Ujian Tengah Semester Genap Manajemen Mutu Bu Titi 2022
Ujian Tengah Semester Genap Manajemen Mutu Bu Titi 2022
Disusun Oleh :
Alfi Prahastuti
G4A022027
JAWABAN :
Manajemen Mutu adalah tindakan mengawasi semua kegiatan dan tugas-tugas yang
diperlukan untuk mempertahankan tingkat mutu yang diinginkan. Ini termasuk penentuan
kebijakan mutu, menciptakan dan menerapkan perencanaan mutu dan jaminan, dan kontrol
kualitas dan peningkatan kualitas. Hal ini juga disebut sebagai Total Management Quality
(TQM). Manajemen Mutu merupakan filosofi bisnis bahwa keberhasilan jangka panjang
perusahaan berasal dari kepuasan pelanggan. Mensyaratkan bahwa semua pemangku
kepentingan dalam bisnis bekerja sama untuk meningkatkan proses, produk, layanan dan
budaya perusahaan itu sendiri. Manajemen Mutu merupakan gabungan semua fungsi
manajemen, seluruh bagian dari suatu perusahaan dan semua orang ke dalam filosofi holistik
yang dibangun atas dasar konsep kualitas, kerjasama, kinerja, dan kepuasan pelanggan.
Pengendalian Mutu.
Jaminan Mutu.
Perbaikan mutu.
Manajemen Mutu tidak hanya fokus pada mutu produk namun juga cara untuk mencapainya,
yakni dengan menggunakan pengendalian dan jaminan terhadap proses produk untuk
mencapai mutu secara lebih konsisten. Manajemen Mutu merupakan fenomena mutakhir dari
kemajuan kebudayaan yang mendukung seni dan kerajinan yang membolehkan pembeli
memilih barang dengan standar mutu yang lebih tinggi dibandingkan dengan barang normal
didalam masyarakat yang menghargai seni dan kerajinan. Contoh salah satu tugas dari sang
pemilik adalah mengepalai bengkel seni, serta melatih dan mengawasi pegawai dan pemagang.
Sang pemilik menetapkan suatu standar, menilai pekerjaan pegawai dan memerintahkan
pengerjaan ulang maupun perbaikan yang diperlukan. Pekerjaan seperti ini memiliki
keterbatasan yaitu hanya mampu menghasilkan sedikit produk, namun dipihak lain memiliki
keunggulan yaitu setiap produk dapat dibuat secara sesuai dengan keinginan pemesan.
Pendekatan pekerjaan kerajinan terhadap mutu merupakan gagasan utama saat pembentukan
awal Manajemen Mutu sebagai bagian dari ilmu manajemen.
3. Akreditasi JCI merupakan salah satu elemen penting bagi rumah sakit, karena dapat
menjadi bukti atas kualitas layanan yang diberikan kepada pasien. Joint Commission
International (JCI) merupakan lembaga akreditasi unggulan berskala internasional yang
ditujukan untuk sektor pelayanan kesehatan berskala Internasional. Lembaga ini telah
berdiri sejak tahun 1951 dan memiliki standar akreditasi yang telah diakui sejak tahun
1994.
Selain itu, akreditasi JCI juga berhasil menciptakan standar kualitas pelayanan kesehatan
yang seragam di lebih dari 100 negara, tersebar mulai dari Eropa, Asia, Afrika, Amerika
Selatan, hingga Timur Tengah. Maka dari itu, tidak mengherankan jika rumah sakit yang
telah memenuhi syarat akreditasi JCI biasanya dibanjiri oleh calon pasien, karena
memang kualitas layanannya telah diakui secara internasional.
Akan tetapi, belum semua rumah sakit atau klinik mengenal akreditasi JCI untuk rumah
sakit. Bahkan menurut laporan Bisnis.com pada tahun 2019 yang lalu menyebutkan, baru
sekitar 36 rumah sakit di Indonesia yang lolos akreditasi internasional, termasuk
akreditasi JCI.
4. Mengukur mutu pelayanan kesehatan baik di tingkat primer seperti Puskesmas dan
tingkat lanjut seperti rumah sakit memerlukan indikator mutu yang jelas. Namun
menyusun indikator yang tepat tidaklah mudah. Kita perlu mempelajari pengalaman
berbagai institusi yang telah berhasil menyusun indikator mutu pelayanan kesehatan
yang kemudian dapat digunakan secara efektif mengukur mutu dan meningkatkan
mutu.
Salah satu pengalaman tersebut dapat dipelajari dari program : Performance
Assessment Tool for Quality Improvement in Hospital (PATH) dengan langkah-langkah
sebagai berikut (WHO, 2006):
1. Menyusun model konseptual: identifikasi dimensi dan sub-dimensi dan bagaimana
hubungan antaranya satu sama lain
2. Melakukan penapisan awal indikator kinerja yang ada dan critical review
3. Menetapkan indikator komplementer untuk mengisi area-area yang belum
ditunjang oleh indikator awal berdasarkan literatur ilmiah
4. Melakukan pemilihan awal indikator berdasarkan expert opinion dan bukti-bukti
awal
5. Melakukan penelitian yang ekstensif untuk mendapatkan literatur mengenai angka
prevalensi, bukti pendukung, reliabitas dan validitas, survey pada negara yang
berpartisipasi
6. Melakukan pemilihan akhir berdasarkan pakar, berdasarkan informasi yang didapatkan
pada langkah 5, menggunakan nominal group tehnic (NGT)