGT)

Anda mungkin juga menyukai